Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KATAGORI TRIASE

• MERAH  darurat, mengancam jiwa

• KUNING gawat, tdk mengancam jiwa

• HIJAU tidak gawat, cedera ringan

• HITAM  mati atau sangat parah dan tidak ada harapan hidup.

Reaksi Emosi di Unit Gawat Darurat

• Perawat selain memberikan asuhan keperawatan untuk


mempertahankan kehidupan, mencegah perburukan, dan
mengurangi kecacatan sisa,
• Perawat juga bertanggung jawab terhadap kesehatan mental dan
spiritual pasien dan keluarga.
• Kondisi mental dan spiritual yang sehat akan mengoptimalkan
kerjasama pasien, keluarga, dan tim kesehatan

Tindakan Keperawatan
Klien Cemas

• Kaji tanda-tanda vital pasien


• Kaji fokus pembicaraan
• Kaji alasan dan tingkat kecemasan
• Orientasikan orang, ruang, dan waktu
• Jelaskan ketentuan yang berlaku di gawat darurat
• Jelaskan program pengobatan dan alasan
• Biarkan orang terdekat menemani dan membantu pasien
• Bersikap tenang, tidak panik dan tegas

Prinsip Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Pasien yang Meninggal

• Cek agama agar dapat memberikan asuhan yang sesuai agama pasien
• Empati akan kondisi keluarga; menunjukkan ekspresi muka tenang
• Mendengar aktif keluhan
• Berdiri di samping keluarga dengan tenang
• Memberikan lingkungan yang tenang,
• Memberikan dukungan sesuai agama
• Merujuk ke tim bina rohani

Etika & Legal Keperawatan

• Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan


dari seseorang atau kelompok /profesi tertentu seperti
profesi keperawatan
• Hukum dapat diartikan sebagai aturan yang disyahkan
pemerintah yang bertujuan memberikan perlindungan
kepada masyarakat

Prinsip Etik
• Autonomy (mandiri)
• Beneficence (kemurahan hati atau pemanfaatan)
• Non maleficence (tidak merugikan orang lain)
• Veracity (jujur)
• Justice (adil)
• Fidelity (komitmen)

Landasan Hukum
Menolong:
• KUHP Pidana Ps. 304 :
Membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara
• KUHP Pidana Ps. 531 :
Tidak memberikan pertolongan pada orang yang sedang menghadap maut
• UU Kesehatan no. 23/92 Ps. 5 :
Wajib memelihara dan meningkatkan kesehatan

Kepmenkes No.148/Menkes/SK/ XI/2011


tentang Registrasi dan Praktik Perawat:
• Pasal 15 menyatakan “Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien Perawat
berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud
pasal 15”
PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PENGKAJIAN
Pengkajian primer
• A: Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
• B: Breathing dan ventilasi
• C: Circulation dengan kontrol perdarahan
• D: Disability
• E : Exposure control pada kasus trauma, dengan membuka pakaian pasien tetapi cegah
hipotermi
• E : EKG pada kasus non trauma

BREATHING
• Frekuensi nafas
• Suara pernafasan
• Adanya udara keluar dari jalan nafas
• Cara pengkajian
• Look : Lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris atau
tidak, dyspnea
• Listen : dengarkan dengan stetoskop
• Feel : rasakan dengan perkusi dan palpasi

PENGKAJIAN SEKUNDER
• Riwayat penyakit
• SAMPLE (Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past
medical history, last meal, event leading)
• Metode untuk mengkaji nyeri : PQRST
• Pengkajian Head to toe
• Psikososial
• Pemeriksaan penunjang (Lab, Ro, dll)
SISTEM PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT TERPADU
(SPGDT)
LATAR BELAKANG
• Pelayanan kesehatan kegawat daruratan sehari-
hari maupun dalam keadaan bencana  hak
asasi manusia dan kewajiban semua orang
• Secara geografis Indonesia merupakan daerah
rawan bencana
• Peraturan Pemerintah No 83 Tahun 2005 
BAKORNAS PB(Nasional), SATKORLAK PB
( Provinsi), SATLAK PB (Kabupaten/Kota)
• Jajaran Kesehatan  salah satu anggota
• Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)  “Safe Community”
Pengembangan SPGDT harus sejalan dengan
Strategi Pembangunan Nasional, yaitu :
– Paradigma Sehat yaitu menjaga
keseimbangan antara risk management
(upaya promotif dan preventif) dan disease
management (kuratif dan rehabilitatif).
– Profesionalisme yaitu pengembangan SPGDT
berdasarkan standar yang disepakati secara
profesional
– Desentralisasi yaitu advokasi dan
pemberdayaan daerah untuk pengembangan
SPGDT yang sesuai dengan kebutuhan dan
kekhususan daerah (local specific).
– Menata sistem pembiayaan yang efektif dan
efisien
SAFE COMMUNITY

• Suatu gerakan agar masyarakat


merasa sehat,aman, sejahtera
dimanapun mereka berada yang
melibatkan peran serta aktif
profesi maupun masyarakat.
• Meliputi 2 (dua) aspek utama
– Care  Community preparedness,
community preventionand mitigation
 kerjasama lintas sektor
– Cure  upaya melakukan
penanganan keadaan dan
kasuskasus gawat darurat peran
utama sektor kesehatan dibantu
sektorterkait lainnya
• Perlu didukung  sub sistem
komunikasi, transportasi,
pelayanan kesehatan, pelayanan
non kesehatan termasuk
pembiayaan  bersinergi

TUJUAN SPGDT
• Umum : Mewujudkan Masyarakat Sehat
aman dan sejahtera( ‘Safe Community’)
melalui Implementasi SPGDT
• Khusus :
– Adanya komando kegiatan sesuai
peran masing-masing
– Tersedianya SDM kesehatan
dengan kualitas dan kuantitas sesuai
kebutuhan
– Tersedianya sarana/fasilitas yg
standar
– Adanya sistem pembiayaan yg jelas
– Adanya dasar peraturan yang
kondusif
ASKEP GADAR
ACUTE CORONARY
SYNDROME (ACS) /
SINDROMA KORONER AKUT
(SKA)

PENDAHULUAN
 ACUTE CORONARY SYNDROME
(ACS) / SINDROMA KORONER AKUT
(SKA) merupakan penyebab
kematian utama di dunia termasuk
di Indonesia. Penanganan yang cepat
dan tepat sangat dibutuhkan
terutama pada fase golden
time/waktu emas ( onset serangan ≤
12 jam ). Karena pada fase ini
kondisi otot jantung masih
reversible ( masih dapat
dikembalikan fungsinya ), sehingga
dapat survive kembali.

PENGKAJIAN HEMODINAMIK
DAN RESPIRATORIK NON
INVASIFE ( TTV )

 Tekanan Darah
(TD)
 Nadi
 Pernapasan
 Suhu
 Perfusi perifer
(kulit)
 Saturasi perifer

Satu siklus jantung terdiri dari


Sistolik dan Diastolik.
Systolik : - Periode kontraksi
Saat jantung
memompakan darah
Diastolik : - Periode Ventrikel
relaksasi
Pengisian darah (blood
filling)

PULSE OKSIMETRI
(SATURASI OKSIGEN
PERIFER)
 Proses difusi dan perfusi pernafasan
dapat dievaluasi dengan cara
pengukuran saturasi oksigen darah
(SpO2), menggunakan alat oksimeter
nadi yang dipasang di perifer
 Alat ini berfungsi mengukur
presentasi oksigen yang di ikat oleh
hemoglobin diarteri,
 Nilai normalnya 95 – 100 %

PENGERTIAN ACS / SKA


 ACS/SKA adalah sindrom klinik
penyakit jantung koroner yang
disebabkan penurunan suplai oksigen
miokard secara akut atau subakut
akibat erosi serta ruptur plak
aterosklerotik dan mikroembolisasi

PATOFISIOLAGI
 Mekanisme utama terjadinya ACS /
SKA  robek /rupturnya plak
arteroaklerosis di pembuluh koroner
sehingga proses trombosis akut
sumbatan mendadak / akut aliran

darah koroner.
 Selain itu, dapat juga diakibatkan
oleh non sklerotik, walaupun jarang
terjadi, seperti : arteritis, trauma,
diseksi, dan lain-lain.
INFARK MIOKARD AKUT
 Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) di
definisikan sebagai nekrosis miokard
yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat
sumbatan akut arteri koroner
 Sumbatan total  STEMI
 Sub total ===  NSTEMI / UAP
SKA ( SYNDROMA
KORONER AKUT )
Merupakan syndroma klinis yg terdiri
dari :
1. STEMI ( ST Elevasi Myocard Infark )
2. NSTEMI ( Non ST Elevasi myocrd
Infark )
3. UAP ( Unstable Angina Pectoris )
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT SISTEM
PERNAPASAN
SISTEM
PERNAPASAN
BERFUNGSI: MEMENUHI
KEBUTUHAN METABOLISME
SEL AKAN O2 DAN
MENGELUARKAN CO2
SEBAGAI SISA METABOLISME
SEL
PENGKAJIAN JALAN
NAFAS
PENGKAJIAN PRIMER :
Look, Listen, Feel
• Inspeksi keadaan umum
pasienekspresi wajah, perubahan
status mental,pola gerakan
dada,dst
• Pemeriksaan jalan
nafassumbatan?
• Dengarkan bunyi sumbatan jalan
nafas: stridor,gargling, snoring
• Raba : adanya aliran udara,

PENGKAJIAN SEKUNDER:
terfokus
•Radiologi
•Analisa gas darah
•Saturasi oksigen
•Bronchoskopi
 GANGGUAN JALAN NAFAS
Jalan nafas efektif akan
menentukan O2 yang dihisap
 Penanganan gangguan pada
jalan nafas sangat
diutamakan sebelum
penanganan masalah
pernafasan lain

Tanda-tanda Gangguan
Pernafasan
• Keluhan sesak
• Frekwensi nafas meningkat,
atau menurun (tachipnoe atau
bradipnoe)
• Digunakannya otot asesori
pernafasan
• Gelisah
• Penurunan tingkat kesadaran
• Nafas dangkal, mengantuk
• Pemeriksaan penunjang: AGD,
oksmetri memperlihatkan
kelainan

Resusitasi Jantung
Paru
Bantuan Hidup Dasar
(Update 2010 AHA Guidelines)
HENTI NAPAS HENTI
JANTUNG
- MENCEGAH
TERJADINYA
SIRKULASI ATAU
BERHENTINYA
PERNAPASAN
- MEMBERIKAN
BANTUAN EKSTERNAL
THD SIRKULASI DAN
VENTILASI PASIEN
YANG MENGALAMI
HENTI NAFAS MELALUI
RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)
BASIC LIFE SUPPORT
Immediate recognition of sudden cardiac arrest (SCA)
1
Activation of emergency response system
2
3 Early cardiopulmonary resuscitation

4 Rapid defibrilation if indicated

The 2010 BLS Guidelines


 Pengenalan segera pd sudden cardiac
arrest (SCA) didasarkan unresponsive
dan tdk napas normal (tidak bernapas
atau hanya gasping)
 Look, Listen & Feel dihilangkan dari
algoritma BLS
 Menganjurkan hand-only (chest
compression only) CPR pd penolong
awam yg tdk terlatih
 Sekuens berubah dari ABC  CAB
 Penolong terus melakukan CPR hingga
terjadi return of spontaneous
circulation (ROSC)

 Peningkatan fokus pd metode untuk


memastikan bahwa RJP diberikan dengan
high-quality :
◦ Kecepatan dan kedalaman kompresi
adekuat
◦ Memungkinkan full chest recoil
antara kompresi
◦ Meminimalkan interupsi saat
kompresi dada
◦ Menghindari ventilasi berlebihan
 Tidak menekankan pemeriksaan nadi
bagi penolong awam maupun bagi
healthprovider
Langkah-Langkah
BHD
1.KENALI HENTI
JANTUNG
(Recognition of arrest)
2. AKTIFKAN EMS
(Activate emergency medical
services)
4. PERIKSA NADI
(Check Pulse)
5.

Anda mungkin juga menyukai