ASUHN KEPERTAWATN
OLEH
FITRIANI
B0218332
CI LAHAN CI INSTITUSI
Prodi Keperawatan
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun menyebabkan kematian tanpa adanya
2. Epidemiologi1
Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan ketiga
terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta
orang meninggal karena stroke di dunia. Dari data yang dikumpulkan oleh American Heart
Association tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat stroke.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung
dan kanker.
3. Klasifikasi Stroke
a. Berdasarkan Waktu
Yaitu gangguan neurologi sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan
Gangguan neurologi setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1
semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa
4. Completed Stroke
. Berdasarkan Etiologi :
1. Stroke Hemoragik
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi. Umumnya terjadi pada saat melakukan aktivitas, namun juga
dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab
yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Stroke
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat di sepanjang
jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Dapat berupa iskemia, emboli,
beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran
umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Klasifikasi Oxford Community Stroke Project (OCSP) juga dikenal sebagai
Bamford, membaginya berdasarkan gejala awal dan episode stroke yaitu total
4. Faktor Resiko
Faktor resiko adalah kelainan atau kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap
serangan stroke. Faktor resiko umumnya dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
Faktor genetik
Hipertensi
Obesitas
Merokok
5. Manifestasi Klinik3
Ataksia, disartria.
Mual dan muntah yang nyata.
Gangguan penglihatan.
Disartria
Tidak biasanya ditemukan nyeri kepala, muntah, kejang dan kesadaran yang menurun.
6. Diagnosis
klinis yang teliti, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan
pemeriksaan penunjang.1
rehabilitasi yang intensif. Tujuan dari rehabilitasi harus realistis dan fleksibel sebab status
neorologis dari pasien dan derajat kelainan biasanya berubah seiring waktu. Hal terbaik
didapatkan jika pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mencapai tujuan rehabilitasi.5
Fase awal
Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa.
Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan umum memungkinkan dimulainya
rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan lingkup
gerak sendi, stimulasi elektrikal dan begitu penderita sadar dimulai penanganan masalah
emosional.6
Fase lanjutan
Tujuannya adalah untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah
stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik, biasanya mobilisasi
dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan perdarahan subarakhnoid
mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini meliputi : 6
a. Fisioterapi
3) Latihan lingkup gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung dari
kekuatan otot.
6) Latihan mobilisasi.
Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun
pemulihan fungsi neurologis pada ekstremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan
alat bantu yang disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan secara mandiri
disesuaikan.
c. Terapi Bicara
Penderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat
2) Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan mengucapkan kata-
kata.
kata.
d. Ortotik Prostetik
Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu
transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan antara lain: arm
sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock-up splint,
e. Psikologi
Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase
psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase penyesuaian dan fase penerimaan.
lagi mengalami secara lambat, berhenti pada salah satu fase, bahkan kembali ke fase
yang telah lewat. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat
menerima rehabilitasi
Penatalaksanaan
1. Terapi Medikamentosa
Amlodipin 1 x 25 mg tablet
A. Fisioterapi
Evaluasi:
Program:
Breathing exercise.
Trombus/embol
Peningkatan tekanan darah
Suplai areh jaringan cerebal
Aneurisma tidk adekuat
PEndarahan arachnoid
Pefusi jaringan otot tidka adekuat
mematomcerebal
Penurunan
kesadaran inskemik
Penekana saluran
pernapasan Defisit eorologi
Resiko jatu
Hemisfer kanan
Hemisfer kiri
Resiko aspirasi
Hemisperr kiri
Resiko trauma
Pola nafas tidk efektif
Area grocca
Himparese kanan
Hambatan
mobilitas fisik
Resiko kerusakan kulit
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Alamat : sidorejo
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama Pbm dengan keluhan kejang’’pada tangan kanan sejak 3 hari awalnya tangan
Klien tersa kram
Keluhan saat ini Klien tinggl merasakn kejang pada tangan sebelah kiri
C. KEADAAN UMUM
D. KEBUTUHAN DASAR
- Gambaran nyeri : Nyeri kuat,kram pada bagian tangan kiri dan kanan
- Lokasi Nyeri : pada area tangan kiri Frekuensi : dirasakan seperti tertus dan nyeri Durasi : 3 menit
Masalah Keperawatan :
( ) Diare ( ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi urin ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
( ) Ggn pertukarn gas ( ) Penurunan Curah Jantung
( ) Risiko ganguan perfusi jaringan.......................
TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA
- Kebiasaan tidur : (√ ) Malam (√) Siang - Refleksi : (√) TAK ( ) kelumpuhan
- Lama Tidur : Malam : Jam 8 Siang : jam - Penglihatan : (√) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : - Pendengaran: (√ ) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : () tidak (√ ) Ya, - Penciuman : (√) TAK ( ) masalah :
- dipengaruhi oleh faktor : - Perabaan : (√) TAK ( ) masalah :
- Lain-lain : - Lain-lain :
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Facial drop : (√) tidak ( ) kaku kuduk ( ) tidak ( ) ya close fraktur tibia fibula
ada
Koordinasi :....refleks patella ka/ki :
Pembesaran nodus :
Refleks tendom dalam bisep/trisep :
Kekuatan umum :
Kernig sign :(√) tidak ( ) ya
Cara berjalan :
Babinsky : (√ ) tidak ( ) ya
Chaddock : (√ ) tidak ( ) ya
Brudinsky : (√ ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
baru).
SEKSUALITAS
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) : bahasa indonesia
( ) Buta huruf : tidak Ô Ketidakmampuan belajar khusus :
( ) Keterbatasan kognitif :
F. DATA GENOGRAM
: LAKI-LAKI
: WANITA
- ---
: SARU RUMAH
KELAEN
: MENINGGAL
Vital sign:
TD= 202/117
N = 104 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,8˚C
SPO₂ : 96
ANALISA DATA
1
1.
2
Resiko hepopelemiea
3
Hambatan mibilitas fisik
.
RENCANA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN &
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
2 3 4 5
1. Ganguan pola tidur Setelah di lakukan Intervensi Utama : ganguan 1. Dengan
tindakan pola tidur mengidentifikasi dapat
keperawatn selama Observasi membantu perawat
1 x 24 jam maka, - Idukasi pola aktifitas untuk berfokus pada
di harapkan dan tidur penyebab dan
tingkat nyeri - Identifikasi faktor manajemennya.
menurun dengan pengganguan tidur 2. Dengan mengetahui
kriteria hasil: (fisik/dan atau skala nyeri klien dapat
- Kemampuan pisikologis) membantu perawat
menuntaskan - Indefikasi obat tidur untuk mengetahui
aktivitas yang di komsumsi tingkat nyeri klien.
meningkat 3. Dengan
- Keluhan nyeri mengidentifikasi respon
menurun Terapeuti nyeri non verbal klien
- Gelisah dan -modifikasi lingkungan dapat mengetahui
kesulitan tidur misalnya pencahayan seberapa kuat skala
menurun kebisingan suhu matras dan nyeri yang dirasakan
tempat tidur klien.
-batas waktu tidur siang jika 4. Pemberian tehnik non
perlu farmakologis dapat
- fasilatasi menghilangkan membantu klien dalam
sters seblum tidur mengurangi kecemasan.
- tempakan jadwal tempat 5. Untuk mengetahui
tidur seberapa jauh klien
- lakukan persdur untuk mampu mengontrol
meningkatakn kenyamanan nyeri
misalnya pijat pengaturan 6. Pemberian analgetik
posisi terapi akupresur dapat memblok nyeri
pada susunan saraf
Edukasi pusat.
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selamat
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasan tidur
2. Resiko Setelah di lakukanIntervensi Utama : 1. Mengetahui kadar naik
hipovolemia tindakan manajemen Hipovolemia turunnya frekuensi tanda
berhubungan keperawatan Observasi : dan gejala pada
dengan kekurangan selama 1 x 24 jam - Periksa tanda dan gejala hipovolemia.
intake cairan maka, di harapkan hipovolemia ( mis, 2. Agar menghindari klien
Ditandai dengan : status cairan frekuensi nadi meningkat, dari kehilangan cairan
- Pasien mengatakan membaik dengan nadi teraba lemah,tekanan berlebih.
kriteria hasil: darah menurun,volume 3. Untuk mengetahui
sering muntah
- Output urin urin menurun,haus lemah) kebutuhan cairan klien
meningkat. - Monitor intake dan output 4. Untuk memenuhi cairan
- Keluhan haus cairan. klien.
menurun Terapeutik : 5. Pemberian cairan sangat
- Konsentrasi urin - Hitung kebutuhan cairan. penting.
menurun Edukasi 6. Pemberian tranfusi
- Intake cairan - Anjurkan memperbanyak darah sangat penting
membaik. asupan cairan oral.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan (mis.Nacl dan RL).
Setelah di lakukan - Kolaborasi pemberian
3 Nyeri tindakan produk darah, jika perlu
keperawatan
selama 1 x 24 jam
maka, di harapkan
status cairan
membaik dengan
kriteria hasil:
- Keluhan Observasi:
nyeri -Indekasi
menurun lokasi,karakterristik
- Meringis ,durasi,frekuensi,kualitas.inst
menurun ensi nyeri.
- Sikap -Indefikasisklah nyeri
protektif -indekasi respon nyeri no
menurun verbal
- Gelisa -indekasi factor yang
menurun memperberat dan
memperingan nyeri
- idefikasi pengetahuan dan
5 keyakinan tentang nyeri
- idefikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
-identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup.
- monitor kebersihan terapi
komplementer yang sudah di
berikan
- monitor efek samping
penggguaan alnagetik
Terapeutik :
- Berikan teknik
norfarmokologis
untuk memgurai rasa
nyeri mis, TENS
hypnosis akupresur
terapi music
biofeedback terapi
pijat aroma terapi
teknik imajinasi
timbang
,kompres,hangat/ding
in,terapi
- -kontrol lingkungan
memperberat rasa
nyeri mis suhu
ruangan pencahayan
dan kebisingan
- Fasilitas istrahat dan
tidur
- Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredahkan
nyeri
Edukas
- Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredahakan neyeri
- Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik
nonfarmakologis
untuk menguraingi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
jika di perlukan