Anda di halaman 1dari 2

Date: 2020-02-07

PLAGIARISM SCAN REPORT

% % 635 5383
Plagiarised Unique Words Characters

Exclude Url : None

Content Checked For Plagiarism


1.1. Latar Belakang Berdasarkan data WHO pada tahun 2009, prevalensi global dari peningkatan kadar kolesterol total pada orang dewasa
(? 5.0 mmol/l) adalah 39% (37% Pria dan 40% Wanita) (WHO, 2009). Secara global penyebab terbanyak ketiga terhadap penyakit jantung
iskemik adalah kolesterol tinggi (Wignjosoesastro, 2014). Secara keseluruhan, kolesterol tinggi diperkirakan menyebabkan 2,6 juta
kematian (dari total 4,5%) dan menjadi penyebab utama penyakit jantung iskemik dan stroke di negara berkembang dan negara maju. Data
WHO pada tahun 2011 menunjukkan sebesar 35,1 % penduduk Indonesia mengalami peningkatan kadar kolesterol darah (WHO, 2011).
Menurut pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI tahun 2013, terdapat sekitar 36 juta penduduk atau sekitar 18% dari penduduk
Indonesia yang menderita hiperkolesterolemia. Prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25 ? 34 tahun adalah 9,3% dan
meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55 ? 64 tahun (Kemenkes, 2013). Besarnya penduduk
yang menderita hiperkolesterolemia menyebabkan banyak masyarakat yang menginginkan penurunan kadar kolesterol melalui pengobatan
di dokter. Pengobatan hiperkolesterol dilakukan dengan mengonsumsi obat antikolesterol, yaitu simvastatin dan atorvastatin apabila kadar
kolesterol total dalam darah melebihi kadar normal kolesterol (Katzung and Betram, 2012). Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar di
bentuk oleh tubuh sendiri terutama dalam hati. Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, diantaranya adalah untuk pembentuk
hormon seperti hormon estrogen dan progesteron serta sebagai pembentuk asam empedu dan garam empedu. Walaupun kolesterol ini
penting untuk pembentuk hormon dan garam empedu, namun jika kadarnya berlebihan di dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit-
penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolik lainnya (Murray, 2009). Salah satu penyakit metabolik yang disebabkan oleh kolesterol
adalah hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol total dalam darah meningkat (>200 mg/dl) dan
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan pada sistim kardiovaskular (Jempormase et al, 2016). Hiperkolesterolemia terjadi
karena gangguan metabolisme lemak yang dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang disebabkan oleh defisiensi enzim
lipoprotein, lipase, defisiensi reseptor Low density Lipoprotein (LDL) atau bisa juga disebabkan oleh ketidaknormalan genetika (Murray,
2009). Simvastatin dan atorvastatin adalah agen anti hiperlipidemia yang banyak digunakan di seluruh dunia untuk pengobatan kolesterol
dan meminimalkan tingkat keparahan pada penyakit jantung kronis (Scandinavian Simvastatin Survival Study Group, 1994). Berdasarkan
laporan IMS (Institute for Healthcare Informatics) pada tahun 2010, disimpulkan bahwa simvastatin menempati peringkat kedua sebagai
obat yang banyak diresepkan di seluruh dunia (94,1 juta resep). Pemberian obat ini harus diberikan dengan resep dokter karena termasuk
golongan obat keras dan dapat diperoleh dari pusat pelayanan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah puskesmas. Selain
penggunaan obat, faktor yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah ialah mengurangi makanan yang mengandung kadar kolesterol
tinggi, banyak mengkonsumsi sayur-mayur, buah-buahan, dan makanan yang mengandung asam lemak esensial yaitu minyak ikan (oleum
iecoris), minyak kacang tanah, minyak kedelai, dan minyak jagung (Tirtawinata, 1996). Oleum iecoris mengandung omega 3 yang
bermanfaat mengurangi kadar trigliserida dalam darah dan memelihara kesehatan jantung. Minyak ini dapat diperoleh dari ikan dan
dikonsumsi secara langsung atau dalam bentuk suplemen. Asam lemak omega-3 yang dihasilkan dari oleum iecoris terdiri dalam bentuk
EPA (Eicosa Pentanoic Acid) dan DHA (Docosa Hexanoic Acid) yang bermanfaat untuk menurunkan hipertensi, hiperkolesterol,
aterosklerosis, dan arthritis (Sukarsa, 2014). Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang pemberian
suplemen Oleum Iecoris pada penderita hiperkolesterolemia yang diberikan penggobatan simvastatin dan atorvastatin terhadap pasien
hiperkolesterol di puskesmas Kebonsari sehingga dapat diketahui apakah suplemen oleum iecoris yang dikombinasi dengan obat
antikolesterol berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kolesterol. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana suplemen oleum iecoris
dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total pada pasien di puskesmas Kebonsari? 2. Bagaimana perbedaan penurunan kadar
kolesterol pasien dengan atau tanpa pemberian suplemen oleum iecoris pada pasien hiperkolesterol di puskesmas Kebonsari? 1.3. Tujuan
Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana suplemen oleum iecoris dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total pada pasien di
puskesmas Kebonsari. 2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan penurunan kadar kolesterol pasien dengan atau tanpa pemberian
suplemen oleum iecoris pada pasien hiperkolesterol di puskesmas Kebonsari. 1.4. Manfaat Penelitian Bagi peneliti: 1. Diharapkan dapat
menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah ke dalam lingkungan kerja. 2. Sebagai sarana menambah
pengetahuan dan wawasan lebih lanjut tentang penggunaan obat antihiperkolesterol di pelayanan kesehatan. 3. Sebagai acuan untuk
penelitian lebih lanjut tentang hiperkolesterol.

Anda mungkin juga menyukai