PENDAHULUAN Ketoasidosis diabetik adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan oleh penurunan insulin efektif di sirkulasi yang disertai peningkatan hormon regulator kontra seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi glukosa oleh hati dan ginjal, serta gangguan penggunaan glukosa perifer dengan akibati hiperglikemia dan hiperosmolalitas. PENDAHULUAN Peningkatan lipolisis, disertai produksi benda keton (beta-hidroksibutirat, asetoasetat), menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolik. Hiperglikemia dan asidosis menyebabkan diuresis osmotik, dan hilangnya elektrolit. Kriteria biokimia untuk diagnosis KAD meliputi hiperglikemia (kadar glukosa >11 mmol/L (>200 mg/dL) disertai pH vena <7,3 dan/atau bikarbonat <15 mmol/L. Terdapat juga glukosuria, ketonuria dan ketonemia.1,2 PENDAHULUAN Angka kematian akibat KAD di Amerika Serikat adalah 1%-3%. Frekuensi KAD sendiri bervariasi antar negara, berkisar antara 15% dan 67% di Eropa dan Amerika Utara dan dapat lebih sering di negara negara sedang berkembang. DEFINISI KAD didefinisikan sebagai kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan penurunan kadar insulin efektif didalam tubuh, atau berkaitan dengan resistensi insulin dan penurunan produksi hormon- hormon kontra regulator yakni: glukagon, ketokolamin, kortisol dan growth hormone.4 EPIDEMIOLOGI Frekuensi di Eropa dan Amerika Utara adalah 15% - 16%. Di Kanada dan Eropa, angka kejadian KAD yang telah dihospitalisasi dan jumlah pasien baru dengan IDDM telah diteliti, yaitu sebanyak 10 dari 100.000 anak. Onset KAD pada IDDM lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda (berusia < 4 tahun) FAKTOR RESIKO Risiko meningkat pada anak dengan kontrol metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah mengalami episode KAD Anak dengan gangguan psikiatri (termasuk gangguan makan) Kondisi keluarga yang sulit (termasuk status sosial ekonomi rendah dan masalah asuransi kesehatan). Pengobatan dengan insulin yang tidak teratur juga dapat memicu terjadinya KAD.3 MANIFESTASI KLINIK Gejala Dekompensasi: Lemah badan, pandangan kabur, poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan muncul beberapa hari sebelum masuk rumah sakit.9 Gejala tipikal: dehidrasi. Status mental dapat bervariasi dari sadar penuh, letargi, sampai koma. Bau nafas seperti buah Nyeri abdomen sering terjadi pada KAD. DIAGNOSIS Pada pasien yang telah diketahui menderita diabetes, KAD dapat dicurigai bila terdapat keluhan nyeri perut, muntah-muntah, atau malaise. Kriteria penegakan KAD menurut pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:3 Hiperglikemia (gula darah > 11 mmol/L [200mg/dL]) pH vena < 7,3 atau bikarbonat <15 mmol/L; Ketonemia Ketonuria DIAGNOSIS Berat ringannya KAD berdasarkan derajat asidosisnya adalah: Ringan (pH vena < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L); Sedang (pH <7,2 atau bikarbonat <10 mmol/L); dan Berat (pH < 7,1 atau bikarbonat < 5 mmol/L). TANDA BAHAYA Dehidrasi berat dan syok Asidosis berat dan kalium serum yang rendah karena hal ini menunjukkan kalium total yang sangat kurang Hipernatremia yang menunjukkan keadaan hiperosmolar yang memburuk Hiponatremia Lipemia berat Penurunan kesadaran saat pemberian terapi yang menunjukkan adanya edema otak. FASE PEMULIHAN Pasien dipersiapkan untuk belajar minum dan makan setelah sebelumnya nill by mouth dan peralihan dari drip insulin ke insulin kerja singkat subkutan.2 Pasien yang dipuasakan pada saat ketoasidosis boleh mulai dicoba minum bila klinis baik, sadar sepenuhnya (compos mentis) dan tidak muntah, serta secara metabolik stabil. Cairan rendah kalori (air putih) dapat diberikan untuk percobaan apakah pasien sudah dapat mulai diberikan asupan per oral.2 PENCEGAHAN 1.Sebelum Diagnosis . Skrining genetik dan imunologi . Kesadaran tinggi terhadap individu dengan riwayat keluarga diabetes mellitus tipe 1. . Berbagai strategi, seperti publikasi kesehatan oleh dokter dan sekolah pada anak-anak akan menurunkan komplikasi KAD dari 78% hingga hampir 0%. PENCEGAHAN 2. Sesudah Diagnosis Pada pasien dengan terapi insulin kontinu, episode KAD dapat diturunkan dengan edukasi algoritmik mengenai diabetes mellitus. Pada kasus rekurensi KAD yang multiple, selain dengan pemberian insulin berkala, juga diberikan edukasi yang baik, evaluasi psikososial, dan status kesehatan fisik ke pusat pelayanan kesehatan.2 TERIMA KASIH