Anda di halaman 1dari 5

SKRINING COVID-19 DI FASILITAS

KESEHATAN TINGKAT PERTAMA


No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 19 Maret 2020

Halaman : 1/3

PUSKESMAS
BRAJA HARJOSARI KEPALA UPTD PUSKESMAS
Siswanto, SKM
NIP. 19670421 198812 1 002
1. Pengertian 1. COVID-19 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat.
2. Skrining COVID-19 adalah identifikasi awal pasien dengan menggunakan
formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE) terkait COVID-19.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik (primer).
1.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan skrining COVID-19 di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
3. Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Infeksi Novel Coronavirus sebagai
penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesi Nomor SR.03.04/II/55/2020
tentang Kesiapsiagaan dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit
Pneumonia dari Republik Tiongkok ke Indonesia.
3. Surat Kepala Dinas Kesehatan Lampung Timur Nomor
440/339/03-SK/BID.II.01/II/2020 tentang Pencegahan Penyebaran Penyakit
Pneumonia dari Negara Rakyat Tiongkok Ke Indonesia.
4. Referensi Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tentang Kesiapsiagaan
Menghadapi Corona Virus Deases Covid-19 (Rev 4 / Dokumen Per 27 Maret
2020)
5. Alat dan bahan Alat tulis Kantor, APD, Internet, Computer, dan Handphone.
6. Langkah-langkah 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker bedah
2. Petugas mengidentifikasi pasien dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
3. Petugas menempatkan pasien ISPA di area tunggu khusus yang memiliki
ventilasi yang cukup
4. Selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah pencegahan
percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika ada kontak jarak
dekat dengan pasien atau peralatan permukaan/material terkontaminasi)
5. Area selama triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (ada jarak setidaknya 1
meter antara petugas skrining dan pasien)
 Sediakan pembersih tangan mengandung alkohol dan masker bedah
(sarung tangan medis, goggle, dan gown digunakan sesuai penilaian
risiko)
 Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1 meter
 Pastikan agar alur gerak pasien dan petugas tetap satu arah
 Petunjuk-petunjuk jelas tentang alur gerak pasien dan petugas
 Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase untuk mencegah
risiko penularan
6. Petugas melakukan wawancara menggunakan Formulir Penyelidikan
Epidemiologi (PE).
7. Petugas mengelola pasien sesuai dengan kondisi pasien
8. Jika pada saat triase maupun di poli pemeriksaan ditemukan Orang Tanpa
Gejala (OTG) maka petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP
Pemantauan OTG dan ODP COVID-19 oleh Puskesmas
9. Jika pasien memenuhi kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Pemantauan OTG
dan ODP COVID-19 di Puskesmas
10. Jika pasien memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maka
petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Rujukan Pasien
COVID-19 ke Rumah Sakit Rujukan.
11. Jika pasien tidak memenuhi kriteria OTG, ODP, dan PDP maka petugas
melakukan tata laksana sesuai kondisi kesehatan pasien dan komunikasi
risiko
Hal – hal yang perlu Semua pasien wajib menggunakan masker.
diperhatikan
Diagram Alir

Unit terkait
Dokumen terkait Form pasien
Rekaman historis No Halaman yang Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diubah perubahan
SKRINING COVID-19 DI FASILITAS Disahkan oleh
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA Kepala Puskesmas
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
DAFTAR
TILIK Tgl. Mulai :
Berlaku : Siswanto, SKM
UPTD PUSKESMAS NIP. 19670421 198812 1 002
Halaman : 1/2
BRAJA HARJOSARI

Nama petugas :……………………………………………………………


Tanggal pelaksanaan :……………………………………………………….......

NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK


1 Apakah petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa
masker bedah?
2 Apakah petugas mengidentifikasi pasien dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)?
3 Apakah petugas menempatkan pasien ISPA di area tunggu khusus
yang memiliki ventilasi yang cukup?
4 Apakah selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah
pencegahan percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika
ada kontak jarak dekat dengan pasien atau peralatan
permukaan/material terkontaminasi)?
5 Apakah area selama triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut?
 Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (ada jarak
setidaknya 1 meter antara petugas skrining dan pasien)
 Sediakan pembersih tangan mengandung alkohol dan
masker bedah (sarung tangan medis, goggle, dan gown
digunakan sesuai penilaian risiko)
 Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak
setidaknya 1 meter
 Pastikan agar alur gerak pasien dan petugas tetap satu
arah
 Petunjuk-petunjuk jelas tentang alur gerak pasien dan
petugas
 Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase untuk
mencegah risiko penularan
6 Apakah petugas melakukan wawancara menggunakan Formulir
Penyelidikan Epidemiologi (PE)?
7 Apakah petugas mengelola pasien sesuai dengan kondisi pasien
Jika pada saat triase maupun di poli pemeriksaan ditemukan? Apakah
orang Tanpa Gejala (OTG) maka petugas melakukan tata laksana
sesuai dengan SOP Pemantauan OTG dan ODP COVID-19 oleh
Puskesmas?
8 Apakah jika pasien memenuhi kriteria Orang Dalam Pemantauan
(ODP) maka petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP
Pemantauan OTG dan ODP COVID-19 di Puskesmas?
Apakah pasien memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
9
maka petugas melakukan tata laksana sesuai dengan SOP Rujukan
Pasien COVID-19 ke Rumah Sakit Rujukan.?
10 Apakah pasien y a n g tidak memenuhi kriteria OTG, ODP, dan
PDP maka petugas melakukan tata laksana sesuai kondisi kesehatan
pasien dan komunikasi risiko?

Coliance rate (CR) :…………………% ………………………………

Pelaksana/auditor

NIP.

Anda mungkin juga menyukai