Oleh kelompok 2:
1. Dwi Pujiastuti
2. Hesty Wahyu Damayanti
3. Iklila Zahra
4. Novy’atul Maratussholihah
5. Tatik Lestari
6. Ulfa Ni’ammah
Pengertian Diabetes Melitus
Didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolism kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufiensi fungsi insulin.
Insufiensi fungsi insulin oleh sel-sel beta Lagherhans kelenjar pancreas atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Klasifikasi Diabetes Melitus
1. Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
Biasanya mengarah ke defisiensi insulin absolut yang disebabkan oleh kerusakan pada sel
β pancreas.
2. Non – Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
Disebabkan oleh resistensi insulin yang menyebabkan kerusakan progesif pada sekresi
hormone insulin.
3. Diabetes Melitus Gestasional
Terdiagnosa pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan biasanya tidak permanen.
Setelah melahirkan akan kembali ke keadaan normal
4. Diabetes mellitus tipe lain
Seperti diabetes neonatal, adanya penyakit cystic fibrosis, pengaruh obat atau pasca
tramsplantasi (ADA, 2016)
PATOFISIOLOGI
Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari 5-10% dari
keseluruhan populasi penderita diabetes
Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya Penderita DM Tipe 2
mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya berusia di atas 45 tahun
Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara
atau temporer
Diabetes tipe lain
Adanya kelainan genetic spesifik pada proses sekresi atau mekanisme kerja insulin, kelainan metabolic yang
mengakibatkan gagalnya sekresi insulin, kelainan mitokondria dan adanya kegagalan toleransi glukosa Impaired
Glucose Tolerance (IGT).
Faktor penyebab diabetes mellitus (DM)
Riwayat Diabetes dalam keluarga
Diabetes Gestasional
Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg
Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome) IFG (Impaired fasting Glucose)
atau IGT (Impaired glucose tolerance)
Glipizida Mempunyai masa kerja yang lebih lama dibandingkan dengan glibenklamid tetapi
lebih pendek dari pada klorpropamid. Kekuatan hipoglikemiknya jauh lebih besar
Contoh Sediaan: dibandingkan dengan tolbutamida.
- Aldiab (Merck) Mempunyai efek menekan produksi glukosa hati dan meningkatkan jumlah reseptor
- Glucotrol (Pfizer) insulin. Glipizida diabsorpsi lengkap sesudah pemberian per oral dan dengan cepat
- Glyzid (Sunthi Sepuri) dimetabolisme dalam hati menjadi metabolit yang tidak aktif
- Minidiab (Kalbe Farma)
- Glucotrol
Lanjutan..
Glikazida Mempunyai efek hipoglikemik sedang
Contoh Sediaan: sehingga tidak begitu sering menyebabkan
Diamicron (Darya Varia) efek hipoglikemik. Mempunyai efek anti
Glibet (Dankos) agregasi trombosit yang lebih poten. Dapat
Glicab (Tempo Scan Pacific) diberikan pada penderita gangguan fungsi
Glidabet (Kalbe Farma) hati dan ginjal yang ringan (Soegondo,
1995b).
Glimepirida Memiliki waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga
Contoh Sediaan: umum
Amary diberikan dengan cara pemberian dosis
tunggal. Untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu pasien usia lanjut, pasien
dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat dapat diberikan
obat ini. Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang
menimbulkan efek hipoglikemik pada awal pengobatan (Soegondo, 1995b)
Glikuidon Mempunyai efek hipoglikemik sedang dan jarang menimbulkan serangan
hipoglikemik. Karena hampir seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, maka
Contoh Sediaan: dapat diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal yang agak berat
- Glurenorm (Boehringer Ingelheim) (Soegondo, 1995b).
Golongan Meglitinida dan Turunan
Fenilalanin
Obat-obat hipoglikemik oral golongan glinida ini merupakan obat
hipoglikemik generasi baru yang cara kerjanya mirip dengan golongan
sulfonilurea. Kedua golongan senyawa hipoglikemik oral ini bekerja
meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Umumnya
senyawa obat hipoglikemik golongan meglitinida dan turunan fenilalanin ini
dipakai dalam bentuk kombinasi dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya.
ANTIDIABETIK ORAL GOLONGAN MEGLITINIDA DAN TURUNAN FENILALANIN
1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara
bertahap.
2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-obat
tersebut.
3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk
beralih pada insulin.
5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu
sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada
penderita lanjut usia.
6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.
Penatalaksanaan DM dengan obat dapat menimbulkan
masalah masalah terkait obat yang dialami oleh penderita
antara lain:
Adanya indikasi penyakit yang tidak tertangani
Pemberian obat tanpa indikasi
Pemilihan obat tidak tepat/salah obat
Dosis obat sub terapeutik
Dosis obat berlebih (over dosis)
Efek obat yang tidak dikehendaki (adverse drug reactions)
Interaksi obat
Penderita gagal menerima obat
Terima kasih