Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

KETOASIDOSIS DIABETIK

Fathiyyaturrahmah M
N111 16 029

Pembimbing : dr. Suldiah, Sp. A


PENDAHULUAN
Ketoasidosis diabetik adalah kondisi medis
darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak
ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetik
(KAD) disebabkan oleh penurunan insulin efektif
di sirkulasi yang disertai peningkatan hormon
regulator kontra seperti glukagon, katekolamin,
kortisol, dan hormon pertumbuhan. Hal ini
menyebabkan peningkatan produksi glukosa
oleh hati dan ginjal, serta gangguan
penggunaan glukosa perifer dengan akibati
hiperglikemia dan hiperosmolalitas.
PENDAHULUAN
Peningkatan lipolisis, disertai produksi benda
keton (beta-hidroksibutirat, asetoasetat),
menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolik.
Hiperglikemia dan asidosis menyebabkan diuresis
osmotik, dan hilangnya elektrolit. Kriteria biokimia
untuk diagnosis KAD meliputi hiperglikemia (kadar
glukosa >11 mmol/L (>200 mg/dL) disertai pH
vena <7,3 dan/atau bikarbonat <15 mmol/L.
Terdapat juga glukosuria, ketonuria dan
ketonemia.1,2
PENDAHULUAN
Angka kematian akibat KAD di
Amerika Serikat adalah 1%-3%.
Frekuensi KAD sendiri bervariasi
antar negara, berkisar antara 15%
dan 67% di Eropa dan Amerika Utara
dan dapat lebih sering di negara
negara sedang berkembang.
DEFINISI
KAD didefinisikan sebagai kondisi yang
mengancam jiwa yang disebabkan
penurunan kadar insulin efektif didalam
tubuh, atau berkaitan dengan resistensi
insulin dan penurunan produksi hormon-
hormon kontra regulator yakni: glukagon,
ketokolamin, kortisol dan growth
hormone.4
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi di Eropa dan Amerika Utara
adalah 15% - 16%.
Di Kanada dan Eropa, angka kejadian
KAD yang telah dihospitalisasi dan jumlah
pasien baru dengan IDDM telah diteliti,
yaitu sebanyak 10 dari 100.000 anak.
Onset KAD pada IDDM lebih sering terjadi
pada anak yang lebih muda (berusia < 4
tahun)
FAKTOR RESIKO
Risiko meningkat pada anak dengan kontrol
metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah
mengalami episode KAD
Anak dengan gangguan psikiatri (termasuk
gangguan makan)
Kondisi keluarga yang sulit (termasuk status
sosial ekonomi rendah dan masalah asuransi
kesehatan).
Pengobatan dengan insulin yang tidak teratur
juga dapat memicu terjadinya KAD.3
MANIFESTASI KLINIK
Gejala Dekompensasi: Lemah badan,
pandangan kabur, poliuria, polidipsia dan
penurunan berat badan muncul beberapa hari
sebelum masuk rumah sakit.9
Gejala tipikal: dehidrasi.
Status mental dapat bervariasi dari sadar
penuh, letargi, sampai koma.
Bau nafas seperti buah
Nyeri abdomen sering terjadi pada KAD.
DIAGNOSIS
Pada pasien yang telah diketahui menderita
diabetes, KAD dapat dicurigai bila terdapat keluhan
nyeri perut, muntah-muntah, atau malaise.
Kriteria penegakan KAD menurut pemeriksaan
laboratorium adalah sebagai berikut:3
Hiperglikemia (gula darah > 11 mmol/L
[200mg/dL])
pH vena < 7,3 atau bikarbonat <15 mmol/L;
Ketonemia
Ketonuria
DIAGNOSIS
Berat ringannya KAD berdasarkan derajat
asidosisnya adalah:
Ringan (pH vena < 7,3 atau bikarbonat
< 15 mmol/L);
Sedang (pH <7,2 atau bikarbonat <10
mmol/L); dan
Berat (pH < 7,1 atau bikarbonat < 5
mmol/L).
TANDA BAHAYA
Dehidrasi berat dan syok
Asidosis berat dan kalium serum yang rendah
karena hal ini menunjukkan kalium total yang
sangat kurang
Hipernatremia yang menunjukkan keadaan
hiperosmolar yang memburuk
Hiponatremia
Lipemia berat
Penurunan kesadaran saat pemberian terapi
yang menunjukkan adanya edema otak.
FASE PEMULIHAN
Pasien dipersiapkan untuk belajar minum dan
makan setelah sebelumnya nill by mouth dan
peralihan dari drip insulin ke insulin kerja singkat
subkutan.2
Pasien yang dipuasakan pada saat ketoasidosis
boleh mulai dicoba minum bila klinis baik, sadar
sepenuhnya (compos mentis) dan tidak muntah,
serta secara metabolik stabil. Cairan rendah kalori
(air putih) dapat diberikan untuk percobaan apakah
pasien sudah dapat mulai diberikan asupan per
oral.2
PENCEGAHAN
1.Sebelum Diagnosis
. Skrining genetik dan imunologi
. Kesadaran tinggi terhadap individu
dengan riwayat keluarga diabetes mellitus
tipe 1.
. Berbagai strategi, seperti publikasi
kesehatan oleh dokter dan sekolah pada
anak-anak akan menurunkan komplikasi
KAD dari 78% hingga hampir 0%.
PENCEGAHAN
2. Sesudah Diagnosis
Pada pasien dengan terapi insulin kontinu,
episode KAD dapat diturunkan dengan edukasi
algoritmik mengenai diabetes mellitus.
Pada kasus rekurensi KAD yang multiple,
selain dengan pemberian insulin berkala, juga
diberikan edukasi yang baik, evaluasi
psikososial, dan status kesehatan fisik ke
pusat pelayanan kesehatan.2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai