Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dari potensi bahaya/risiko
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dalam rangka pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020
Prosedur / 1. PERSIAPAN
Langkah – Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang mudah dijangkau dan dilihat
langkah Menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir dan sabun atau
hand sanitizer
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri disesuaikan dengan area (fasyankes/luar fasyankes)
3. Pelepasan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Lepaskan apron
b. Lepaskan penutup kepala dan leher
c. Lepaskan sarung tangan luar
d. Lepaskan gown/cover all
e. Lepaskan goggle/face shield
f. Lepaskan masker
g. Lepaskan sepatu boot
h. Lepaskan sarung tangan dalam
i. Terapkan kebersihan tangan/hand hygiene di setiap tahapan
j. Semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan prinsip pelepasan yang
benar dan buang ke tempat sampah infeksius
Penanggung Jawab
Pengertia 1. COVID-19 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
n sebelumnya pada manusia yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat.
2. Skrining COVID-19 adalah identifikasi awal pasien dengan menggunakan
formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE) terkait COVID-19.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer).
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan skrining COVID-19 di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020
Prosedur / 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker bedah
Langkah – 2. Petugas mengidentifikasi pasien dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
langkah (ISPA)
3. Petugas menempatkan pasien ISPA di area tunggu khusus yang memiliki
ventilasi yang cukup
4. Selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah pencegahan
percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika ada kontak jarak
dekat dengan pasien atau peralatan permukaan/material terkontaminasi )
5. Area selama triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase ( ada jarak setidaknya 1
meter antara petugas skrining dan pasien )
b. Sediakan pembersih tangan mengandung alkohol dan masker bedah
(sarung tangan medis, goggle, dan gown digunakan sesuai penilaqiaan
risiko)
c. Kursi pasien ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1 meter
d. Pastikan agar alur gerak pasien dan petugas tetap satu arah
e. Petunjuk- petunjuk jelas tentang alur gerak pasien dan petugas
f. Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase untuk mencegah
risiko penularan
6. Petugas melakukan wawancara menggunakan Formulir Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
7. Petugas mengelola pasien sesuai dengan kondisi pasien
8. Jika pada saat triase maupun di poli pemeriksaan ditemukan Orang Tanpa
Gejala (OTG) maka petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP
Pemantauan OTG dan ODP COVID-19 oleh Puskesmas
9. Jika pasien memenuhi kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Pemantauan OTG dan
ODP COVID-19 di Puskesmas
10. Jika pasien memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Rujukan Pasien
COVID-19 ke Rumah Sakit Rujukan.
11. Jika pasien tidak memenuhi kriteria OTG, ODP, dan PDP maka
petugas
12. Melakukan tata laksana sesuai kondisi kesehatan pasien dan komunikasi
risiko
Pengertian Suatu alur pelayanan pasien yang datang untuk berobat rawat jalan di
klinik pratama Mugi Waluyo
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan
dahulu dengan kapasa alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup
kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis
dokter.
PEMASANGAN INFUS
2. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
pasien
b. Membawa alat-alat ke dekat pasien
c. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien
d. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
e. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
f. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi
s/d proxesus xypoideus)
g. Mengolesi NGT dengan aqua Jelly sepanjang 15 cm
dari ujung NGT
h. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan
pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak
sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan
NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien.
i. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di
paru-paru) dengan 3 cara :
1) Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isis lambung berarti sudah
masuk kelambung,
2) Memasukan ujung NGT (yang dihidung)
kedalam air dalam kom bila ada gelembung
berarti NGT dalam paru-paru
3) Petugas memasukan gelembung udara melalui
spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut
dengan stetoskop untuk mendengarkan
gelembung udara di lambung
j. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air
hangat), kemudian memasukan
obat-obatan/makanan
k. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
l. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung
tangan dilepas.
m. Mendokumentasikan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari
sekali)
Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air
panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam
kuat dan basa kuat)
Tujuan 1. Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
2. Mencegah sekresi yang berlebihan
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
5. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan
Pengertian Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan
tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Dibawah pengawasan dokter umum
Prosedur / 1. Persiapan Alat :
Langkah – a. Steril
langkah 1) Bak instrumen bensi
1) Spurt irigasi 50 cc
2) Soft koteker / tobe feeding
3) Pinset anatomis
4) Pinset chirrugis
5) Gunting jaringan
6) Arteri klem
7) Knop sonde
8) Container untuk cairan irigasi
9) Korentang dengan tempatnya
10) Kassa dan depres dalam tromol
11) Handschone / gloves steril
12) Neerbeken (bengkok)
13) Kom kecil/ sedang
14) Pembalut sesuai kebutuhan
15) Kasa
16) Topical terapi
17) Betadine sol
18) Sutratol
19) Cairan pencuci luka dan disinfektan
20) Alkohol 70 %
21) Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Non Streril
1) Schort / gown
2) Perlak+alas perlak/underpad
3) Handschone / gloves bersih
4) Sketsel / tirai
5) Gunting verband
6) Neerbeken / bengkok
7) Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8) Alat tulis
9) Tas plastik kotoran / tempat sampah
10) Form inform concern
11) Form UGD
Unit Terkait 1. UGD
2. Dokter Umum
3. Perawat Terampil
PENANGANAN GASTROENTERITIS
Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella typhi.
Kriteria Diagnosis
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala
1. Kesadaran menurun
2. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb
3. Bradikardia relative
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita tifoid
Kebijakan Dokter Umum
Prosedur / 1. Diagnosis Diferensial
Langkah – a. Infeksi karena virus + (Dengue influenza)
langkah
b. Malaria
c. Broncho pnemonia
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab
b. Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht
c. Urine lengkap
d. Widal
3. Terapi
a. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau
kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas
atau Quinolon
b. Pemberian cairan infuse RL / D 5%
4. Penyulit :
a. Toksis
b. Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
c. Perdarahan dari usus
5. Lama perawatan :
Umumnya sampai 7 hari bebas panas
NEBULEZER
2. Penatalaksanaan :
a. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
b. mendekatkan peralatan disamping penderita
c. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
d. memakai sarung tangan
e. mengatur posisi pasien
1) Pada Laki-Laki
a) Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
b) Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai
tegak ± 60o
c) Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
2) Pada Wanita
a) Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
b) tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
c) Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan
dengan urine bak
f. Kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
g. Mengobservasi respon pasien
h. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
i. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
j. Klien dirapikan
k. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
l. Perawat cuci tangan
m. Mencatat kegiatan respon pasien
Pengertian Pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda
klinis dan berguna untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit
Tujuan Menentukan perencanaan perawatan medis yang sesuai.
Kebijakan Dokter dan seluruh Paramedis
Prosedur / 1. Tekanan Darah
Langkah – a. Perlengkapan / Alat :
langkah 1) Sfigmamometer (tensimeter) yang terdiri dari:
a) manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka
b) manset udara
c) selang karet
d) pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan
penutup.
2) Stetoskop
b. Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien
4) Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5) Lengan baju dibuka.
6) Pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3 cm
diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar)
7) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra.
8) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
9) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10) Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan
kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam
11) Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi
teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik
secara palpasi.
12) Catat hasil
13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
2. Pengukuran Suhu
a. Perlengkapan / Alat :
1) Thermometer
2) Tiga buah botol
a) botol pertama berisi larutan sabun
b) botol kedua berisi larutan desinfektan
c) botol ketiga berisi air bersih
3) Nierbeken / Bengkok
4) Tisu
5) Sarung tangan (apabila diperlukan
b. Prosedur kerja (pemeriksaan suhu aksila)
1) Jelas prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Atur posisi pasien
5) Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
6) Turunkan thermometer dibawah suhu 34˚ - 35˚C
7) Letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan klien
fleksi di atas dada.
8) Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca
hasilnya.
9) Catat hasil.
10) Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11) Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih
dan keringkan.
12) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3. Pernapasan
a. Tujuan Tindakan
1) Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2) Menilai kemampuan fungsi penapasan.
b. Perlengkapan / Alat :
1) Arloji (jam) atau stop watch
2) Buku catatan.
3) Pena
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien.
4) Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5) Catat hasil.
6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
4. Denyut Nadi
a. Tujuan Tindakan
1) Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan)
2) Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler
b. Perlengkapan / Alat :
1) Arloji atau stopwatch
2) Buku catatan
3) Pena
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi klien
4) Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5) Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6) Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung
jari telunjuk, tulunjuk, jari tengah dan jari manis.
Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan irama,
dan kekuatan denyutan.
7) Catat hasil
8) Cuci tangan setelah dilakukan
Pengertian Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik
1. Mendapatkan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, mis. BCG
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan
Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh Dokter
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
Prosedur / 1. Persiapan alat :
Langkah – a. Bak semprit
langkah b. 2Spuit steril 1 cc
c. Obat suntikan
d. Kapas desinfektan
e. Bengkok
f. Alat tulis / buku suntikan
2. Prosedur :
a. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga
pasien
b. Mencuci tangan.
c. Membawa alat kepada pasien
d. Menyiapkan lingkungan
e. Mengatur posisi pasien
f. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi
suntikan.
g. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
h. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung
putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
i. Merapikan pasien dan alat
j. Mendokumentasikan hasil tindakan
3. Hal-hal yang diperlukan :
a. Daerah suntikan jangan dimasage
b. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan