Anda di halaman 1dari 45

Fitoterapi Diabetes Mellitus

Oleh : Andhika Jaya Saputra (1213015018) Desry Alfahryan (0913015018) Magfirah (0913015046) Retri Atika Suci Pratiwi (1213015003) Rizki Duratul Hikma Sambiri (1213015005)

Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu sekelompok gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia dan abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hal ini terjadi karena kelainan sekresi insulin, sensitivitas insulin atau keduanya .

Klasifikasi

Klasifikasi DM

Lanjt.

Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Diabetes tipe 1 tersebut sangat lazim terjadi pada anak remaja tetapi kadang kadang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang non-obesitas dan mereka berusia lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali.

Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan suatu kelompok heterogen yang terdiri dari bentuk diabetes yang lebih ringan yang terutama terjadi pada orang dewasa tetapi kadang kadang juga terjadi pada remaja. Sirkulasi insulin endogen cukup untuk mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut sering dalam kadar kurang dari normal atau secara relative tidak mencukupi karena kurang pekanya jaringan.

Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional atau GDM didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang tampak pertama kali selama kehamilan. GDM terdapat pada setidaknya 7% dari seluruh kehamilan.

GDM Lanjt.

Diabetes Cacat Genetik


MODY ditandai dengan gangguan sekresi insulin dengan resistensi minimal terhadap insulin atau tidak. Pasien biasanya menunjukkan hiperglikemia ringan pada usia dini. Penyakit ini diwariskan dalam pola dominan autosomal dominan dengan setidaknya terdapat enam lokus berbeda yang teridentifikasi.

Gejala Diabetes Mellitus

Gejala

Diagnosis

Kriteria Diagnosis
Homeostasis glukosa yang normal diatur secara ketat oleh tiga proses yang saling berhubungan, yaitu: produksi glukosa dalam hati, pengambilan serta penggunaan glukosa oleh jaringan perifer (utamanya otot skeletal) dan kerja insulin serta hormon hormon kontraregulatornya yang meliputi hormon glukagon. Kadar glukosa darah dalam keadaan normal dipertahankan dalam kisaran yang sangat sempit, biasanya 70 hingga 120 mg/dL. Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan dengan terjadinya kenaikan kadar darah yang ditentukan oleh salah satu dari tiga kriteria yang ada.

Lanjt.

Lanjt.

Komplikasi

Komplikasi

Komplikasi Metabolik
Ketoasidosis diabetik Hampir selalu terjadi pada diabetes tipe 1 akibat defisiensi insulin berat dan peningkatan absolute atau relative kadar glukagon, yaitu: pelepasan asam asam lemak bebas yang berlebihan dari jaringan adipose dan oksidasi hepatik akan menghasilkan badan keton. Ketonemia dan ketonuria dengan dehidrasi dapat menimbulkan ketoasidosis metabolik sistemik yang bisa membawa kematian. Koma hiperosmoler nonketonik Biasanya terjadi pada diabetes tipe 2 dalam keadaan dehidrasi berat (karena dieresis hiperglikemik yang terus menerus) dan ketidakmampuan untuk minum air.

Komplikasi Jangka Panjang


Penyakit Makrovaskuler
Infark miokard Sroke Gangrene pada ekstremitas bawah

Penyakit Mikrovaskuler

Retinopati diabetik Nefropati diabetik Neuropati diabetik

Komplikasi Lanjutan
Pankreas
Pengurangan jumlah serta besar pulau pulau Langerhans

Mikroangiopati diabetik

Komplikasi okular diabetik

Insulitis
Degranulasi sel-
Fibrosis pulau pulau Langerhans dengan pengendapan amilod ekstrasel

Penebalan difus membrane basalis

Retinopati nonproliferatif

Retinopati proliferatif

Terapi Konvensional

Terapi Konvensional

Non Farmakologik

Diet - Nonfarmakologik

Nutrisi Diet yang Direkomendasikan

Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.

Farmakologik

Obat Antidiabetika
Insulin Insulin merupapakan hormone anabolik dan antikatabolik. Insulin ini memainkan peran utama dalam metabolisme protein, karbohidrat dan lemak Obat Hipoglikemik Oral (OHO) - Sulfonil urea - Biguanida - Tiazolidindion - Inhibitor alfa glukosidase - Metilglinida dan turunan fenilalanin

OHO
Golongan Sulfonilurea Contoh senyawa Glibenklamid Glipizida Glimepirida Mekanisme Kerja Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel pankreasnya masih berfungsi

Meglitinida
Turunan fenilalanin Biguanida

Repaglinida
Nateglinida Metformin

Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas


Meningkatkan kecepatan sekresi insulin oleh pankreas Bekerja langsung pada hepar, menurunkan produksi glukosa hati. Tidak merangsangg sekresi insulin oleh kelenjar pankreas

Tiazolidindion

Rosiglitazone Troglitazone

Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin


Menghambat kerja enzim pencernaan yang mencerna karbohidrat sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah

Inhibitor - Acarbose glukosidase Miglitol

Algoritma Pengobatan

Fitoterapi

Lidah Buaya
Lidah buaya mengandung kromium yang berperan untuk mengobati diabetes. Kromium yang saat dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus akan menuju ke jaringan adipose dan otot lurik yang akan mengaktifkan fosforilasi Akt yang ada di jaringan adipose dan otot lurik. Fosforilasi Akt akan merangsang sekresi insulin secara paten sehingga glukosa dapat masuk kedalam sel pancreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membrane yang spesifik (glukosa transporter 2) sedangkan glukosa masuk ke membran plasma melalui glukosa transporter 4 yang juga dapat merangsang sekresi insulin. Karena adanya sekresi insulin maka produksi insulin meningkat secara otomatis produksi glukosa oleh hati menurun dan glukosa darah juga menurun.

Kunyit
Kemampuan untuk mencegah diabetes ini disebabkan kemampuan curcumin yang dapat menjaga kesehatan fungsi sel beta dan menaikkan kadar adiponectin. Sel beta yaitu suatu sel di pancreas dibutuhkan untuk menyimpan dan melepaskan insulin, adiponectin merupakan protein bertindak sebagai hormone dengan sifat antiperadangan dan merupakan zat penstimulus sekresi insulin zat anti peradangan inilah faktor kunci dalam khasiat kurkumin sebagai antidiabetes karena diduga dapat melindungi sel beta, mencegah degradasi sel tersebut.

Sambiloto
Kandungan senyawa yang berperan yaitu flavonoid dan andrografolida. Berdasarkan penelitian, senyawa andrografolida berkhasiat sebagai antidiabetes. Mekanisme kerjanya dengan meningkatkan kadar betaendrofin dalam plasma. Betaendrosfin merupakan neurotransmitter yang berefek analgesic atau pereda rasa sakit dan antipiretik atau penenang. Khasiatnya dapat mengurangi tekanan psikis pada pasien. Kondisi stress dapat mengacaukan metabolisme tubuh sehingga pasien sulit mengendalikan kadar gula darah. Andrografolida juga bermanfaat untuk menurunkan akfitas pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non-karbohidrat seperti piruvat dan laktat. Dengan demikian kadar gula darah dapat dikendalikan.

Kedelai
Kandungan isoflavon berupa genistein dapat menghambat -glukosidase yang berperan pada beberapa kelainan metabolik seperti DM. Serat dapat mempengaruhi kadar glukosa darah karena memperlambat absorbsi glukosa sehingga mempengaruhi penurunan glukosa.

Manggis
Kulit buah manggis memiliki kandungan zat xanthone, zat ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang berlebih karena memiliki sifat hipoglikemik sekaligus menyeimbangkan kadar gula dalam darah. Di dalam zat xanthone juga terdapat kandungan antioksidan yang sangat, zat ini mampu menteralkan radikal bebas yang ada dalam tubuh, radikal bebas adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pankreas dalam menghasilkan insulin.

Sirsak
Ekstrak daun sirsak dengan adanya kandungan sepereti fruktosa, lemak, proein, kalsium, pospor, besi, vitamin A dan B, kemudian senyawa tannin, fitosterol dan alkaloida yang bersifat hipoglikemik yaitu mampu mengurangi dan menjaga kadar gula dalam darah pada batasan normal pada kisaran 70mg/dl hingga 120mg/dl. Tanin membentuk komplek dengan protein di jonjot-jonjot usus sehingga menghambat absorbsi glukosa dan lemak.

Mahkota Dewa
Efek hipoglikemi daging buah mahkota dewa tidak terlepas dari senyawa kimia aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu flavonoid, alkaloid, dan saponin. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportrasi glukosa di dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis gluksoa dengan menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6bifosfatase serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain karbohidrat.

Mengkudu
Mengkudu mengandung Beta Sitosterol yang merupakan komponen dari antioksidan dan berfungsi sebagai pencegah terjadinya diabetes. Pada penderita diabetes tipe 2 penelitian menunjukkan bahwa Beta Sitosterol mampu membantu dalam menormalkan kadar insulin dan juga kadar gula darah sang penderita. Beta Sitosterol menormalkan dengan cara menginduksi sekresi insulin tanpa adanya stimulasi terhadap kadar glukosa. Sekresi demikian menghambat enzim Glucose 6 Phosphatase.

Pare
Tanaman pare mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah. Charantin dan polypeptide-P di dalam pare merangsang sel beta pankreas mengeluarkan insulin.

Buncis
Para peneliti menemukan bahwa kacang buncis mengandung zat B-sitosterol dan stigmasterol yang dapat meningkatkan produksi insulin yang dapat menurunkan kadar gula darah. Buncis sangat aman untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup besar, bahkan dengan mekanisme peningkatan kadar insulin, buncis dapat mengurangi risiko hipoglikemik yang diakibatkan penurunan drastis kadar glukosa.

Labu Kuning
Labu kuning bekerja dalam menurunkan gula darah dengan cara mempercepat keluarnya glukosa dari sirkulasi dengan cara mempercepat peredaran darah dan dengan cara mempercepat filtrasi dan ekskresi ginjal sehingga produksi urin meningkat, laju ekskresi glukosa melalui ginjal meningkat sehingga kadar glukosa dalam darah menurun

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai