Anda di halaman 1dari 5

BERIKUT INI ADA BEBERAPA INFORMASI YANG SAYA PEROLEH SAAT

MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS PEMAHAMAN AKREDITASI RUMAH SAKIT


OLEH dr. IRNA DAN dr. FEBI ANTARA LAIN :

1. POKJA TKRS dan KPS


 Banyak RS yang terakreditasi paripurna di Maluku, khususnya di kota ambon, terkait ini
akan ada tim dari kementrian yang turun untuk pemeriksaan (diaudit).
 Dikarenakan akreditasi ini prosenya berkelanjutan, maka diharapkan pelayanan di rumah
sakit harus tetap di pertahankan setelah akreditasi harus masih tetap sama dengan saat
akreditasi.
 Informasi yang dari dinkes promal bahwa setiap RS yang telah terakreditasi wajib
menyurat untuk laporan ke dinkes dan di sertakan dengan melampirkan rekomendasi,
sertifikat dan Rencana Perbaikan Strategis berdasarkan rekomendasi yang di dapatkan
setelah selesai akreditasi.

2. POKJA KE
 Komunikasi Efektif sangat penting dan harus diterapkan degan baik, olehnya itu harus
di adakan Pelatihan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit.
 Banyak turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi terutama untuk petugas medis dan
pantau apakah menerapkan SOP di ruangan dengan benar atau tidak.
 Di pokja ini harus banyak turun ke lapangan untuk mengedukasi.

3. POKJA HPK
 Untuk permasalahan terkait penerjemah bahasa asing, harus diusahakan ada, kalau tidak
ada boleh MOU dengan RS lain.
 Dokumentasi berupa foto juga penting saat meminta persetujuan melakukan tindakan
kepada pasien, selain dari pada TTD dan meminta KTP pasien atau keluarga.
 Dalam pembuatan poster-poster atau pengumuman yang nantinya akan di tempelkan di
dinding rumah sakit baiknya memakai bahasa daerah setempat atau minimal judulnya
saja agar dapat menarik untuk di baca.
 Untuk ruangan pemulasaran jenazah jika ada, maka harus di atur dalam regulasi terkait
yang akan memandikan jenazah jenis kelaminnya harus sama dengan jenazah yang akan
di mandikan.
 Rm atau staus pasien baik yang masih dirawat maupun yang sudah pulang tidak boleh
sembarangan di taru, tidak boleh dalam jangkauan pasien atau keluarga pasien ( tidak
boleh ada status pasien yang bersusun-susun di atas meja perawat di nurse station).
 Apakah ada regulasi terkait pasien yang di bawa ke rumah sakit tidak punya keluarga dan
di antar dalam keadaan tidak sadar dan mempunyai barang bawaan yang berharga yang
masih menempel di badannya? Apakah ada form identifikasinya?
4. POKJA MRMIK
 Wajib memiliki manajemen informasi rumah sakit.
 Apakah RS memiliki tenaga IT? Kalau ada wajib di sumpah karena berkaitan dengan
kerahasiaan dokumen rumah sakit.
 Buat tim evaluasi RM dengan kriteria:
 Tenaga rekam medic
 Perwakilan komite medic
 Perwakilan komite keperawatan
 Perwakilan dari PPA (Professional Pemberi Asuhan)
 Pada hakikatnya seluruh isian yang ada di dalam RM wajib di isi, kalaupun yg
jawabannya tidak di ketahuipun harus di tuliskan boleh dengan di kasi keterangan belum
di ketahui atau beri tanda garis datar saja.
 Mengapa ruang RM harus tertata rapih, karena berkaitan dengan waktu tunggu kunjungan
pasien di ruang RM (waktu tunggu pasien rawat jalan di RM ≤ 15 menit dan rawat inap ≤
30 menit).

5. POKJA PPI
 Komite PPI baiknya PPI lanjutan jangan Cuma PPI dasar, baik dokter maupun
perawatnya.
 CSSD, Londri dan peralatan makan pasien harus selalu rutin di lakukan kultur sampel
yang sudah selesai di cuci/ bersih
 Tidak boleh lagi rumah sakit menggunakan kapas alcohol yang di bulat-bulatkan secara
manual oleh petugas, wajib menggunakan alcohol sweb.
 Komite PPI wajib melatih CS di rumah sakit untuk cara membersihkan yang baik dan
benar sesuai standar dari PPI
 Sapu yang digunakan tidak boleh sama antara di luar ruangan pasien dan di dalam
ruangan demikian pula dengan kain pelnya harus di bedakan.
 Dan untuk semua peralatan pembersih yang di pake CS harus di bedakan dan di beri
tanda warna untuk peralatan yang di pake di ruangan infeksius dan di ruangan non
infeksius.

6. POKJA MFK
 Buat pelatihan mengenai bahan B3 yang tertumpah dengan menggunakan Spill Kit.
 Saat listrik padam, kurang dari 5 detik mesin genset harus sudah nyala.
 Tuas-tuas pada mesin genset harus di beri label fungsi tuas, agar memudahkan petugas
lain/ petugas pengganti ketika petugas genset sedang berhalangan (saat berada di kamar
mandi dll).
 Bak kontrol IPAL harus dicek berkala, jangan sampai ada sarang laba-laba, dan indikator
di dalam bak harus pakai ikan mas dan secara berkala ikannya diganti.
 Kabel-kabel litrik di lingkungan RS maupun di dalam RS harus di tata rapi jangan
melayang-layang bebas tidak beraturan (masuk dalam penilaian).
7. POKJA PROGNAS
 PONEK harus 24 jam 7 hari.
 Inti dari Prognas adalah :
1) Buat Regulasi dan atau kebijakan
2) Buat Tim Pengelola
3) Buat Program Oleh Tim Pengelola
4) Implementasikan Program-programnya
5) Buat Laporannya
6) Evaluasi
7) Harus ada Jejaring Pembinaan
 Demikian halnya dengan TB, HIV, Stunting dan Wasting.

8. POKJA SKP
 Buat regulasi SKP satu untuk semua, satu regulasi di dalamnya sudah mengatur
keseluruhannya.
 Dalam pengisian identitas tidak boleh menuliskan umur pasien, harus tuliskan tanggal
lahir pasien.
 Pemasangan gelang pada bayi yang melalui proses SC, harus di lakukan di kamar
operasi, sesaat setelah bayi di bersihkan
 Untuk pasien-pasien yang akan melakukan pemeriksaan ke lab atau radiologi dll, harus di
damping petugas agar tidak terjadi miss
 Penandaan pasien resiko jatuh apakah sudah jalan di rawat jalan juga? Bukan hanya
rawat inap saja.

9. POKJA PKPO
 Kebutuhan BMHP di rumah sakit berpusat di Gudang Farmasi
 Harus ada SOP penyimpanan LASA
 Kunci penyimpanan obat-obat narkotika harus 2 orang yang memegang kuncinya
 System pelaporan BMHP harus ada SOPnya, baik yang habis maupun yang expired.
 Sistem Pelaporan Kesalahan Pemberian Obat harus dijalankan.

10. POKJA AKP


 Perhatikan proses triase dan ukur berapa lama kecepatan respon petugas di triase
 Petugas IGD harus cepat, bergerak dan menilai dengan cepat dalam penentuan prioritas
pasien
 Pelayanan tertunda juga harus di masukan dalam RM pasien yang di lengkapi dengan
keterangan alas an penundaan dan berapa lama waktu penundaan.
 SPO Alur Penerimaan Pasien harus punya dan di pajang di ruang IGD
 Apakah di RS sudah ada MPP? Kalau belum harus di usahakan dengan menikuti
pelatihan MPP (Man Power Planning).
11. POKJA PAB
 Tabung oksigen baik penuh atau kosong tidak boleh di taru sembarangan di lorong atau
di sudut ruangan perawatan.
 Didalam kamar operasi tidak boleh ada dinding retak dan plafon yang berpulau-pulau
apalagi tetesan/rembesan air.
 Baik linen ataupun peralatan makan baiknya di kelola sesuai dengan SOP, kalau perlu
untuk peralatan makan pasien infeksi di kasi yang sekali pakai.
 Pasien yang dititipkan bukan di kelas haknya wajib di berikan inform concent agar ketika
kelas haknya sudah ada yang kosong pasien tidak bias berdebat lagi dan harus pindah
sesuai kelasnya.
 Adakah regulasi terkait pasien yang selesai operasi proses di bawa kembali keruangan
perawatannya itu seperti apa, dan pasien ± 2 jam setelah selesai OP baru bias di bawa ke
ruangan perawatannya.
 Kamar Operasi tidak boleh bersudut, dinding di dalam kamar operasi tidak boleh ada
sudutnya, harus bulat (Konfirmasi ke PPI).
 Mutu air cuci tangan di kamar OP apakah diperiksa secara berkala? Karena jika
mengandung kapur yang tinggi sangat berbahaya.
 Pemberian alat dari ruangan CSSD ke ruangan OK harus ada SOPnya dan harus
menggunakan form operan di berikan dari pet CSSD kepada Petugas OK siapa?
 Kamar operasi tidak boleh dekat dengan ruagan Gizi.

12. POKJA PAP


 Untuk pelayanan geriatric kalau ada di rumah sakit berarti harus punya pegangan di
ruangan perawatan dan bel di masing-masing tepat tidur pasien geriatric.
 Emergency troli harus di awasi oleh Farmasi
 SOP pengambilan darah dari PMI ke rumah sakit harus ada dan yang mengambil tidak
boleh keluarga pasien, hal ini harus di atur di dalam regulasi.
 Pasien dengan diet khusus harus di beri label dan di awasi agar tidak membawa makanan
dari luar RS.
 Untuk makanan buat pasien yang menggunakan NGT tidak boleh di blender atau di
haluskan, harus kolaborasi dengan nutrisionis untuk pemberian nutrisi cair melalui NGT.

13. POKJA PMKP


 Komite PMKP harus purna waktu
 Idikator mutu yang dinilai harus di ganti-ganti secara berkala dan di sesuaikan dengan
yang lebih di butuhkan.
 Daftar resiko di rumah sakit harus berbeda-beda prioritasnya, jangan sampai dari tahun
ke tahun hasilnya sama.
 Validasi data harus di sertai dengan data mentahnya, itu yang akan di tanyakan atau di
lihat oleh survivor.
 Setiap spesialis harus punya 5 clinical phatway sesuai penyakit terbanyak di RS dalam
rangka kendali mutu kendali biaya.
 Harus sering melakukan audit medic dan audit klinis terhadap kasus-kasus yang terjadi di
RS.
 INM Indikator Nasional Mutu dan IKP Indikator Keselamatan Pasien harus di laporkan.
 Yang terpenting dari penilaian mutu adalah tindak lanjutnya seperti apa.
 Komite mutu harus tiap hari berkeliling untuk mengecek apakah berjalan dengan baik
atau tidak indikator mutunya.
 Tidak berdosa kalau ada insiden di Rumah sakit, tetapi berdosa jika ada insiden tetapi
tidak di laporkan.

14. POKJA PP
 SOP pengambilan darah dari PMI harus di buat oleh Laboratorium
 Untuk BMHP Laboratorium dan Radiologi harus melalui Gudang Farmasi
 Radiologi wajib 24 jam 7 hari pelayanan
 Buat SOP permintaan BMHP lab dan radiologi
 Didalam laboratorium tidak boleh ada BMHP yang menumpuk, cairan-cairan, spuit-spuit
dan lain-lain tidak boleh bertumpuk di dalam lab, semua harus di kembalikan ke Gudang
Farmasi.
 Seluruh pemeriksaan Lab dan Radiologi dari dalam rumah ssakit ke Lab dan Radiologi
luar harus melalui lab dan radiologi di Rumah Sakit. (Sepengetahuan Lab dan Radiologi
RS).

Anda mungkin juga menyukai