Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PEMBIAYAAN DAN PENGEMBANGAN

KESEHATAN

“KEBIJAKAN PEMBIAYAAN KESEHATAN”

DOSEN PENGAMPU: JIHAN NATASSA, M.Kes

DI SUSUN OLEH :

DELPI DISDA DUWI Y 20011017

KHARISMA RAHIM 20011018

TIARA SYAVIRA 20011005

NABILA 20011025

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN

HANG TUAH PEKANBARU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pembiayaan dan pengembangan kesehatan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jihan Natassa, M.Kes yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Halaman Judul

KATA PENGANTAR........................................................................................... .....i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan................................................. 3


B. Sumber Biaya Kesehatan............................................................................... 5
C. Macam Kebijakan Biaya Kesehatan............................................................. 7
D. Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan...................................... 8
E. Fungsi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan................................................. 10
F. Macam-macam Kebijakan Kesehatan........................................................ 13

BAB III RANGKUMAN

A. Kesimpulan.................................................................................................... 16

BAB IV SOAL-SOAL DAN JAWABAN SOAL.................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada
masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan
merupakan suatu hal yang bernilai sangat insentif. Nilai investasinya terletak pada
tersedianya sumber daya yang senantiasa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman
penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa dipungkiri bahwa trend pembangunan
kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri ini
hanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka kualitas hidup
dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat memprihatinkan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan


kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh
WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan
pangan, yang karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya
turut pula diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya
pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka
perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin meningkat. Pembahasan
tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu
khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.

1.2  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut :
a) Apa definisi kebijakan pembiayaan kesehatan?
b) Dari mana saja sumber kebijakan biaya kesehatan?
c) Apa saja macam kebijakan biaya kesehatan?
d) Apakah syarat pokok dan fungsi kebijakan pembiayaan kesehatan?
e) Apa saja masalah pokok kebijakan pembiayaan kesehatan dan upaya
penyelesaiaannya?
f) Apa saja Macam” kebijakan Pembiayaan Kesehatan.

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a) Mengetahui definisi dari kebijakan pembiayaan kesehatan.
b) Mengetahui sumber kebijakan biaya kesehatan.
c) Mengetahui macam kebijakan biaya kesehatan.
d) Mengetahui syarat pokok dan fungsi kebijakan pembiayaan kesehatan.
e) Mengetahui masalah pokok kebijakan pembiayaan kesehatan dan upaya
penyelesaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan Pembiayaan Kesehatan


Kebijakan kesehatan adalah serangkaian keputusan, rencana, dan tindakan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik kesehatan dalam masyarakat. Ahli lain
menyebut kebijakan kesehatan sebagai kebijakan yang bertujuan memberi dampak
positif terhadap kesehatan populasi (de Leeuw:1989)
Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya
dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari
dua sudut yakni :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health
provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam
batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkannya.

Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan
(health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk
pada dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya
kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan pengertian
yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan
penyedia pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih
menunjuk padaa seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya
operasional (operational cost) yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih
menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
memanfaatka suatu upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh seluruh
pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi penyedia
pelayan kesehatan (income) adalah lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh
penyedia pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila sebaliknya,
maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami kerugian
(loss).
Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari besarnya
dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada
umumnya pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan
oleh ihak swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap
pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan yang akan
diselenggarakan, maka perhitungan total biaya kesehatan akhirnya lebih banyak
didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
kesehatan saja.
Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan pemerintah,
maka dalam memperhitungkan jumlah dana yang beredar di sektor pemerintah.
Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah selalu ditemukan adanya subsidi,
maka cara perhitungan yang dipergunakan tidaklah sama. Total biaya kesehatan
dari sektor pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh
para pemakai jasa, dan karena itu merupakan pendapatan (income) pemerintah,
melainkan dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total biaya
kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama,
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor
swasta. Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
kesehatan untuk sektor pemerintah. Total biaya kesehatan adalah hasil dari
penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut.

B. Sumber Biaya Kesehatan


Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan
fasilitas-fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public)
dan swasta (private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya
barang public atau private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang
dipegang oleh pihak swasta (private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian
besar wilayah Indonesia, sektor swasta mendominasi penyediaan fasilitas
kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang tersedia merupakan rumah sakit
swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan
oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini
tentunya akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke
bawah. Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan
fasilitas-fasilitas kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi
sebagian besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum
baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam
penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak
adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta,
dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai
peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau Corporate Social
Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau
melalui sistem asuransi.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-
penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain,
misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya
bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang
diberikan oleh WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia).
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan
ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan
bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi
biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.
Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
maka ditemukan pelayanan kesehatan swasta. Selanjutnya dengan
diikutsertakannya masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan,
maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-cuma. Masyarakat diharuskan
membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya. Sekalipun pada saat 
ini makin banyak saja negara yang mengikutsertakan masyarakat dalam
pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu negara pun yang
pemerintah sepenuhnya tidak ikut serta. Pada negara yang peranan swastanya
sangat dominan pun peranan pemerintah tetap ditemukan. Paling tidak dalam
membiayai upaya kesehatan masyarakat, dan ataupun  membiayai pelayanan
kedokteran yang menyangkut kepentingan masyarakat yang kurang mampu.

C. Macam kebijakan Biaya Kesehatan


Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis
dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan,
maka biaya kesehatan tersebut secara umum dapat dibedakan atas dua macam
yakni :
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang
tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta untuk mencegah penyakit.
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-
masing biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut
penyelenggara kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa
pelayanan kesehatan (health consumer).
 

D. Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan


Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok
yakni :
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang
cukup. Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan
semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat
yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana
yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan
menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya
tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan
masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu
dilakukan beberapa hal, yakni :
a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang
dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan
yang menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan
upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud
untuk peningkatan efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari
pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang
sering dipergunakan yakni:
 standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit
dan standar minimal laboratorium.
 standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan
perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja
pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan
efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman
dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan
efisiensi ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai
sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan yakni:
 Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama
membeli peralatan kedokteran yang mahal dan jarang
dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian bersama ini
dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula dihindari
penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi
juga akan meningkat.
 Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya
hubungan kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan
dengan sarana kesehatan lainnya.

E. Fungsi kebijakan pembiayaan kesehatan antara lain :


a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana
untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai
sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah
swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan
prinsip public-private patnership yang didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber
dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat
atau dilakukan secara pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari
masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat
rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui
mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan
dan belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau
15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership
digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan
keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
wajib.

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana dikemukakan


di atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah semudah yang
diperkirakan. Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan juga karena telah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih,
menyebabkan pelayanan kesehatan semakin bertambah komplek. Kesemuanya ini
disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan yakni makin meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat, namun di pihak lain temyata juga mendatangkan
banyak masalah. Adapun berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut
pembiayaan kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana yang
disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah memadai.
Rendahnya alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran
pengambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari
pengambilan keputusan menganggap pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif
melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan. Kita dapat
mengambil contoh di Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanya
berkisar antara 2 – 3% dari total anggaran belanja dalam setahun.
b. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena
kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari
penyebaran penduduk, terutama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan
penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan.
c. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah yang
dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan bahwa di banyak
negara tenyata biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada
pelayanan kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa
pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat.

d. Pengelolaan dana yang belum sempurna


Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan pemanfaatannya
belum begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki tersebut dapat dikelola
dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari pelayanan kesehatan masih
dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang seperti ini sulit diwujudkan. Penyebab
utamanya ialah karena pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait
berkait tidak hanya dengan pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas,
tetapi juga ada kaitannya dengan sikap mental para pengelola.
e. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.

F. Macam” Kebijakan Kesehatan


 Kebijakan Pelayanan Kesehatan

Kebijakan pelayanan kesehatan adalah kebijakan yang berfokus pada


pelayanan kesehatan sebagai upaya terorganisir untuk mengobati atau
merawat penyakit, keadaan disabilitas, ataupun kecacatan (de Leeuw, Breton,
Clavier:2014). Adapun, upaya-upaya kesehatan tersebut dilakukan dengan
mengatur dan meregulasi keberadaan tenaga kesehatan profesional, kesediaan
farmasi, pembiayaan sistem kesehatan, dan akses terhadap fasilitas kesehatan.
Pelayanan kesehatan berarti perawatan terhadap penyakit yang berfokus pada
kondisi individu, alih-alih populasi.

 Kebijakan Tenaga Kesehatan

Kebijakan tenaga kesehatan mencakup kebijakan-kebijakan ataupun strategi


untuk mencapai angka, distribusi, dan kualitas tenaga kesehatan untuk
mencapai tujuan-tujuan kesehatan. Kebijakan tenaga kesehatan, contohnya,
berupaya mengatasi kekurangan dokter ataupun perawat. WHO sendiri
menyebut dengan tegas, sistem kesehatan hanya bisa berfungsi optimal
dengan kehadiran tenaga kesehatan yang mencukupi.
Pada 2016 WHO menerbitkan dokumen Global Strategy on Human
Resources for Health Workforce 2030 sebagai acuan bagi pembuat kebijakan
negara-negara anggota dalam merumuskan kebijakan tenaga kesehatan.
Pemangku kepentingan yang dimaksud dalam dokumen ini bukan hanya
pemerintah, tetapi juga pemberi kerja, asosiasi pekerja, institusi pendidikan,
serikat pekerja, hingga masyarakat sipil.

 Kebijakan Kesehatan Global

Kesehatan global merupakan area kesehatan yang berfokus pada isu-isu


kesehatan dunia (Mahendradhata:2020). Peristiwa kesehatan global
umumnya menyertakan kerja sama lintas negara, bersifat multidisipliner, dan
bertujuan untuk mencapai kesetaraan status kesehatan masyarakat dunia.
Sementara, kebijakan kesehatan global meliputi upaya-upaya kesehatan
pemerintah dunia untuk membentuk kebijakan kesehatan yang bersifat
mendasar bagi masyarakat dunia.

Kebijakan kesehatan global memiliki prinsip yang khas, yakni ia


memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat yang tinggal di planet bumi,
alih-alih memperhatikan negara tertentu. Implementasi kebijakan kesehatan
global melibatkan aktor-aktor lintas negara, mulai dari pemerintah domestik
hingga masyarakat sipil. Beberapa ahli menyebut, ‘karantina’, seperti yang
terjadi selama periode pandemi Covid-19, adalah bentuk kebijakan kesehatan
global pertama.

Masyarakat dunia sudah melakukan kegiatan karantina sejak abad ke-14,


tepatnya ketika wabah pes melanda Eropa. Pada 1348 Pelabuhan Venesia,
salah satu pelabuhan terbesar di Eropa ketika itu, mengupayakan karantina
untuk mencegah penularan pes. Selanjutnya, pada 1377 di sebuah kota
bernama Roguasa muncul peraturan yang membatasi penumpang dari
wilayah terjangkit pes tinggal di luar pelabuhan kota untuk menghindari
penyebaran penyakit.

Periode awal pelaksanaan karantina kesehatan bercirikan banyaknya


pelabuhan menetapkan peraturan unilateral untuk mencegah wabah bubonic
pes pada abad ke-14. Perjalanan wabah dan munculnya beragam kebijakan
kesehatan global mendorong WHO pada akhirnya menerbitkan International
Health Regulation (IHR) pada 1969 untuk meregulasi respons dunia
internasional terhadap suatu peristiwa kesehatan global.

 Kesehatan dalam Kebijakan Luar Negeri

Umumnya, kebijakan luar negeri atau hubungan internasional adalah


seperangkat tujuan yang mengatur hubungan aktivitas ataupun interaksi
antara satu negara dengan negara lain. Kebijakan luar negeri juga bisa
diartikan singkat sebagai strategi pemerintah suatu negara ketika berurusan
dengan negara lain.

Tujuan utama kebijakan luar negeri ialah memanfaatkan aktivitas


diplomasi, seperti perbincangan, pertemuan, ataupun perjanjian, untuk
mengatasi persoalan-persoalan internasional. Kesehatan adalah salah satu
dimensi dalam kebijakan luar negeri. Sebab, kehadirannya dibutuhkan untuk
mencapai tujuan-tujuan kesehatan global. Be…
BAB III
RANGKUMAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara lain :
1. Kebijakan kesehatan adalah serangkaian keputusan, rencana, dan tindakan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik kesehatan dalam masyarakat. Ahli lain
menyebut kebijakan kesehatan sebagai kebijakan yang bertujuan memberi
dampak positif terhadap kesehatan populasi.Pembiayaan kesehatan merupakan
salah satu bidang ilmu dari ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud
dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat.
3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya
pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan pemanfaatan.
Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian dana, pengalokasian
dana dan pembelanjaan.
5. Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya dana yang
tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan dana yang tidak tepat,
pengelolaan dana yang belum sempurna serta biaya kesehatan yang makin
meningkat. Sedangkan upaya penyelesaian yang dapat ditempuh seperti
meningkatkan jumlah dana, memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan
pengelolaan dana, serta mengendalikan biaya kesehatan.
BAB IV
SOAL-SOAL DAN JAWABAN SOAL
SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan ?
2. Sebutkan dan jelaskan apa saja sumber biaya kesehatan !
3. Dari mana berasal sumber biaya kesehatan ?
4. Apa saja macam kebijakan biaya kesehatan ?
5. Jelaskan perbedaan dari biaya pelayanan kedokteran dengan biaya pelayanan
kesehatan masyarakat !
6. Jelaskan salah satu syarat pokok pembiayaan kesehatan !
7. Apa penyebab timbulnya masalah dari pembiayaan kesehatan ?
8. Apa upaya dari kebijakan pelayanan kesehatan ?
9. Apa yang dimaksud dengan kesehatan global ?
10. Apa tujuan utama dari kebijakan luar negeri ?

JAWABAN SOAL
1. Kebijakan kesehatan adalah serangkaian keputusan, rencana, dan tindakan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik kesehatan dalam masyarakat.
2. - Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah.
- Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam
penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
- Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-
penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain,
misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain.
- Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya.
3. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah,anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat.
4. - Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang
tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
penderita.
- Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta untuk mencegah penyakit.
5. Biaya pelayanan kedokteran adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang
tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
penderita. Sedangkan biaya pelayanan kesehatan masyarakat adalah biaya
yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan
kesehatan masyarakat yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
6. Salah satu syarat pokok yakni: Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang
cukup. Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan
semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat
yang ingin memanfaatkannya.
7. Adapun masalah dari pembiayaan kesehatan sebagai berikut :
- Kurangnya dana yang tersedia
- Penyebaran dana yang tidak sesuai
- Pemanfaatan dana yang tidak tepat
- Pengelolaan dana yang belum sempurna
- Biaya kesehatan yang makin meningkat
8. Adapun upaya kesehatan tersebut dilakukan dengan mengatur dan meregulasi
keberadaan tenaga kesehatan profesional, kesediaan farmasi, pembiayaan
sistem kesehatan, dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Pelayanan kesehatan
berarti perawatan terhadap penyakit yang berfokus pada kondisi individu,
alih-alih populasi.
9. Kesehatan global merupakan area kesehatan yang berfokus pada isu-isu
kesehatan dunia (Mahendradhata:2020). Peristiwa kesehatan global umumnya
menyertakan kerja sama lintas negara, bersifat multidisipliner, dan bertujuan
untuk mencapai kesetaraan status kesehatan masyarakat dunia.
10. Tujuan utama kebijakan luar negeri ialah memanfaatkan aktivitas diplomasi,
seperti perbincangan, pertemuan, ataupun perjanjian, untuk mengatasi
persoalan-persoalan internasional.
DAFTAR PUSTAKA

 
Ali Imran, La Ode.2013.Ekonomi Kesehatan.Kendari.
Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=85&Itemid=120.20 Mei 2013.
Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan.
http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaan-kesehatan.html?m=1.20
Mei 2013.
Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan.
http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-kesehatan.html?m=1.20
Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai