MELITUS
HUSNA FAUZIA, S.Farm., M.S.Farm
DEFINISI
• Diabetes Melitus didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang
berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pancreas,
dengan atau tanpa gangguan efek insulin.
Insulin menginduksi dan mengaktifkan lipoprotein lipase untuk menghidrolisis trigliserida dari
lipoprotein
Efek pada jaringan Transpor glukosa ke dalam sel menghasilkan gliserol fosfat sehingga dapat terjadi esterifikasi
Meningkatkan penyimpanan trigliserida
lemak asam-asam lemak yang dipasok oleh transport lipoprotein
(Katzung, 2012)
DIABETES MELITUS TIPE I
• Ditandai dengan defisiensi absolut insulin akibat nekrosis sel-ß yang
parah
• Umumnya kehilangan fungsi sel-ß dianggap berasal dari proses yang
diperantarai otoimun terhadap sel-ß dan hal ini dapat dipicu oleh
invasi virus atau kerja toksin kimiawi
• Penderita DM tipe I harus bergantung pada insulin eksogen (injeksi)
untuk mengontrol hiperglikemia.
DIABETES MELITUS TIPE II
• Tipe yang paling banyak diderita oleh pasien DM
• Penyakit ini lebih dipengaruhi oleh factor-factor genetik; seperti penuaan, obesitas,
resistensi insulin perifer
• Menyebabkan dampak klinis jangka panjang yang dapat sangat merusak (infeksi
lanjutan dapat menyebabkan amputasi ekstremitas bawah)
• Pada DM tipe II, pancreas mempertahankan fungsi sel-ß, tetapi sekresi insulin tidak
memadai untuk mempertahankan homeostatis glukosa
• Tujuan pengobatan DM tipe II adalah untuk mempertahankan konsentrasi glukosa
darah dalam batas normal dan mencegah perkembangan komplikasi jangka panjang
penyakit tersebut
• Penurunan berat badan, olah raga, dan modifikasi diet menurunkan resistensi
insulin dan mengoreksi hiperglikemia DM tipe II pada beberapa pasien.
(Soelistijo et al, 2019)
Disamping naiknya kadar gula darah, gejala DM bercirikan adanya “gula” dalam kemih
(glycosuria) dan banyak berkemih karena glukosa yang dieksresikan mengikat banyak
air.
Akibatnya timbul rasa sangat haus, kehilangan energi, turunnya berat badan, serta rasa
letih. Tubuh mulai membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang
disertai pembentukan zat-zat perombakan seperti: aseton, asam hidroksibutirat dan
diasetat yang membuat darah menjadi asam. Keadaan ini yang disebut ketoacidosis,
sangat berbahaya, karena akhirnya dapat menyebabkan pingsan (coma diabeticum).
Napas penderita yang sudah menjadi sangat kurus seringkali juga berbau aseton.
KADAR GLUKOSA DARAH
ISO Farmakoterapi
▰HbA1c ≥ 8%
• Sulfonilurea kerja lama (klorpropamid dan glibenklamid) lebih sering menimbulkan hipoglikemia; oleh
karena itu untuk pasien lansia obat tersebut sebaiknya dihindari dan sebagai alternatif digunakan
sulfonilurea kerja singkat, seperti gliklazid atau tolbutamid. Klorpropamid juga mempunyai efek samping
lebih banyak daripada sulfonilurea lain sehingga penggunaannya tidak lagi dianjurkan.
• Metformin dipertimbangkan sebagai obat pilihan untuk pasien kelebihan berat badan.
TERIMA KASIH