- SBAR: R: rekomendasi
Rekomendasi adalah dari orang yang memberikan laporan, apa yang sudah atau ingin sarankan
oleh perawat.
Pembuatan Kebijakan harus ada proses semacam rapat, notulensi dan proses selanjutnya. Harus
lengkap step by stepnya. Kalau belum ada kedepannya lakukan revisi agar prosesnya keliatan.
Identifikasi nama sama: pake tambahan 1 atau 2, atau pake Mr. X atau Mrs. Y. Belum ada di
kebijakan SKP.
Pasien tidak bawa identitas dan masih bisa berkomunikasi : ditanya identitasnya ke yang
bersangkutan. Ada di panduan identifikasi pasien.
SKP 2: belum ada kebijakan tentang serah terima pasien (versi 2012). Tambahkan agar sesuai dengan
versi SNARS Ed. 1.
Transfer: di antar unit, Rujuan : di antar Rumah Sakit bila RS tidak mumpuni fasilitasnya.
Kebijakan transfer ada di ARK. Maksud dan tujuan masukkan ke kebijakan (R).
Trolley emergency ada di IGD dan HCU. Emergency kit ada di setiap ruangan (harus ada di
kebijakan).
Pengenceran electrolite concentrate oleh perawat dengan pendelegasian oleh farmasi ke perawat.
Kalau oleh perawat harus ada kebijakan direktur tentang pendelegasian wewenang dan form
buktinya. DI SPK RKK Perawat harus ditambahkan uraian tugas pengenceran obat. Kalau tidak akan
berpengaruh pada legal aspek keselamatan pasien. Saat ini perawat tidak diberikan RKK
pengenceran obat. Sebaiknya dilakukan oleh Farmasi saja. Di SPO pencampuran obat tidak
dicantumkan bagaimana cara menghitung kesesuaian dosis dan lain lain. HArus diberikan pelatihan
kepada perawat mengenai SPO tersebut. KArena menghitung kesesuaian dosis itu butuh
kemampuan dalam melakukannya maka amannya dilakukan oleh Apoteker. Teknik aseptic tidak
cukup untuk ke perawat apabila pengenceran obat oleh perawat. Kebijakan di tinjau ulang.
Surgical Service Checklist : Sign in diluar kamar operasi. PAstikan status pasien lengkap,
penunjangnya dan pastikan alat siap pakai. Baru masuk ke Time Out. Yang tanda tangan di Time Outt
hanya perawat sirkuler yang memandu. Time out harus ditandatangani sebelum adanya irisan .
Sebelum ditutup harus dipastikan jumlah perawatan sebelum dan sesudah tindakan. Sign out dokter
bedah/dokter operator yang tanda tangan.
Pasien Jatuh. Rawat Jalan menggunakan Asesmen Awal berupa Get Up and Go baru dilihat apakah
membutuhkan pita kuning atau tidak. Skor tinggi >45 asesmen ulangnya setiap 1 shift 1 kali. Per
shiftnya ada catatan skornya. Di formnya dirubah / dilengkapi.
PPI
Ketua timnya jangan IPCO, tulis ketua tim. Sekretaris jangan IPCN. Dibawah IPCN ada IPCLN. Dimulai
dari Direktur. PIhak yang erlibat yang berhubungan langsung dengan infeksi. Setiap unit kerja yang
berhubungan dengan PPI harus ada koordinasi dan laporan monitoring dan evaluasi, Struktur
organisasi hubungan kerjanya diperbaiki, jangan memakai tanda panah.
Dalam membuat inhouse training bagusnya ada kerangka kegiatan, pertemuan dengan diklat,
adanya pre test post test, jadwal, soal, impelementasi, evaluasi harus digabungkan menjadi 1.
Jadwal pertemuan dokter dengan tim PPI secara berkala belum ada. Pertemuan dengan dokter
apabila ada usulan ke direktur untuk diajukan dan dibuat kebijakan, dalam 3 bulan kebijakan itu
dilaksanakan harus dibuatkan monev.
Dalam membuat program ikuti sistematika dari kars. Harus ada tujuan, data sebelumnya. Ikuti PPI 5
dalam SNARS Ed. 1. Masukan ke kebijakan yang ada di PPI (PPI.5) Program kerjanya dilengkapi.
ICRA. Sebelum ada pembangunan harus ada rapat denganketua proyek, setelah itu PPI
mengeluarkan izin agar proyek bisa berlangsung. Surat izin belum ada.
Hand hygiene untuk keluarga pasien sudah ada buktinya berupa foto , sosialisasi di RPU. Setelah ada
dokumentasi harus ada tanggal dan tandatangan yang membuat dokumentasi atau laporan. Hand
hygiene untuk pengunjung belum ada. Kerjasama dengan Pokja MKE.
Jobdesc IPCN ada. Bukti terlaksana Jobdesc belum lengkap. Program kerja IPCN belum ditunjukkan.
IPCLN disarankan punya 1 buku isinya khusus laporan ke tim PPI ditandatangani IPCLN dan IPCN.
Pengambilan darah yang sekarang oleh Laboratorium harus diambil alih oleh perawat karena harus
ada pemantauan kepatuhan identifikasi pasien. Buku monev kepatuhan harus ada buku khusus
ditandatangani oleh pihak terkait.
HPK
SK HPK tidak sesuai dengan tata naskah, isinya SK semuanya harus seragam berupa
lampiran.
Bukti complain berupa masalah yang terkait dengan unit kerja lain harus ada bukti atau
tanda tangan unit kerja lainnya.
KKS
Medical staff by law sudah dipisah dengan hospital staff by law
PPA: dokter, perawat, bidan, gizi, farmasi, fisioterapi. Yang berhak mengakses Rekam Medis
adalah PPA.
Semua PPA harus punya Panduan Praktek. Clinical Pathway harus berdasarkan Panduan
Prakteknya dulu.
PCC: patient centered care. Lengkapi mutu berdasarkan PCC.Masing-masing tenaga medis
ataupun paramedic punya peran mandiri. Peran mandiri tersebut disosialisasikan secara
kolaboratif dan delegatif.
Mutu asuhan harus lebih difokuskan. Buatlah pedoman praktek keperawatan, SAK.
- Edukasi jenis pelayanan yang ada di RS dengan masyarakat kerjasama dengan PPI
Form edukasi :
- Nilai dan kepercayaan yang di tulis di form edukasi pasien dan keluarga
- Untuk Nursing: membuat famlet lebih lengkap kolabortif , ada tim work,
farmasi,fisioterapi,gizi,lab
DEMOGRAFI
IT
- Harus jelas dari rs untuk pelaporan ke kemekes seusai dengan format permintan
kemenkes
- Alternatif asuhan dengan di buatkan MUO antara rumah sakit dengan beberapa
rumah sakit tertentu untuk pelayanan unggulan.
BAGIAN MKE 3
BAGIAN MKE 4
BAGIAN MKE 5
BAGIAN MKE 6
- Jadwal berkala yang akan dilakukan oleh PKRS, jadwal daftar hadir dan evaluasi dari
peserta PKRS
BAGIAN MKE 7
BAGIAN MKE 8
BAGIAN MKE 9
- Edukasi asuhan di buatkan card summary dicantumkan ttd dan pemberi informasi
- General concent tidak perlu ttd dokter hanya pasien dan keluarga,hanya 2 saksi
sehingga 3 kolom ttd
BAGIAN MKE 10
- Bila ada TDD, masukkan TDD ke KARS terlebih dahulu sebelum survei.
BAGIAN MKE 11
BAGIAN MKE 12