DIABETES MELITUS Berasal dari bahasa latin yaitu : Diabetes : Penerusan Melitus : Manis madu.
Diabetes melitus adalah suatu keadaan defisiensi insulin relatif atau absolut PANKREAS Pankreas adalah suatu organ lonjong dengan panjang sekitar 15 cm, yang terletak di belakang lambung dan sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari 98% sel-sel dengan sekresi ekstern, yang memproduksi enzim-enzim pencernaan (pankreatin) yang disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel (pulau Langerhans) dengan sekresi intern, yaitu hormon insulin dan glukagon yang disalurkan langsung ke aliran darah. Sel alpha memproduksi hormon glukagon, sedangkan insulin dihasilkan oleh sel beta pulau Langerhans.
INSULIN Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfida. Insulin disintesis oleh sel- pulau Langerhans dari pro-insulin yang mengalami pemisahan proteolitik untuk membentuk insulin dan peptida-C.
MEKANISME INSULIN TIPE-TIPE DIABETES Diabetes Tipe I (IDDM/ tergantung insulin) Seseorang dikatakan Diabetes tipe I, jika tubuh perlu pasokan insulin dari luar. Hal ini disebabkan karena sel-sel beta dari pulau- pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pancreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.
Diabetes Tipe II (NIDDM/ tidak tergantung insulin) Diabetes tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadi gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Biasanya orang yang terkena penyakit diabetes tipe ini yaitu orang dewasa.
Gejala Gejala Diabetes
SERING HAUS SERING BUANG AIR KECIL
TERUS MENERUS LAPAR BERAT BADAN TURUN KADAR GULA DALAM URINE DAN DARAH TINGGI
Komplikasi Diabetes Melitus
Pengobatan Diabetes Melitus Terapi Non Farmakologis
Latihan Jasmani Pemeliharaan Kaki Perencanaan Makan Pengobatan Diabetes Melitus Terapi Farmakologis 1. Sulfonilurea a. Tolbutamid : (Rastinon) b. Klorpropamida (Diabenese) c. Glikazida (Diamicron) d. Glibenklamida ( Daoonil. Euglucon) e. Glipizida (Minidiab, Glibinese) f. Gliklidon (Glurenorm)
Pengobatan Diabetes Melitus 2. Meglitinides 3. Biguanid a. Metformin (Glucophage, Diabex) 4. Thiazolidindion 5. Alpha-glucosidase inhibitor a. Akarbose (Glucobay) b. Miglitol (Diastabol
Pengobatan Diabetes Melitus
INSULIN 1.Insulin kerja singkat (sort acting) 2. Insulin kerja sedang (medium acting) 3. Insulin kerja panjang (long acting)
Farmakokinetik Terikat pada protein serum Dimetabolisme oleh hati Diekskresikan oleh hati atau ginjal
Farmakodinamik Merangsang pelepasan insulindari sel- pankreas Mengurangi kadar glukogon dalam serum Meningkatkan pengikatan insulin pada jaringan target & reseptor
Efek Samping Menyebabkan hipoglikemia (3-4 bln pertama), & hiponatremi Interaksi Obat Jika diberikan bersama dengan alkohol akan timbul reaksi disulfiram akumulasi asetaldehid dalam darah (muka merah, takikardia, hiperventilasi, & mual
Kontraindikasi Px insufisiensi hati atau ginjal Cara Pemberian Diberikan per-oral Keterangan Hanya bisa dipakai oleh penderita diabetes tipe 2 Gambar Obat-Obat yang Berinteraksi dengan Sulfonylurea Sulfonylurea Klofibrat, Fenilbutazon, Salisilat, Sulfonamid Alopurinol, Probenesid, Fenilbutazon, Salisilat, Sulfonamid Mengganti sulfonylurea dari protein plasma Berkurangnya ekskresi sulfonylurea Atau metabolit lain dalam urin Meningkatnya kerja hipoglikemik obat-obat Sulfinylurea Berkurangnya metabolisme hepatik sulfonylurea Dikumarol, Kloramfenikol, Inhibitor Monoamin Oksidase, Fenilbutazon Sulfonylurea Nama Obat BIGUANIDES (Metformin) Farmakokinetik Mudah diabsorbsi per-oral, tidak terikat dengan protein serum, tidak dimetabolisme, ekskresi melalui urin Farmakodinamik Memperbaiki kerja insulin dalam tubuh dengan cara mengurangi resistensi insulin Menghambat pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah masuk ke sel berkurang & glukosa daah menjadi (Sebagian besar menghambat glukoneogenesis) Efek Samping Gangguan pengecapan, nafsu makan , mual, muntah, kembung, sebah, nyeri perut, banyak gas di perut, diare, ruam/bintik di kulit Interaksi Obat Tidak boleh di minum bersamaan dengan alkohol terjadi penimbunan obat dalam tubuh & timbul lactic acidosis (rasa capek, nyeri otot, sukar bernapas, nyeri perut, pusing, mengantuk, gangguan kesadaran) Bila dikombinasikan dengan sulfonylurea, meglitinide, insulin, metformin Hipoglikemia Kontraindikasi Px dengan insufisiensi ginjal & hati Cara Pemberian Dianjurkan minum obat bersamaan dengan atau esudah makan Dosis Kemasan Glucophage XR (bekerja 24 jam) di minum 1x sehari Keteranagan Sering diresepkan pada penderita diabetes tipe 2 yang gemuk Nama Obat ALPHA-GLUCOSIDASE INHIBITORS (Acarbose & Miglitol)
Farmakokinetik Absorbsinya sangat sedikit Farmakodinamik Bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga pemecehan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi berkurang Penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat, & glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik
Efek Samping Perut kembung, kram abdominal, terasa banyak gas, banyak kentut, diare
Interaksi Obat Bila diminum bersamaan dengan suntikan insulin atau tablet sulfonylurea Hipoglikemia
Cara Pemberian Diminum bersamaan dengan saat makan untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah makan
Keteranagan Dapat digunakan sebagai monoterapi pada Px yang dikontrol dengan diet atau kombinasi dengan obat hipoglikemik oral, atau dengan insulin
Nama Obat THIAZOLIDINEDIONES {Pioglitazone (Actos) & Rosiglitazone (Avandia)}
Farmakodinamik Bekerja dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin Menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa Menurunkan trigliserida darah
Efek Samping Bengkak, BB , rasa capek, dan gangguan hati (mual, muntah, nyeri perut, rasa capek, nafsu makan , warna urine kuning tua, dan warna kulit kuning
Interaksi Obat Bila dikombinasikan dengan sulfonylurea atau insulin Hipoglikemia
Cara Pemberian Baik sekali bila diminum bersama dengan makanan Keteranagan Baik untuk penderita diabetes tipe 2 Nama Obat MEGLITINIDES {Repaglinide (Novonorm) & Nateglinide (Starlix)}
Farmakodinamik Menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas menjadi cepat & berlangsung dalam waktu singkat
Efek Samping Hipoglikemia Interaksi Obat Jangan minum alkohol & hati-hati dengan efek interaksi dengan obat lain
Cara Pemberian Harus diminum bersama dengan makan Tabel Obat Antidiabetes Oral a. Sulfonylurea & Metformin b. Sulfonylurea & Alpha-Glucosidase Inhibitor c. Sulfonylurea & Thiazolidinediones d. Metformin & Alpha-Glucosidase Inhibitor e. Metformin & Thiazolidinediones f. Sulfonylurea & Insulin g. Metformin & Insulin h. Alpha-Glucosidase Inhibitor & Insulin i. Thiazolidinediones & Insulin
Kegagalan Primer dari OAD Dari sejak mula pertama pengobatan dengan OAD tidak menimbulkan respon
Kegagalan Sekunder dari OAD Pengobatan gagal setelah pengobatan dengan OAD dosis maksimal/kombinasi OLAH RAGA Latihan Fisik Latihan Fisik Primer Latihan Fisik Sekunder Latihan Fisik Primer Penderita DM dianjurkan latihan ringan teratur setiap hari pada saat 1 jam sesudah makan, termasuk penderita yang dirawat di RS Latihan Fisik Sekunder Untuk penderita DM dengan obesitas, selain latihan ringan sesudah makan, juga dianjurkan latihan agak berat setiap hari, pagi & sore (dengan tujuan me BB) Beberapa Kegunaan dari Latihan Teratur Setiap Hari pada Penderita DM Me kepekaan insulin (Glucose uptake) apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah makan me insulin resistance pada penderitadengan kegemukan atau me+ jumlah reseptor insulin & me sensitivitas insulin dengan reseptornya
Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi & sore
Memperbaiki aliran darah perifer & me+ oxygen supply Beberapa Kegunaan dari Latihan Teratur Setiap Hari pada Penderita DM Me kadar kolesterol-HDL (faktor protektif untuk penyakit jantung koroner)
Karena glikogen otot & hati menjadi selama latihan akan dirangsang pembentukan glikogen baru
Me kolesterol (total) & trigliserida dalam darah, karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
Regulai DM akan lebih mudah Penderita DM OR yang cocok OR Aerobik OR yang berirama & teratur Aerobic dengan oksigen Aktivitas yang memakai oksigen secara teratur tidak membebani jantung & paru, bahkan melatih napas paru-paru ke jantung, ke pembuluh darah, & selanjutnya ke otot untuk aktivitas Yang termasuk OR Aerobik : Jalan Jogging Bersepeda Dansa aerobik Senam Renang Juga tenis, golf, atau ski, bila dilakukan dengan cara aerobik Gambar Stretching (Peregangan Otot) Gambar Strengthening (Pelatihan Kekuatan Otot) OR yang dianjurkan kira-kira 1 jam setelah makan makanan utama
Lakukan gerakan OR ringan cukup dalam 10 menit, secara rutin tiap hari ditingkatkan 5 menit tiap minggu hingga akhirnya mencapai 30 menit sehari selama 5-7 hari seminggu
8. Lakukan kontrol glukosa darah Hormon Insulin Insulin Struktur Kimia
Suatu protein yang bterdiri dari 2 rantai peptida dan dapat dikristalisasi. Rantai A: 21 asam amino, 1 jembatan disulfid intramolekuler Rantai B: 30 asam amino Disintesis sebagai proinsulin. Rantai A dan B bergabung satu sama lain melalui peptida C. Penggolongan Insulin Insulin monospesies, berasal dari babi atau sapi atau insulin manusia. Pembedaan berdasarkan pada kerjanya Insulin kerja cepat (Altinsulin, insulin normal) Insulin yang kerjanya diperlambat Kerja sedang (insulin NPH, insulin semilente) Kerja lama (Long insulin, insulin ultralente) o Senyawa yang dibutuhkan insulin untuk dapat melewati membran sel Glucose transporter (GLUT) : senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Glucose transporter 2 (GLUT2) : yang terdapat dalam sel , diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah melewati membran ke dalam sel o Farmakodinamik Mekanisme kerja seperti insulin alami Melalui reseptor insulin yang khusus pada sel-sel tujuan: glikoprotein, yang konsentrasinya bergantung pada kadar insulin dalam darah. Hormon yang menentukan keseluruhan metabolisme, penghambat intraseluler hormon katabolik katekolamin, glukokortiroid, hormon pertumbuhan, hormon tiroid dan glukagon. Sekresi Insulin Insulin dilepaskan dr sel pankreas pada tingkat basal yang rendah dan pada tingkat rangsangan yang lebih tinggi sebagai respon terhadap berbagai rangsangan, terutama glukosa. Degradasi Insulin Hati dan ginjal merupakan dua organ utama yang menyingkirkan insulin dari sirkulasi. Kemudian terjadi degradasi lebih lanjut oleh proteolisis.
Efek-efek terhadap pertukaran zat: Mendorong transpor glukosa, asam amino, oksidasi glukosa (otot, jar. lemak), kalium (otot, hati) Mendorong sintesis glikogen (otot, hati), protein (otot), asam lemak, lipid (jar. Lemak, hati) Penghambat lipolisis (jar. Lemak, hati), ketogenesis, glukoneogenesis, glikogenolisis (hati), proteolisis (otot) Farmakokinetik Jenis Mula kerja Efek maksimum Lama kerja Normal insuline 15-30 menit 1-4 jam 5-8 jam Insulin NPH 45-90 menit 2-10 jam 10-20 jam Long insuline 1-4 jam 7-30 jam 18-36 jam Dari semua bentuk insulin, hanya insulin normal yang boleh diberikan secara i.v 1 U.I. Insulin normal dapat menurunkan gula darah + 25 mg/dl (pada kadar gula darah di bawah 200 mg/dl) Efek samping Hipoglikemia, penggemukan karena insulin (pada adipositas), perkembangan resistensi, reaksi alergis, lipo hipertrofi pada tempat suntikan, lipo atrofi, oedem transitoris, gangguan akomodasi transitoris.
Interaksi Obat Efek diperkuat oleh Asam asetilsalisilat, fibrat, fenfluramin Perpanjangan dan penguatan hipoglikemia dengan gejala terselubung disebabkan oleh -simpatolitik
o Indikasi Insulin normal: Diabetes tipe 1, diabetes kehamilan, diabetes tipe 2, koma diabetikum, hiperkalemia berat karena kekurangan insulin. Insulin NPH atau insulin kerja lama: diabetes melitus yang wajib menggunakan insulin
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap suatu jenis insulin NPH atau longinsulin: koma diabetikum, keadaan metabolisme yang labil o Sistem Pemberian Insulin Suntikan Pen Portabel : berupa cartridge U 100 insulin manusia. Sistem Closed-Loop : sistem infus insulin-kontrol gula darah. Sistem Open-Loop : Riset pemberian insulin ke metode open-loop yang lebih kecil telah menghasilkan pompa portabel yang siap untuk subkutan, intravena atau intraperitoneal. Pemberian insulin melalui hidung : bila pemberian insulin dikombinasikan dengan detergen dan diberikan sebagai aerosol ke mukosa hidung. o Komplikasi dan Pengobatannya Komplikasi Akut Hipoglikemia Reaksi hipoglikemia merupakan komplikasi yang lazim pada terapi insulin. Pada penderita diabetes yang tua manifestasi kelebihan insulin merupakan gangguan fungsi utama SSP Pengobatan : Hipogikemia glukosa Hipoglikemia berat 20-50 mL larutan glukosa 50% secara infus i.v. Selama periode lebih dari 2-3 menit 1 mg glukagon subkutan atau i.m. Ketoasidosis Diabetikum Merupakan komplikasi gawat pada pasien DM jika tidak cepat mendapatkan pengobatan. Pasien dengan keadaan ketoasidosis dg pernapasan cepat dan dalam, dehidrasi, hipotensi, kesadaran turun koma, demam, napas berbau aseton Pengobatan : Dehidrasi 1-2 L cairan NaCl 0,9% atau 0,45% (tahap awal) Pemasangan CVP menilai hidrasi (tekanan turgor, jaringan, tekanan darah, keluaran urin, = cairan) Koma Hiperosmolar Non Ketonik (KHONK) Suatu sindrom ditandai hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa ketoasidosis disertai menurunnya kesadaran. Pengobatan: Dehidrasi NaCl isotonik/hipotonik normal 12-48 jam, glukosa 5% Insulin Kalium Hindari infeksi sekunder Imunopatologi Terapi Insulin 1. Alergi Insulin Urtikaria lokal atau sistemik yang disebabkan oleh penglepasan histamin dari jaringan sel mast yang disensitasi oleh antibodi anti-insulin IgE Pengobatan dengan antihistamin, kortikosteroid dan bahkan densitisasi terutama pada sensitivitas sistemik.
2. Resistensi imun insulin o Kebanyakan penderita yang diobati dengan insulin akan membentuk antibodi anti-insulin IgG yang menetralkan kerja insulin dalam jumlah kecil. o Pengobatan : imunosupresi dengan kortikosteroid, diet dan sulfonilurea oral. o Lipodistrofi pada tempat suntikan o Atrofi jaringan lemak aubkutan dapat terjadi pada tempat suntikan jarang terjadi o Hipertrofi jaringan lemak subkutan masalah utama o Terapi : Pengisapan lemak
Komplikasi Kronis Terdiri dari komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular rata-rata gejala terjadi 15-20 tahun setelah terjadi hiperglikemia. 1. Retinopatik Diabetik komplikasi DM ditandai dg peningkatan permeabilitas kapiler pemeriksaan funduskopi 2. Nefropati Diabetik Sindrom klinis pd DM ditandai dg albuminuria menetap pd min. 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan 3. Neuropati Diabetik komplikasi menahun DM yg mengenai sistem syaraf 4. Penyakit Jantung Koroner (PJK) penyulit makrovaskular yg bermanifestasi sebagai aterosklerosis 5. Stroke penyakit serebrovaskular yang disebabkan oleh satu dari beberapa proses patologik yg mengenai pembuluh darah 6. Gangren berkembangnya ulkus pada kaki dan tungkai bawah akibat infeksi karena kadar glukosa yang tinggi 7. Komplikasi tulang dan sendi Osteoartritis, gout, bursitis, demineralisasi tulang
Hormon tiroid dan antitiroid Hormon tiroid digunakan pada hipotiroidisme. Hipotiroid neonatal membutuhkan pengobatan segera agar bayi dapat tumbuh normal.
Natrium Levotiroksin (Thyrax,Euthyrox,tirosit) Dosis : dosis awal 50-100 mcg/hari ES : nyeri angina, aritmia, kram otot, takikardi, diare, muntah, tremor, gelisah insomnia, sakit kepala, muka merah, berkeringat, demam, BB turun drastis, otot lemah Antitiroid digunakan pada pengobatan hipertiroidisme Karbimazol (Neo-mercazole) Dosis 15-40 mg/hari 4-8 minggu lalu diturunkan 5-15 mg/hari 12-18 bulan ES muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit dan pruritis, nyeri sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum tulang PTU (PropilTioUrasil) Dosis 200-400 mg/hari lalu diturunkanm50-150 mg/hari ES Leukopenia, trombositopenia, anemia, hepatitis, enselopati, nekrosis hati, nefritis, gejala seperti lupus Tiamazol (thyrozol) Dosis kasus ringan 10mg 2xsehari, kasus berat 20 mg 2xsehari 3-8 minggu diturunkan 5-20 mg/hari ES reaksi alergi kulit, mual, muntah, kehilangan indra pengecap, rambut rontok, mialgia, sakit kepala, pruritis, mengantuk, neuritis, edema, vertigo, pigmentasi kulit, arthritis kortikosteroid Hormon hipotalamus