PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskuler. Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara
maju dan ketiga terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari
Oleh karena itu pencegahan stroke menjadi sangat penting. Upaya pencegahan antara lain
berupa kontrol terhadap faktor risiko stroke dan perilaku hidup yang sehat. Bagi pasien yang
telah mendapat serangan stroke, intervensi rehabilitasi medis sangat penting untuk
mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya. Perlu diupayakan agar pasien tetap
aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke berulang.1
Dalam penanganan penderita diperlukan adanya satu tim yang terdiri dari berbagai
disiplin keahlian, agar tercapai hasil yang sebaik-baiknya. Tim rehabilitasi medik terdiri dari
dokter, fisioterapis, terapi okupasi, ortotis prostetis, ahli bina wicara, psikolog, pekerja sosial
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Stroke menurut WHO didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih ataupun menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.1
2. Epidemiologi1
Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan ketiga
terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang
meninggal karena stroke di dunia. Dari data yang dikumpulkan oleh American Heart Association
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan
kanker.
3. Klasifikasi Stroke
a. Berdasarkan Waktu
Yaitu gangguan neurologi sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala
Gangguan neurologi setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin
berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau
beberapa hari.
4. Completed Stroke
b. Berdasarkan Etiologi :
1. Stroke Hemoragik
disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Pembuluh darah yang pecah menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Umumnya terjadi pada saat melakukan aktivitas, namun juga dapat terjadi pada saat
istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah
venous thrombosis.3
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat di sepanjang jalur
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Dapat berupa iskemia, emboli, spasme
ataupun trombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup
lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan
terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. Hampir sebagian besar
Bamford, membaginya berdasarkan gejala awal dan episode stroke yaitu total
4. Faktor Resiko
Faktor resiko adalah kelainan atau kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap
serangan stroke. Faktor resiko umumnya dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
Faktor genetik
Hipertensi
Obesitas
Merokok
5. Manifestasi Klinik3
Ataksia, disartria.
Gangguan penglihatan.
Disartria
Tidak biasanya ditemukan nyeri kepala, muntah, kejang dan kesadaran yang menurun.
6. Diagnosis
Diagnosis klinik stroke dibuat berdasarkan batasan stroke, dilakukan pemeriksaan klinis
yang teliti, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan
penunjang.1
Perhatian utama rehabilitasi adalah evaluasi potensi perkembangan pasien dengan
rehabilitasi yang intensif. Tujuan dari rehabilitasi harus realistis dan fleksibel sebab status
neorologis dari pasien dan derajat kelainan biasanya berubah seiring waktu. Hal terbaik
didapatkan jika pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mencapai tujuan rehabilitasi.5
Fase awal
Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa.
Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan umum memungkinkan dimulainya
rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan lingkup
gerak sendi, stimulasi elektrikal dan begitu penderita sadar dimulai penanganan masalah
emosional.6
Fase lanjutan
Tujuannya adalah untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah
stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik, biasanya mobilisasi dimulai
pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan perdarahan subarakhnoid mobilisasi dimulai
a. Fisioterapi
3) Latihan lingkup gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung dari
kekuatan otot.
6) Latihan mobilisasi.
Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun
pemulihan fungsi neurologis pada ekstremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan
alat bantu yang disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat
c. Terapi Bicara
Penderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat ditangani
1) Latihan pernapasan ( pre speech training ) berupa latihan napas, menelan, meniup,
2) Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan mengucapkan kata-
kata.
kata.
d. Ortotik Prostetik
Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu transfer
dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan antara lain: arm sling, hand
sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock-up splint, ankle foot
e. Psikologi
Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase
psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase penyesuaian dan fase penerimaan.
Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lagi
mengalami secara lambat, berhenti pada salah satu fase, bahkan kembali ke fase yang
telah lewat. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat
menerima rehabilitasi.
Pekerja sosial medik dapat memulai bekerja dengan wawancara keluarga, keterangan
tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup serta keadaan
rumah penderita.
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Ny. S. K
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Kelemahan anggota gerak kiri dialami oleh penderita sejak 3 minggu yang lalu.
Kelemahan anggota gerak kiri muncul tiba-tiba ketika pasien sementara berjalan dalam
rumahnya. Kelemahan pada tangan dan kaki kiri timbul bersamaan. Kelemahan disertai bicara
pelo dan mulut mencong ke kanan. Riwayat sakit kepala, muntah, penurunan kesadaran, mual,
pusing, penglihatan kabur, gangguan menelan, dan trauma tidak ada. Pasien dibawa ke dokter
Diabetes Melitus (DM) baru diketahui sejak 3 minggu yang lalu, dan mendapat
Hipertensi baru diketahui penderita sejak 3 minggu yang lalu dan mendapat terapi
obat amlodipin.
Asam urat baru diketahui penderita sejak 3 minggu yang lalu dan mendapat terapi
alopurinol.
Riwayat Kebiasaan :
dari 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi di luar rumah memakai Water Closed (WC)
jongkok. Penderita tinggal bersama suaminya dan memiliki 3 orang anak yang sudah
menikah. Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah sebanyak 2 orang.
Sumber listrik PLN dan sumber air PAM. Penderita merupakan seorang ibu rumah
tangga. Suami penderita adalah seorang pensiunan guru. Penderita menggunakan jaminan
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kesadaran : E4M6V5
Nadi = 88 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Status Neurologis
Nervus VII : paresis nervus VII sentral dekstra dengan mulut mencong ke kanan
Nervus XII : paresis nervus XII sentral dekstra dengan lidah deviasi ke kiri
Status Motorik
n
Gerakan Normal Menurun Normal Menurun
Kekuatan 5/5/5/5 3/3/3/3 5/5/5/5 4/4/4/4
Tonus Otot Normal Normal Normal Normal
Refleks Positif Positif Positif Positif
Fisiologis
Refleks Negatif Negatif Negatif Negatif
Patologis
Sensibilitas
Status Otonom
Siriraj Stroke Score : (2.5 x kesadaran) + (2 x sakit kepala) + (2 x muntah) + (0.1 x diastol) - (3
nilai interpretasi:
-1 sampai 1 : meragukan
Indeks Barthel
Index Barthel:
Feeding :5
Bathing :0
Grooming :5
Dressing :5
Bowels : 10
Bladder : 10
Toilet use :5
Stairs :5
TOTAL : 65
Nilai Interpretasi :
100 Mandiri
Ite Nilai
Tes Nilai
m Max
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 5
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
5 5
(ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya
selang 1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3 3
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk
tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata WAHYU 5 5
(nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 3
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang 2 2
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat tanpa kalau dan
1 1
atau tetapi
8 Responden diminta melakukan perintah Ambil kertas ini
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di 3 3
lantai
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:
1 1
Pejamkanlah mata Anda
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar
1 1
Skor Total 30 30
Dilaporkan pasien perempuan usia 61 tahun dengan keluhan utama kelemahan anggota
gerak kiri. Dari anamnesis didapatkan kelemahan tangan dan kaki kiri timbul bersamaan, ada
bicara pelo dan mulut mencong ke kanan. Riwayat muntah, penurunan kesadaran, sakit kepala,
pusing, mual, penglihatan kabur, gangguan menelan, dan trauma tidak ada. Riwayat DM dan
hipertensi ada. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis (GCS: E4M6V5), tekanan darah
130/80 mmhg, nadi 88 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit, suhu badan 36.6 0C. Pemeriksaan nervus
kranialis: paresis nervus VII dan XII sentral dekstra. Pemeriksaan motorik: gerakan otot anggota
gerak kiri menurun dengan kekuatan otot ekstremitas superior sinistra (3) dan ekstremitas
Siriraj Stroke Score (SSS): -7 (Stroke Non-Hemoragik). Index Barthel: 65 (disabilitas sedang).
Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra, paresis nervus VII dan XII sentral dekstra
1. Kelemahan anggota gerak kiri. Kekuatan otot ekstremitas superior sinistra (3) dan
Penatalaksanaan
1. Terapi Medikamentosa
Amlodipin 1 x 25 mg tablet
A. Fisioterapi
Evaluasi:
Kelemahan anggota gerak kiri dengan kekuatan otot ektremitas superior sinistra
Program:
Breathing exercise.
Latihan Lingkup Gerak Sendi (LGS) aktif pada ekstremitas superior sinistra
B. Okupasi Terapi
Evaluasi:
Kelemahan anggota gerak kiri dengan kekuatan otot ektremitas superior
Program:
Latihan peningkatan fungsi AKS (duduk, berdiri, berjalan, naik turun tangga,
Latihan Lingkup Gerak Sendi (LGS) aktif pada ekstremitas superior dan
C. Ortotik Prostetik
Evaluasi:
Kekuatan otot pada ekstremitas superior sinistra (3) dan inferior sinistra (4).
Program:
D. Terapi Bicara
Evaluasi:
Bicara pelo.
Program:
lidah keluar masuk selama 5 detik, menggerakkan lidah ke sudut mulut kiri
E. Psikologi
Evaluasi:
Program:
Support mental kepada penderita untuk menghilangkan rasa cemas dan malu
F. Sosial Medik
Evaluasi:
Program:
Mengedukasi keluarga penderita agar dapat memperhatikan segala sesuatu
G. Edukasi
Menghindari stres.
Prognosis
1. Wirawan RP. Rehabilitasi Stroke Dalam Pelayanan Kesehatan Primer. SMF Rehabilitasi
2. Shofa MI. Gambaran Penderita Stroke yang Kembali Bekerja pasca rawat Inap di RSUP
3. Misbach J, Wendra A. Stroke In Indonesia. A First Large Prospective Hospital Based Study
4. Walelang TH. Faktor Resiko dan Pencegahan Stroke. Poceeding symposium stroke up date.
5. Sengkey L, Angliadi LS, Mogi TI. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik. Manado:
6. Angliadi LS. Rehabilitasi Medik Pada Stroke. Proceeding symposium stroke up date.