Anda di halaman 1dari 41

Tutorial Klinis

Pembimbing dr. Arif, Sp.A

 Defika Nur Amalia


 M. Galih Pratama
 Widyaningrum
 Margareta GDS
Diabetes Mellitus
Definisi
• Diabetes mellitus tipe 1 merupakan kelainan
sistemik karena adanya gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai dengan
hiperglikemia kronik (PPM DMT1 2017)
Epidemiologi
• Insidensi DMT1 sangat bervariasi antar negara maupun dalam suatu
negara. Di beberapa negara barat kasus DMT1 mencakup 5-10% dari
seluruh jumlah penderita diabetes di negara masing-masing, dan > 90%
penderita diabetes pada anak dan remaja adalah DMT1.

• Menurut data registri nasional DMT1 pada anak dari PPK IDAI hingga
tahun 2014 tercatat 1021 kasus dengan 2 puncak insidens yaitu pada
usia 5-6 tahun dan 11 tahun.
Etiologi
• Tipe 1A: cell-mediated autoimmunne destruction
(Hipersensitivitas tipe IV)
• Tipe 1B: lebih jarang, non-immune variation, penyebab
tidak diketahui
• Predisposisi genetik (HLA locus confers memiliki
kerentanan ~50%
Gejala Klasik DM
• Poliuria
• Polidipsia
• Nokturia
• Enuresis
• Penurunan berat badan yang cepat dalam 2-6 minggu
• Polifagia
• Gangguan penglihatan
Additional info
• Diagnosis DM tipe-1 sebaiknya dipikirkan sebagai
diagnosis banding pada anak dengan enuresis
nokturnal (anak besar-ngompol)

• Anak dengan dehidrasi sedang sampai berat tetapi


masih ditemukan diuresis (poliuria), terlebih lagi jika
disertai dengan pernafasan Kussmaul dan bau
keton, curiga DMT1.
Klasifikasi DMT1
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria
sebagai berikut:
•Gejala klasik diabetes atau krisis hiperglikemi dengan kadar plasma
glukosa ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L). Atau,
•Kadar plasma glukosa puasa ≥126 mg/dL (7.0 mmol/L). Puasa
adalah tidak ada asupan kalori selama 8 jam terakhir. Atau,
•Kadar glukosa 2 jam postprandial ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
dengan Uji Toleransi Glukosa Oral. atau,
•HbA1c > 6.5% (harus sesuai standar dan DCCT).
Patogenesis
Faktor Risiko
• Riwayat keluarga DM1 (+)
• Riwayat penyakit autoimun pada keluarga
5 PILAR TATALAKSANA DMT1
① Pemberian Insulin
② Pengaturan makan
③ Olahraga
④ Edukasi
⑤ Monitoring
Pemberian Insulin
Jenis Insulin
1. Rapid acting insulin
2. Short acting insulin
3. Intermediate acting insulin
4. Long acting insulin
5. Insulin basal analog
6. Mix insulin
• Menggunakan rasio 25/75, 30/70, atau 50/50
Regimen Insulin
• Split-mix regimen
– Injeksi 1 kali
– Injeksi 2 kalil
– Injeksi 3 kali
• Basal-bolus regimen
• Pompa insulin
Normal Insulin Secretion
Split-mix regimen
Basal bolus regimen
Dosis Insulin
• Dosis: 0,5–1 U/kgBB/hari, diberikan secara
subkutan
Kondisi Khusus
• Honeymoon period: dosis insulin diturunkan menjadi < 0,5
U/kg/hari
• Prepubertas: 0,7–1 U/kg/hari
• Pubertas/remaja: kebutuhan insulin naik karena
meningkatnya sekresi hormon seks dan pertumbuhan,
menjadi 1,2–2 U/kg/hari
Morning Hyperglycemia
1. Somogyi effect
• Terjadi sebagai kompensasi terhadap hipoglikemia yang terjadi
sebelumnya (rebound effect) akibat pemberian insulin yang
berlebihan
• Solusi: penambahan makanan kecil sebelum tidur atau
pengurangan insulin malam hari

2. Dawn phenomenon
• Terjadi akibat kerja hormon-hormon kontrainsulin yang lebih
dominan pada malam hari
• Solusi: penambahan insulin malam hari
Pengaturan makan
• Tujuan: untuk mencapai kontrol metabolik tanpa mengabaikan kalori
yang dibutuhkan
• Komposisi kalori
– 50-55% karbohidrat
– 15-20% protein
– 25-35% lemak
• Pengaturan makan optimal = 3x makan utama + 3x kudapan
Olahraga
• Harus didiskusikan tentang:
– Pengurangan dosis insulin sebelum olahraga
– Jenis dan jumlah karbohidrat yang diperlukan untuk olahraga
spesifik
• Jika gula darah > 250 mg/dl dengan ketonemia/ketonuria
a. Olahraga harus dihindari
b. Berikan rapid acting insulin 0,05 U/kg atau 5% dari dosis
total harian
c. Tunda aktivitas fisik sampai keton negatif
Edukasi
• Pengetahuan dasar menganai DM tipe 1
• Menjaga gaya hidup sehat termasuk pengaturan makan
• Penggunaan insulin dan tata laksana DMT1
– Jenis
– Dosis
– Cara penyuntikan
– Penyimpanan
– Efek samping (BB naik, lipodistrofi derah penyuntikan,
hipoglikemia)
• Tanda bahaya (hipoglikemi, KAD)
Pemantauan
1. Pemantauan glukosa darah
mandiri
• Dilakukan 4-6 kali sehari
 Pagi hari setelah bangun
tidur  GDP
 Setiap sebelum makan
 Pada malam hari untuk
mendeteksi hipoglikemia
atau hiperglikemia
 1,5 – 2 jam setelah makan
2. Pemeriksaan keton
• Kadar keton darah normal = < 0,6 mmol/L
• Harus dilakukan saat:
a. Sakit yang disertai demam atau muntah
b. Jika kadar gula darah > 250 mg/dl padaanak yang tidak
sehat atau jika kadar gula darah > 250 mg/dl secara persisten
c. Ketika terdapat poliuria persisten disertai peningkatan kadar
gula darah, nyeri abdomen, dan napas cepat
d. Pada anak yang lebih muda atau pasien yang menggunakan
pompa insulin
3. HbA1c
• Target: < 7,5%

4. Komplikasi
Komplikasi DMT1
Komplikasi DMT1
Ketoacidosis Diabetik
DIAGNOSIS, terdapat:
• Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah > 200 mg/dL (>11
mmol/L)
• Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3 - <15 mEq/
• Ketonemia dan ketonuria
Klasifikasi DKA

1. KAD ringan : pH < 7,3 atau HCO3 < 15 mEq/L


2. KAD sedang : pH < 7,2 atau HCO3 < 10 mEq/L
3. KAD berat : pH < 7,1 atau HCO3 < 5 mEq/L
Manifestasi Klinis
• Dehidrasi, dengan derajat yang bervariasi. Dapat ditemukan
takikardi, hipotensi, turgor kulit menurun dan syok.
• Perubahan kesadaran dengan derajat yang bervariasi, mulai
dari bingung sampai koma
• Mual, muntah, nyeri perut
• Pola napas Kussmaul
• Gejala klasik DM berupa poliuria, polidipsi, serta penurunan
berat badan.
Tatalaksana
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai