Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat
rahmat-Nya tersusunlah Panduan Asuhan Pasien Seragam RSUD Mampang
Prapatan Tahun 2017.
Penulis
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam hal ini Dokter (DPJP) bertindak
sebagai Team Leader beserta PPA lain melaksanakan aktivitas tersebut.
Masing-masing PPA mempunyai peran yang jelas dalam asuhan pasien. Peran
tersebut ditentukan oleh lisensi; kredensial; sertifikat; undang-undang dan
peraturan; ketrampilan (skill) khusus individu, pengetahuan, pengalaman, juga
kebijakan rumah sakit atau uraian tugas.
1. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh
PPA yang kompeten tidak bergantung pada hari setiap minggu atau
waktunya setiap hari (3-24-7);
2. penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan
pemeriksaan diagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien pada
populasi yang sama;
2. Pelayanan Unit :
a) Pelayanan Unit Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Intensif, dan
Laboratorium dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan
sesuai dengan jadwal praktik dokter;
b) Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja;
c) Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien;
d) Seluruh staf Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, pedoman atau panduan dan standar prosedur operasional
yang berlaku, serta sesuai dengan etika Rumah Sakit dan peraturan
perundangan yang berlaku;
e) Seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib
selalu sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3), termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri
(APD).
4. Asesmen Pasien
Asesmen pasien terdiri atas 3 (tiga) proses utama dengan metode IAR:
a) Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial,
kultur, spiritual dan riwayat kesehatan pasien (informasi
dikumpulkan);
b) Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
(analisis data dan informasi);
c) Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan
pasien yang telah diidentifikasi (rencana asuhan dan pelayanan
disusun);
d) Asesmen pasien meliputi asesmen awal, asesmen ulang dan
asesmen gawat darurat;
e) Asesmen awal medis dilakukan dalam 24 jampertama sejak rawat
inap atau lebih dini / cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan
rumah sakit;
f) Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama
sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau
kebijakan rumah sakit;
g) Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap,
atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh
lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan
pemeriksaan fisik telah diulang;
6. Asesmen Ulang
a) Asesmen ulang medis dan keperawatan dilaksanakan oleh PPA yang
kompeten dan berwenang sesuai rincian kewenang klinis yang
ditetapkan untuk evaluasi respons pasien terhadap asuhan yang
diberikan;
b) Asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari,
termasuk akhir minggu / libur untuk pasien akut;
c) Asesmen ulang perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
dengan perubahan kondisi pasien;
d) Asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan sesuai kondisi
pasien.
7. Alur Pasien
a) Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan,
asesmen dan tindakan, transfer pasien, serta pemulangan)
dilaksanakan agar dapat mengurangi penundaan asuhan kepada
pasien.
b) Komponen dari pengelolaan alur pasien meliputi:
ketersediaan tempat tidur rawat inap;
Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi
medis, dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan
sementara pasien;
Perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di
beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di unit
darurat;
Alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan
pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi,
radiologi, dan unit pasca-anestesi);
8. Penundaan Pelayanan
a) Apabila terjadi penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan
maupun rawat inap harus disampaikan kepada pasien;
b) Pasien diberi tahu alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan
diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan
klinis pasien dan dicatat di rekam medis.
9. Pemulangan Pasien
a) Untuk menjamin kesinambungan pelayanan dan asuhan pasien,
harus dilakukan rencana pemulangan pasien yang terintegrasi;
b) Perencanaan pemulangan pasien dilaksanakan oleh MPP
c) Selama perawatan di rumah sakit, pasien hanya bisa meninggalkan
rumah atas persetujuan DPJP;
d) Bila diperlukan, pada pemulangan pasien dapat dirujuk kepada
fasilitas kesehatan, baik perorangan ataupun institusi yang berada di
komunitas dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan
kelanjutan pelayanan atau asuhan;
e) Rencana pemulangan pasien dilakukan pada pasien yang rencana
pemulangannya kompleks;
f) Rencana pemulangan yang kompleks dimulai segera setelah pasien
masuk rawat inap;
g) Kriteria pasien yang pemulangannya kompleks adalah:
Bayi kurang bulan dengan berat badan lahir rendah;
Pasien usia lanjut dengan dementia;
Dalam hal ini, meninjau dari tipe RSUD Mampang Prapatan adalah
Rumah Sakit tipe D dengan standar pelayanan dan keterbatasan alat
medis yang menunjang, pelayanan pada kelompok pasien dengan
resiko tinggi tidak dapat ditangani sepenuhnya atau proses rawat inap
maupun rawat jalan, maka akan dilakukan proses rujuk ke Rumah Sakit
yang memadai sesuai kebutuhan pasien.
Adapun kelompok pasien dengan resiko tinggi tersebut diantaranya:
a) Pasien dengan alat bantuan hidup dasar dan memerlukan fasilitas
ICU, ICCU, NICU atau PICU
b) Pasien dengan bantuan alat Dialysis
c) Pasien dengan pengobatan Kemoterapi
d) Pasien dengan Imunosuppressed
e) Pasien gangguan jiwa yang memerlukan perawatan lanjutan
f) Pasien dengan kasus bedah mayor atau memerlukan tenaga
spesialis bedah lain seperti THT, Orthopedi, Mata, dll.
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, 5 Maret 2017
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MAMPANG PRAPATAN