Anda di halaman 1dari 9

Q&A

Q: (Elly Noviati Ambar Sari, FMC Bogor): 1) Bagaimana nebulizer untuk pasien Non COVID? 2) Bagaimana
ICRA saat era COVID?
A:
1) Nebulizer untuk pasien non COVID tetap dapat dilakukan sebagaimana pelayanan biasa sesuai indikasi.
Gunakan nebulizer yang didedikasikan khusus untuk pasien non COVID. Untuk mengurangi risiko
paparan aerosol pada petugas kesehatan, selama proses nebulizer berlangsung, petugas dapat
meninggalkan sementara ruangan. Pengkajian awal dan evaluasi akhir tetap perlu dilakukan. 2
2) aktivitas renovasi, 3 aktivitas utama: (a) pra konstruksi: pembuatan ICRA, safety briefing dengan pihak
penyedia konstruksi terkait pemenuhan persyaratan rekomendasi PPI selama konstruksi, pemeriksaan
antigen COVID pekerja konstruksi, APD yang diperlukan serta alur masuk dan keluar pekerja/ barang/
limbah, pemeriksaan partikel udara dan kebisingan, (b) Konstruksi: supervisi kesesuaian implementasi
rekomendasi PPI dengan kondisi riil dan tindak lanjut pemeriksaan partikel udara dan kebisingan, (c)
Pasca konstruksi: evaluasi fungsi fasilitas yang diinstal atau ruangan yang direnovasi, pemeriksaan
partikel udara, kultur lingkungan atau air jika diperlukan.
Q&A
Q: Apakah PPI RS sama dengan PPI di PKM?
A: Pada prinsinya sama, namun detail pemenuhan PPI di FKTP perlu merujuk pula pada standar akreditasi PPI FKTP.
Q: (dr Megawati Wijaya, MM)
1. Dari paparan nara sumber di info utk mengeliminasi covid di RSUI dg berbagai cara, baik spt selain prokes ada cek swab antigen yg ingin di
tanyakan bgmn jk pasien yg dtg sekaligus banyak. bgmn kiat utk melaksanalan nya dg tetap prokes.
2. Bgmn jk mahasiswa awal sehat ttp di tengah jln ter papar covid, utk kuliah dan pengobatannya bgmm dok? di dukung RSUI dan prolong kuliah nya
dok?
3. Bgmn di ruang perawatan pasien covid, apakah ada ruang khusus utk nurse station yg bisa memantau pasiwn covid .
4. Bgmn tele medicine di RSUI ?
5. Apakah UGD di RSUI dipisahkan utk pasien covid dan non covid.
6. jk di pasien non covid ternyata sth di swab antigen.hsl nya positif. Apa yg hrs di lakukan utk ruang an nya dan terhadap petugas yg tugas saat itu
melalui 3T.
A:
1. Jika ada pasien yang banyak (seperti pada kasus peningkatan COVID), maka kapasitas IGD, ranap dan ICU perlu ditingkatkan agar tidak terjadi
stagnansi di IGD. Perlu ada regulasi tentang alur IGD dalam kondisi normal dan dalam kondisi kenaikan pasien COVID (redzone), pemantauan pasien
ranap yang telah mengalami perbaikan untuk dapat segera di- discharge
2. Mahasiswa yang terpapar covid tidak dapat melanjutkan praktik di RS untuk sementara. Perlu dibuat MOU di awal terkait kondisi tersebut antara RS
dan pihak fakultas . Umumnya pihak fakultas telah membuat alternatif pemenuhan kompetensi tanpa perlu berada di RS
3. Iya, nurse station dibuat sebagai zona hijau, dengan penambahan barrier kaca hingga mencapai tembok. Selain itu, dilakukan pemasangan cctv dan
intercom di kamar pasien sehingga petugas kesehatan dapat berkomunikasi dan melakukan pemantauan pasien di nurse station
4. Telemedicine di UI dilakukan dengan pasien membuat appointment melalui web. Lalu pada jadwal yang telah disepakati, pasien berkonsultasi
dengan dokter. Apabila diperlukan tindak lanjut dan peresepan obat, maka obat dikiriim/ diambil sesuai ketetapan RS
5. Alur dan ruang IGD pasien non COVID dan COVID terpisah, namun tetap berada di satu Gedung yang sama.
6. Dilakukan contact tracing pad a staf yang berkontak tanpa APD yang sesuai dan dilakukan pemeriksaan PCR. Ruangan pasien dilakukan general
cleaning.
Q&A
Q: Ana Mega, RSUD Taman Sari
"Terkait eliminasi covid di rsui, bagaimana pasien yang akan masuk rawat inap apakah semua
pasien dilakukan antigen/pcr atau pasien yang bergejala Covid 19 saja yang akan dilakukan
pemeriksaan ?”
A: Pasien yang masuk ranap akan dilakukan pemeriksaan antigen COVID, sedangkan pasien
yang hendak dilakukan tindakan operasi atau masuk ICU menjalani pemeriksaan PCR COVID
Q&A
Q: Antik Y, RS Annisa
1. Dlm pengendalian infeksi utk pasien salah satunya dgn pemisahan pasien infeksi dan non
infeksi, utk teknis spt apa , dan mulai dr mn ini pemisahannya. Sementara pasien smua
masuk dlm jalur triase
A:
1. Pemisahan dilakukan sejak IGD/ poli. Jika pasien masuk ranap, dilakukan pemeriksaan
antigen, jika pasien perlu tindakan operasi atau masuk ICU dilakukan pemeriksaan PCR.
IGD perlu memiliki ruang Non COVID dan COVID.
Q&A
Q: M. Saeful
utk lift pasien apakah ada alur pemisahan antara pasien covid19 dan non covid19?
A: Ya jika infrastruktur memungkinkan sebaiknya dibuat terpisah

Q: Nur Subekti C, RSUD Tongas


ijin bertanya utk masker dobel yang disarankan yang bagaimana, apa perlu diterapkan bila
kita merawat px covid
A: prinsip dobel adalah masker dengan kemampuan filtrasi lebih baik berada di bagian
dalam. Misal: masker bedah dilapis masker kain, atau masker N95 dilapis masker bedah.
Q&A
Q:
Devi Rahma Sofia, Ns Melvawati
1. Apa saja review yang dilakukan untuk mengecek masker N95 atau yang setara sehingga kita yakin masker
tsb aman?
2. Masker N95 tsb dipakai apakah ada yang dipakai secara berulang? apabila berulang bagaimana cara
penyimpanannya?
A:
1. Perlu pengecekan izin edar kemenkes dan approval FDA/ NIOSH. Kemudian jika memiliki alat untuk
pemeriksaan kualitatif/ kuantitatif akan lebih baik. Jika tidak, maka dapat dites dengan melakukan
pengujian lapisan masker
2. Apabila reuse N95 diberlakukan maka dapat disimpan dalam kantong kertas dan digantung di area
dengan ventilasi baik dan terkena sinar matahari. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan
sterilisasi oven kering sesuai rekomendasi HISSII
Q&A
Q: Rina Manalu, RSPP
1. di RS UI apakah semua yg masuk k rs baik vendor, pengunjung, pasien yang mau berobat ke
poli klinik dilakukan swab ag utk skrining n berlaku brp lama bu
2. bu yulia di rs ui imut compliance HH berapa % yg dterapkan dan apakah sdh berjln sesuai
standar bu mohon.pencerahan dari ibu utk meningkatkan kepatuhan HH
A:
1. Vendor yang akan berada di RSUI selama >4 jam maka perlu dilakukan skrining antigen
minimal 1 hari sebelumnya.
2. Kepatuhan kebersihan tangan RSUI mengalami penurunan selama pandemic COVID karena
penggunaan sarung tangan memanjang. Namun, kami tetap berupaya dengan penerapan
strategi multimodal untuk mengubah perilaku rekan2 staf ke arah yang diharapkan.
Q&A
Q: Hilham_pltu Cirebon
izin bertanya dok. di tempat kerja kita tempat proyek PLTU dok. pasti berbeda untuk control
infeksi di RS dan non RS. yang saya tanyakan untuk mempersiapkan gelombang 3, cara2
yang tepat untuk control infeksi tsb sperti apa dok, ? mohon jawabannya dok, terimakasih
A: Dapat mengadaptasi hierarki pengendalian bahaya yang telah dijelaskan, namun
disesuaikan dengan penambahan strategi berdasar risiko bahaya lain
Q&A
Q: Gideon Pudjo, Bidriya Yunarsih: mohon mohon ijin bertanya dokter yulia…… kalau
idealnya IPCLN itu kepala ruang atau minimal PJ SHIF? dan untuk persamaan persepsi
setidak nya dasar dasar apa yg kita berikan sebagai IPCN KE ipcln . Kalau ipcn nya dari staf
struktur tp perawat, apa bisa ? bagaiman dg regulasinya

A: IPCLN dapat kepala ruang atau PN, selama surveilans HAIs dapat terpantau dengan baik
dan implementasi bundle HAIs serta program PPI lain dapat terlaksana di unit pelayanan
pasien. IPCLN perlu mendapat pelatihan PPI Dasar, atau jika memungkinkan pelatihan IPCN
dan pelatihan lain yang berkaitan dengan program PPI. Ketentuan/ kriteria IPCLN dapat
merujuk pada PMK 27/ 2017.

Anda mungkin juga menyukai