Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN TRIKOMONIASIS

No.Dok :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT dr. Fauziah Lubis, M.M.
PUSKESMAS Penata Tingkat I
BATEALIT NIP. 19750716.200501.2.010

1. Pengertian Trikomonasiasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada


wanita maupun pria, dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan
seksual.
1. Diagnosis
 Penularan utamanya melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga
melalui pakaian, handuk, atau karena berenang.
 Gejala klinis pada wanita dapat terlihat sekret vagina seropurulen
berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan
berbusa.
 Dinding vagina tampak merah dan sembab.
 Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang
tampak sebagai granulasi berwarna merah dikenal sebagai
strawberry appearance dan disertai gejala dispareunia, perdarahan
pasca koitus dan perdarahan intermenstrual.
 Gejala klinis pada laki-laki lebih ringan daripada wanita. Bentuk
akut gejalanya mirip uretritis nongonorea, misalnya disuria, poliuria
dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen.
2. Penatalaksanaan
 Trikomoniasis dengan gejala klinis biasa dapat diobati di
Puskesmas.
 Apabila kondisi berat dan tidak berkurang dengan pengobatan di
Puskesmas, maka pasien dirujuk ke Rumah Sakit.
 Antibiotik yaitu Metronidazol 2 gram dosis tunggal atau
Metronidazol 2 x 500 mg sehari per oral selama 7 hari.
 Suportif
 Pemberian kondom
 Konseling dan Edukasi
2. Tujuan Sebagai sumber acuan bagi dokter yang bertugas dalam menegakkan
diagnosis dan memberikan rencana pengobatan trikomoniasis.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Batealit Nomor 21 / SK PKM WR / IX / 2015
tentang Standar Pelayanan Poli Umum.
Puskesmas Batealit
PENANGANAN TRIKOMONIASIS
No.Dok :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT dr. Fauziah Lubis, M.M.
PUSKESMAS Penata Tingkat I
BATEALIT NIP. 19750716.200501.2.010

4. Referensi 1. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia:


Jakarta; 2007.
2. Pedoman Nasional Penanganan IMS Kemenkes Indonesi tahun
2011
5. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Tensimeter
3. Termometer
4. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
5. Senter
6. Speculum
7. Object glass
6. Prosedur 1. Petugas melakukan komunikasi dasar dokter dan pasien
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
3. Petugas melakukan pengambilan spesimen cairan vagina atas
persetujuan pelanggan
4. Petugas mengantarkan spesimen ke laboratorium
5. Setelah didapatkan hasil, petugas menegakkan diagnose trikomoniasis
6. Petugas membuat resep obat yaitu Metronidazol 2 gram dosis tunggal
atau Metronidazol 2 x 500 mg sehari per oral selama 7 hari.
7. Petugas melakukan konseling dan edukasi
8. Petugas memberikan kondom
9. Petugas mencatat di Rekam Medis dan buku register harian, kemudian
petugas mempersilahkan pelanggan ke unit apotek dan proses selesai.

7. Alur
Proses
8. Unit 1. Unit Poli Umum
Terkait 2. Unit Poli Lansia
3. Unit Laboratorium
4. Unit Apotek
9. Dokumen 1. Rekam Medis (BPU/Form-01/2015)
2. Form Registrasi Pelayanan IMS (P2P/Form-03/2015)
Terkait
3. Formulir Rujukan BPJS (BPU/Form-05/2015)
4. Formulir Rujukan Jamkesda (BPU/Form-06/2015)
5. Formulir Rujukan Umum (BPU/Form-07/2015)
6. Buku Register Harian (BPU/Form-10/2015)
7. Resep (BPU/Form-11/2015)
8. Rujukan Laboratorium (BPU/Form-12/2015)

Puskesmas Batealit
PENANGANAN TRIKOMONIASIS
No.Dok :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT dr. Fauziah Lubis, M.M.
PUSKESMAS Penata Tingkat I
BATEALIT NIP. 19750716.200501.2.010

10. Catatan
Revisi

Puskesmas Batealit

Anda mungkin juga menyukai