Anda di halaman 1dari 12

Rencana Keperawatan sesuai

standar SNARS
Azzizah Aulia Wadini 1911311006
Winanda Al Meihesi 1911311027
Latifah Nisa Ul Husna 1911312018
Naila Zahra Iman 1911312027
Salsabila Juwita 1911312066
Sekar Ayu W 1911313011
Afriani Fadillah 19113113032
01
Perencanaan Asuhan
Keperawatan berdasarkan
standar SNARS
Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/1128/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT

Gambaran Umum Tanggung jawab rumah sakit dan staf yang terpenting
adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan aman.
Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi, dan
standardisasi proses untuk memastikan bahwa rencana, koordinasi, dan
implementasi asuhan mendukung serta merespons setiap kebutuhan unik
pasien dan target. Asuhan tersebut dapat berupa upaya pencegahan,
paliatif, kuratif, atau rehabilitatif termasuk anestesia, tindakan bedah,
pengobatan, terapi suportif, atau kombinasinya, yang berdasar atas
pengkajian awal dan pengkajian ulang pasien
Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/1128/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT

Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dengan beberapa elemen:


a. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan
klinis/ketua tim PPA (clinical leader).
b. PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional, menggunakan panduan praktik klinis (PPK), alur
klinis/clinical pathway terintegrasi, algoritma, protokol, prosedur,
standing order, dan catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
c. Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager menjaga
kesinambungan pelayanan.
d. Keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga dalam
Standar PAP 1.2 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan
● Rencana asuhan merangkum asuhan dan pengobatan/tindakan yang akan diberikan kepada
seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh PPA untuk
menegakkan atau mendukung diagnosis yang disusun dari hasil pengkajian.
● Tujuan utama rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang optimal. Proses perencanaan
bersifat kolaboratif menggunakan data yang berasal dari pengkajian awal dan pengkajian ulang
yang di buat oleh para PPA (dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, dan lain-lainnya) Rencana asuhan
dibuat setelah melakukan pengkajian awal dalam waktu 24 jam terhitung sejak pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.
● Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan pasien yang objektif dan memiliki sasaran yang
dapat diukur untuk memudahkan pengkajian ulang serta mengkaji atau merevisi rencana asuhan.
Pasien dan keluarga dapat dilibatkan dalam proses perencanaan asuhan. Rencana asuhan harus
disertai target terukur, misalnya:
a) Detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah menjadi normal atau sesuai dengan
rencana yang ditetapkan;
b) Pasien mampu menyuntik sendiri insulin sebelum pulang dari rumah sakit;
c) Pasien mampu berjalan dengan “walker” (alat bantu untuk berjalan). Berdasarkan hasil
pengkajian ulang, rencana asuhan diperbaharui untuk dapat menggambarkan kondisi
pasien terkini.
Standar PAP 1.2 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan
● Rencana asuhan pasien harus terkait dengan kebutuhan pasien. Kebutuhan ini mungkin berubah
sebagai hasil dari proses penyembuhan klinis atau terdapat informasi baru hasil pengkajian ulang
(contoh, hilangnya kesadaran, hasil laboratorium yang abnormal).
● Rencana asuhan dan revisinya didokumentasikan dalam rekam medis pasien sebagai rencana
asuhan baru.
● DPJP sebagai ketua tim PPA melakukan evaluasi / reviu berkala dan verifikasi harian untuk
memantau terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai dengan
kebutuhan.

Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaransasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik
daripada rencana terpisah oleh masing-masing PPA. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan
individual, objektif, dan sasaran dapat diukur untuk memudahkan pengkajian ulang serta revisi
rencana asuhan.
Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

1. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian
tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai
berikut :
a. Kepala Ruangan.
b. Perawat Primer.
c. Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi
Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan
keperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan
sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data
sebelumnya.
Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

2. Rencana Strategi Perencanaan

Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen
Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan
penerapan praktek keperawatan yang professional, bagaimana format dan
pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan
wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing
perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system kepemimpinannya,
instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non
medis).
Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

3. Pengaturan dan Kegiatan


Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Setelah
seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaanya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini
adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen
untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga
pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
4. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk
sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya.
5. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.
Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (SNARS Edisi 1)
a. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1) SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
2) SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
3) SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High
Alert Medications)
4) SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar.
5) SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
b. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
1) Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3) Asesmen Pasien (AP)
4) Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7) Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (SNARS Edisi 1)

c. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT


1) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
3) Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
4) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
5) Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
6) Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) d.
d. PROGRAM NASIONAL 1)
1) Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2) Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3) Menurukan Angka Kesakitan TB Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
4) Pelayanan Geriatri
01
Thank You...

Anda mungkin juga menyukai