Email : dtjahyadi_spog@yahoo.
com
WA : 08122000498
Overview PAP
PAP1 Pelayanan dan asuhan yang seragam
PAP1.1 Pelayanan dan asuhan yang terintegrasi
PAP1.2 Bagaimana mendokumentasikan asuhan
Komunikasi yang
efektif, kolaborasi,
dan standardisasi
proses Rencana, koordinasi, dan implementasi asuhan mendukung serta
merespons setiap kebutuhan unik pasien dan target
Keterlibatan serta
pemberdayaan pasien
dan keluarga dalam
asuhan bersama PPA
harus memastikan:
Standar PAP 1
Pelayanan dan asuhan yang seragam diberikan untuk semua pasien sesuai peraturan perundang-
undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 1
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat mutu
asuhan yang seragam di rumah sakit.
Untuk melaksanakan prinsip mutu asuhan yang setingkat, pimpinan harus merencanakan dan
mengkoordinasi pelayanan pasien.
Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada populasi pasien yang sama pada berbagai unit
kerja sesuai dengan regulasi yang ditetapkan rumah sakit. Sebagai tambahan, pimpinan harus
menjamin bahwa rumah sakit menyediakan tingkat mutu asuhan yang sama setiap hari dalam
seminggu dan pada setiap shift. Regulasi tersebut harus sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku sehingga proses pelayanan pasien dapat diberikan secara kolaboratif.
Asuhan pasien yang seragam tercermin dalam hal-hal berikut: (poin a-e)
a) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan tidak bergantung pada kemampuan pasien untuk
membayar atau sumber pembayaran.
b) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan yang diberikan oleh PPA yang kompeten tidak
bergantung pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24 (dua puluh empat) jam
c) Kondisi pasien menentukan sumber daya yang akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhannya
d) Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di semua unit pelayanan di rumah sakit misalnya
pelayanan anestesi.
e) Pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan yang sama akan menerima tingkat asuhan
keperawatan yang sama di semua unit pelayanan di rumah sakit.
Keseragaman dalam memberikan asuhan pada semua pasien akan menghasilkan penggunaan sumber
daya yang efektif dan memungkinkan dilakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang sama di semua unit
pelayanan di rumah sakit.
Elemen Penilaian PAP 1
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
yang meliputi poin a - e dalam gambaran umum.
b) Asuhan yang seragam diberikan kepada setiap pasien meliputi poin a) – e) dalam
maksud dan tujuan
Standar PAP 1.1
Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi serta terkoordinasi telah dilakukan sesuai
instruksi.
Maksud dan Tujuan PAP 1.1
Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak PPA dan
Agar proses pelayanan dan asuhan pasien menjadi efisien, penggunaan sumber daya manusia
dan sumber lainnya menjadi efektif, dan hasil akhir kondisi pasien menjadi lebih baik maka
diperlukan integrasi dan koordinasi.
Kepala unit pelayanan menggunakan cara untuk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan
serta asuhan lebih baik (misalnya, pemberian asuhan pasein secara tim oleh para PPA, ronde
pasien multidisiplin, formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), dan manajer
pelayanan pasien/case manager).
Instruksi PPA dibutuhkan dalam pemberian asuhan pasien misalnya instruksi pemeriksaan di laboratorium
(termasuk Patologi Anatomi), pemberian obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi, dan lain-lain.
Instruksi ini harus tersedia dan mudah diakses sehingga dapat ditindaklanjuti tepat waktu misalnya dengan
menuliskan instruksi pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) dalam rekam medis atau
didokumentasikan dalam elektronik rekam medik agar staf memahami kapan instruksi harus dilakukan, dan
siapa yang akan melaksanakan instruksi tersebut.
a) Instruksi seperti apa yang harus tertulis/didokumentasikan (bukan instruksi melalui telepon atau instruksi
lisan saat PPA yang memberi instruksi sedang berada di tempat/rumah sakit), antara lain:
(1) Instruksi yang diijinkan melalui telepon terbatas pada situasi darurat dan ketika dokter tidak berada di
tempat/di rumah sakit.
(2) Instruksi verbal diijinkan terbatas pada situasi dimana dokter yang memberi instruksi sedang melakukan
b) Permintaan pemeriksaan laboratorium (termasukpemeriksaan Patologi Anatomi) dan diagnostik imajing
tertentu harus disertai indikasi klinik
c) Pengecualian dalam kondisi khusus, misalnya di unit darurat dan unit intensif
d) Siapa yang diberi kewenangan memberi instruksi dan perintah catat di dalam berkas rekam medik/sistem
elektronik rekam medik sesuai regulasi rumah sakit
Prosedur diagnostik dan tindakan klinis, yang dilakukan sesuai instruksi serta hasilnya didokumentasikan di
dalam rekam medis pasien. Contoh prosedur dan tindakan misalnya endoskopi, kateterisasi jantung, terapi
radiasi, pemeriksaan Computerized Tomography (CT), dan tindakan serta prosedur diagnostik invasif dan
non-invasif lainnya.
Informasi mengenai siapa yang meminta dilakukannya prosedur atau tindakan, dan alasan dilakukannya
prosedur atau tindakan tersebut didokumentasikan dalam rekam medik.
Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko, termasuk pasien yang dirujuk dari luar, juga
Elemen Penilaian PAP 1.1
a) Rumah sakit telah melakukan pelayanan dan asuhan yang terintegrasi serta terkoordinasi kepada setiap
pasien.
b) Rumah sakit telah menetapkan kewenangan pemberian instruksi oleh PPA yang kompeten, tata cara
pemberian instruksi dan pendokumentasiannya.
c) Permintaan pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing harus disertai indikasi klinis apabila
meminta hasilnya berupa interpretasi.
d) Prosedur dan tindakan telah dilakukan sesuai instruksi dan PPA yang memberikan instruksi, alasan
dilakukan prosedur atau tindakan serta hasilnya telah didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
e) Pasien yang menjalani tindakan invasif/berisiko di rawat jalan telah dilakukan pengkajian dan
didokumentasikan dalam rekam medis.
Standar PAP 1.2
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan
Rumah sakit memberikan pelayanan untuk pasien dengan berbagai keperluan. Pelayanan pada pasien berisiko tinggi
membutuhkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK) clinical pathway dan rencana perawatan yang akan mendukung PPA
memberikan pelayanan kepada pasien secara menyeluruh, kompeten dan seragam.
Dalam memberikan asuhan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi, Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab
untuk:
a) Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko tinggi di rumah sakit;
b) Menetapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan rencana perawatan secara kolaboratif
c) Melatih staf untuk menerapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), clinical pathway dan rencana perawatan rencana
perawatan tersebut.
Pelayanan pada pasien berisiko tinggi atau pelayanan berisiko tinggi dibuat berdasarkan populasi yaitu
pasien anak, pasien dewasa dan pasien geriatri. Hal-hal yang perlu diterapkan dalam pelayanan tersebut
meliputi Prosedur, dokumentasi, kualifikasi staf dan peralatan medis meliputi: (a-f)
a) Pasien emergensi;
b) Pasien koma;
d) Pasien risiko tinggi lainnya yaitu pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes;
f) Pelayanan pasien dengan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menyebabkan kejadian luar
biasa;
m) Pelayanan pada pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)
;
n) Pelayanan pada populasi pasien rentan, pasien lanjut usia (geriatri) misalnya anak-anak, dan pasien
berisiko tindak kekerasan atau diterlantarkan misalnya pasien dengan gangguan jiwa.
Rumah sakit juga menetapkan jika terdapat risiko tambahan setelah dilakukan tindakan atau rencana
asuhan (contoh, kebutuhan mencegah trombosis vena dalam, luka dekubitus, infeksi terkait penggunaan
ventilator pada pasien, cedera neurologis dan pembuluh darah pada pasien restrain, infeksi melalui
pembuluh darah pada pasien dialisis, infeksi saluran/slang sentral, dan pasien jatuh)
Jika terjadi risiko tambahan tersebut, dilakukan penanganan dan pencegahan dengan membuat regulasi,
memberikan pelatihan dan edukasi kepada staf. Rumah sakit menggunakan informasi tersebut untuk
mengevaluasi pelayanan yang diberikan kepada pasien risiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi serta
mengintegrasikan informasi tersebut dalam pemilihan prioritas perbaikan tingkat rumah sakit pada
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Elemen Penilaian PAP 2
a) Pimpinan rumah sakit telah melaksanakan tanggung jawabnya untuk memberikan pelayanan pada
pasien berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi meliputi a)- c) dalam maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah memberikan pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yang
telah diidentifikasi berdasarkan populasi yaitu pasien anak, pasien dewasa dan pasien geriatri sesuai
dalam maksud dan tujuan.
c) Pimpinan rumah sakit telah mengidentifikasi risiko tambahan yang dapat mempengaruhi pasien dan
pelayanan risiko tinggi.
Standar PAP 2.1
Rumah sakit memberikan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai
dengan tingkat jenis pelayanan.
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan
pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan
pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi
peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan
geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
a) Tingkat sederhana (rawat jalan dan home care)
b) Tingkat lengkap (rawat jalan, rawat inap akut dan home care)
c) Tingkat sempurna (rawat jalan, rawat inap akut dan home care klinik asuhan siang)
d)Tingkat paripurna (rawat jalan, klinik asuhan siang, rawat inap akut, rawat inap kronis, rawat inap
psychogeriatri, penitipan pasien Respit care dan home care)
Elemen Penilaian PAP 2.1
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit
sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan sarana prasarana nya.
b) Rumah sakit telah menetapkan tim terpadu geriatri dan telah menyelenggarakan pelayanan sesuai
tingkat jenis layanan
c) Rumah sakit telah melaksanakan proses pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan geriatri
d) Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit.
Padahal, banyak pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat inap.
Seringkali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tandatanda vital yang memburuk dan
perubahan kecil status neurologis) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis yang meluas sehingga
mengalami kejadian yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini-dininya pasien yang kondisinya
memburuk. Sebagian besar pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya
memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
Penerapan EWS membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan
bila perlu mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan EWS dapat dilakukan menggunakan sistem skor oleh PPA yang terlatih.
Berdasarkan pengkajian kebutuhan dan rencana asuhan, maka DPJP atau PPA lain yang kompeten
memesan makanan dan nutrisi lainnya untuk pasien. Pasien berhak menentukan makanan sesuai
dengan nilai yang dianut. Bila memungkinkan pasien ditawarkan pilihan makanan yang konsisten
dengan status gizi. Jika keluarga pasien atau ada orang lain mau membawa makanan untuk pasien,
maka mereka diberikan edukasi tentang makanan yang merupakan kontraindikasi terhadap rencana,
kebersihan makanan, dan kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait interaksi antara obat
Makanan yang dibawa oleh keluarga atau orang lain disimpan dengan benar untuk mencegah
kontaminasi.
Skrining risiko gizi dilakukan pada pengkajian awal. Jika pada saat skrining ditemukan pasien
dengan risiko gizi maka terapi gizi terintegrasi diberikan, dipantau, dan dievaluasi.
39