PEMERINTAH KOTA SERANG

RSUD KOTA SERANG

Jl. Raya Jakarta Km.4 Lingkungan Kp. Baru RT.02/RW.11. Serang-Banten.
Telp. (0254) 7932007

NOTULENSI

POKJA : PAB
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Juni 2022
Pukul : 08.30 WIB s/d Selesai

PEMBAHASAN
- Pokja PAB : dokumen, Panduan dan pedoman sudah ada
- PPK perlu ditambahkan dan koordinasi sama komite medik
- Di setiap unit harus ada SPK/SIK dan RKK tenaga medis
- Regulasi terkait trolly emergency koordinasi dengan bagian Farmasi
- Dokumentasi rekapitulasi pelaksanaan anastesi dan sedasi setiap bulan
- Membuat SOP bila terjadi recall imlpant
- Dokumen daftar jenis implant yang digunakan di rumah sakit apa saja koordinasi
dengan farmasi
- Koordinasi sama DPJP terkait bila dokter anastesi berhalangan misalkan sedang
menjalankan ibadah haji/umroh, dpjp membuat rekomendasi ke bagian kepegawaian
untuk dokter luar rumah sakit.
- Belum tersedianya SDM anastesi untuk pelayanan 24 jam.

PEMERINTAH KOTA SERANG

 RSUD KOTA SERANG
Jl. Raya Jakarta Km.4 Lingkungan Kp. Baru RT.02/RW.11. Serang-Banten.
Telp. (0254) 7932007

NOTULENSI

POKJA : PROGNAS
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Juni 2022
Pukul : 13.00 WIB s/d Selesai

PEMBAHASAN
a. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi
- Prognas 1 point 3 regulasi harus berupa program kerja tim PONEK sesuai maksud
dan tujuan (1-8) dan sudah terbentuk regulasi tetapi masih harus diperbaiki
- Tim Ponek sudah terbentuk
- Prognas 1.1 point 1 regulasi berupa program pembinaan jejaring rujukan RS tidak
perlu MOU untuk jejaring bisa berupa surat tugas, laporan, dokumentasi, pelatihan
bisa lewat via zoom ataupun webinar
b. Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis/ TBC
- Prognas 2 point 1 regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan TB di RS (1-6)
- Untuk kegiatan pemberian kekebalan berupa imunisasi BCG tidak perlu di lakukan
c. Penurunan Angka Kesakitan HIV/ AIDS
- Belum tersedianya ruangan khusus untuk Poli HIV, ada tetapi masih menjadi satu
dengan Poli TB DOT’s dengan penangggung jawab SMF dokter penyakit dalam.
Untuk jadwal poli HIV 3 hari dan Poli TB DOT’s 3 hari untuk pelayanannya.
d. Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting
- SK Tim disertai uraian tugas, tidak hanya nama dan jabatan
- SK tim bisa sekaligus SK program, tapi harus ada bunyinya, bisa disatukan dalam
satu SK, tapi alangkah lebih baik terpisah, lihat kembali di tata naskah penulisan
- Program yang di buat tidak harus mencakup semua program gizi tertera di
penjelasan maksud dan tujuan disesuaikan dengan program gizi yang dibuat di RS
- Pendampingan dan intervensi tidak perlu buat program selain di luar rumah sakit,
cukup di dalam rumah sakit saja, bisa berupa pendampingan rujukan dari
puskesmas
- Kegiatan pendampingan dokter anak dan dinkes bisa dipakai sebagai salah satu
contoh pendampingan, dibuatkan surat tugas dan laporan kegiatan, alangkah lebih
baik RS punya program pendampingan tersendiri
 - Bukti chat konsultasi dengan dokter puskesmas atau ahli gizi puskesmas bisa
dijadikan bukti pendampingan, tidak perlu melampirkan bukti chat hanya di buatkan
dalam bentuk laporan, tanggal berapa, siapa dan isi konsultasinya bagaimana di
jabarkan
- Pemberian edukasi terkait cara pembuatan formula F100 kepada pasien bisa
dijadikan cara pendampingan di buatkan bukti berupa lembar edukasi yang di tanda
tangani keluarga pasien
- Pelaporan gizi buruk dari data yang ada, baik itu data dari gizi atau bagian dari
rekam medis rumah sakit di laporkan ke atasan, bisa kepala instalasi untuk
diteruskan di laporkan kepada direktur. Dari data tabel yang ada di jabarkan
dengan kata-kata tidak hanya tabel saja
e. Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit
- Regulasi pembentukan pelaksanaan PKBRS
- Prognas 5 point 3 program KB harus di pisah antara KB untuk pasca persalinan
dan pasca keguguran
- Prognas 5 point 4 pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS bisa berupa
buku register
- Prognas 5.1 point 1 alat dan obat kontrasepsi seharusnya tidak disimpan di poli
tetapi harus di simpan dan di kelola oleh farmasi biar satu pintu
- Prognas 5.1 point 3 RS seharusnya menyediakan ruang pelayanan KB yang
memadai tidak di gabung dengan poli obgyn