Anda di halaman 1dari 23

DIABETES MELITUS

A. DEFINISI
 Diabetes melitus ialah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Mansjoer, 1999).
 Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu
suatu hormon yang disekresi di pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada
diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.
Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom
hiperglikemik hiperosmoler non ketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit makrovaskuler
yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer (Smeltzer&Bare, 2001).
 Diabetes melitus ialah suatu golongan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis tersebut jenis heterogen yang akhirnya
dimanifestasikan oleh kehilangan toleransi karbohidrat (Patofisiologi, 2nd, Sylvia Anderson Price & Loraeinne McCarthy Wilson).

B. ETIOLOGI
1. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus Tipe 1
disebabkan oleh destruksi sel β Pulau Langerhans akibat proses autoimun.
Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan dapat menimbulkan destruksi sel β Pulau Langerhans.
2. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau Diabetes
Mellitus Tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β dan resintensi insulin.
Resistensi insulin ialah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.

C. PATOFISIOLOGI
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Pada Diabetes Mellitus Tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel β pancreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yamh tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan
tidak dapat tersimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginkal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar; akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urine, ekskresi ini akan disertai
dengan pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidpsi).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukeogenesis (pembentukan glukosa
dari asam-asam amino dan substansi lain), namun pada penderita defiensi insulin, proses ini akan tejadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut
menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang akan menimbulkan peningkatan badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya
berlebihan dan akan menyebabkan ketoasidosis diabetikum.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada diabetes tipe 2 ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat oleh reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 ini disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe 2 ini, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi benda keton yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi, akan
tetapi apabila diabetes tipe 2 ini tidak terkontrol akan menimbulkan masalah akut lainnya yaitu sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik
(HHNK).
Akibat toleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe 2 dapat berjalan tanpa deteksi. Gejala yang dialmi
pasien tersebut merupakan gejala ringan yang mencakup kelelahan, irritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang lama sembuh atau
pandangan kabur (jika kadar glukosa sangat tinggi).
3. Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia pada masa kehamilan akibat sekresi hormon-hormon
plasenta. Namun, setelah melahirkan, kadar glukosa pada wanuta yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi diabetes mellitus menurut American Diabetes Association (ADA) yaitu :
1. Diabetes Melitus
a. Tipe 1
 Autoimmune : akibat disfungsi autoimmune dengan kerusakan sel-sel β
 Idiopatik : tanpa bukti adanya autoimmune dan tidak diketahui
b. Tipe 2
2. Diabetes Melitus Gestasional
Yaitu diabetes mellitus yang terjadi selama masa kehamilan
3. Tipe Khusus Lain
a. Cacat genetik fungsi sel β (MODY : Maturity Onset Diabetes of Young)
 MODY 1 : Kelainan genetik pada kromosom 20.HNF 4 α
 MODY 2 : Kelainan genetik pada kromosom 7 Glukokinase
 MODY 3 : Kelainan genetik pada kromosom 12.HNF 1 α
 MODY 4 : Kelainan genetik pada kromosom 4 IPF 1
b. Cacat genetik kerja insulin : sindrom resistensi insulin berat
c. Endokrinopati : Sindrom Cushing, Akromegali
d. Penyakit endokrin pankreas : pankreatitis, pankreatektomi
e. Obat atau diinduksi secara kimia
f. Infeksi : CMV, Rubella
4. Gangguan Toleransi Glukosa
Pasien dengan gangguan toleransi glukosa menunjukkan kadar glukosa plasma > 110 mg/100 ml dan < 126 mg/100 ml. namun, nilai-nilai
OGTT adalah > 200 mg/dl pada menit ke-30 atau 90 dan mencapai 104 mg/100 ml sampai 200 mg/100 ml setelah 2 jam.
5. Gangguan Glukosa Puasa
Ditetapkan dengan nilai 110 mg/100 ml dan 126 mg/100 ml.

E. MANIFESTASI KLINIS
 Glikosuria
 Poliuria
 Polidipsia
 Polifagia
 Kelalahan
 Mengantuk
 Berat badan menurun
 Kesemutan
 Gatal dan mata kabur

F. EVALUASI DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus pada orang dewasa tidak hamil (dilakukan paling sedikitnya 2 kali pemeriksaan) :
1. Glukosa plasma sewaktu / random > 200 mg/dl atau
2. Glukosa plasma puasa / Nuchter > 140 mg/dl atau
3. Glukosa plasma dari sample yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gram karbohidrat (2 jam post
prandial > 220 mg/dl).

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Diet
Prinsip umum dari penatalaksanaan nutrisi ialah :
 Memberikan semua unsur makanan esensial
 Mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal
 Memenuhi kebutuhan energi
 Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara
yang aman dan praktis
 Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan
Dengan berolahraga akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa darah oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin.
3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa dilakukan secara mandiri
4. Terapi
Terutama terapi insulin pada diabetes mellitus tipe 1
5. Pendidikan Kesehatan
H. PERENCANAAN KEBUTUHAN MAKAN
BBR = BB X 100 %
TB-100
BBR : Berat Badan Relatif
Kriteria :
Kurus : < 90 %
Normal : 90 % - 110 %
Gemuk : > 110 %
Obese : > 120 %
Kebutuhan Kalori / Hari
Kurus : BB x 40 – 60 kal
Normal : BB x 30 kal
Gemuk : BB x 20 kal
Obese : BB x 10 – 15 kal
BB Ideal 90 % x (TB-100) kg
Kalori DM + Aktivitas
Ringan + 10 kal basal
Sedang + 20 kal basal
Berat + 40 – 100 kal basal
Kurus/Sress/Hamil + 20 – 30 kal basal
BB Idaman (Broca)
BB Idaman = (TB - 100) – 10 % BB
Kriteria :
Kurus : RBW < 90 % BBI
Normal : RBW 90 % - 100 % BBI
Gemuk : RBW 100 % - 120 BBI
Obese : RBW > 120 % BBI
BMI = BB (kg)
TB²
RBW = BB (kg) x 100 %
TB²
Kerja :
Ringan : 10 % – 20 %
Sedang : 30 %
Berat : 50 %
Kebutuhan Kalori Penderita DM :
Klasifikasi Penderita RBW Kebutuhan Kalori (Kal/hari)
Kurus < 90 % BB x (40 - 60)
Normal 90 % - 110 % BB x 30
Gemuk 110 % - 120 % BB x 20
Obese > 120 % BB x (10 - 15)

Infeksi Operasi : + 20 – 30 kal


Hamil : + 400 kal
Laktasi : + 600 kal

I. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Metabolik Akut
Disebabkan oleh perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma
a. Hipoglikemia
Dapat terjadi karena pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan terlalu sedikit atau karena aktivitas yang
berlebihan.
b. Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini akan mengakibatkan gangguan pada
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang dimanifestasikan dengan adanya dehidrasi, asidosis dan kehilangan elektrolit.
c. Sindroma Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik
Yaitu keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).
2. Komplikasi Jangka Panjang
Komplikasi jangka panjang diabetes dapat menyerang semua sistem organ tubuh
a. Komplikasi Makrovaskuler
Mengakibatkan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar. Tipe penyakit makrovaskuler ini tergantung pada lokasi lesi aterosklerotik.
b. Komplikasi Mikrovaskuler
Disebut juga mikroangiopati ditandai dengan penebalan membran basalis pembuluh kapiler.
c. Retinopati Diabetik
Disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina.
J. PATHWAY

Inadequate insulin
(core problem)

Ggn metabolisme glukosa Nutrisi kurang dari kebutuhan

Up take glukosa dalam sel menurun

Starvasi sel

Lipolisis jaringan adiposa Mobilisasi cadangan makanan glikogenolisis (di hepar)


(protein jaringan)

Ketogenesis Katabolisme protein jaringan

Ketonemia Penurunan massa otot

Keto-asidosis Kurus, letih. Lesu


MK :
1.Kelelahan
2.Intoleransi aktivitas
dst
PK : Asidosis Metabolik PK : Hiperglikemia
Nilai lab.darah (gula meningkat)
GDN, GPP, GDS :

Osmotik Diurtesis

Hiperosmolaritas Peningkatan kehilangan cairan


Peningkatan kehilangan elektrolit : potasium

Komplikasi makro/mikro MK / PK Lazim


Angiopati 1.Defisit volume cairan
2.Ggn keseimbangan cairan-elekt
3.PK : Hipokalemi
1.Retinopati,Katarak
2.Ulkus diabetikum (gangren)
3.Netropati

MK.Lazim
1.Perubahan persepsi-senson : penglihatan (spesifik)
2.Kerusakan : integritas jaringan/kulit
ASUHAN KEPERAWATAN

B. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Rencana Keperawatan

1. PK : hopoglikemi/hiperglikemi Perawat akan memantau tanda-tanda a. Monitor tanda vital dan gejala hiper/hipoglikemi
hipoglikemi/hiperglikemi b. Berikan makanan sesuai dengan jumlah kalori dan jadwal
c. Monitor jumlah makanan yang dihabiskan.
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi hanya makanan yang dianjurkan rumah sakit
e. Motivasi klien untuk menghabiskan menu yang dianjurkan
f. Kolaborasi :
- - Berikan OAD/insulin sesuai advis
- Monitor hasil laboratorium gula darah

2. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan perawatan a. Pantau haluaran urin ( jumlah,warna/kepekatan, B j)
berhubungan dengan diuresis selama ...... x 24 jam, klien menunjukkan b. Pantau tanda-tanda vital (terutama TD,frekwensi nadi)
osmotik, ditandai dengan : hidrasi yang adekuat, dengan kriteria .... c. Pantau turgor kulit, membran mukosa, CRT
 Haluar Subyektif : d. Timbang BB setiap hari/jika memungkinkan
an urin kurang dari ” Tidak mengeluh haus lagi ” e. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml, jika masukan cairan melalui oral
normal, warna urin pekat Obyektif : sudah memungkinkan
 Kelem  TD : 120/80 f. Beritahu klien tanda-tanda dini syok hipovolemi dan laporkan keperawat/dokter
ahan, haus,penurunan mmHg ± 10 mmHG g. Kolaborasi :
BB secara tiba-tiba  Frekwensi Nadi : h. IVFD .................................
 Membr 80 x /mnt i. Periksaan laboratorium .............
an muikosa kering, turgor ± 10 x/mnt
kulit inelastis  Turgor kulit :
 Hipote elastis, CRT < 3 detik
nsi, takikardi, waktu  Haluaran urin : 0,5
pengisian kapiler – 1 cc/Kg.BB/jam, warna tidak pekat
meningkat
3. a Diskusikan dengan klien kebutuhan akan aktifitas.buat jadwal perencanaan dengan
Kelelahan berhubungan klien dan identifikasi aktifitas yang menimbulkan kelelahan
dengan penurunan produksi Setelah dilakukan tindakan b. Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu.
energi metabolik : sekunder keperawatan ...... x 24 jam kelelahan c. Pantau nadi, frekwensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah
terhadap darah ; insufiensi dapat diatasi dengan kriteria : melakukan aktifitas.
insulin; peningkatan - Mengungkapkan peningkatan tingkat d. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan
kebutuhan energi;status energi sebagainya.
hipermetabolik/infeksi ditandai - Menunjukkan perbaikan e. Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan
dengan : kemampuan untuk berpartisipasi yang dapat ditoleransi
- Kurang energi yang dalam aktifitas yang diinginkan
berlebihan
- Ketidakmampuan untuk
mempertahankan rutinitas
biasanya
- Penurunan kinerja
- Kecenderungan untuk
4. kecelakaan a. Anjurkan klien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di
rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan
Ketidakberdayaan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
b. Akui normalitas dari perasaan
berhubungan dengan penyakit dalam ..... x 24 jam ketidakberdayaan c. Kaji bagaimana klien telah menangani masalahnya.
jangka panjang yang tidak dapat diatasi dengan kriteria : d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengekspresikan perhatiannya dan
dapat diobati ; ketergantungan - Mengakui perasaan putus asa diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap klien
pada orang lain ditandai - Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk e. Tentukan tujuan/harapan dari klien atau keluarga
dengan : menghadapi perasaan f. Tentukan apakah ada perubahan dengan orang terdekat
- Penolakan untuk - Membantu dalam merencanakan g. Anjurkan klien untuk membuat keputusan sehubungan dengan perawatannya,
mengekspresikan perasaan perawatannya sendiri dan secara seperti ambulasi, waktu beraktifitas dst.
sebenarnya. sendiri mengambil tanggung jawab h. Berikan dukungan pada klien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri
- Apatis, menarik diri, marah untuk aktifitas perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukan
- Tidak memantau kemajuan,
tidak berpartisipasi dalam
perawatan/pembuatan
keputusan
- Penekanan terhadap
5. komplikasi fisik. a. Kaji ulang tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang proses
penyakit,harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan
Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan keperawatan b. Berikan informasi khusus tentang proses penyakit, prognosis, pengobatan,
kondisi, prognosis dan dalam .... kali 30 menit klien mampu perawatan dan pencegahan/penularan penyakit.
kebutuhan pengobatan memahami proses penyakit dan rencana c. Tekan pentingnya mentaati terapi modalitas
berhubungan dengan pengobatan, dengan kriteria : - Pemeriksaan kadar gula secara teratur
kurangnya informasi, tidak - Klien mampu menjelaskan kembali - Pengaturan diit sesuai anjuran
mengenal sumber informasi, tentang proses penyakit, prognosa dan - Olah raga teratur sesuai anjuran
ditandai dengan : rencana pengobatan yang telah - Pengendalian faktor resiko/pencetus.
- Pertanyaan ; meminta dijelaskan oleh perawat. d. Informasikan sumber/tempat-tempat pelayanan kesehatan yang akan didatangi,
informasi - Klien ikut berpartisipasi aktif dalam saat klien/keluarga membutuhkan
- Pernyataan salah persepsi program pengobatan dan perawatan.
- Tidak mampu mengikuti
6. instruksi a. Pantau tanda tanda vital dan status mental.
b. Panggil klien dengan namanya, orientasikan kembali sesuai kebutuhannya.
Resiko perubahan persepsi Setelah dilakukan tindakan c. Jadwalkan itervensi keperawatan agar tidak mengganggu waktu istirahat klien
sensori faktor resiko keperawatan .... x 24 jam tidak terjadi d. Pelihara aktivitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan
perubahan kimia endogen ; perubahan persepsi-sensori dengan kegiatan sehari-hari sesuai kebutuhan.
ketidak seimbangan kriteria :
glukosa/elektrolit. - Klien mempertahankan tingkat mental
biasanya.
7. - Mengenali dan mengkompensasi a. Lakukan teknik isolasi untuk infeksi enterik termasuk cuci tangan efektif
adanya kerusakan sensori b. Monitor tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda vital pada klien setiap 6 jam, meliputi ;
Resiko infeksi sekunder faktor suhu tubuh, tekanan darah, nadi dan respirasi
resiko pertahankan sekunder Setelah dilakukan tindakan c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur pencegahan terjadinya
tidak adekuat sekunder keperawatan ..... kali 24 jam klien tidak infeksi sekunder dengan ; cuci tangan sebelum makan, pisahkan alat makan klien
terhadap anemia. mengalami infeksi sekunder, dengan dengan anggota keluarga yang lain dll
kriteria : d. Batasi jumlah pengunjung dan berikan kesempatan kepada klien untuk cukup
- Suhu tubuh 36,7 – 37,6 C beristirahat.
- Angka leukosit : 5.000 -10000 e. Kolaborasi :
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi - Therapi : obat antivirus, antibiotik
pada klien ; calor, rubor, dolor, tumor - Monitor angka leukosit darah sesuai dengan instruksi medis.
dan functiolaesa
K. PATOFISIOLOGI

BAGAN PATHOFISIOLOGI
Inadequate insulin
(core problem)

Ggn metabolisme glukosa Nutrisi kurang dari kebutuhan

Up take glukosa dalam sel menurun

Starvasi sel

Lipolisis jaringan adiposa Mobilisasi cadangan makanan glikogenolisis (di hepar)


(protein jaringan)

Ketogenesis Katabolisme protein jaringan

Ketonemia Penurunan massa otot


Keto-asidosis Kurus, letih. Lesu
MK :
1.Kelelahan
2.Intoleransi aktivitas
dst

PK : Asidosis Metabolik PK : Hiperglikemia


Nilai lab.darah (gula meningkat)
GDN, GPP, GDS :

Osmotik Diurtesis

Hiperosmolaritas Peningkatan kehilangan cairan


Peningkatan kehilangan elektrolit : potasium

Komplikasi makro/mikro MK / PK Lazim


Angiopati 1.Defisit volume cairan
2.Ggn keseimbangan cairan-elekt
3.PK : Hipokalemi
1.Retinopati,Katarak
2.Ulkus diabetikum (gangren)
3.Netropati

MK.Lazim
1.Perubahan persepsi-senson : penglihatan (spesifik)
2.Kerusakan : integritas jaringan/kulit

ASUHAN KEPERAWATAN

B. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Rencana Keperawatan

1. PK : hopoglikemi/hiperglikemi Perawat akan memantau a. Monitor tanda vital dan gejala


tanda-tanda hiper/hipoglikemi
hipoglikemi/hiperglikemi b. Berikan makanan sesuai dengan
jumlah kalori dan jadwal
c. Monitor jumlah makanan yang
dihabiskan.
d. Anjurkan klien untuk
- mengkonsumsi hanya makanan
yang dianjurkan rumah sakit
e. Motivasi klien untuk
menghabiskan menu yang
dianjurkan
f. Kolaborasi :
- Berikan OAD/insulin sesuai
advis
- Monitor hasil laboratorium gula
darah

2. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan a. Pantau haluaran urin


berhubungan dengan diuresis perawatan selama ...... x 24 ( jumlah,warna/kepekatan, B j)
osmotik, ditandai dengan : jam, klien menunjukkan hidrasi b. Pantau tanda-tanda vital
 Haluar yang adekuat, dengan (terutama TD,frekwensi nadi)
an urin kurang dari kriteria .... c. Pantau turgor kulit, membran
normal, warna urin pekat Subyektif : mukosa, CRT
 Kelem ” Tidak mengeluh haus lagi ” d. Timbang BB setiap hari/jika
ahan, haus,penurunan Obyektif : memungkinkan
BB secara tiba-tiba  TD : e. Pertahankan masukan cairan
 Membr 120/80 mmHg ± 10 mmHG sedikitnya 2500 ml, jika masukan
an muikosa kering, turgor  Frekw cairan melalui oral sudah
kulit inelastis ensi Nadi : 80 x /mnt memungkinkan
 Hipote ± 10 x/mnt f. Beritahu klien tanda-tanda dini
nsi, takikardi, waktu  Turgor syok hipovolemi dan laporkan
pengisian kapiler kulit : elastis, CRT < 3 detik keperawat/dokter
meningkat  Haluar g. Kolaborasi :
an urin : 0,5 – 1 h. IVFD .................................
cc/Kg.BB/jam, warna tidak i. Periksaan laboratorium .............
pekat
3. a Diskusikan dengan klien
kebutuhan akan aktifitas.buat
Setelah dilakukan tindakan jadwal perencanaan dengan klien
Kelelahan berhubungan keperawatan ...... x 24 jam dan identifikasi aktifitas yang
dengan penurunan produksi kelelahan dapat diatasi menimbulkan kelelahan
energi metabolik : sekunder dengan kriteria : b. Berikan aktifitas alternatif dengan
terhadap darah ; insufiensi - Mengungkapkan periode istirahat yang
insulin; peningkatan peningkatan tingkat energi cukup/tanpa diganggu.
kebutuhan energi;status - Menunjukkan perbaikan c. Pantau nadi, frekwensi
hipermetabolik/infeksi ditandai kemampuan untuk pernafasan dan tekanan darah
dengan : berpartisipasi dalam sebelum dan sesudah melakukan
- Kurang energi yang aktifitas yang diinginkan aktifitas.
berlebihan d. Diskusikan cara menghemat
- Ketidakmampuan untuk kalori selama mandi, berpindah
mempertahankan rutinitas tempat dan sebagainya.
biasanya e. Tingkatkan partisipasi klien dalam
- Penurunan kinerja melakukan aktifitas sehari-hari
- Kecenderungan untuk sesuai dengan yang dapat
kecelakaan ditoleransi

4. a. Anjurkan klien/keluarga untuk


mengekspresikan perasaannya
Setelah dilakukan tindakan tentang perawatan di rumah sakit
Ketidakberdayaan keperawatan dalam ..... x 24 dan penyakitnya secara
berhubungan dengan penyakit jam ketidakberdayaan dapat keseluruhan
jangka panjang yang tidak diatasi dengan kriteria : b. Akui normalitas dari perasaan
dapat diobati ; ketergantungan - Mengakui perasaan putus c. Kaji bagaimana klien telah
pada orang lain ditandai asa menangani masalahnya.
dengan : - Mengidentifikasi cara-cara d. Berikan kesempatan kepada
- Penolakan untuk sehat untuk menghadapi keluarga untuk mengekspresikan
mengekspresikan perasaan perasaan perhatiannya dan diskusikan cara
sebenarnya. - Membantu dalam mereka dapat membantu
- Apatis, menarik diri, marah merencanakan sepenuhnya terhadap klien
- Tidak memantau kemajuan, perawatannya sendiri dan e. Tentukan tujuan/harapan dari
tidak berpartisipasi dalam secara sendiri mengambil klien atau keluarga
perawatan/pembuatan tanggung jawab untuk f. Tentukan apakah ada perubahan
keputusan aktifitas perawatan diri dengan orang terdekat
- Penekanan terhadap g. Anjurkan klien untuk membuat
komplikasi fisik. keputusan sehubungan dengan
perawatannya, seperti ambulasi,
waktu beraktifitas dst.
h. Berikan dukungan pada klien
untuk ikut berperan serta dalam
perawatan diri sendiri dan berikan
umpan balik positif sesuai dengan
usaha yang dilakukan

5. a. Kaji ulang tingkat pemahaman


klien dan keluarga tentang proses
Setelah dilakukan tindakan penyakit,harapan/prognosis,
Kurang pengetahuan tentang keperawatan dalam .... kali 30 kemungkinan pilihan pengobatan
kondisi, prognosis dan menit klien mampu b. Berikan informasi khusus tentang
kebutuhan pengobatan memahami proses penyakit proses penyakit, prognosis,
berhubungan dengan dan rencana pengobatan, pengobatan, perawatan dan
kurangnya informasi, tidak dengan kriteria : pencegahan/penularan penyakit.
mengenal sumber informasi, - Klien mampu menjelaskan c. Tekan pentingnya mentaati terapi
ditandai dengan : kembali tentang proses modalitas
- Pertanyaan ; meminta penyakit, prognosa dan - Pemeriksaan kadar gula secara
informasi rencana pengobatan yang teratur
- Pernyataan salah persepsi telah dijelaskan oleh - Pengaturan diit sesuai anjuran
- Tidak mampu mengikuti perawat. - Olah raga teratur sesuai anjuran
instruksi - Klien ikut berpartisipasi - Pengendalian faktor
aktif dalam program resiko/pencetus.
pengobatan dan d. Informasikan sumber/tempat-
perawatan. tempat pelayanan kesehatan yang
akan didatangi, saat
klien/keluarga membutuhkan

6. a. Pantau tanda tanda vital dan


status mental.
Setelah dilakukan tindakan b. Panggil klien dengan namanya,
Resiko perubahan persepsi keperawatan .... x 24 jam orientasikan kembali sesuai
sensori faktor resiko tidak terjadi perubahan kebutuhannya.
perubahan kimia endogen ; persepsi-sensori dengan c. Jadwalkan itervensi keperawatan
ketidak seimbangan kriteria : agar tidak mengganggu waktu
glukosa/elektrolit. - Klien mempertahankan istirahat klien
tingkat mental biasanya. d. Pelihara aktivitas rutin klien
- Mengenali dan sekonsisten mungkin, dorong
mengkompensasi adanya untuk melakukan kegiatan sehari-
kerusakan sensori hari sesuai kebutuhan.

7. a. Lakukan teknik isolasi untuk


infeksi enterik termasuk cuci
Setelah dilakukan tindakan tangan efektif
Resiko infeksi sekunder faktor keperawatan ..... kali 24 jam b. Monitor tanda-tanda infeksi dan
resiko pertahankan sekunder klien tidak mengalami infeksi tanda-tanda vital pada klien setiap
tidak adekuat sekunder sekunder, dengan kriteria : 6 jam, meliputi ; suhu tubuh,
terhadap anemia. - Suhu tubuh 36,7 – 37,6 C tekanan darah, nadi dan respirasi
- Angka leukosit : 5.000 - c. Jelaskan kepada klien dan
10000 keluarga tentang prosedur
- Tidak ditemukan tanda- pencegahan terjadinya infeksi
tanda infeksi pada klien ; sekunder dengan ; cuci tangan
calor, rubor, dolor, tumor sebelum makan, pisahkan alat
dan functiolaesa makan klien dengan anggota
keluarga yang lain dll
d. Batasi jumlah pengunjung dan
berikan kesempatan kepada klien
untuk cukup beristirahat.
e. Kolaborasi :
- Therapi : obat antivirus,
antibiotik
- Monitor angka leukosit darah
sesuai dengan instruksi medis.
- .................................
- .................................

Anda mungkin juga menyukai