Tindakan evaluatif
terhadap penanganan
nyeri dapat dijadikan
9. Evaluasi tindakan rujukan untuk
pengurang nyeri/kontrol penanganan nyeri yang
nyeri. mungkin muncul
10. Kolaborasi dengan dokter berikutnya atau yang
bila ada komplain tentang sedang berlangsung.
pemberian analgetik tidak
berhasil.
11. Monitor penerimaan
klien tentang manajemen
nyeri.
Administrasi analgetik :.
1. Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
2. Cek riwayat alergi..
3. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian dan
dosis optimal.
4. Monitor TTV sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik.
5. Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
muncul.
6. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan gejala
efek samping.
2 Risiko Setelah dilakukan Konrol infeksi : Kondisi lingkungan
infeksi askep selama 3 x 1. Bersihkan lingkungan memberikan pengaruh
24 jam tidak setelah dipakai pasien lain. yang penting dalam
terdapat faktor 2. Pertahankan teknik terjadinya infeksi.
risiko infeksi isolasi. Penularan infeksi dapat
pada klien 3. Batasi pengunjung bila melalui pengunjung
dibuktikan dengan perlu. yang mempunyai
status imune klien 4. Intruksikan kepada penyekit menular.
adekuat, keluarga untuk mencuci Tindakan antiseptik
mendeteksi risiko tangan saat kontak dan dapat mengurangi
dan mengontrol sesudahnya. pemaparan klien dari
risiko 5. Gunakan sabun anti sumber infeksi.
miroba untuk mencuci tangan. Pengunaan alat
6. Lakukan cuci tangan pengaman dapat
sebelum dan sesudah tindakan melindungi klien dan
keperawatan. petugas dari
7. Gunakan baju dan sarung tertularnya penyakit
tangan sebagai alat pelindung. infeksi.
8. Pertahankan lingkungan Perawatan luka setiap
yang aseptik selama hari dapat mengurangi
pemasangan alat. terjadinya infeksi serta
9. Lakukan perawatan luka dapat untuk
dan dresing infus setiap hari. mengevaluasi kondisi
10. Tingkatkan intake nutrisi. luka.
11. berikan antibiotik sesuai
program.
Penemuan secara dini
tanda-tanda infeksi
Proteksi terhadap infeksi dapat mempercepat
1. Monitor tanda dan gejala penanganan yang
infeksi sistemik dan lokal. diperlukan sehingga
2. Monitor hitung klien dapat segera
granulosit dan WBC. terhindar dari resiko
3. Monitor kerentanan infeksi atau terjadinya
terhadap infeksi.. infeksi dapat dibatasi.
4. Pertahankan teknik Pengguanan teknik
aseptik untuk setiap tindakan. aseptik dan isolasi klien
5. Pertahankan teknik dapat mengurangi
isolasi bila perlu. pemaparan dan
6. Inspeksi kulit dan penyebaran infeksi.
mebran mukosa terhadap Kemerahan, panas dan
kemerahan, panas, drainase. produksi dari luka
7. Inspeksi kondisi luka, mengidikasikan
insisi bedah. terjadinya infeksi.
8. Ambil kultur jika perlu Satus nutrisi yang
9. Dorong masukan nutrisi adekuat, istirahat yang
dan cairan yang adekuat. cukup serta mobilisasi
10. Dorong istirahat yang dan latihan yang
cukup. teratur dapat
11. Monitor perubahan meningkatkan
tingkat energi. percepatan proses
12. Dorong peningkatan penyembuhan luka.
mobilitas dan latihan. Konsumsi antibiotik
13. Instruksikan klien untuk sesuai program dapat
minum antibiotik sesuai mengurangi resiko
program. resistensi kuman.
14. Ajarkan keluarga/klien Dengan pengetahuan
tentang tanda dan gejala yang cukup maka
infeksi. keluarga mampu
15. Laporkan kecurigaan mengambil peranan
infeksi. yang positif dalam
16. Laporkan jika kultur program pencegahan
positif. infeksi dan lebih
kooperatif dalam
program pengobatan.
Hasil kultur positif
menunjukan telah
terjadi infeksi, dan
memerlukan penangan
an yang tepat sesuai
dengan kuman
penyebab infeksi.