2. POKJA KE
Komunikasi Efektif sangat penting dan harus diterapkan degan baik, olehnya itu harus
di adakan Pelatihan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit.
Banyak turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi terutama untuk petugas medis dan
pantau apakah menerapkan SOP di ruangan dengan benar atau tidak.
Di pokja ini harus banyak turun ke lapangan untuk mengedukasi.
3. POKJA HPK
Untuk permasalahan terkait penerjemah bahasa asing, harus diusahakan ada, kalau tidak
ada boleh MOU dengan RS lain.
Dokumentasi berupa foto juga penting saat meminta persetujuan melakukan tindakan
kepada pasien, selain dari pada TTD dan meminta KTP pasien atau keluarga.
Dalam pembuatan poster-poster atau pengumuman yang nantinya akan di tempelkan di
dinding rumah sakit baiknya memakai bahasa daerah setempat atau minimal judulnya
saja agar dapat menarik untuk di baca.
Untuk ruangan pemulasaran jenazah jika ada, maka harus di atur dalam regulasi terkait
yang akan memandikan jenazah jenis kelaminnya harus sama dengan jenazah yang akan
di mandikan.
Rm atau staus pasien baik yang masih dirawat maupun yang sudah pulang tidak boleh
sembarangan di taru, tidak boleh dalam jangkauan pasien atau keluarga pasien ( tidak
boleh ada status pasien yang bersusun-susun di atas meja perawat di nurse station).
Apakah ada regulasi terkait pasien yang di bawa ke rumah sakit tidak punya keluarga dan
di antar dalam keadaan tidak sadar dan mempunyai barang bawaan yang berharga yang
masih menempel di badannya? Apakah ada form identifikasinya?
4. POKJA MRMIK
Wajib memiliki manajemen informasi rumah sakit.
Apakah RS memiliki tenaga IT? Kalau ada wajib di sumpah karena berkaitan dengan
kerahasiaan dokumen rumah sakit.
Buat tim evaluasi RM dengan kriteria:
Tenaga rekam medic
Perwakilan komite medic
Perwakilan komite keperawatan
Perwakilan dari PPA (Professional Pemberi Asuhan)
Pada hakikatnya seluruh isian yang ada di dalam RM wajib di isi, kalaupun yg
jawabannya tidak di ketahuipun harus di tuliskan boleh dengan di kasi keterangan belum
di ketahui atau beri tanda garis datar saja.
Mengapa ruang RM harus tertata rapih, karena berkaitan dengan waktu tunggu kunjungan
pasien di ruang RM (waktu tunggu pasien rawat jalan di RM ≤ 15 menit dan rawat inap ≤
30 menit).
5. POKJA PPI
Komite PPI baiknya PPI lanjutan jangan Cuma PPI dasar, baik dokter maupun
perawatnya.
CSSD, Londri dan peralatan makan pasien harus selalu rutin di lakukan kultur sampel
yang sudah selesai di cuci/ bersih
Tidak boleh lagi rumah sakit menggunakan kapas alcohol yang di bulat-bulatkan secara
manual oleh petugas, wajib menggunakan alcohol sweb.
Komite PPI wajib melatih CS di rumah sakit untuk cara membersihkan yang baik dan
benar sesuai standar dari PPI
Sapu yang digunakan tidak boleh sama antara di luar ruangan pasien dan di dalam
ruangan demikian pula dengan kain pelnya harus di bedakan.
Dan untuk semua peralatan pembersih yang di pake CS harus di bedakan dan di beri
tanda warna untuk peralatan yang di pake di ruangan infeksius dan di ruangan non
infeksius.
6. POKJA MFK
Buat pelatihan mengenai bahan B3 yang tertumpah dengan menggunakan Spill Kit.
Saat listrik padam, kurang dari 5 detik mesin genset harus sudah nyala.
Tuas-tuas pada mesin genset harus di beri label fungsi tuas, agar memudahkan petugas
lain/ petugas pengganti ketika petugas genset sedang berhalangan (saat berada di kamar
mandi dll).
Bak kontrol IPAL harus dicek berkala, jangan sampai ada sarang laba-laba, dan indikator
di dalam bak harus pakai ikan mas dan secara berkala ikannya diganti.
Kabel-kabel litrik di lingkungan RS maupun di dalam RS harus di tata rapi jangan
melayang-layang bebas tidak beraturan (masuk dalam penilaian).
7. POKJA PROGNAS
PONEK harus 24 jam 7 hari.
Inti dari Prognas adalah :
1) Buat Regulasi dan atau kebijakan
2) Buat Tim Pengelola
3) Buat Program Oleh Tim Pengelola
4) Implementasikan Program-programnya
5) Buat Laporannya
6) Evaluasi
7) Harus ada Jejaring Pembinaan
Demikian halnya dengan TB, HIV, Stunting dan Wasting.
8. POKJA SKP
Buat regulasi SKP satu untuk semua, satu regulasi di dalamnya sudah mengatur
keseluruhannya.
Dalam pengisian identitas tidak boleh menuliskan umur pasien, harus tuliskan tanggal
lahir pasien.
Pemasangan gelang pada bayi yang melalui proses SC, harus di lakukan di kamar
operasi, sesaat setelah bayi di bersihkan
Untuk pasien-pasien yang akan melakukan pemeriksaan ke lab atau radiologi dll, harus di
damping petugas agar tidak terjadi miss
Penandaan pasien resiko jatuh apakah sudah jalan di rawat jalan juga? Bukan hanya
rawat inap saja.
9. POKJA PKPO
Kebutuhan BMHP di rumah sakit berpusat di Gudang Farmasi
Harus ada SOP penyimpanan LASA
Kunci penyimpanan obat-obat narkotika harus 2 orang yang memegang kuncinya
System pelaporan BMHP harus ada SOPnya, baik yang habis maupun yang expired.
Sistem Pelaporan Kesalahan Pemberian Obat harus dijalankan.
14. POKJA PP
SOP pengambilan darah dari PMI harus di buat oleh Laboratorium
Untuk BMHP Laboratorium dan Radiologi harus melalui Gudang Farmasi
Radiologi wajib 24 jam 7 hari pelayanan
Buat SOP permintaan BMHP lab dan radiologi
Didalam laboratorium tidak boleh ada BMHP yang menumpuk, cairan-cairan, spuit-spuit
dan lain-lain tidak boleh bertumpuk di dalam lab, semua harus di kembalikan ke Gudang
Farmasi.
Seluruh pemeriksaan Lab dan Radiologi dari dalam rumah ssakit ke Lab dan Radiologi
luar harus melalui lab dan radiologi di Rumah Sakit. (Sepengetahuan Lab dan Radiologi
RS).