April 2021
Hati
Anabolik :
Meningkatkan Glikogenesis
Meningkatkan sintesa kolesterol,
trigliserida
Antikatabolik
Meningkatkan sintesa protein
Menurunkan glikogenolisis
Menurunkan Ketogenesis
Menurunkan Glukoneogenesis
Efek fisiologis Insulin
Jaringan lemak
Meningkatkan aktifitas lipoprotein lipase
Meningkatkan transpor glukosa
Meningkatkan sintesa asam lemak
Menurunkan lipoprotein intrasel
1. Hormone yang bekerja dalam pancreas adalah
a. TSH
b. PRF dan prolaktine
c. ADH dan oxytocin
d. Glucagon dan Insulin
e. ADH
• Keluhan lain :
– Lemah badan
– Kesemutan
– Pandangan kabur
– Disfungsi ereksi pada pria
– Pruritus vulvae pada wanita
Insulin
Konsekuensi bila tidak
memakai insulin:
Gangguan pertumbuhan
2. Pria 30 tahun dating melakukan check up ke klinik. Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal.
GDS 150 GDP 120
Apa pemeriksaan lanjutan yg disarankan
a. TTGO
b. HbA1c
c. Ulang GDP GDS
d. Terapi
e. Tidak perlu pemeriksaan
3. Perempuan 54 tahun riwayat ibundanya menderita diabetes dan pernah melahirkan anak 4kg,
datang dengan membawa hasil laboratorium dengan hasil GDS 158 mg/dL. Apakah pemeriksaan
laboratorium tambahan untuk menegakkan diagnosis diabetes mellitus tipe 2 pada pasien ini
a. Test toleransi gula oral
b. Albumin terglikosilasi
c. Glukosa darah 2 jam post prandial
d. Glukosa darah puasa
e. Glukosa darah sewaktu
4. Seorang perempuan berusia 58 tahun dating dengan keluhan keram dan baal pada tangan dan
kaki yang dirasakan perlahan namun makin berat sejak 3 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat
demam,diare, atau flu-like syndrome sebelumnya. Tidak ada riwayat hipertensi. Riwayat DM sejak 5
tahun lalu dan berobat rutin. Pemeriksaan laboratorium apakah yang paling tepat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis pasien tersebut
a. Kadar ureum
b. Kadar vitamin B-12
c. TSH
d. Serologi HSV-1
e. HbA1c
KELA O B AT CARA KERJ KEUNTUNGA KERUGIA
S A N NEfek samping
Menekan produksi
gastrointestinal, risiko
glukosa hati, Tidak menyebabkan
asidosis laktat, defisiensi
Biguanide Metformin menambah hipoglikemia, menurunkan
B12, kontraindikasi pada
sensitivitas kejadian CVD
CKD, asidosis, hipoksia,
terhadap insulin
dehidrasi
Glibenclamide,
Efek hipoglikemik kuat,
gliclazide, Meningkatkan Risiko hipoglikemia, berat
Sulfonilurea menurunkan komplikasi
glipizide, sekresi insulin badan naik
mikrovaskuler
glimepiride
Meningkatkan Menurunkan glukosa Risiko hipoglikemia, berat
Metiglinides Repaglinide
sekresi insulin postprandial badan naik
Tidak menyebabkan
Berat badan naik, edema,
Menambah hipoglikemia,
Thialozidi gagal jantung, risiko
Pioglitazone sensitivitas meningkatkan HDL,
nedione fraktur meningkat pada
terhadap insulin menurunkan trigliserida,
wanita menopause
menurunkan kejadian CVD
Efektivitas penurunan
Tidak menyebabkan
Penghambat HbA1C sedang, efek
Menghambat hipoglikemia, menurunkan
alfa Acarbose samping gastrointestinal,
absorpsi glukosa gula darah postprandial,
glukosidase penyesuaian dosis harus
menurunkan kejadian CVD
sering dilakukan
Kelas Obat Cara Kerja Keuntungan Kerugian
Angioedema, urtica,
Meningkatkan efek dermatologis lain
Penghamb Sitagliptin, vildagliptin, sekresi insulin, Tidak menyebabkan dimediasi imun,
at DPP-4 saxagliptin, linagliptin menghambat sekresi hipoglikemia, toleransi baik pankreatitis akut,
glukagon hospitalisasi akibat
gagal jantung
Infeksi urogenital,
Menghambat Tidak menyebabkan
Dapaglifozin poliuria,
Penghamb penyerapan kembali hipoglikemia, BB turun, TD
, hipovolemi/hipotensi,
at SGLT-2 glukosa di tubulus turun, efektif untuk
canaglifozin, pusing, LDL naik,
distal ginjal semua fase DM
empaglifozin kreatinin naik
Efek samping GI,
Liraglutide, exanatide, Meningkatkan Tidak menyebabkan
Agonis meningkatkan heart
albiglutide, sekresi insulin, hipoglikemia, menurunkan
reseptor rate, hiperplasia c-cell,
lixisenatide, menghambat sekresi GDPP, menurunkan
GLP-1 pankreatitis akut,
dulaglutide glukagon beberapa risiko CV
bentuk injeksi
Rapid acting (lispro,
aspart, glulisine)
Short acting (human
Menekan produksi Hipoglikemia, BB naik,
reguler) Respon universal, efektif
gluksoa hati, efek mitogenik?,
Intermediate acting menurunkan GD,
Insulin stimulasi sediaan injeksi, Tidak
(human NPH) menurunkan komplikasi
pemanfaatan nyaman, perlu
Basal insulin analogs mikrovaskuler
glukosa pelatihan pasien
(glagine, detemir,
degludec)
Premixed
Indikasi Pemberian Insulin
Indikasi mutlak: DMT1
Indikasi relatif:
• Gagal mencapai target dengan penggunaan kombinasi anti hiperglikemia oral
(AHO) dosis optimal (3-6 bulan)
• Kehamilan
• Dekompensasi metabolik, yang ditandai antara lain dengan: gejala klasik diabetes
dan penurunan berat badan, glukosa darah puasa (GDP) > 250 mg/dL, glukosa
darah sewaktu > 300 mg/dL, HbA1c > 9%, dan sudah mendapatkan terapi AHO
• sebelumnya
• Terapi steroid dosis tinggi yang menyebabkan glukosa darah tidak terkendali
• Perencanaan operasi
• Beberapa kondisi tertentu yang dapat memerlukan pemakaian insulin, seperti
infeksi (tuberkulosis), penyakit hati kronik, dan gangguan fungsi ginjal.
Diabetes mellitus
Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 5 jenis, yakni :
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate-acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long-acting insulin)
TTGO
2. Perempuan 30 tahun datang dengan keluhan tidak haid. Kondisi dialami sejak 1 tahun, tetapi
pasien tidak pernah hamil, walaupun sudah menikah 5 tahun. Pasien juga mengeluh sering sakit
kepala, dengan keluarnya air susu sejak 3 bulan terakhir. Pasien tidak ada keturunan diabetes.
Pemeriksaan fisis TB 150cm, BB 50 kg. hasil pemeriksaan darah didapatkan GDP130 mg/dL, dan
TTGO 270 mg/dL. Apakah klasifikasi diabetes pada pasien ini
a. DM tipe lain (prolactinoma)
b. DM tipe 2
c. DM tipe 1
d. Transient hiperglikemia
e. DM gestational
Komplikasi DM
• Akut:
– Ketoasidosis diabetic
– Hiperosmolar non ketotik
– Hipoglikemia
• Kronik:
– Makroangiopati: Pembuluh koroner, Vaskular perifer, Vaskular otak
– Mikroangiopati: Kapiler retina (dot blot hemorrhage, cotton
wool spot), Kapiler renal
(microalbuminuriaproteinuriasindrom nefrotikgagal
ginjal), Neuropati
– Gabungan: Kardiopati: PJK, kardiomiopati,Rentan infeksi, Kaki
diabetic,
Disfungsi ereksi
The goal of diabetes management is to secure optimal glycemic control to
avoid complications
Microvascular Macrovascular
Diabetic Stroke
retinopathy 1.2- to 1.8-fold
increase in stroke3
Leading cause
of blindness
in working-age
adults1 Cardiovascular
disease
75% diabetic patients
die from CV events4
Diabetic
nephropathy Diabetic
Leading cause of neuropathy
end-stage renal disease2 Leading cause of
non-traumatic lower
Erectile Dysfunction extremity amputations5
The most secretive
Complication of DM
Diabetic Foot
Slide 39
1
Fong DS, et al. Diabetes Care 2003;e 26 (Suppl.1):S99–S102. 2Molitch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl.1):S94–S98. 3Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672–676. 4Gray RP & Yudkin JS.
Textbook of Diabetes 1997. 5Mayfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl.1):S78–S79.
Different Diabetes Complications
Macro vascular
Micro vascular
Neuropathy
Infections
Vascular Complications Of
DM
Nonvascular complications
MACROANGIOPATHY
Coronary heart Disease PJK
Cerebrovascular Disease Stroke
Peripheral vaskular disease Gangrene
Komplikasi DM
• Akut:
– Hipoglikemia
– Ketoasidosis diabetic
– Hiperosmolar non ketotik
• Kronik:
– Makroangiopati: Pembuluh koroner, Vaskular perifer, Vaskular otak
– Mikroangiopati: Kapiler retina (dot blot hemorrhage, cotton
wool spot), Kapiler renal
(microalbuminuriaproteinuriasindrom nefrotikgagal
ginjal), Neuropati
– Gabungan: Kardiopati: PJK, kardiomiopati,Rentan infeksi, Kaki
diabetic,
Disfungsi ereksi
Hipoglikemia
• Hipoglikemia
menurunnya kadar glukosa
darah < 70 mg/dL dengan
atau tanpa gejala otonom
• Whipple triad
– Gejala hipoglikemia
– Kadar glukosa darah
rendah
– Gejala berkurang dengan
pengobatan
• Penurunan kesadaran pada
DM harus dipikirkan
hipoglikemia terutama yang
sedang dalam pengobatan
Hipoglikemia
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardia, widened
paresthesia, palpitasi, Tremulousness pulse pressure
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, gangguan hipotermia, kejang, koma
kognitif, pandangan kabur, diplopia
Gambaran klinis :
Kesadaran menurun sampai koma, kussmaul, Dehidrasi , syok.
Laboratorium:
GDS : > 250 mg %
Keton darah , Asetonuria,
pH darah <7.30
Pengobatan KAD
Pemantauan pengobatan
HIPEROSMOLAR NON KETOTIK (HONK)
DM tipe 2 atau belum diketahui DM, lemah, poliuria, anoreksi,
hipotensi, takikardi, kesadaran menurun, kussmaul (-),
Dehidrasi, letargi, disorientasi, hemiparesis, kejang, koma, syok
Lab :
GDS > 600-1000 mg %
Asetonuria (-)
pH darah >7.30
Bikarbonat >15
Osmolalitas > 350 mosmol/kg
Pengobatan HONK
1.Rehidrasi cairan agresif
2.Penggantian elektrolit
3.Pemberian insulin intra vena
4.Atasi faktor pencetus & penyakit penyerta
Pengobatan HONK
Sama dengan Ketosidosis diabetik
Pemberian cairan – NaCl 0,45%
Pemberian insulin
Pemberian kalium
Atasi faktor pencetus
KAD & HONK
KAD HONK
2. Wanita 50 tahun masuk IGD dengan kesadaran menurun yang dialami 1 hari terakhir, riwayat DM
sejak 10 tahun dan tidak teratur minum obat anti hiperglikemik. Luka pada kaki sejak 1 bulan
terakhir dan berobat daun-daunan untuk menurunkan gula serta merawat luka. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan : kadar glukosa 450 mg%, pH 6,3, HCO3 rendah, anion gap yang tinggi.
Pemeriksaan anamnesis atau fisik tambahan untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut adalah
a. Kejang
b. Gas gangrene
c. Pernapasan yang cepat dan dalam (Kusmaul)
d. Riwayat konsumsi diuretic
e. Ruam pada kulit
3. Laki-laki 58 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun, dari anamnesis didapatkan
dalam 3 bulan terakhir pasien batuk berlendir disertaidemam. Riwayat DM ada sejak 7 tahun dan
mendapat terapi methformin dan di konsumsi secara teratur. Hasil pemeriksaan GDS >600mg/dL
dan didapatkan hasil laboratorium pH 8. Kesadaran menurun pada pasien disebabkan oleh
a. Meningitis TB
b. Ketoasidosis diabetic
c. Koma hyperosmolar hiperglikemik non ketotik
d. Sepsis
e. Ketidakseimbangan elektrolit
CHRONIC COMPLICATION
MICROANGIOPATHY
Nephropathy diabetic
Retinopathy diabetic
Neuropathy diabetic
MACROANGIOPATHY
Coronary heart Disease PJK
Cerebrovascular Disease Stroke
Peripheral vaskular disease Gangrene
Diabetes Nephropathy
Characteristics :
• Persistent albuminuria
• Diabetic retinopathy
• Hypertension
• Nefropati :
• Fungsi ginjal ↓
• Tekanan darah ↑
• Penyebab utama gagal ginjal (30-40%)
Pembuluh darah kecil
4. Perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri dan keram pada tangan kiri yang
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisis terdapat nyeri ketok pada retinaculum
fleksorum dan terdapat hipestesi pada 3 ½ jari. Tidak ada riwayat hipertensi. Riwayat DM sejak 5
tahun yang lalu dan berobat rutin. Apakah jenis gangguan saraf pada pasien tersebut?
a. Polineuropati
b. Mononeuropati multipleks
c. Mononeuropati
d. Radikulopati
e. Neuropati diabetic
5. Seorang perepmpuan usia 45 tahun datang ke poli mata dengan keluhan pengelihatan kabur
sejak 1 bulan yang lalu. Dari anamnesis di dapatkan pasien mengidap DM tipe 2 sejak 10 tahun yang
lalu dan sedang berobat denga menggunakan insulin tapi penggunaan insulin tidak secara teratur,
hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,7 oC,
pernafasan 22x/menit dan pada pemeriksaan lab didapatkan GDS 350mg/dL dan GD2PP 290mg/dL.
Pada pemeriksaan ophtalmologi pada pemeriksaan iluminasi oblik tidak ditemukan kelainan dan
pada pemeriksaan funduscopy didapatkan gambaran cotton woll. Pengobatan yang dapat diberikan
pada pasien diatas adalah
a. Diberikan obat anti inflamasi dosis tinggi
b. Laser in situ keratomileusis
c. Yag laser
d. Fotoreaktif keratektomi
e. Laser photocoagulation dan virectomy
6. Perempuan 59 tahun datang ke UGD dengan luka pada ujung jari 2 dan 3 sejak 5 hari terakhir.
Pasien tidak mengetahui mengapa kaki luka, karena tidak disertai nyeri. Salah satu proses yang
mendasari terjadinya kaki diabetic adalah mekanisme neuropatik otonomik. Gangguan yang terjadi
akibat neuropatik otonomik sehingga mudah terjadi luka pada kaki diabetic adalah
a. Pemendekan saraf otot
b. Hilangnya sensasi nyeri
c. Penurunan lubrikasi dan keringat kulit
d. Vasodilatasi perifer
e. Ateroklerosis vaskuler perifer
TIROID
Unit fungsional, Follikel
Follikel berisi koloid
Koloid berisi glikoprotein tiroglobulin,
yaitu 110 asam amino tirosin
iodine
TSH dari hipofisis anterior
•Merangsang tiroid untuk
mengeluarkan tiroksin,
•Bersifat trofik (pertumbuhan)
pada tiroid
PENDAHULUAN
DEFENISI
EUTIROID : status tiroid yang ditandai
Kadar total T4 & FT4 dalam batas
normal
Kadar T3 dalam batas normal
Kadar TSH dalam batas normal
HIPOTIROIDISME : status tiroid yang ditandai
Penurunan kadar T4, FT4 dan T3
Peningkatan kadar TSH
HIPERTIROIDISME : status tiroid yang ditandai
Penurunan kadar TSH
Peningkatan kadar T4, FT4 dan T3
Umpan balik
hormon tiroid
Fisiologi
HIPERTIROID
Graves’ disease(penyebab Manifestasi klinis hipertiroid
hipertiroid terbanyak) • Apathetic thyrotoxicosis
• Pr:Lk5–10:1, usia terbanyak – dpt terjadi pada org tua dengan
40 - 60 thn satu2nya gejala berupa letargi
• Antibodi tiroid (+): TSI atauTBII • Thyroid storm/krisis
(+pada 80%), anti-TPO, tiroid(mengancam jiwa,
antithyroglobulin; ANA mortalitas 20–50%):
• Manifestasi klinis yaitu gejala – delirium, demam,
hipertiroid ditambah: takikardia,
– hipertensisistolik dengan tekanan
– Goiter
nadi melebar &↓MAP, gejala
• diffusa, tdk nyeri, terdengar pencernaan;
bruit
– ophthalmopati: 90% kasus
• Edema periorbital, retraksi
kelopak, proptosis
– myxedema pretibial (3%):
• edema di tungkai bawah akibat
dermopati infiltratif
Pemeriksaan penunjang • Hipertiroid Subklinis
• ↑FT4 &FT3; ↓TSH (↑ pada
sebab sekunder) – ↓TSH ringan &free T4
• RAIU scan utk menentukan normal,tanpa gejala
penyebab klinis
• Tidak perlu periksa autoantibodi – 15% hipertiroid dlm 2
kecuali pada kehamilan (resiko fetal thn;
Graves)
• Dapat terjadi hipercalciuria, ↑resiko AF &
hipercalcemia, anemia osteoporosis
• Indeks Wayne
– Skor>19 hipertiroid
– Skor<11 eutiroid
– Antara 11-19 equivocal
20.
Radioactive Iodine
Tes Fungsi Tiroid
↑TSH, ↓T4 Hipotiroid
↑TSH, T4 normal Hipotiroid subklinis,
hipotiroid dalam
perawatan.
2. Hormone yang berperan dalam merangsang tubuh secra umum dan mengatur aspek
metabolisme adalah
a. LH
b. FSH
c. TSH
d. GH
e. ADH
3. Pemantauan penderita setelah diberikan pengobatan goiter non toxic adalah
a. Pemeriksaan perkembangan anak
b. Pemeriksaan hormone sex
c. Pemeriksaan hormone kortisol
d. Pemeriksaan hormone tiroid
e. Pemeriksaan besarnya kelenjar tiroid
4. Seorang anak usia 10 tahun dengan keluhan pembesaean kelenjar gondok, pemeriksaan apakah
yang akan saudara anjurkan
a. Scan tiroid
b. Biopsy tiroid
c. FT4 dan TSH
d. Periksa umur tulang
e. CT scan kepala
5. Perempuan 29 tahun datang dengan keluhan leher membesar tanpa disertai keluhan hiper
maupun keluhan hipotiroidisme. Setelah dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid, maka pasien
termasuk kategori hipotiroid subklinis. Hasil pemeriksaan dibawah ini yang sesuai dengan diagnosis
gangguan fungsi tiroid pasien ini adalah
a. FT rendah, TSH rendah
b. FT4 normal, TSH tinggi
c. FT4 rendah, TSH tinggi
d. FT4 tinggi, TSH normal
e. FT4 normal, TSH rendah
ADRENAL
Adrenal/
Suprarena
l
GLANDULA SUPRARENALIS
Produksi Hormon :
o Dari CORTEX
1. MINERALOCORTICOID (= Aldosterone)
2. GLUCOCORTICOID (= Cortisone/Cortisol)
3. SEX HORMONE (= Androgen)
o Dari MEDULLA :
1. ADRENALINE
2. NORADRENALINE
Fungsi Aldosteron
• Penyebab:
– Sekresi ACTH berlebih dari
hipofisis
anterior (penyakit Cushing).
– ACTH ektopik (C/: ca paru)
– Tumor adrenokortikal
– Glukokorticod eksogen (obat)
Wondisford F E. A new medical therapy for Cushing disease? J Clin Invest. 2011)
TANDA DAN GEJALA
Tanda/gejala Frekuensi (%)
Obesitas batang tubuh 97
Muka bulan 89
Hipertensi 76
Atrofi kulit dan memar 75
Diabetes atau intoleransi glukosa 70
Disfungsi gonad 69
Kelemahan otot 68
Hirsutisme, jerawat 56
Gangguan mood 55
Osteoporosis 40
Edema 15
Polidipsi/poliuria 10
Infeksi jamur 8
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/205/diagnosis/step-by-step.html
Tatalaksan
•
a
Reseksi bedah jika penyebabnya adenoma atau tumor adrenal
• Jika bedah transsphenoidal (TSS) tidak berhasil
adrenalectomydgn operasi atau dgn obat mitotane,;
ketoconazole (±metyrapone) utk ↓ kortisol
• Glucocorticoid replacement therapy
– 6–36 bulan pasca TSS
– Seumur hidup jika pasca adrenalectomy
INSUFISIENSI ADRENAL
Insufisiensi Adrenal
• Klasifikasi klinis insufisiensi
adrenal:
– Insufisiensi adrenal primer
(Addison’s disease):
gangguan pada korteks
adrenal
– Insufisiensi adrenal sekunder:
sekresi ACTH menurun.
– Insufisiensi adrenal tersier:
sekresi CRH menurun.
Addison Disease
• Addison disease (or Addison's
disease) is adrenocortical
insufficiency due to the destruction
or dysfunction of the entire
adrenal cortex.
• Sign and symptoms:
– Hyperpigmentation of the skin and
mucous membranes
– Dizziness
– Myalgias and flaccid muscle
paralysis
– Impotence and decreased libido
– progressive weakness, fatigue,
poor
appetite, and weight loss
• Defisiensi kortisol penurunan
umpan balik pada aksis
hipotalamus-pituitary
meningkatkan kadar ACTH plasma
• Defisiensi mineralokortikoid
produksi renin meningkat oleh sel
juxtaglomerular di ginjal
Addison’s disease
Signs
Hyperpigmentation
Buccal mucosa
Scars
Pressure points
Skin creases
Vitiligo
Hypotension
1. Perempuan 35 tahun datang dengan keluhan berat badan yang makin bertambah. Kondisi ini
dialami sejak 6 bulan terakhir diikuti jerawat yang makin banyak, rambut rontok, gelisah, cepat
marah, cepat lelah, dan muncul garis-garis di perut dan di dada. Pemeriksaan fisis : T 140/90 mmHg.
N: 100x/menit, P: 20x/menit. Moon faces, hirsutisme, acne, obesitas sentral, dan striae violaceae.
Apakah diagnosis sementara pasien ini
a. Cushingoid
b. Cushing syndrome
c. Hiperaldosterinisme
d. Cushing disease
e. Hiperandrogenisme
2. Pria 51 tahun masuk ke UGD dengan keluhan lemah seluruh badan. Dialami 6 bulan yang lalu,
dan memberat 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeuh nafsu makan yang sangat menurun, sakit
kepala, gemetar, gelisah, sulit tidur dan pusing. Pemeriksaan fisik : TB 167 cm, BB 51 Kg, T : 80/60
mmHg, N : 110x/menit tidak kuat angkat. Pemeriksaan fisis : kulit tampak kehitaman, terutama di
siku, garis telapak tangan dan gusi. Hasil pemeriksaan laboratorium sementara GDS 60 mg/dL.
Diagnosis sementara pasien ini adalah
a. Diabetes insipidus
b. Sindroma cushing
c. Penyakit Addison
d. Insufisiensi adrenal akut
e. Penyakit conn
3. Pria 51 tahun masuk ke UGD dengan lemah seluruh badan. Dialami 6 bulan yang lalu dan
memberat 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh nafsu makan yang sangat menurun, sakit kepala,
gemetar, gelisah, sulit tidur, dan pusing. Pemfis : TB 167cm, BB 51 kg, T : 80/60 mmHg, N :
110x/menit tidak kuat angkat. Pemfis : kulit tampak kehitaman, terutama di siku, garis telapak
tangan dan gusi. Hasil pemeriksaan lab sementara GDS 69 mg/dL. Apakah pathogenesis yang
mendasari tekanan darah yang rendah pada kasus ini
a. Hiperkortikolism
b. Hiperkorkortikolisme
c. Hiperaldosteronisme
d. Hipoaldosteronisme
e. Hipoandrogenisme
PARATIROID
KELENJAR PARATYROID
Menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tyroid,
menghasilkan hormon paratiroksin (PTH)
• Hiperparatiroidisme primer paling sering disebabkan oleh adanya adenoma di kelenjar paratiroid.
• Hiperparatiroidisme sekunder disebabkan karena adanya hipokalsemia. Untuk menjaga kalsium tetap
normal, maka hormone paratiroid disekresikan lebih banyak. Kondisi ini paling sering terjadi pada kasus
defisiensi vitamin D dan CKD.
• Kriteria diagnosis:
– Volume urine >3 liter per hari
– Osmolaritas urin <300
mOsm/kg
Jenis Diabetes Insipidus (DI)
DI tipe sentral
• Karena kurangnya sekresi ADH dari hipofisis posterior
• Etiologi: idiopatik, trauma, infeksi hipofisis karena TB atau jamur,
operasi hipofisis.
DI tipe nefrogenik
• Karena resistensi ginjal terhadap ADH
• Etiologi: efek samping obat (lithium, amfoterisin B), hipokalemia berat
Harus juga dibedakan dengan polidipsi psikogenik, yaitu perilaku minum air dalam jumlah berlebihan
tanpa adanya stimulus dari otak untuk minum. Biasanya kondisi ini berkaitan dengan gangguan
psikiatri, seperti skizofrenia dan skizoafektif.
1. Seorang perempuan berusia 30 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan sering berkemih.
Kondisi ini dialami sejak 6 bulan yang lalu dengan frekuensi > 10x/ hari dengan jumlah lebih 5
liter/hari. Keluhan lainnya sering haus,mulut kering, pusing, gelisah, dan lemas. Pemeriksaan fisis :
tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi : lemah 100x/menit, frekuensi napas 20 x/ menit, mata
cekung, kulit kering. Pemeriksaan urine didapatkan urin 24 jam 4 liter, dengan osmolaritas 100
mOsm/kg. apakah pathogenesis yang mendasari kasus ini
a. Tidak beresponnya ACTH di glomerulus ginjal
b. Berkurangnya jumlah anti diuretic hormone
c. Kurangnya sensitifitas ginjal terhadap aldosterone
d. Tingginya resistensi terhadap prolactin
e. Rendahnya kadar kortisol prolactin plasma
DISLIPIDEMIA
Dislipidemia
Klasifikasi kadar kolesterol
• Definisi : Kelainan
LDL Klasifikasi
fraksi lipid
– ↑kolesterol total < 100 mg/dL Optimal
– ↑ trigliserid 100 – 129 mg/dL Mendekati optimal
– ↓kolesterol HDL. 130 – 159 mg/dL Batas tinggi
160 – 189 mg/dL Tinggi
190 mg/dL Sangat tinggi
Mieloma multipel
SLE
Penyakit graves
ITP
Faktor Resiko
• Faktor risiko positif: Merokok, Umur (pria 45 tahun,
wanita 55 tahun), Kolesterol HDL rendah, Hipertensi
( TD
140/90 atau dalam Tata Laksana antihipertensi), Riwayat
PJK dini dalam keluarga (first degree: pria < 55 tahun,
wanita < 65 tahun)
• Faktor risiko negatif: Kolesterol HDL tinggi mengurangi 1
faktor risiko dari perhitungan total
• ATP III Framingham Risk Score (FRS) untuk risiko PJK pada
pasien dengan 2 faktor risiko, meliputi: umur, kadar
kolesterol total, kolesterol HDL, kebiasaan merokok, dan
hipertensi. Penjumlahan skor FRS angka persentase
risiko PJK dalam 10 tahun.
Farmakologis
Tatalaksan
• Golongan statin: Simvastatin 5 – 40
a mg/hr (↓kolest; ES: mialgia,
↑SGOT/PT; KI:kehamilan)
Modifikasi gaya hidup
• Golongan resin:Kolestiramin 4 – 16
• Diet, dengan komposisi: Lemak g/hr (kombinasi dgn statin ↓kolest)
jenuh < 7%; PUFA 10%; MUFA • Golongan asam nikotinat:Lepas
10%; Lemak total25 – 35%; cepat 1,5 – 3 g, Lepas lambat
Karbohidrat 50 – 60%; Protein 1 – 2 g (kombinasi dgn statin
15%; Serat 20 – 30 g/hari; ↓kolest & TG; Interaksi dgn
Kolesterol< 200 mg/hari Aspirin; ES: gout,
↑glukosa)
• Latihan jasmani dan
• Golongan asam fibrat: Gemfibrazil
Penurunan berat badan bagi 2x600 atau1x900 mg/hr (↓TG;
yang gemuk jgn kombinasi dgn statin ↑resiko
• Menghentikan kebiasaan ES miopathy)
merokok, minuman alcohol • Penghambat absorpsi kolesterol:
Ezetimibe 10 mg/hr
SINDROM METABOLIK
Sindrom Metabolik
Parameters NCEP ATP3 2005*
Number of
≥3 of:
abnormalities
2. Seorang pria 40 tahun datang ke poliklinik untuk melakukan general check up. Pasien tanpa
keluhan, hanya ibunya menderita diabetes. Tensi : 130/90 mmHg, tinggi badan 170 cm, BB 95 kg,
lingkar pinggang 120 cm. Hasil laboratorium : kolesterol total 240 mg/dl, HDL 20 mg/dl, LDL 150
mg/dl, dan trigliserida 500 mg/dl. Terapi farmakologis apakah yang saudara anjurkan pada pasien
ini
a. Simvastatin 20 mg
b. Asam nikotinat 500 mg
c. Rosuvastatin 10 mg
d. Fenofibrat 300 mg
e. Atorvastatin 40 mg
3. Kriteria sindrom metabolic berdasarkan NCEP-ATP III, kecuali
a. Lingkar perut (L > 102 cm dan p > 88 cm)
b. HDL-C ( L < 40 mg/dl dan p <50 mg/dl)
c. Plasma TG > 150 mg/dl
d. Dalam pengobatan anti hipertensi atau TD > 130/85 mmHg
e. DM tipe 2 atau TGT
4. Pria 40 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya. Pemeriksaan fisis TB 170 cm,
BB 88kg, lingkar pinggang 96 cm, tensi 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
glukosa darah puasa 112 mg/dL, kolesterol total 300 mg/dL, HDL kolesterol 35 mg/dL, LDL 160
mg/dL, dan trigliserida 450 mg/dL. Apakah terapi yang saudara berikan untuk pasien ini,
sehubungan dengan profil lipidnya
a. Atorvastatin
b. PCKS-9 inhibitor
c. Ezetemibe
d. Asam nikotinat
e. Fenofibrat
TERIMA KASIH
&
SELAMAT BELAJAR