Anda di halaman 1dari 27

DIABETES MELLITUS

AND TIROID
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
AGUS SETIO 2050004
MERRYNA SIBURIAN 2050074
MARIA SRI REJEKI SIMBOLON 2050070
EKA SYAFITRI JN 2050032
DEFINISI DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon yang
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah.
Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau
ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah.
FAKTOR RISIKO DIABETES
MELLITUS Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

Umur
Obesitas
Jenis kelamin Aktifisik yang kurang baik
Bangsa dan etnik Hipertensi
Faktor keturunan Stres
Riwayat penderita diabetes gestasional Pola makan
Penyakit pada pankreas
Alkohol
GEJALA DM
Gejala Klinis Gejala diabetes tersebut akan terus
 Gejala khas berkembang dengan sangat cepat hanya
• Banyak kencing dalam beberapa minggu atau beberapa
• Banyak makan
bulan saja pada penyakit diabetes tipe 1.
Sementara pada penyakit diabetes tipe 2 
• Banyak minum
umumnya akan berkembang menjadi
 Gejala lain
jauh lebih lambat serta kemungkinan
• Lemah, karena sel tidak bekerja tanpa disertai dengan gejala sama sekali
dengan baik
atau tidak jelas.
• Kulit mengering
• Penderita menjadi kurus, karena
banyak gula yang terbuang
KLASIFIKASI
• Diabetes Melitus Tipe I
merupakan proses autoimun atau idiopatik dapat menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering
terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe 1 membutuhkan suntikan insulin setiap hari untuk mengontrol
glukosa darahnya.
• Diabetes Melitus Tipe II
sering disebut dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis DM yang paling sering
terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini ditandai oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif. DM tipe ini lebih sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada orang dewasa
muda dan anak-anak.
• Diabetes Melitus Gestational
Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan tidak mempunyai riwayat diabetes
sebelum kehamilan
• Diabetes Melitus Tipe Lain
DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat
faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik
endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan
penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS
atau setelah transplantasi organ).
HUBUNGAN PENYAKIT
DIABETES MELLITUS
DENGAN ORGAN
Hubungan Kesehatan Gigi dengan
TUBUH
Diabetes dengan Kesehatan Mata
Diabetes Mellitus
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat Komplikasi umum penderita diabetes
masuk ke aliran darah dan mengganggu adalah penyakit mata akibat diabetes.
sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan Salah satunya adalah glaukoma.
tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein Komplikasi lainnya termasuk retinopati
yang disebut cytokines. Cytokines inilah
penyebab kerusakan sel pankreas penghasil
dan katarak.
insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika
ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu
sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang
tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Diabetes dengan Luka Pada Bagian Kaki
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes.
Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya. Kerusakan saraf pada diabetes dapat
mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak menimbulkan rasa nyeri jadi sering
diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat merusak kaki
secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa
dikatakan kematian jaringan yang luas dan disertai adanya kuman saprofit tersebut
menyebabkan ulkus berbau.
DIAGNOSA
1) Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah
kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
2) Glukosa plasma 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL. Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah pemeriksaan glukosa
setelah mendapat pemasukan glukosa yang setara dengan 75
gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air.
3) Nilai A1C ≥ 6,5% . Dilakukan pada sarana laboratorium
yang telah terstandardisasi dengan baik.
4) Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan
keluhan klasik (poliuria, polidipsi, dan polifagia).
PENATALAKSANAAN
Terapi Tanpa Obat
a. Pengaturan diet.
b. Olahraga
Terapi Obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil mengendalikan
kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya
berupa penatalaksanaan terapi obat.
a. Insulin
b. Obat oral
PENGOBATAN
golongan contoh senyawa mekanisme kerja

glibenklamid

glipizid
meransang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel - sel β
sulfonilurea
glikazid pankreasnya masih berfungsi dengan baik

glimepirid

glikuidon

maglitinida repaglinid merangsang sekresi insulin di klenjar pancreas


berkerja langsung pada hepar, menurunkan produksi glukosa, hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar
biguanide metformin
pankreas
rosigitazon
meningkatkan kepekatan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengan PPARγ di otot. Jaringan lemak dan hati untuk
Tiazolidindion troglitazon
menurunkan resistensi insulin
pioglitazon

akarbose
menghambat kerja enzim - enzim pencernaan yang mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorbsi glukosa
inhibitor glukosidase
ke dala darah
Miglitol
PENGOBATAN
Golongan Nama generik Nama dagang Dosis
Sulfonylurea Chlorpropamide Diabenese 250-500 mg
Glibenclamid Daonil, Euglucon 2,5-15 mg
Gliquidone Glurenorm 30-120 mg
Gliclazide Diamicron 20-320 mg
Glipizide Minidiab, Glicotrol 2,5-20 mg
Glimepiride Amaryl 1-8 mg

Biguanides Metformin Glucophage, Diabex 0,5-3 mg


Alpha Glucosidase Acarbose Glucobay 50-600 mg
Inhibitor

Meglitinides Nateglinides Starlix 180-540 mg


Repaglinides Novonorm 0,5-16 mg

Tiazolidinediones Pioglitazone Actos 15-30 mg


Rosiglitazone Avandia 4-8 mg
INTERAKSI OBAT DM DENGAN
OBAT LAIN
TABEL SIGNIFIKANSI
KATEGORI MAJOR
obat obat yang
mekanisme penanganannya
antidiabetes berinteraksi

penggunaan obat ini secara bersamaan dapat meningkatkan kadar


Repaglinide gemfibrozil repaglinide ke tingkat berbahaya yang dapat menyebabkan penyesuaian dosis
hipoglikemia berat

pergantian obat
gantifloksasin dapat mengganggu efek terapi insulin dan obat
dengan kuinolon
antidiabetes lain. Penggunaan gatifloksasin dengan golongan
Glipizide Gatifloxacin namun harus rutin
sulfonilurea mengakibatkan hipoglikemia berat. Pasien usia
memonitoring kadar
lanjut dan pasien dengan penururnan fungsi ginjal sangat rentan
glukosa.
TABEL SIGNIFIKANSI
KATEGORI MODERATE
obat antidiabetes obat yang berinteraksi mekanisme penanganannya

meningkatkan efek metformin yang dapat menyebabkan kondisi mengancam penyesuaian dosis, monitoring kadar
metformin Nifedipine
jiwa yang disebut asidosis laktat glukosa secara insulin

penyesuaian dosis dan monitoring


metformin Ranitidine meningkatkan efke metformin yang menyebabkan asidosis laktat
kadar glukosa secara rutin

ACE Inhibitor
Gol. Sulfonilurea ramipiril atauu captopril dapat meningkatkan efek glimepiride dan penyesuaian dosis dan tau monitoring
( ramipiril atau
(glimepiride) menyebabkan kadar gula darah menjadi rendah kadar glukosa secara rutin
captopril)
TABEL SIGNIFIKANSI
KATEGORI MINOR
ANTIDIABETIK ORAL
3. Diamicron
1. Amaryl
Komposisi : Glikazid 80 mg.
Komposisi : Glimepirid 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg.
Indikasi : Diabetes Mellitus Tipe 2. Indikasi : Semua jenis diabetes, diabetes dengan atau tanpa
kegemukkan pada orang dewasa, diabetes pada lansia, dan
Kontraindikasi : Diabetes mellitus tergantung insulin tipe diabetes komplikasi.
1, diabetik ketoasidosis, wanita hamil, dan menyusui.
Kontraindikasi : Kehamilan.
Efek Samping : Hipoglikemia, dan gangguan penglihatan.
Dosis : Sehari : 2 tablet, apabila penyakitnya parah 3 tablet.
Dosis : Sehari : 1 X 1 mg, peningkatan dosis tergantungan
kadar gula darah si penderita. 4. Glucophage
2. Daonil Komposisi : Metformin HCl 500 mg.
Komposisi : Glibenklamid 5 mg. Indikasi : Sebagai tambahan terhadap diet dan olahraga atau
digunakan bersamaan sulfonilurea untuk kontrol gula darah pada
Indikasi : Diabetes mellitus pada orang dewasa. pasien DM tipe 2.
Kontraindikasi : Diabetes mellitus tipe 1, koma diabetik,
gangguan ginjal parah, kehamilan dan menyusui. Kontraindikasi : Penyakit ginjal, infark miokardia, ketoasidosis
diabetikum dengan atau tanpa koma.
Dosis : Sehari : 2,5 mg
Efek Samping : Gangguan GI, pusing, sakit kepala.

Dosis : Sehari : 1 x 500 mg.


PENCEGAHAN PENYAKIT
DM
 Pertahankan berat badan yang sehat
 Ketahui riwayat kesehatan keluarga
 Tetap aktif secara fisik
 Makanlah diet yang seimbang, rendah lemak dan gula
 Lakukan pemeriksaan kesehatan
 Monitor tekanan darah secara teratur
 Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar
DEFINISI TIROID

Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm


dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid
dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H
atau dasi kupu – kupu.
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang mempengaruhi
produksi atau sekresi hormon tiroid sehingga menyebabkan
perubahan stabilitas metabolik.
Terdapat dua macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yaitu :
1. Tri-iodothyronine (T3)
2. Tiroksin (T4)
Kedua hormon ini disekresikan ke dalam tubuh oleh tiroid melalui konversi
yodium. Setelah T3 dan T4 dilepaskan ke dalam aliran darah, keduanya dikirim ke sel-
sel yang bertanggung jawab untuk mengendalikan metabolisme tubuh. Sebuah kelenjar
tiroid yang berfungsi normal akan menghasilkan 80 persen T4 dan 20 persen T3.
TSH & HORMON TIROID
Kelenjar pituitari (kelenjar kecil di dasar otak) melepaskan apa yang dikenal sebagai
TSH (Thyroid Stimulating Hormone) untuk mendorong tiroid memproduksi dan
mengeluarkan lebih banyak hormon. Setelah tiroid memproduksi lebih banyak
hormon, kelenjar pituitari akan menghentikan produksi TSH. Kelenjar pituitari dan
tiroid selalu bekerja bersama-sama untuk menjaga kondisi hormon selalu seimbang.
Namun, jika seseorang memiliki gangguan tiroid dimana hormon diproduksi terlalu
banyak atau sedikit, pelepasan TSH akan mengiritasi kelenjar tiroid dan
menyebabkan “gondok” (tiroid membesar).
GANGGUAN PADA FUNGSI
KELENJAR TIROID
Hipertiroidisme (Hyperthyroidism) Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Hipertiroidisme terjadi ketika hormon Hipotiroidisme adalah kondisi dimana
tiroid terlalu banyak dilepaskan ke dalam kelenjar tiroid menghasilkan T3 dan T4
tubuh, sehingga mengakibatkan kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Seperti
hipertiroidisme, hipotiroidisme seringkali sulit
metabolisme tubuh yang terlalu cepat. untuk didiagnosa pada stadium awal. Dalam
Sementara hipertiroidisme memiliki kasus tertentu, pasien dengan hipotiroidisme
banyak penyebab, gejala-gejala yang melaporkan tertidur saat berhenti di lampu
menyertainya pada dasarnya sama. lalu lintas atau saat sedang duduk di meja
kerja. Penyakit Hashimoto, bentuk paling
umum dari hipotiroidisme, memiliki sebab
auto-imun yaitu ketika tiroid diserang oleh
sistem kekebalan tubuh.
GEJALA
Penyebab Faktor resiko
 kekurangan yodium (iodium) • Umur ( diatas 60 tahun )
 peradangan pada kelenjar tiroid • Memiliki keluarga dengan riwayat
(tiroiditis) penyakit tiroid.
 faktor genetik • Memiliki riwayat menderita penyakit
kronis, seperti diabetes atau penyakit
 pasca melahirkan autoimun.
 autoimun • Pernah menjalani pengobatan dengan
iodium radioaktif.
 gangguan pada kelenjar pituitari /
hipofisis. • Pernah menjalani operasi tiroid.
DIAGNOSA
o TES DARAH
Tes darah dilakukan untuk evaluasi fungsi kelenjar tiroid. Dengan tes darah dapat diukur
kadar hormon tiroid dan TSH (thyroid-stimulating hormone). Dari tes ini, dapat
diketahui apakah pasien mengalami hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
o PEMINDAIAN
Selain tes darah, dapat juga dilakukan pemindaian melalui USG tiroid atau nuklir tiroid.
Dari pemeriksaan tersebut, dapat diketahui ukuran serta jenis benjolan yang dialami
pasien.
o BIOPSI
Biopsi dilakukan untuk mengambil sampel jaringan tiroid dan dianalisis di laboratorium.
PENGOBATAN
Antihipertiroidisme Antihipertiroidisme
1. Neo-mercazole 1. Euthyrox

Komposisi : Karbimazol 5 mg. Komposisi : Levotiroksin 50 mg.


Indikasi : Hipotiroidisme, eutiroid goiter.
Indikasi : Hipertiroidisme.
2. Levothyroxine
Kontraindikasi : Laktasi.
Komposisi : Tiroksin Na 50 mcg, 100 mcg/kaps.
Perhatian untuk ibu hamil dengan tirotoksikosis harus Indikasi : Hipotiroid.
dalam dosis kecil.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap tiroksin, tirotoksikosis.
Dosis : 20-60 mg.
Efek Samping : Takikardia, aritmia, nyeri angina, kelemahan otot,
2. Thyrozol berkeringat, sakit kepala.

Komposisi : Tiamazol 5 mg, 10 mg, 20 mg. Dosis : Sehari 50-100 mcg.


3. Thyrax Duotab
Indikasi : Hipertiroidisme terutama pasien usia muda.
Komposisi : Levotiroksin Na 100 mcg.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Indikasi : Hipotiroidisme, supresi kadar TSH pada penyakit gondok.
Efek Samping : Alergi kulit. Efek Samping : Takikardia, cemas, tremor, sakit kepala, penurunan BB.
Dosis : 25-40 mg. Dosis : Sehari 0,05-0,1 mg.
Thank you..,

Anda mungkin juga menyukai