Anda di halaman 1dari 34

REHABILITASI MEDIK PENDERITA

STROKE

Oleh: Rio Akbar Velayati S.Ked


STROKE

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan


fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh
(global), yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir
dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab
selain daripada gangguan vaskular.
(WHO)
Stroke

 Penyebab kematian nomer tiga di AS


 Penyebab kecacatan terbanyak
 Diperkirakan sepertiga sampai
separuhnya mengalami kecacatan
 Memerlukan penanganan rehabilitasi
Epidemiologi

• Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan


peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian,
kejadian, maupun kecacatan.
• Angka kematian berdasarkan umur adalah: sebesar
15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun)
dan 23,5% (umur 65 tahun). (Riskesdes Depkes, 2008)
• Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan
dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%,
usia 45-64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun
sebesar 33,5%. (Misbach J, 2001)
Faktor Resiko
Tidak Dapat Dimodifikasi

 Usia
 Jenis Kelamin
 Keturunan
 Ras/ etnik
Faktor Resiko
Dapat Dimodifikasi

 Hipertensi
 Fibrilasi Atrium
 Hiperkolesterolemia
 Merokok
 Alkohol
 TIA
 Obesitas
 Inaktivitas fisik
 Penggunaan obat-obatan abusif
 Terapi hormonal
 Kontrasepsi oral
 Proses inflamasi
Patogenesis dan patofisiologis

• Otak memunyai kecepatan metabolisme yang tinggi,


dengan berat hanya 2% dari berat badan,
menggunakan 20% oksigen total tubuh.
• Infark atau kematian jaringan otak terjadi jika
kekurangan aliran darah berlangsung selama lebih
dari beberapa menit.
• Beberapa jam setelah serangan (6 jam) terjadi daerah
iskemik (ischaemic core) yang dikelilingi daerah
penumbra, yaitu sel yang mengalami kerusakan tetapi
masih dapat hidup kembali.
Gejala Klinis Stroke

• Tergantung dari arteri apa yang mengalami


oklusi/sumbatan, sistem anterior atau
posterior.
• Dua pertiga dari stroke lakunar adalah
asimptomatis. Hemipareses berat terjadi
60% kasus, menengah 20% kasus, dan
minimal 20% kasus.
Diagnosis

• Anamnesis
• skoring klinis
• pemeriksaan fisik
• pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang

 MRI
 CT-scan

Gold standart pemeriksaan pada stroke.


Tatalaksana Umum
• Stabilisasi jalan napas
• Stabilisasi hemodinamik
• Pemeriksaan awal fisik umum
• Pengendalian peningkatan TIK
• Pengendalian kejang
• Pengendalian suhu tubuh
• Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana Khusus

Penatalaksanaan khusus stroke adalah


membuka dan melancarkan aliran darah akibat
penyumbatan (thrombus/emboli) tanpa
menimbulkan komplikasi perdarahan.
REHABILITASI STROKE

 pengelolaan medis dan rehabilitasi yang


komprehensisif terhadap kecacatan (disabilitas)
yang diakibatkan oleh stroke, melalui pendekatan
neurorestorasi dan neurorehabilitasi dengan tujuan
mengoptimalkan dan memodifikasi kemampuan
fungsional yang ada sehingga penyandang stroke
mampu beradaptasi dan mencapai kemandirian
serta kualitas hidup yang lebih baik.
FASE STROKE

 FASE AKUT ( < 3 – 6 jam )

 FASE SUBAKUT ( 2 mgg – 6 bulan )

 FASE KRONIS ( > 6 bulan )


Rehabilitasi
Selama Fase Akut

 Tujuan :

mencegah komplikasi yg mungkin


terjadi akibat stroke ataupun akibat
tirah baring lama
Program Rehabilitasi stroke
selama fase akut

- Penanganan gangguan kesadaran


- Mencegah ulkus dekubitus
- Mencegah timbulnya pola sinergis
- Mencegah gangguan pernafasan
- Mencegah komplikasi jantung-paru
- Mencegah kekakuan sendi
- Mencegah pemendekan otot
- Mengatasi gangguan menelan
- Mengatasi gangguan miksi dan defekasi
- Mengatasi tirah baring
REHABILITASI
SELAMA FASE SUBAKUT

 TUJUAN :

- Mengatasi disabilitas akibat stroke


- Mengembalikan kemandirian melalui
pendekatan dan metoda terapi intervensi
yang sesuai
Program Rehabilitasi stroke
selama fase sub-akut

- Menangani masalah komunikasi


- Menangani masalah gangguan menelan
- Memfasilitasi kemandirian melakukan AKS
dan ambulasi jalan
- Mampu mengontrol fungsi miksi dan defekasi
- Menangani gangguan emosi dan depresi
Program Rehabilitasi stroke
selama fase sub-akut

Melakukan intervensi rehabilitasi terhadap komplikasi,


seperti :
- pneumonia, bronkopneumonia
- Spastisitas dan pola sinergi yg mengganggu fungsi
- Nyeri dan kekakuan sendi
- Subluksasi bahu
- Ulkus dekubitus
- Infeksi saluran kemih
- Simfatetik distropi
Rehabilitasi
Selama Fase Kronis

 TUJUAN :

- Mengoptimalkan kemampuan fungsional yg ada


- Mempertahankan pemulihan yg telah dicapai dan
pencegahan terhadap komplikasi sekunder dan
tersier
- Peran keluarga dan masyarakan ditingkankan
Program Rehabilitasi stroke
selama fase kronis

- Mempertahankan kemandirian
- Meningkatkan kebugaran fisik
- Mengembalikan ketempat kerja/kegiatan semula
- Sosialisasi
- Mampu meneeerima disabilitas (kecacatan) sisa
- Pencegahan komplikasi
- seksualitas
Latihan jalan di paralel bar
Latihan di tempat tidur
Latihan duduk

Dilakukan untuk melatih


keseimbangan duduk pada
pasien
Latihan jalan mandiri
Latihan okupasi
Latihan okupasi
Latihan koordinasi tangan
Latihan penguatan
Latihan di kamar mandi
Faktor yang mempengaruhi hasil
rehabilitasi stroke

 Tingkat keparahan stroke


 Motivasi dan hasrat keingan untuk normal
kembali
 Keterampilan tim Rehabilitasi stroke
 Kerjasama keluarga dan lingkungan berperan
penting dalam memulihkan sikologi pasien
 Waktu rehabilitasi semakin cepat semakin baik
pula.
Kesimpulan

 Rehabilitasi bersifat multidisipliner, berjangka


waktu panjang dan sekaligus bersifat
preventif agar tidak terjadi serangan
berulang lagi serta dibuat secara individual
dangan memperhatikan factor medic dan
psikososial.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai