KATAGORI TRIASE
• HITAM mati atau sangat parah dan tidak ada harapan hidup.
Tindakan Keperawatan
Klien Cemas
• Cek agama agar dapat memberikan asuhan yang sesuai agama pasien
• Empati akan kondisi keluarga; menunjukkan ekspresi muka tenang
• Mendengar aktif keluhan
• Berdiri di samping keluarga dengan tenang
• Memberikan lingkungan yang tenang,
• Memberikan dukungan sesuai agama
• Merujuk ke tim bina rohani
Prinsip Etik
• Autonomy (mandiri)
• Beneficence (kemurahan hati atau pemanfaatan)
• Non maleficence (tidak merugikan orang lain)
• Veracity (jujur)
• Justice (adil)
• Fidelity (komitmen)
Landasan Hukum
Menolong:
• KUHP Pidana Ps. 304 :
Membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara
• KUHP Pidana Ps. 531 :
Tidak memberikan pertolongan pada orang yang sedang menghadap maut
• UU Kesehatan no. 23/92 Ps. 5 :
Wajib memelihara dan meningkatkan kesehatan
PENGKAJIAN
Pengkajian primer
• A: Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
• B: Breathing dan ventilasi
• C: Circulation dengan kontrol perdarahan
• D: Disability
• E : Exposure control pada kasus trauma, dengan membuka pakaian pasien tetapi cegah
hipotermi
• E : EKG pada kasus non trauma
BREATHING
• Frekuensi nafas
• Suara pernafasan
• Adanya udara keluar dari jalan nafas
• Cara pengkajian
• Look : Lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris atau
tidak, dyspnea
• Listen : dengarkan dengan stetoskop
• Feel : rasakan dengan perkusi dan palpasi
PENGKAJIAN SEKUNDER
• Riwayat penyakit
• SAMPLE (Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past
medical history, last meal, event leading)
• Metode untuk mengkaji nyeri : PQRST
• Pengkajian Head to toe
• Psikososial
• Pemeriksaan penunjang (Lab, Ro, dll)
SISTEM PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT TERPADU
(SPGDT)
LATAR BELAKANG
• Pelayanan kesehatan kegawat daruratan sehari-
hari maupun dalam keadaan bencana hak
asasi manusia dan kewajiban semua orang
• Secara geografis Indonesia merupakan daerah
rawan bencana
• Peraturan Pemerintah No 83 Tahun 2005
BAKORNAS PB(Nasional), SATKORLAK PB
( Provinsi), SATLAK PB (Kabupaten/Kota)
• Jajaran Kesehatan salah satu anggota
• Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) “Safe Community”
Pengembangan SPGDT harus sejalan dengan
Strategi Pembangunan Nasional, yaitu :
– Paradigma Sehat yaitu menjaga
keseimbangan antara risk management
(upaya promotif dan preventif) dan disease
management (kuratif dan rehabilitatif).
– Profesionalisme yaitu pengembangan SPGDT
berdasarkan standar yang disepakati secara
profesional
– Desentralisasi yaitu advokasi dan
pemberdayaan daerah untuk pengembangan
SPGDT yang sesuai dengan kebutuhan dan
kekhususan daerah (local specific).
– Menata sistem pembiayaan yang efektif dan
efisien
SAFE COMMUNITY
TUJUAN SPGDT
• Umum : Mewujudkan Masyarakat Sehat
aman dan sejahtera( ‘Safe Community’)
melalui Implementasi SPGDT
• Khusus :
– Adanya komando kegiatan sesuai
peran masing-masing
– Tersedianya SDM kesehatan
dengan kualitas dan kuantitas sesuai
kebutuhan
– Tersedianya sarana/fasilitas yg
standar
– Adanya sistem pembiayaan yg jelas
– Adanya dasar peraturan yang
kondusif
ASKEP GADAR
ACUTE CORONARY
SYNDROME (ACS) /
SINDROMA KORONER AKUT
(SKA)
PENDAHULUAN
ACUTE CORONARY SYNDROME
(ACS) / SINDROMA KORONER AKUT
(SKA) merupakan penyebab
kematian utama di dunia termasuk
di Indonesia. Penanganan yang cepat
dan tepat sangat dibutuhkan
terutama pada fase golden
time/waktu emas ( onset serangan ≤
12 jam ). Karena pada fase ini
kondisi otot jantung masih
reversible ( masih dapat
dikembalikan fungsinya ), sehingga
dapat survive kembali.
PENGKAJIAN HEMODINAMIK
DAN RESPIRATORIK NON
INVASIFE ( TTV )
Tekanan Darah
(TD)
Nadi
Pernapasan
Suhu
Perfusi perifer
(kulit)
Saturasi perifer
PULSE OKSIMETRI
(SATURASI OKSIGEN
PERIFER)
Proses difusi dan perfusi pernafasan
dapat dievaluasi dengan cara
pengukuran saturasi oksigen darah
(SpO2), menggunakan alat oksimeter
nadi yang dipasang di perifer
Alat ini berfungsi mengukur
presentasi oksigen yang di ikat oleh
hemoglobin diarteri,
Nilai normalnya 95 – 100 %
PATOFISIOLAGI
Mekanisme utama terjadinya ACS /
SKA robek /rupturnya plak
arteroaklerosis di pembuluh koroner
sehingga proses trombosis akut
sumbatan mendadak / akut aliran
darah koroner.
Selain itu, dapat juga diakibatkan
oleh non sklerotik, walaupun jarang
terjadi, seperti : arteritis, trauma,
diseksi, dan lain-lain.
INFARK MIOKARD AKUT
Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) di
definisikan sebagai nekrosis miokard
yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat
sumbatan akut arteri koroner
Sumbatan total STEMI
Sub total === NSTEMI / UAP
SKA ( SYNDROMA
KORONER AKUT )
Merupakan syndroma klinis yg terdiri
dari :
1. STEMI ( ST Elevasi Myocard Infark )
2. NSTEMI ( Non ST Elevasi myocrd
Infark )
3. UAP ( Unstable Angina Pectoris )
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT SISTEM
PERNAPASAN
SISTEM
PERNAPASAN
BERFUNGSI: MEMENUHI
KEBUTUHAN METABOLISME
SEL AKAN O2 DAN
MENGELUARKAN CO2
SEBAGAI SISA METABOLISME
SEL
PENGKAJIAN JALAN
NAFAS
PENGKAJIAN PRIMER :
Look, Listen, Feel
• Inspeksi keadaan umum
pasienekspresi wajah, perubahan
status mental,pola gerakan
dada,dst
• Pemeriksaan jalan
nafassumbatan?
• Dengarkan bunyi sumbatan jalan
nafas: stridor,gargling, snoring
• Raba : adanya aliran udara,
PENGKAJIAN SEKUNDER:
terfokus
•Radiologi
•Analisa gas darah
•Saturasi oksigen
•Bronchoskopi
GANGGUAN JALAN NAFAS
Jalan nafas efektif akan
menentukan O2 yang dihisap
Penanganan gangguan pada
jalan nafas sangat
diutamakan sebelum
penanganan masalah
pernafasan lain
Tanda-tanda Gangguan
Pernafasan
• Keluhan sesak
• Frekwensi nafas meningkat,
atau menurun (tachipnoe atau
bradipnoe)
• Digunakannya otot asesori
pernafasan
• Gelisah
• Penurunan tingkat kesadaran
• Nafas dangkal, mengantuk
• Pemeriksaan penunjang: AGD,
oksmetri memperlihatkan
kelainan
Resusitasi Jantung
Paru
Bantuan Hidup Dasar
(Update 2010 AHA Guidelines)
HENTI NAPAS HENTI
JANTUNG
- MENCEGAH
TERJADINYA
SIRKULASI ATAU
BERHENTINYA
PERNAPASAN
- MEMBERIKAN
BANTUAN EKSTERNAL
THD SIRKULASI DAN
VENTILASI PASIEN
YANG MENGALAMI
HENTI NAFAS MELALUI
RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)
BASIC LIFE SUPPORT
Immediate recognition of sudden cardiac arrest (SCA)
1
Activation of emergency response system
2
3 Early cardiopulmonary resuscitation