Anda di halaman 1dari 37

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DALAM

PENANGANAN COVID -19

No Dokumen : 01/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dari potensi bahaya/risiko
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dalam rangka pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020
Prosedur / 1. PERSIAPAN
Langkah – Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang mudah dijangkau dan dilihat
langkah Menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir dan sabun atau
hand sanitizer
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri disesuaikan dengan area (fasyankes/luar fasyankes)
3. Pelepasan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Lepaskan apron
b. Lepaskan penutup kepala dan leher
c. Lepaskan sarung tangan luar
d. Lepaskan gown/cover all
e. Lepaskan goggle/face shield
f. Lepaskan masker
g. Lepaskan sepatu boot
h. Lepaskan sarung tangan dalam
i. Terapkan kebersihan tangan/hand hygiene di setiap tahapan
j. Semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan prinsip pelepasan yang
benar dan buang ke tempat sampah infeksius

Unit 1. Bagian Pendaftaran


Terkait 2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Kebidanan
5. UGD
6. Kasir

Penanggung Jawab

Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong


440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22
SKRINING COVID-19 FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP)

No Dokumen : 02/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertia 1. COVID-19 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
n sebelumnya pada manusia yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat.
2. Skrining COVID-19 adalah identifikasi awal pasien dengan menggunakan
formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE) terkait COVID-19.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer).
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan skrining COVID-19 di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020
Prosedur / 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker bedah
Langkah – 2. Petugas mengidentifikasi pasien dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
langkah (ISPA)
3. Petugas menempatkan pasien ISPA di area tunggu khusus yang memiliki
ventilasi yang cukup
4. Selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah pencegahan
percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika ada kontak jarak
dekat dengan pasien atau peralatan permukaan/material terkontaminasi )
5. Area selama triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase ( ada jarak setidaknya 1
meter antara petugas skrining dan pasien )
b. Sediakan pembersih tangan mengandung alkohol dan masker bedah
(sarung tangan medis, goggle, dan gown digunakan sesuai penilaqiaan
risiko)
c. Kursi pasien ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1 meter
d. Pastikan agar alur gerak pasien dan petugas tetap satu arah
e. Petunjuk- petunjuk jelas tentang alur gerak pasien dan petugas
f. Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase untuk mencegah
risiko penularan
6. Petugas melakukan wawancara menggunakan Formulir Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
7. Petugas mengelola pasien sesuai dengan kondisi pasien
8. Jika pada saat triase maupun di poli pemeriksaan ditemukan Orang Tanpa
Gejala (OTG) maka petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP
Pemantauan OTG dan ODP COVID-19 oleh Puskesmas
9. Jika pasien memenuhi kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Pemantauan OTG dan
ODP COVID-19 di Puskesmas
10. Jika pasien memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Rujukan Pasien
COVID-19 ke Rumah Sakit Rujukan.
11. Jika pasien tidak memenuhi kriteria OTG, ODP, dan PDP maka
petugas
12. Melakukan tata laksana sesuai kondisi kesehatan pasien dan komunikasi
risiko

Unit 1. Bagian Pendaftaran


Terkait 2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Kebidanan
5. UGD
ALUR PELAYANAN PASIEN

No Dokumen : 03/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Suatu alur pelayanan pasien yang datang untuk berobat rawat jalan di
klinik pratama Mugi Waluyo

Tujuan Bagi Klinik :


Sebagai acuan atau pedoman bagi petugas klinik dalam memberikan
pelayanan pendaftaran bagi pasien yang akan berobat agar dapat
terlaksana dengan baik, teratur, dan sesuai dengan standar prosedur
pelayanan klinik.
Bagi Pasien :
Agar Pendamping pasien mendapatkan pelayanan yang baik, cepat,
terarah, sesuai dengan kondisi pasien dan fasilitas pelayanan klinik yang
ada.

Referensi Kebijakan PERMENKES RI No.269/MENKES/Per/III/2008

Prosedur / 1. Pasien datang ke ruang pendaftaran


Langkah – 2. Di ruang pendaftaran pasien diidentifikasi sesuai ruang pelayanan
langkah yang dibutuhkan pasien berdasarkan keperluan kunjungan pasien.
3. Pasien masuk ke ruang pelayanan dan dilakukan pemeriksaan
4. Apabila dokter membutuhkan pemeriksaan penunjang (contoh:
laboratorium) maka akan diberikan pengantar dan bila diperlukan
rujukan ke rumah sakit makan akan diberikan surat rujukan
eksternal.
5. Apabila pasien tidak membutuhkan penunjang atau rujukan
eksternal, maka pasien diberi resep obat kemudian menuju ruang
kasir untuk melakukan pembayaran bagi pasien yang tidak memiliki
kartu jaminan kesehatan. Bagi pasien yang memiliki kartu jaminan
kesehatan dapat langsung ke bagian apotek untuk mengambil obat
kemudian pasien pulang.
6. Bagi pasien dengan rujukan eksternal, maka petugas akan
mengarahkan ke bagian kasir untuk mendapatkan stempel / cap
klinik Mugi Waluyo pada berkas rujukan tersebut lalu pasien
pulang.
7. Untuk pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang, setelah
dilakukan pemeriksaan, akan diberikan surat pengantar dan resep
obat lalu menuju ruang kasir untuk melakukan pembayaran bagi
pasien yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Bagi pasien
yang memiliki kartu jaminan kesehatan dapat langsung ke bagian
apotek untuk mengambil obat kemudian pasien pulang.
Unit Terkait 1. Bagian Pendaftaran
2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Kebidanan
5. UGD
6. Apotek
7. Kasir
PEMBERIAN OKSIGEN

No Dokumen : 04/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memberikan oksigen pada pasien


Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan Dibawah Tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur Persiapan Alat :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. Kapas alkohol

PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan
dahulu dengan kapasa alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup
kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis
dokter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan
instruksi? Lihat angka pada manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang
hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal,
supaya posisi kateter diperbaiki
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis  lapor dokter
4. Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada
petugas bila tabung oksigen / air steril habis.

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. UGD
3. Perawat
OBSERVASI PASIEN GAWAT

No Dokumen : 04/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat
jiwanya
Kebijakan Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
Prosedur / 1. Penderita gawat harus di observasi
Langkah – 2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat
langkah kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :
1) Tensi
2) Nadi
3) Respirasi / pernafasan
4) Suhu
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin
tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang
sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka
perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan
penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status
penderita (les UGD) / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan /
rawat inap / rujuk

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
3. Perawat

PEMASANGAN INFUS

No Dokumen : 05/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan / pengobatan melalui


infuse

Tujuan Sebagai cara untuk memasukan cairan


Kebijakan Rehidrasi Tercapai
Aliran cairan infuse sesuai indikasi
Tidak terjadi Infeksi nosocomial
Prosedur / Peralatan
Langkah – 1. Infus set
langkah 2. Abocath sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Safety Box
5. Kapas alcohol
6. Standar infuse
7. Plester
8. Cairan antiseptic (Bethadine)
9. Kasa steril
10. Sarung tangan steril.
Cairan yang dibutuhkan
(NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat RL dll)
Instruksi Kerja
1. Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan
medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24
jam.
2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang
akan dilakukan.
3. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk
menandatanganinya untuk RB.
4. Siapkan alat dan bahan
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan.
7. Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
8. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
9. Pasang torniquet.
10. Disinfeksi daerah penusukan.
11. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum
menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal
abocath masukan kanule perlahan lahan dan secara bersamaan
jarum dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan
yang lain menahan kanule tepat ditempatnya.
12. Lepas torniquet.
13. Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule
abocath dengan membalut kain kasa steril.
14. Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan)
sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter.
15. Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau
plabotl.
16. Rapihkan alat-alat.
17. Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius.
18. Cuci tangan petugas
19. Catat pada buku status dan buku register.

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. UGD
3. Dokter Umum
4. Perawat
PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM
PADA TELINGA DAN HIDUNG

No Dokumen : 06/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
SOP Doter Penanggung Jawab
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN

Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong


440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau


binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung
Tujuan 1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
2. Mengembaliukan fungsi indera
Kebijakan Dibawah tanggung-jawab dokter umum
Prosedur / 1. Persiapan Alat :
Langkah – a. Steril
langkah 1) Bak instrumen
2) Spuit irigasi 50 cc
3) Pinset anatomis
4) Pinset chirrugis
5) Arteri klem
6) THT shet
7) Kassa dan depres dalam tromol
8) Handschone / gloves steril
9) Neerbeken (bengkok)
10) Lampu kepala
11) Kom kecil/ sedang
12) Tetes telingga
13) Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
b. Non Steril
1) Schort / gown
2) Perlak + alas perlak / underpad
3) Handschone / gloves bersih
4) Sketsel / tirai
5) Neerbeken / bengkok
2. Penatalaksaan Corpus Alienum Pada Hidung Dan Telinga
a. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga/pasien menandatangani Informed concern.
b. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
c. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik
dengan langsung atau memakai lampu kepala
d. Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
letak dan jenis benda yang masuk ke telingga / hidung antara
lain :
1) Benda Padat
a) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran
sonde sesuai dangan ukuran biji didalam)
b) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung
dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian
tersebut.
c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan
posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-
bijian, maka dilakukan pergerakan untuk
mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan
mulai dari awal.
2) Binatang
a) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung
dengan arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan
posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah,
maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran
sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai
awal

Unit Terkait 1. Dokter Umum


2. Perawat
PROTAB HECTING

No Dokumen : 06/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Penjahitan luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang terputus.


Tujuan Meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan
juga mencegah luka terbuka yang akan Mengakibatkan masuknya
mikroorganisme / infeksi.
Kebijakan Dilakukan oleh Dokter
Prosedur / 1. Pesiapan Alat Hecting
Langkah – a. Spuit 5 cc
langkah b. Kapas Alkohol 70%
c. Lidokain 1%
d. Pengalas
e. Kasa steril
f. Gunting benang
g. Nalpoeder
h. Pinset anatomis
i. Korentang
j. Jarum kulit
k. Jarum otot (bila perlu)
l. Benang kulit (side)
m. Benang otot/ catgut(bila perlu)
n. Nierbekken (bengkok)
o. Larutan antiseptik/ garam faal
p. Kom
q. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 %
r. Sarung tangan steril
2. Persiapan pasien dan Tenaga medis
a. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Memasang sampiran/penutup/tirai
c. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
d. Mencuci tangan dengan sabun dan di air mengalir, kemudian
keringkan dengan handuk bersih atau hand dryer.
e. Memasang perlak dan pengalasnya.
3. Penatalaksanaan
a. Memakai sarung tangan
b. Mengkaji luka, kedalaman, luasnya dan keadaan luka
c. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan
garam faal. Gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan,
membersihkan luka dari area yang kurang terkontaminasi ke
area lebih bersih.
d. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %.
e. Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan
disuntik dengan menggunakan alkohol 70%
f. secara sirkuler dengan diameter kerang lebih 5 cm
g. Menyuntikan lidokain secara sub cutan di sekitar tepi luka.
h. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah
i. masukan lidokain secara perlahan-lahan sambil menarik jarum
dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan pada tepi
luka yang lainnya.
j. Tunggu 2 menit agar lidokain berreaksi
k. Sambil menungu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan
benang.
l. Uji reaksi obat dengan menggunakan pinset
m. Jahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat,
gunting benang sisakan kira-kira 1 cm. jahit satu persatu
dengan jarak jahitan satu dengan yang lainnya kurang lebih 1
cm,
n. Teruskan sampai semua luka terjahit.
o. Berikan antiseptik pada luka
p. Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester
q. Rapikan pasien
r. Bereskan alat
s. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5%
bersama alat-alat lainnya selama 10 menit
t. Cuci tangan

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
3. Perawat
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA

No Dokumen : 07/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
SOP Doter Penanggung Jawab
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN

Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong


440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Pengangkatan jahitan luka


Tujuan Bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan juga
untuk mencegah infeksi.
Kebijakan Dibawah pengawasan Dokter
Prosedur / 1. Persiapan alat up Hecting :
Langkah –
a. Gunting angkat jahitan
langkah
b. Handscoen steril
c. Perlak
d. Pinset anatomis 2 buah
e. Nierekken(bengkok)
f. Plester
g. Handuk kecil
h. Gunting verban
i. Betadine
j. Kapas Alkohol
k. Larutan chlorin 0,5 %
l. Kassa
2. Penatalaksanaan
a. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Pasang sampiran / tirai
c. Pelaksanaan
d. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan
dilakukan perawatan
e. Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir
f. Pakai sarung tangan
g. Atur posisi pasien senyaman mungkin
h. Buka balutan luka lama dan buang ke bengkok
i. Kaji luka (pastikan luka kering)
j. Angkat dan tahan bagian luar jahitan dengan pinset, kemudian
potong benang di bawah simpuldengan gunting up hecting.
k. Cabut benang dari kulit secara perlahan
l. Bersihkan luka dengan kassa betadine
m. Lakukan tindakan antisepsis
n. Tutup kembali luka dengan kassa steri
o. Pasang plester
p. Rapikan pasien
q. Bereskan alat
r. Lepas sarung tangan
s. Rendam alat dan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5 %
t. Cuci tangan

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
3. Perawat
PEMASANGAN NGT / PENDUGA LAMBUNG

No Dokumen : 07/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung


ke dalam lambung.
1. Memberi makanan dan obat-obatan.
2. Membilas/mengumbah lambung
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT
1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
Kebijakan Dokter Umum
Tersedia peralatan yang lengkap
Prosedur / Langkah – 1. Persiapan Alat :
langkah a. NGT h. Stetoskop
b. Plester i. Spuit 10 cc
c. Gunting j. Aquades
d. Bengkok k. Corong
e. Sarung Tangan l. Kom
f. Aqua Jelly m. Kassa
g. Perlak Pengalas n. Spatella

2. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
pasien
b. Membawa alat-alat ke dekat pasien
c. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien
d. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
e. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
f. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi
s/d proxesus xypoideus)
g. Mengolesi NGT dengan aqua Jelly sepanjang 15 cm
dari ujung NGT
h. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan
pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak
sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan
NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien.
i. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di
paru-paru) dengan 3 cara :
1) Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isis lambung berarti sudah
masuk kelambung,
2) Memasukan ujung NGT (yang dihidung)
kedalam air dalam kom bila ada gelembung
berarti NGT dalam paru-paru
3) Petugas memasukan gelembung udara melalui
spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut
dengan stetoskop untuk mendengarkan
gelembung udara di lambung
j. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air
hangat), kemudian memasukan
obat-obatan/makanan
k. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
l. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung
tangan dilepas.
m. Mendokumentasikan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari
sekali)

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
PERAWATAN LUKA BAKAR

No Dokumen : 07/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air
panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam
kuat dan basa kuat)
Tujuan 1. Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
2. Mencegah sekresi yang berlebihan
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
5. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan

Kebijakan Dibawah pengawasan Dokter Umum

Prosedur / a. Persiapan Alat Steril


Langkah – a. Pinset anatomi
langkah b. Kassa
c. Pinset chirurge
d. Kapas
e. Gunting
f. Hand scoen
g. Bengkok
h. Spuit
i. Kom kecil
j. NaCl
k. Baki/poley berisi alat non steril :
1) Gunting balutan
2) SSD (silver sulfa diacin)
3) Plester
4) Tempat sampah
5) Verban
b. Pelaksanaan :
a. Memberitahu pasien dan keluarga
b. Perawat cuci tangan
c. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
d. Perawat membersihkan luka bakar
e. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
3. Perawat terampil
PEMASANGAN NGT / PENDUGA LAMBUNG

No Dokumen : 07/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22
PENANGANAN LUKA TUSUK PAKU

No Dokumen : 08/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2022
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Penanganan segera luka akibat tertusuk paku


Tujuan Memberi rasa aman
Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
Kebijakan Dokter Umum
Prosedur / 1. Persiapan Alat Steril :
Langkah – a. Pinset anatomi
langkah b. Pinset chirurge
c. Gunting
d. Bengkok
e. Kom kecil
f. Kassa
g. Kapas
h. Hand scoen
i. Spuit
j. NaCl
k. Mess
l. Baki/poley berisi alat non steril :
1) Gunting balutan
2) Plester
3) Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
4) Verban
5) Lidokain injeksi
m. Tempat sampah
2. PELAKSANAAN :
a. Memberitahu pasien dan keluarga
b. Cuci tangan
c. Mengatur posisi (memakai hand scoen)
d. Membersihkan luka
e. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
f. Memberikan diclor ethil atau lidokain
g. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
h. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
i. Tutup luka dengan kasa steril
j. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
k. Pasien dirapikan
l. Alat dibereskan dan dibersihkan
m. Cuci tangan

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter Umum
3. Perawat
PERTOLONGAN LUKA BARU

No Dokumen : 09/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan
tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Dibawah pengawasan dokter umum
Prosedur / 1. Persiapan Alat :
Langkah – a. Steril
langkah 1) Bak instrumen bensi
1) Spurt irigasi 50 cc
2) Soft koteker / tobe feeding
3) Pinset anatomis
4) Pinset chirrugis
5) Gunting jaringan
6) Arteri klem
7) Knop sonde
8) Container untuk cairan irigasi
9) Korentang dengan tempatnya
10) Kassa dan depres dalam tromol
11) Handschone / gloves steril
12) Neerbeken (bengkok)
13) Kom kecil/ sedang
14) Pembalut sesuai kebutuhan
15) Kasa
16) Topical terapi
17) Betadine sol
18) Sutratol
19) Cairan pencuci luka dan disinfektan
20) Alkohol 70 %
21) Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Non Streril
1) Schort / gown
2) Perlak+alas perlak/underpad
3) Handschone / gloves bersih
4) Sketsel / tirai
5) Gunting verband
6) Neerbeken / bengkok
7) Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8) Alat tulis
9) Tas plastik kotoran / tempat sampah
10) Form inform concern
11) Form UGD
Unit Terkait 1. UGD
2. Dokter Umum
3. Perawat Terampil
PENANGANAN GASTROENTERITIS

No Dokumen : 10/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Sebagai acuan tatalaksana penderita GE agar petugas menyatakan tanda


, gejala , tingkat dehidrasi dan mampu menghitung kebutuhan cairan.
Tujuan Dehidrasi dapat terdeteksi dan teratasi
Kebijakan Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat
dehidrasi serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Prosedur / 1. Gejala yang menonjol dari GE adalah muntah dan berak serta
Langkah – berulang, sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
langkah 2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah :
a. Dehidarasi ringan : kehilangan cairan 2 – 5 % BB
b. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5 -8 % BB
c. Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat,
pre shock
d. Dehidrasi Beratat
e. Kehilangan cairan : 8 – 10 % BB
f. Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi:
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan
Infus cairan.
c. Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat
dehidrasi menjadi dehidrasi ringan.

Unit Terkait 1. Dokter Umum


2. Perawat
PENANGANAN DIARE AKUT

No Dokumen : 11/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Kriteria diagnosis : Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering,


turgor menurun, nadi cepat, mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut dan dapat sembuh,
tidak bertambah buruk.
Kebijakan Dokter Umum
Prosedur / 1. Diagnosis Diferensia
Langkah – Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota
langkah Firus, Campilo bacter)
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja.
3. Perawatan
Rujuk Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat / sedang
4. Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik atas indikasi, diit
5. Penyulit
Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi, kejang
6. Informet concent (tertulis)
Diperlukan pada tindakan invasif
7. Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu
8. Out Put
Sembuh total
9. Terapi
a. Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%)
1) Oralit
2) Diit sesuai dengan umur
3) Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)
4) Susu rendah laktosa / bebesa laktosa
5) Antibiotik : atas indikasi
b. Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%)
Infus Ringer Laktat
c. Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)
1) Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB
2) Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam

Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
3. Dokter Umum
4. Perawat
No Dokumen :
Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22
PENANGANAN DEMAN TYPOID

No Dokumen : 12/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2022
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella typhi.
Kriteria Diagnosis
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala
1. Kesadaran menurun
2. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb
3. Bradikardia relative
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita tifoid
Kebijakan Dokter Umum
Prosedur / 1. Diagnosis Diferensial
Langkah – a. Infeksi karena virus + (Dengue influenza)
langkah
b. Malaria
c. Broncho pnemonia
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab
b. Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht
c. Urine lengkap
d. Widal
3. Terapi
a. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau
kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas
atau Quinolon
b. Pemberian cairan infuse RL / D 5%
4. Penyulit :
a. Toksis
b. Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
c. Perdarahan dari usus
5. Lama perawatan :
Umumnya sampai 7 hari bebas panas

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Dokter Umum
3. Perawat

NEBULEZER

No Dokumen : 13/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan


dahak dan melonggarkan jalan nafas
Tujuan Sebagai acuan tindakan nebulaizer
Kebijakan Dibawah Pengawasan Dokter Umum
Prosedur 1. Persiapan Alat :
/Langkah – a. Tabung O2
langkah b. Obat untuk bronchodilator antara lain :
c. Ventolin, Dexamethasone
d. Masker oksigen
e. Nebulaizer
2. Persiapan Pasien :
a. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
b. Pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Mengisi ventolin pada nebulezer
c. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator
misalnya : ventolin (sabutamol) atau kadang diberi
dexamethasone pada status asmatikus.
d. Memasang masker pada pasien
e. Nebulaizer dinyalakan
f. Observasi pasien
g. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
h. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
i. Cuci tangan

Unit Terkait 1. Dokter Umum


2. Perawat terampil
PEMASANGAN KATETER

No Dokumen : 14/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air


kencing
Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
kencing
Kebijakan Dokter Umum
Prosedur / 1. Persiapan Alat :
Langkah – a. Selang Kateter h. Kassa
langkah b. Aqua Jelly i. Betadine
c. Sarung Tangan j. Urobag
d. Aquades k. Stik pan/urinal
e. Spuit 5 cc l. Pinset
f. Plester m. Bengkok
g. Gunting n. Perlak

2. Penatalaksanaan :
a. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
b. mendekatkan peralatan disamping penderita
c. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
d. memakai sarung tangan
e. mengatur posisi pasien
1) Pada Laki-Laki
a) Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
b) Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai
tegak ± 60o
c) Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
2) Pada Wanita
a) Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
b) tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
c) Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan
dengan urine bak
f. Kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
g. Mengobservasi respon pasien
h. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
i. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
j. Klien dirapikan
k. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
l. Perawat cuci tangan
m. Mencatat kegiatan respon pasien

Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
PEMELIHARAAN ALKES

No Dokumen : 15/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat–


alat kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfektan,
menyeterilkan dan menyimpannya
Tujuan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan
Kebijakan Dibawah pemantauan Dokter
Prosedur / 1. Pemeliharaan Peralatan dari Logam
Langkah – a. Membersihkan dan desinfektan
langkah 1) Peralatan :
a) Alat kotor
b) Larutan desinfektan, gelas pengukur
c) Bak/ember tempat merendam
d) Air mengalir
2) Prosedur :
a) Memakai sarung tangan
b) Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah
air kran mengalir
c) Dikeringkan (setelah kering dimasukan kesteroilisator)
b. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
1) Peralatan :
a) Alat-alat logam
b) Sterilisator
c) Panas kering
d) Kain pembungkus bila perlu
2) Prosedur :
a) Memakai panas kering (sterilisator)
b) Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam
keadaan bersih/kering
c) Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
d) Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama
30 menit untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang
tidak dibungkus.
e) Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan
dalam tempatnya
2. Pemeliharaan Tensi Meter
a. Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
b. Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke
dalam bak tensimeter.
c. Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
d. Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
e. Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan
mudah di baca.
3. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot
a. Peralatan
1) Pispot + urinal kotor.
2) Sarung tangan
3) Larutan desinfektan (bayclin)
4) Bak septik tank
5) Keranjang sampah.
6) Bak/ ember tempat merendam.
7) Lap bersih dan kering.
8) Sikat bertangkai
b. Prosedur
1) Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek.
2) Memakai sarung tangan.
3) Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang
sampah, dengan memakai korentang spoel hoek
4) Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian
mengalirkan air kran supaya kotoran masuk tangki septik
tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk, melekat
dengan mempergunakan sikat bertangkai
5) Larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot
terendam.
6) Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air
sabun/ detergen.
7) Membilas pispot di bawah air mengalir
8) Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang
berisi (bayclin)
9) Mengeringkan pot dengan kain lap.
10) Menyimpan pot pada tempatnya.
4. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Urinal
a. Peralatan
1) Urinal yang kotor.
2) Sarung tangan
3) Larutan desinfektan
4) Bak septik tank.
5) Bak/ ember perendam
6) Lab bersih dan kering
7) Sikat
b. Prosedur
1) Membawa urinal ke kamar spoel hoek.
2) Memakai sarung tangan.
3) Membuang urinal ke bak septik tank.
4) Membilas urinal dengan air.
5) Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi larutan
desinfektan sampai semua permukaan urinal terendam
(konsentrasi sama dengan perendaman pispot)
6) Memberihkan dengan cara menyikat memakai
sabun/detergen
7) Membilas urinal dibawah air mengalir
8) Mengeringkan urinal dan menggantungkannya ditempatnya

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Poli Gigi
3. Kebidanan
4. Perawat
5. UGD
SOK ANALFATIKSYOK

No Dokumen : 16/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Reaksi alergi berat yang dapat mengancam nyawa.


Tujuan Menyelamatkan pasien
Kebijakan Dokter dan semua Paramedis
Prosedur / 1. Peralatan
Langkah –
langkah a. Tabung Oksigen
b. Tensimeter
c. Ambulance (Jika di rujuk)
d. Adrenalin ampul
e. Dexamethason Vial
f. Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
2. Pelaksanaan
a. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
b. Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara
Intra Muskular pada lengan atas.
c. Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit,
umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian.
d. Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan
(untuk mencegah penyebaran), tornikuet
dikendurkan tiap 10 menit
e. Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler
agar berjalan baik
f. Pemberian cairan bila diperlukan
g. Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara
intravena.
h. Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang
tiap 4 – 6 jam
i. Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan
ke fasilisas Kesehatan yang lebih lengkap.

Unit Terkait 1. Dokter


2. UGD
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH TINGGI

No Dokumen : 17/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda
klinis dan berguna untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit
Tujuan Menentukan perencanaan perawatan medis yang sesuai.
Kebijakan Dokter dan seluruh Paramedis
Prosedur / 1. Tekanan Darah
Langkah – a. Perlengkapan / Alat :
langkah 1) Sfigmamometer (tensimeter) yang terdiri dari:
a) manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka
b) manset udara
c) selang karet
d) pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan
penutup.
2) Stetoskop
b. Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien
4) Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5) Lengan baju dibuka.
6) Pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3 cm
diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar)
7) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra.
8) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
9) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10) Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan
kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam
11) Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi
teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik
secara palpasi.
12) Catat hasil
13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
2. Pengukuran Suhu
a. Perlengkapan / Alat :
1) Thermometer
2) Tiga buah botol
a) botol pertama berisi larutan sabun
b) botol kedua berisi larutan desinfektan
c) botol ketiga berisi air bersih
3) Nierbeken / Bengkok
4) Tisu
5) Sarung tangan (apabila diperlukan
b. Prosedur kerja (pemeriksaan suhu aksila)
1) Jelas prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Atur posisi pasien
5) Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
6) Turunkan thermometer dibawah suhu 34˚ - 35˚C
7) Letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan klien
fleksi di atas dada.
8) Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca
hasilnya.
9) Catat hasil.
10) Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11) Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih
dan keringkan.
12) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3. Pernapasan
a. Tujuan Tindakan
1) Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2) Menilai kemampuan fungsi penapasan.
b. Perlengkapan / Alat :
1) Arloji (jam) atau stop watch
2) Buku catatan.
3) Pena
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien.
4) Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5) Catat hasil.
6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
4. Denyut Nadi
a. Tujuan Tindakan
1) Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan)
2) Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler
b. Perlengkapan / Alat :
1) Arloji atau stopwatch
2) Buku catatan
3) Pena
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi klien
4) Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5) Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6) Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung
jari telunjuk, tulunjuk, jari tengah dan jari manis.
Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan irama,
dan kekuatan denyutan.
7) Catat hasil
8) Cuci tangan setelah dilakukan

Unit Terkait 1. UGD


2. Dokter
3. Paramedis
INJEKSI INTRAMUSKULER

No Dokumen : 18/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN


Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot


Tujuan Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot
Kebijakan Dibawah tanggung-jawab Dokter umum
Prosedur / 1. Penatalaksanaan
Langkah – a. Indikasi :
langkah
1) Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.
2) Atas perintah dokter.
b. Persiapan :
1) Disp. Spuit
2) Kapas alcohol
3) Bengkok
4) Aquabidest steril
5) Gergaji ampul
6) Tempat sampah/bengkok
7) Obat yang dibutuhkan
8) bak instrumen
c. Pelaksanaan :
1) Inform concern
2) Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit
sesuai dengan kebutuhan
3) Cocockan nama obat dan nama pasien.
4) Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5) Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6) Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7) Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan
arah 90 derajat.
8) Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan.
9) Obat disemprotkan perlahan-lahan
10) Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11) Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan
masase.
12) Pasien dirapikan

Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
3. Kebidanan
No Dokumen : 18/SOP-KLINIK PRATAMA RAWAT INAP CICI LIAN
Berlaku Mulai : September 2023
Ditetapkan oleh :
Doter Penanggung Jawab
SOP
KLINIK RAWAT
INAP CICI LIAN
Dr. Jacky Harianto Wijaya Wong
440/1796/DU/DPM-PTSP.PPJU/OL.22

Pengertian Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik
1. Mendapatkan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, mis. BCG
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan
Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh Dokter
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
Prosedur / 1. Persiapan alat :
Langkah – a. Bak semprit
langkah b. 2Spuit steril 1 cc
c. Obat suntikan
d. Kapas desinfektan
e. Bengkok
f. Alat tulis / buku suntikan
2. Prosedur :
a. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga
pasien
b. Mencuci tangan.
c. Membawa alat kepada pasien
d. Menyiapkan lingkungan
e. Mengatur posisi pasien
f. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi
suntikan.
g. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
h. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung
putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
i. Merapikan pasien dan alat
j. Mendokumentasikan hasil tindakan
3. Hal-hal yang diperlukan :
a. Daerah suntikan jangan dimasage
b. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai