Metabolik
• SEL F
• Pankreopeptida membantu dalam proses pencernaan makanan terutama protein
4
Efek fisiologis Insulin
10
Hati
Anabolik :
Meningkatkan Glikogenesis
Meningkatkan sintesa kolesterol,
trigliserida
Antikatabolik
Meningkatkan sintesa protein
Menurunkan glikogenolisis
Menurunkan Ketogenesis
Menurunkan Glukoneogenesis
Efek fisiologis Insulin
11
Jaringan lemak
Meningkatkan aktifitas lipoprotein lipase
Meningkatkan transpor glukosa
Meningkatkan sintesa asam lemak
Menurunkan lipoprotein intrasel
DIABETES MELLITUS
12
Klasifikasi
DM: Faktor Risiko
• DM tipe 1 ( destruksi sel , • Usia > 45 tahun
umumnya diikuti defisiensi insulin • Berat badan lebih: > 110 % BB
absolut): Immune-mediated atau
idaman atau IMT > 23 kg/m2
Idiopatik, biasa pada usia muda
• DM tipe 2 ( bervariasi mulai dari • Hipertensi ( TD 140/90
yang: predominan resistensi insulin mmHg )
dengan defisiensi insulin relatif – • Riwayat DM dalam garis
predominan defek sekretorik keturunan
dengan resistensi insulin): biasa
• Riwayat abortus berulang,
pada usia dewasa
•
melahirkan bayi cacat, atau BB
Tipe spesifik lain:Defek genetik pada
fungsi sel ; Defek genetik pada lahir bayi > 4.000 gram
kerja insulin; Penyakit eksokrin • Riwayat DM gestasional
pancreas; Endokrinopati; Diinduksi • Riwayat TGT atau GDPT
obat atau zat kimia; Infeksi; Bentuk
tidak lazim dari immune mediated
• Penderita penyakit jantung
DM; Sindrom genetik lain, yang koroner, tuberkulosis,
kadang berkaitan dengan DM • Hipertiroidisme
• DM gestasional • Kolesterol HDL 35 mg/dL dan
atau trigliserida 250 mg/dL
GEJALA DM
• Keluhan klasik DM
– Poliuria
– Polidipsia
– Polifagia
– Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
• Keluhan lain :
– Lemah badan
– Kesemutan
– Pandangan kabur
– Disfungsi ereksi pada pria
– Pruritus vulvae pada wanita
Insulin
15 Konsekuensi bila tidak
memakai insulin:
Gangguan pertumbuhan
Pada DM tipe 1 terjadi destruksi sel beta
pankreas karena proses autoimun Pubertas terlambat
Progressif
Kontrol metabolik kurang
Berakibat defisiensi insulin semua
anak dengan DM tipe 1 membutuhkan
insulin seumur hidupnya Komplikasi
mikrovaskular
Komplikasi
makrovaskular
Tidak menyebabkan
Berat badan naik, edema,
Menambah hipoglikemia,
Thialozidi gagal jantung, risiko
Pioglitazone sensitivitas meningkatkan HDL,
nedione fraktur meningkat pada
terhadap insulin menurunkan trigliserida,
wanita menopause
menurunkan kejadian CVD
Efektivitas penurunan
Tidak menyebabkan
Penghambat HbA1C sedang, efek
Menghambat hipoglikemia, menurunkan
alfa Acarbose samping gastrointestinal,
absorpsi glukosa gula darah postprandial,
glukosidase penyesuaian dosis harus
menurunkan kejadian CVD
sering dilakukan
Kelas Obat Cara Kerja Keuntungan Kerugian
Angioedema, urtica,
Meningkatkan efek dermatologis lain
Penghamb Sitagliptin, vildagliptin, sekresi insulin, Tidak menyebabkan dimediasi imun,
at DPP-4 saxagliptin, linagliptin menghambat sekresi hipoglikemia, toleransi baik pankreatitis akut,
glukagon hospitalisasi akibat
gagal jantung
Infeksi urogenital,
Menghambat Tidak menyebabkan
Dapaglifozin poliuria,
Penghamb penyerapan kembali hipoglikemia, BB turun, TD
, hipovolemi/hipotensi,
at SGLT-2 glukosa di tubulus turun, efektif untuk
canaglifozin, pusing, LDL naik,
distal ginjal semua fase DM
empaglifozin kreatinin naik
Efek samping GI,
Liraglutide, exanatide, Meningkatkan Tidak menyebabkan
Agonis meningkatkan heart
albiglutide, sekresi insulin, hipoglikemia, menurunkan
reseptor rate, hiperplasia c-cell,
lixisenatide, menghambat sekresi GDPP, menurunkan
GLP-1 pankreatitis akut,
dulaglutide glukagon beberapa risiko CV
bentuk injeksi
Rapid acting (lispro,
aspart, glulisine)
Short acting (human
Menekan produksi Hipoglikemia, BB naik,
reguler) Respon universal, efektif
gluksoa hati, efek mitogenik?,
Intermediate acting menurunkan GD,
Insulin stimulasi sediaan injeksi, Tidak
(human NPH) menurunkan komplikasi
pemanfaatan nyaman, perlu
Basal insulin analogs mikrovaskuler
glukosa pelatihan pasien
(glagine, detemir,
degludec)
Premixed
Indikasi Pemberian Insulin
Indikasi mutlak: DMT1
Indikasi relatif:
• Gagal mencapai target dengan penggunaan kombinasi anti hiperglikemia oral
(AHO) dosis optimal (3-6 bulan)
• Kehamilan
• Dekompensasi metabolik, yang ditandai antara lain dengan: gejala klasik diabetes
dan penurunan berat badan, glukosa darah puasa (GDP) > 250 mg/dL, glukosa
darah sewaktu > 300 mg/dL, HbA1c > 9%, dan sudah mendapatkan terapi AHO
• sebelumnya
• Terapi steroid dosis tinggi yang menyebabkan glukosa darah tidak terkendali
• Perencanaan operasi
• Beberapa kondisi tertentu yang dapat memerlukan pemakaian insulin, seperti
infeksi (tuberkulosis), penyakit hati kronik, dan gangguan fungsi ginjal.
Diabetes mellitus
Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 5 jenis, yakni :
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate-acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long-acting insulin)
TTGO
Microvascular Macrovascular
Diabetic Stroke
retinopathy 1.2- to 1.8-fold
increase in stroke3
Leading cause
of blindness
in working-age
adults1 Cardiovascular
disease
75% diabetic patients
die from CV events4
Diabetic
nephropathy Diabetic
Leading cause of neuropathy
end-stage renal disease2 Leading cause of
non-traumatic lower
Erectile Dysfunction extremity amputations5
The most secretive
Complication of DM
Diabetic Foot
Slide 34
1
Fong DS, et al. Diabetes Care 2003;e 26 (Suppl.1):S99–S102. 2Molitch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl.1):S94–S98. 3Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672–676. 4Gray RP &
Yudkin JS. Textbook of Diabetes 1997. 5Mayfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl.1):S78–S79.
Hipoglikemi
•aHipoglikemia
menurunnya kadar glukosa
darah < 70 mg/dL dengan
atau tanpa gejala otonom
• Whipple triad
– Gejala hipoglikemia
– Kadar glukosa darah
rendah
– Gejala berkurang dengan
pengobatan
• Penurunan kesadaran pada
DM harus dipikirkan
hipoglikemia terutama yang
sedang dalam pengobatan
Hipoglikemia
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardia, widened
paresthesia, palpitasi, Tremulousness pulse pressure
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, gangguan hipotermia, kejang, koma
kognitif, pandangan kabur, diplopia
Hypothalamus
↓ TRH (Thyrotropin releasing
hormone)
Pituitary
↓ TSH (Thyroid stimulating hormone)
Thyroid
↓
T4 thyroxine T3 thyronine
iodine
40
Suprarenal
53
GLANDULA
SUPRARENALIS
Produksi Hormon :
o Dari CORTEX
1. MINERALOCORTICOID (=
Aldosterone)
2. GLUCOCORTICOID (=
Cortisone/Cortisol)
3. SEX HORMONE (= Androgen)
o Dari MEDULLA :
1. ADRENALINE
2. NORADRENALINE
54
55
Fungsi Aldosteron
• Penyebab:
– Sekresi ACTH berlebih dari
hipofisis
anterior (penyakit Cushing).
– ACTH ektopik (C/: ca paru)
– Tumor adrenokortikal
– Glukokorticod eksogen (obat)
Wondisford F E. A new medical therapy for Cushing disease? J Clin Invest. 2011)
TANDA DAN GEJALA
Tanda/gejala Frekuensi (%)
Obesitas batang tubuh 97
Muka bulan 89
Hipertensi 76
Atrofi kulit dan memar 75
Diabetes atau intoleransi glukosa 70
Disfungsi gonad 69
Kelemahan otot 68
Hirsutisme, jerawat 56
Gangguan mood 55
Osteoporosis 40
Edema 15
Polidipsi/poliuria 10
Infeksi jamur 8
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/205/diagnosis/step-by-step.html
INSUFISIENSI ADRENAL
61
Insufisiensi Adrenal
Signs
Hyperpigmentation
Buccal mucosa
Scars
Pressure points
Skin creases
Vitiligo
Hypotension
PARATIROID
65
KELENJAR PARATYROID
66
• Hiperparatiroidisme primer paling sering disebabkan oleh adanya adenoma di kelenjar paratiroid.
• Hiperparatiroidisme sekunder disebabkan karena adanya hipokalsemia. Untuk menjaga kalsium tetap
normal, maka hormone paratiroid disekresikan lebih banyak. Kondisi ini paling sering terjadi pada kasus
defisiensi vitamin D dan CKD.
• Kriteria diagnosis:
– Volume urine >3 liter per hari
– Osmolaritas urin <300
mOsm/kg
Jenis Diabetes Insipidus (DI)
DI tipe sentral
• Karena kurangnya sekresi ADH dari hipofisis posterior
• Etiologi: idiopatik, trauma, infeksi hipofisis karena TB atau jamur,
operasi hipofisis.
DI tipe nefrogenik
• Karena resistensi ginjal terhadap ADH
• Etiologi: efek samping obat (lithium, amfoterisin B), hipokalemia berat
Harus juga dibedakan dengan polidipsi psikogenik, yaitu perilaku minum air dalam jumlah berlebihan
tanpa adanya stimulus dari otak untuk minum. Biasanya kondisi ini berkaitan dengan gangguan
psikiatri, seperti skizofrenia dan skizoafektif.
DISLIPIDEMIA
77
Dislipidemia
Klasifikasi kadar kolesterol
• Definisi : Kelainan
LDL Klasifikasi
fraksi lipid
– ↑kolesterol total < 100 mg/dL Optimal
– ↑ trigliserid 100 – 129 mg/dL Mendekati optimal
– ↓kolesterol HDL. 130 – 159 mg/dL Batas tinggi
160 – 189 mg/dL Tinggi
190 mg/dL Sangat tinggi
Mieloma multipel
SLE
Penyakit graves
ITP
Faktor Resiko
• Faktor risiko positif: Merokok, Umur (pria 45 tahun,
wanita 55 tahun), Kolesterol HDL rendah, Hipertensi
( TD
140/90 atau dalam Tata Laksana antihipertensi), Riwayat
PJK dini dalam keluarga (first degree: pria < 55 tahun,
wanita < 65 tahun)
• Faktor risiko negatif: Kolesterol HDL tinggi mengurangi 1
faktor risiko dari perhitungan total
• ATP III Framingham Risk Score (FRS) untuk risiko PJK pada
pasien dengan 2 faktor risiko, meliputi: umur, kadar
kolesterol total, kolesterol HDL, kebiasaan merokok, dan
hipertensi. Penjumlahan skor FRS angka persentase
risiko PJK dalam 10 tahun.
SINDROM METABOLIK
81
Sindrom Metabolik
Parameters NCEP ATP3 2005*
Number of
≥3 of:
abnormalities