Pembimbing :
dr. Yunita V Tampubolon, Sp.PD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2022
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.
Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan berat
badan,kesemutan.
WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Prediksi International Diabetes Federation (IDF) juga menunjukkan bahwa pada tahun 2019 - 2030
terdapat kenaikan jumlah pasien DM dari 10,7 juta menjadi 13,7 juta pada tahun 2030. Data RISKESDAS 2018
menjelaskan prevalensi DM nasional adalah sebesar 8,5% atau sekitar 20,4 juta orang Indonesia terdiagnosis DM.
International Diabetes Federation(IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes
Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian
urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus
didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe
2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai
semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Untuk menurunkan
kejadian dan keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka dilakukan pencegahan
seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan seperti obat oral hiperglikemik dan
insulin
4
DEFENISI
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
PATOGENESIS 5
Gaya hidup - Mediator inflamasi 6
tidak sehat : meningkat Resistensi
- Nutrisi - Adiposit meningkat
- Asam lemak bebas
insulin
- olahraga
meningkat
kompensasi
Kadar glukosa Peningkatan kerja pankreas
tetap normal
Gagal kompensasi
Hiperglikemia
post-prandial Progresivitas memburuk
kerusakan sel beta pankreas
Defisiensi insulin
absolut
Hiperglikemia
pre & post-
prandial
DM
KLASIFIKASI Klasifikasi
Tipe 1
Deskripsi
Destruksi sel beta pankreas, umumnya
7
ETIOLOGI berhubungan dengan defisiensi insulin
absolut
- Autoimun
- Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin.
Diabetes melitus gestasional Diabetes yang didiagnosis pada trimester
kedua atau ketiga kehamilan dimana
sebelum kehamilan tidak didapatkan
diabetes
Tipe spesifik yang berkaitan dengan Sindroma diabetes monogenik (diabetes
penyebab lain neonatal, maturity ʹ onset diabetes of the
young [MODY]) - Penyakit eksokrin
pankreas (fibrosis kistik, pankreatitis) -
Disebabkan oleh obat atau zat kimia
(misalnya penggunaan glukokortikoid
pada terapi HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ)
FAKTOR RISIKO
8
DIAGNOSIS 9
Gejala klinis :
Polifagia
keadaan di mana pasien merasa lapar atau nafsu makan mereka meningkat, tetapi berat dari pasien tidak meningkat
melainkan berat badan mereka menurun.Kondisi ini terjadi karena glukosa dalam darah tidak dapat ditransfer ke sel dengan
baik oleh insulin
Polidipsia
keadaan dimana pasien merasakan haus yang berlebih.Keadaan ini merupakan efek dari polifagia.Glukosa yang terjebak
dalam darah menyebabkan tingkat osmolaritas meningkat.
Poliuria
keadaan di mana pasien mengalami perasaan inginbuang air kecil yang berlebihan.Kondisi ini terjadi ketika osmolaritas
darah tinggi, sehingga perlu dibuang oleh ginjal.
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.
10
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik
dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan
glukometer
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ш 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8
jam.
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma ш 200 mg/dL 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ш 200 mg/dL dengan keluhan klasik atau krisis hiperglikemia.
Atau
Pemeriksaan HbA1c ш 6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin
Standarization Program (NGSP) dan Diabetes Control and Complications Trial assay (DCCT) .
11
PENATALAKSANAAN
Terapi Oral
Terapi Insulin
13
ORAL 14
Prinsip pengaturan makan pada pasien DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat
umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu.
Karbohidrat Karbohidrat yang dianjurkan sebesar
45-65% total asupan energi. Terutama
karbohidrat yang berserat tinggi.
Lemak Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-
25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total
asupan energi.
Protein Pada pasien dengan nefropati diabetik
perlu penurunan asupan protein
menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10%
dari kebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi.
Natrium < 1500 mg per hari
Serat 20-35 gram per hari
17
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat penyakit DM dapat berupa gangguan
pada pembuluh darah baik makrovaskular maupun mikrovaskular,
serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati. Gangguan ini
dapat terjadi pada pasien DM tipe 2 yang sudah lama menderita
penyakit atau DM tipe 2 yang baru terdiagnosis. Komplikasi
makrovaskular umumnya mengenai organ jantung, otak dan
pembuluh darah, sedangkan gangguan mikrovaskular dapat terjadi
pada mata dan ginjal. Keluhan neuropati juga umum dialami oleh
pasien DM, baik neuropati motorik, sensorik ataupun neuropati
otonom.
PROGNOSIS
PRESENTATION TITLE 18
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama Domina Pasaribu
Tanggal 06-08-1967/ 55 thn
Lahir/Umur
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Petani
Suku Batak
Agama Kristen
Alamat Lintong bor-bor
21
ANAMNESIS PENYAKIT
Telaah Kasus Mual muntah sejak 3 hari yang lalu. Setiap makan dan
minum muntah dijumpai dalam 1 hari ini. Muntah berisi
makanan, lendir (-), darah (-). Nyeri perut bagian atas kiri
(+). Mudah lapar dan haus dijumpai. Nafsu makan
menurun. Lemas (+). Penurunan berat badan dijumpai.
Nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu. Demam tidak
dijumpai. Batuk(-), Sesak napas (-), Nyeri dada (-). Nyeri
pada kedua kaki saat berjalan dijumpai. BAB dan BAK
dalam batas normal.
RPT : -
RPO : Metformin
RPK : -
Keadaan Umum
GCS 15
Nadi 80 x/Menit
Pernafasan 22 x/ Menit
Temperatur 36 oC
Keadaan Gizi BB : 46 kg
TB : 158 cm
IMT : 18 kg/m², kesan : gizi kurang
BW : 79% kesan : gizi kurang
20XX
PRESENTATION TITLE 22
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata Anemis (+), mata cekung(-)
Ikterus (-), Edema palpebra (-)
Pupil : isokor
Refleks cahaya : direk (+) / indirek (+)
Kesan : Normal
Telinga Dalam batas normal
Hidung Dalam batas normal
Mulut Lidah kering (-)
Gigi geligi : dalam batas normal
Tonsil/faring : dalam batas normal
Leher
Struma Tidak membesar
Perkusi Batas paru – hati R/A : ICS V Linea midclavicularis dextra/ICS VII Linea midclavicularis
dextra
Batas kiri jantung : Atas : ICS II Linea parasternalis sinistra
Bawah : ICS V linea midclaicularis sinistra
Batas kanan jantung : Atas : ICS II Linea parasternalis dextra
Bawah : ICS IV Linea parasternalis dextra
Jantung M1 > M2, P2>P1, T2>T1, A2>A1, desah sistolis (-). Desah diastolis (-)
HR : 91 x/menit, regular, intensitas : normal
Thorax Belakang
Inspeksi Bentuk dada anterior dan posterior : Simetris, Gibbus (-), Skoliosis (-),
Koliosis (-), Kifosis (-)
Deviasi : -
Bendungan vena dinding dada : -
Palpasi Nyeri tekan : Negatif
Pergerakan : Tidak ada keterlambatan
Fremitus suara : Fremitus kiri lemah dari kanan
Perkusi Sonor
Auskultasi Suara pernafasan paru : Vesikuler
Lokasi Negatif
Sianosis Negatif
Refleks Patologis Babinski (-), chaddoks (-), gordon (-), oppenheim (-), schaeffer
(-), Hoffman-tromner (-)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN*
DARAH RUTIN/HEMATOLOGI
Leukosit 14.3 /uL 4.000-10.000
Eritrosit 2.9 /uL 3.5-5.5 x10⁶
Hemoglobin 8.8 g/dl L:13.0-18.0 , P:11.0-14.0
Hematokrit 24 % L:45-55% , P:40-50%
MCV 83 fl 75-118 fl
MCH 29 pg 23-38 pg
MCHC 35% 32-36 %
Trombosit 426.000 ul 150.000 – 450.000 ul
Neutrofil 88 % 40 – 75 %
Limfosit 11% 14 – 53 %
Monosit 1% 3 – 16 %
Eosinofil 0% 1–3%
Basofil 0% 0 -1 %
ELETROLIT/KIMIA DARAH
Natrium 111 mEq/L 135-145
Kalium 3.5 mEq/L 3.5 – 5.5
Klorida 70 mEq/L 96 - 106
GULA DARAH SEWAKTU
Gula Darah Sewaktu 264 mg/dl <200 mg/dl
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
KIMIA DARAH
RPT : -
RPO : Metformin
RPK : -
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik kepala mata anemis (+), atrofi lidah (-), telinga dalam batas normal.
Fisik Pemeriksaan fisik thorax depan dan belakang inspeksi bentuk simetris, pergerakan tidak ada
keterlambatan, palpasi nyeri tekan tidak dijumpai, stem fremitus suara kiri < kanan, perkusi
dalam batas normal dan kardiomegali tidak dijumpai, auskultasi suara pernapasan vesikular,
suara tambahan tidak dijumpai. Pemeriksaan fisik abdomen ditemukan nyeri hipokondrium
sinistra. Ekstremitas atas dan bawah dalam batas normal.
Laboratorium Darah Rutin : Anemia normokrom normositer, Leukositosis, Limfositopenia.
Kimia darah : Creatinin dan ureum meningkat,Hipertrigliseridemia, HDL Meningkat,
Hiperurisemia
DM Tipe 2 DM Tipe 2
A
DM Tipe 2
A
-Lansoprazole 1 x 1
-Domperidone 3 x 1
-Sukralfat syr 3 x 1
-Asam Folat 3 x 1
-Vitamin B comp 3 x 1
-Bisoprolol 1 x 1
-Atorvastatin 2 x 1
-Aptor 1 x 1
P -Metformin 3 x 500 mg
PEMBAHASAN 38
KASUS TEORI
Polifagia, polidipsi, penurunan Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
berat badan, lemas, mual hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
muntah dan hiperglikemia yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari
kerja dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita
Diabetes Melitus yaitu polipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan
dan kesemutan.
KESIMPULAN 39