Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Disusun oleh :

Demianus Baay (180205245)

Program Studi Diploma III Rekam Medik Dan

Informatika Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Duta Bangsa Surakarta

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan

untuk dimanfaatkan dalam upaya kesehatan sesuai dengan kebutuhan perorangan,

kelompok dan masyarakat. Dalam sistem kesehatan nasional, pembiayaan kesehatan

adalah penataan sumber daya keuangan yang mengatur penggalian, pengalokasian dan

membelanjakan biaya kesehatan dengan prinsip efisiensi, efektif, ekonomis, adil,

transparan akuntabel dan berkelanjutan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembiayaan yang dialokasikan untuk kesehatan

dikatakan baik apabila dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan, jumlahnya mencukupi dan dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya

sehingga tidak terjadi pembengkakan biaya yang berlebihan (Indrayathi PA., Hardy

PDK., 2018).

Semakin maju suatu negara, semakin besar belanja publik untuk kesehatan.

Sampai 2014, belanja APBN Kementerian Kesehatan masih 2% dari total APBN.

Kecilnya alokasi pendanaan di Indonesia oleh karena (Indrayathi PA., Hardy PDK.,

2018):

1. Tax ratio Indonesia kurang dari 13% sedangkan negaranegara maju dan

menengah keatas sudah mencapai 20%.

2. Komitmen pemerintah Indonesia belum memberikan prioritas dalam alokasi

dana untuk kesehatan publik. Pembiayaan kesehatan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi dan juga status kesehatan masyarakat. Pada era


desentralisasi saat ini pembiayaan kesehatan daerah untuk alokasi biaya

kesehatan sebesar 10% dari dana APBD di luar gaji sesuai ketentuan pasal 171

ayat 2 dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Indrayathi PA., Hardy PDK., 2018).

Pembiayaan kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu (Indrayathi PA.,

Hardy PDK., 2018):

1. Pemakai jasa pelayanan, yaitu besarnya dana yang dapat dimanfaatkan

untuk jasa pelayanan.

2. Pemberi layanan kesehatan, yaitu besarnya dana yang harus dialokasikan

untuk mampu menyelenggaran berbagai kegiatan kesehatan.

Berdasarkan pembagian layanan kesehatan, pembiayaan kesehatan

dapat dibedakan atas (Indrayathi PA., Hardy PDK., 2018):

1. Biaya pelayanan kedokteran, yaitu biaya yang dimanfaatkan dalam upaya

untuk menyelenggarakan dan atau menggunakan pelayanan kedokteran

dengan harapan untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan

penderita.

2. Biaya layanan kesehatan masyarakat, yaitu biaya yang dibutuhkan dalam

upaya untuk menyelenggarakan dan atau menggunakan layanan kesehatan

masyarakat dengan tujuan utamanya adalah untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Faktor utama pembiayaan kesehatan mencakup beberapa rumusan (Indrayathi

PA., Hardy PDK., 2018):


1. Kecukupan/ adequacy dan keberlanjutan pembiayaan kesehatan baik

pada tingkat pusat maupun kabupaten.

2. Pengurangan biaya out of pokcet dan meminimalisir hambatan

pembiayaan untuk memperoleh layanan kesehatan terutama masyarakat

yang tidak mampu dan rentan.

3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pembiayaan kesehatan

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikukt :

a. Apa defenisi pembiayaan kesehatan ?

b. Dari mana semua sumber biaya kesehatan ?

c. Apa saja macam biaya kesehatan?

d. Apakah syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?

e. Apa saja masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya penyelesaiannya?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan

b. Mahasiswa dapat mengetahui sumber biaya kesehatan

c. Mahasiswa dapat mengetahui macam biaya kesehatan

d. Mahasiswa dapat mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan

e. Mahasiswa dapat mengetahui masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya

penyelesaiannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembiayaan Kesehatan

Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari

ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah

besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan

berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua

sudut yakni :

a. Penyedia Pelayanan Kesehatan

Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health

provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat

menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang

seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah

persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-

pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.

b. Pemakai Jasa Pelayanan

Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka
biaya kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.
Dalam batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni
dalam rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkannya.

Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan
kesehatan (health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer). Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan,
pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya
perbedaan pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa
besarnya dana yang dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara
pemakai jasa pelayanan dengan penyedia pelayanan kesehatan.

Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk padaa seluruh


biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational
cost) yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih
menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk
dapat memanfaatka suatu upaya kesehatan.

Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh seluruh
pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi
penyedia pelayan kesehatan (income) adalah lebih besar daripada yang
dikeluarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti
penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami keuntungan (profit).
Tetapi apabila sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan
tersebut mengalami kerugian (loss).

Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari


besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya
saja, karena pada umumnya pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama yang
diselenggrakan oleh ihak swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan
karena itu setiap pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan
yang akan diselenggarakan, maka perhitungan total biaya kesehatan akhirnya
lebih banyak didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para pemakai
jasa pelayanan kesehatan saja.

Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan


pemerintah, maka dalam memperhitungkan jumlah dana yang beredar di
sektor pemerintah. Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah selalu
ditemukan adanya subsidi, maka cara perhitungan yang dipergunakan tidaklah
sama. Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak dihitung dari
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan karena itu
merupakan pendapatan (income) pemerintah, melainkan dari besarnya dana
yang dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.

Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total
biaya kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang
dipakai. Pertama, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa
pelayanan untuk sektor swasta. Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para
pemakai jasa pelayanan kesehatan untuk sektor pemerintah. Total biaya
kesehatan adalah hasil dari penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut.

2.2 Sumber Biaya Kesehatan

Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas-
fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta
(private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya barang public atau
private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta
(private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor swasta
mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang
tersedia merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan
kesehatan diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen).
Hal ini tentunya akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke
bawah. Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-
fasilitas kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian besar
masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.

Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Bersumber dari anggaran pemerintah

Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan


sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara
cuma- cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi
keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana
yang sangat besar. Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi.

2. Bersumber dari anggaran masyarakat

Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini


mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri
dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak
adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta,
dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai
peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau Corporate Social
Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai
atau melalui sistem asuransi.

3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan


penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya
pihak lain, misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain.
Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang
diberikan oleh WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia).

4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat

Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat


mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang
dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta
masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan
mengeluarkan biaya tambahan.

Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan,maka


ditemukan pelayanan kesehatan swasta. Selanjutnya dengan diikutsertakannya
masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan
tidaklah cuma-cuma. Masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan
yang dimanfaatkannya. Sekalipun pada saat ini makin banyak saja negara yang
mengikutsertakan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu
negara pun yang pemerintah sepenuhnya tidak ikut serta. Pada negara yang peranan
swastanya sangat dominan pun peranan pemerintah tetap ditemukan. Paling tidak dalam
membiayai upaya kesehatan masyarakat, dan ataupun membiayai pelayanan kedokteran
yang menyangkut kepentingan masyarakat yang kurang mampu.

2.3 Macam Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya
saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut
secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :

1. Biaya pelayanan kedokteran


Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni
yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk


menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing


biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara
kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
consumer).

2.4 Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan


Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :

1. Jumlah

Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua
upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.

2. Penyebaran

Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.

3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak mendapat
pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan


beberapa hal, yakni :

a. Peningkatan Efektifitas

Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi


penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka
alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan,
bukan pengobatan penyakit.

b. Peningkatan Efisiensi

Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme


pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk
peningkatan efisiensi antara lain:

a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan.


Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan
yakni:

 standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
 standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial.

Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan


dapat dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan
efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman
dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi
ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

 Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli


peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang
tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang rendah.
Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.
 Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana
kesehatan lainnya.

2.5 Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :

a. Penggalian dana

1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana untuk

UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak

umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya.

Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta

masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-

private patnership yang didukung dengan pemberian insentif, misalnya

keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari

masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya

kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara

pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana

yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial keagamaan.


2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari masing-

masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan

keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme

jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15%
dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership
digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan
keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan wajib.

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana dikemukakan


di atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah semudah yang diperkirakan.
Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan juga
karena telah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih, menyebabkan pelayanan
kesehatan semakin bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak memang
mendatangkan banyak keuntungan yakni makin meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, namun di pihak lain temyata juga mendatangkan banyak masalah. Adapun
berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembiayaan kesehatan secara sederhana
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kurangnya dana yang tersedia

Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana yang


disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah
memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih
kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan.
Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap pelayanan
kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang
diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di Indonesia misalnya, jumlah
dana yang disediakan hanya berkisar antara 2 – 3% dari total anggaran belanja
dalam setahun.

b. Penyebaran dana yang tidak sesuai

Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai,
karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika
ditinjau dari penyebaran penduduk, terutama di negara yang sedang
berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan.

c. Pemanfaatan dana yang tidak tepat

Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan
bahwa di banyak negara tenyata biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih
tinggi dari pada pelayanan kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak
telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif dari
pada pelayanan kesehatan masyarakat.

d. Pengelolaan dana yang belum sempurna


Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari
pelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang seperti
ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi juga ada
kaitannya dengan sikap mental para pengelola.

e. Biaya kesehatan yang makin meningkat

Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin


meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara lain :

1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi


kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari
anggaran pemerintah dan masyarakat.
3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya
pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan
pemanfaatan. Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian
dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
5. Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya dana
yang tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan dana yang
tidak tepat, pengelolaan dana yang belum sempurna serta biaya kesehatan
yang makin meningkat. Sedangkan upaya penyelesaian yang dapat
ditempuh seperti meningkatkan jumlah dana, memperbaiki penyebaran,
pemanfaatan dan pengelolaan dana, serta mengendalikan biaya kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, La Ode.2013.Ekonomi Kesehatan.Kendari.

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan. http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=85&Itemi d=120.20 Mei 2013.

Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan.http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1.20 Mei 2013.

Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan.http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1.20 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai