Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN


KESEHATAN

OLEH:

WINDY RAHMADHANI
NIM : 2213201072

DOSEN MATA KULIAH:


VINA NOVELA, SKM. M.Kes

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM NON REGULER
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak


terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,
saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

PENULIS

WINDY RAHMADHANI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................. 5
1.3 TUJUAN ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 6
1.Aspek pembiayaan kesehatan .......................................................... 6
2.Inflasi biaya kesehatan ..................................................................... 7
3.17 Tujuan SDG’s ............................................................................. 9
4. Keterkaitan Pembiayaan & Penganggaran Kesehatan ................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................ 14
3.1 KESIMPULAN ............................................................................. 14
3.2 SARAN ......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi


serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam


proses kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak
akan ada masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa,
pembangunan kesehatan merupakan suatu hal yang bernilai sangatinsentif.
Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa
siap pakai dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak
bisa dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti
pola rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang
sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka kualitas hidup dan derajat
kesehatan masyarakat akan menjadi sangat memprihatinkan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan


kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud
oleh WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau
pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak
terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir
akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin
langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem
pembiayaan kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem
pembiayaan kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang
dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Aspek khusus apa saja dalam pembiayaan kesehatan?
2. Apa itu inflasi biaya kesehatan, penyebab, dampak dan upaya
mengatasi inflasi dalam pembiayaan kesehatan?
3. Apa saja indikator SDG’s dan target capaian untuk bidang kesehatan
berdasarkan indicator SDG’s tersebut?
4. Apa keterkaitan pembiayaan dan penganggaran kesehatan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini:


1. Mahasiswa mengetahui aspek apa saja yang terdapat dalam
pembiayaan kesehatan
2. Mahasiswa mengetahui apa itu inflasi biaya kesehatan, penyebab,
dampak dan upaya dalam mengatasi inflasi dalam pembiayaan
kesehatan
3. Mahasiswa mengetahui indikator SDG’s dalam bidang kesehatan
4. Mahasiswa mengetahui keterkaitan pembiayaan dan penganggaran
kesehatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Beberapa aspek yang mempengaruhi pembiayaan kesehatan:


a. Tingkat inflasi. Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka
secara otomatis biaya investasi dan juga biaya operasional pelayanan
kesehatan akan meningkat pula, yang tentu saja akan dibebankan kepada
pengguna jasa.
b. Tingkat permintaan. Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan
dipengaruhi sedikitnya oleh dua faktor, yaitu meningkatnya kuantitas
penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang karena
jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka biaya yang harus
disediakan meningkat pula. Faktor kedua adalah meningkatnya kualitas
penduduk. Dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih baik,
mereka akan menuntut penyediaan layanan kesehatan yang baik pula dan
hal ini membutuhkan biaya pelayanan kesehatan yang lebih baik dan
lebih besar.
c. Kemajuan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan adanya kemajuan ilmu
dan teknologi dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan (penggunaan
peralatan kedokteran yang modern dan canggih) memberikan
konsekuensi tersendiri, yaitu tingginya biaya yang harus dikeluarkan
dalam berinvestasi. Hal ini membawa akibat dibebankannya biaya
investasi dan operasional tersebut pada pemakai jasa pelayanan
kesehatan.
d. Perubahan Pola Penyakit. Meningkatnya biaya kesehatan juga
dipengaruhi adanya perubahan pola penyakit, yang bergeser dari
penyakit yang sifatnya akut menjadi penyakit yang bersifat kronis.
Dibandingkan dengan berbagai penyakit akut, perawatan berbagai
penyakit kronis ternyata lebih lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan dan penyembuhan penyakit ini akan lebih besar. Hal ini
akan sangat mempengaruhi tingginya biaya kesehatan.
e. Perubahan pola pelayanan kesehatan. Perubahan pola pelayanan
kesehatan ini terjadi akibat perkembangan keilmuan dalam bidang
kedokteran sehingga terbentuk spesialisasi dan subspesialisasi yang
menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkotak- kotak (fragmented
health service) dan satu sama lain seolah tidak berhubungan. Akibatnya
sering terjadi tumpang tindih atau pengulangan metoda pemeriksaan
yang sama dan pemberian obat-obatan yang dilakukan pada seorang
pasien, yang tentu berdampak pada semakin meningkatnya beban biaya
yang harus ditanggung oleh pasien selaku pengguna jasa layanan
kesehatan ini. Selain itu, dengan adanya pembagian spesialisasi dan
subspesialisasi tenaga pelayanan kesehatan, menyebabkan hari
perawatan juga akan meningkat.

6
f. Perubahan Pola Hubungan Dokter-Pasien. Sistem kekeluargaan yang
dulu mendasari hubungan dokter-pasien seakan sirna. Dengan adanya
perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi serta penggunaan
berbagai peralatan yang ditunjang dengan kemajuan ilmu dan teknologi,
mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien,
hal ini tentu saja membuat pasien menuntut adanya kepastian
pengobatan dan penyembuhan dari penyakitnya. Hal ini diperberat
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan pasien selaku pengguna
jasa layanan kesehatan, yang mendorong semakin kritisnya pemikiran
dan pengetahuan mereka tentang masalah kesehatan. Hal tersebut diatas
mendorong para dokter sering melakukan pemeriksaan yang berlebihan
(over utilization), demi kepastian akan tindakan mereka dalam
melakukan pengobatan dan perawatan, dan juga dengan tujuan
mengurangi kemungkinan kesalahan yang dilakukan dalam mendiagnosa
penyakit yang diderita pasiennya. Konsekuensi yang terjadi adalah
semakin tingginya biaya yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
g. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya. Kurangnya peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan untuk mengatur dan membatasi
pemakaian biaya pelayanan kesehatan menyebabkan pemakaiannya
sering tidak terkendali.
h. Penyalahgunaan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan (health
insurance) sebenamya merupakan salah satu mekanisme pengendalian
biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran yang diterapkan oleh pemerintah.
Tetapi jika diterapkan secara tidak tepat sebagaimana yang lazim
ditemukan pada bentuk yang konvensional (third party sistem) dengan
sistem mengganti biaya (reimbursement) justru akan mendorong naiknya
biaya kesehatan. (Medis Online, 2009).

2. Inflasi biaya kesehatan


a. Pengertian inflasi biaya kesehatan. Terjadinya kenaikan biaya
pelayanan kesehatan yang berdampak kepada si pengguna jasa.
b. Penyebab inflasi biaya kesehatan:
1. Naiknya permintaan kebutuhan akan kesehatan. Naiknya kebutuhan
terhadap fasilitas kesehatan diikuti dengan naiknya harga jual.
Contohnya saat masa pandemi corona saat ini di mana kebutuhan
masyarakat terhadap masker meningkat. Alhasil, harga masker pun
ikut naik.
2. Meningkatnya biaya produksi. Meningkatnya biaya produksi
barang dan jasa di bidang kesehatan juga meningkatkan biaya
kesehatan di mana penyedia jasa ikut andil dalam meningkatkan tarif
layanannya.

7
3. Ketidakpastian dan manipulasi. Ketidakpastian ini misalnya ketika
terjadi krisis ekonomi, penyedia jasa memilih untuk melakukan
spekulasi dan manipulasi dengan memasang tarif jasa layanan agar
tidak rugi.
4. Motif mencari keuntungan. Dari survey Willis Tower Watson, 52%
responden mengaku penyebab meningkatnya biaya kesehatan
terutama rumah sakit adalah karena adanya motif mencari
keuntungan. Sementara responden lainnya menyebut faktor
penggunaan teknologi (49%) dan akibat dampak pandemi (37%) .
C. Dampak dan upaya mengatasi inflasi dalam pembiayaan kesehatan.
Dampak inflasi biasanya akan langsung dirasakan oleh masyarakat
dengan pendapatan menengah ke bawah. Pasalnya, ketika terjadi
kenaikan harga barang/jasa maka daya beli mereka akan turun.
Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi biaya kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang tidak seimbang di dapatkan. Artinya dalam
hal ini ada pihak-pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi tersebut
tetapi ada juga pihak-pihak yang justru diuntungkan dengan adanya
inflasi tersebut.

Upaya mengatasi inflasi dalam pembiayaan kesehatan:


1. Menjadi peserta program jaminan kesehatan
Cara yang pertama adalah dengan mendaftar menjadi peserta dalam
program jaminan kesehatan baik dari pemerintah maupun swasta.

Untuk jaminan kesehatan dari pemerintah kamu bisa daftar Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan untuk mendapat
jaminan kesehatan secara gratis tentunya dengan ketentuan yang
berlaku.

2. Menggunakan asuransi kesehatan swasta


Menjadi peserta asuransi kesehatan swasta akan memberikan fasilitas
yang lebih sesuai dengan keinginan seperti lebih cepat dalam berobat
tanpa prosedur pengobatan berjenjang).

Selain itu, asuransi swasta lebih fleksibilitas dan produknya beragam


yang bisa disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan kamu.

3. Mengalokasikan dana kesehatan


Cobalah sisihkan dana sekitar 5 – 10 persen dari penghasilanmu secara
rutin untuk ongkos kesehatan ini. Dana tersebut bisa dipakai untuk
membayar premi asuransi yang kamu pilih.

8
Alhasil, kapanpun risiko kesehatan datang, kamu udah gak khawatir
lagi atau sibuk cari dana buat menutupi dana pengobatan.

4. Evaluasi
Lakukan evaluasi secara berkala terhadap keuangan dan produk-
produk proteksi kesehatan yang kamu pilih. Apakah semuanya sudah
sesuai keinginan, manfaatnya sesuai, apakah perlu penambahan, dan
lainnya

3. 17 Tujuan SDGs Beserta Penjelasannya


Program SDGs disusun dengan 17 tujuan di dalamnya yang harapannya
bisa tercapai di tahun 2030. Berikut adalah penjelasan 17 SDGs:

1. Tanpa Kemiskinan
Tanpa kemiskinan atau No Poverty adalah tujuan pertama dalam
program SDGs. Salah satu targetnya adalah untuk menghapus
kemiskinan ekstrim, yaitu penduduk dengan daya beli kurang dari Rp
7.800 per hari.

2. Mengakhiri Kelaparan
Mengakhiri kelaparan atau zero hunger adalah upaya untuk mengatasi
masalah kelaparan atau kekurangan pangan yang terjadi di berbagai
belahan dunia. Menggandakan produktivitas agrikultur dan ketahanan
pangan adalah agenda utama PBB dalam rangka mengakhiri kelaparan
dan memperbaiki nutrisi masyarakat.

3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera


Kehidupan sehat dan sejahtera (Good Health and Well-Being) adalah
tujuan SDGs untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dan berupaya
untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat dunia. Pada tahun 2030,
PBB menargetkan seluruh masyarakat mampu memiliki akses terhadap
layanan kesehatan.

4. Pendidikan yang Berkualitas


Pendidikan yang berkualitas adalah salah satu tujuan SDGs untuk
menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Program ini
memastikan semua manusia bisa mendapatkan akses pendidikan yang
berkualitas dan merata di seluruh dunia.

5. Kesetaraan Gender
Gender Equality adalah salah satu permasalahan yang masih terjadi di
berbagai belahan dunia. Program ini berusaha mencegah diskriminasi
terhadap gender tertentu dan memastikan semua gender mendapatkan
kesempatan yang sama tanpa mengalami diskriminasi.

9
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
Clean water and sanitation atau air bersih dan sanitasi layak adalah
upaya untuk memastikan setiap orang untuk bisa mendapatkan air bersih
dan sanitasi yang layak. Pada tahun 2030, PBB menargetkan seluruh
manusia untuk memiliki akses air minum yang aman dan terjangkau
serta mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat.

7. Energi Bersih dan Terjangkau


Di beberapa tempat, masyarakat masih terisolasi dan belum memiliki
listrik sehingga kehidupan mereka sangat terbatas. Oleh karena itu, PBB
mencoba untuk memastikan setiap untuk mendapatkan energi yang
bersih serta terjangkau atau Affordable and Clean Energy.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi


Decent Work and Economic Growth atau pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi adalah tujuan ke-8 dalam program SDGs yang
dicanangkan PBB. Mereka berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di seluruh negara sehingga bisa menjamin setiap orang
mendapatkan pekerjaan yang layak.

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur


Industy, Innovations, dan Infrastructure adalah upaya untuk membangun
infrastruktur yang baik, mendukung industrialisasi yang inklusif, serta
membantu perkembangan inovasi. Hal ini adalah salah satu cara untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dunia.

10. Mengurangi Ketimpangan


Ketimpangan sosial dan ekonomi adalah salah satu masalah yang serius
dan harus segera ditangani. Program ini berusaha mengurangi
ketimpangan kehidupan di negara maju dan negara berkembang yang
tertuang dalam tujuan SDGs ke-10, yaitu reduce inequality.

11. Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan


PBB menargetkan pada tahun 2030, masyarakat bisa memiliki akses
terhadap perumahan, transportasi, dan pelayanan dasar yang layak serta
terjangkau. Hal ini termasuk dalam tujuan ke-11 dalam SDG, yaitu
sustainable cities and communities.

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab


Dilansir dari laman SDG 2030 Indonesia, tujuan ke-12 dari program ini
adalah konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab atau responsible
consumption and production. Tujuan ini memastikan pola konsumsi dan
produksi yang dilakukan menggunakan cara-cara yang berkelanjutan.

10
13. Penanganan Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah masalah yang serius dan bisa menimbulkan
berbagai permasalahan seperti bencana. Program SDGs adalah salah satu
langkah untuk melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan
iklim untuk mencegah hal-hal buruk terjadi dalam tujuan ke-13, yaitu
climate action.

14. Ekosistem Laut


Menjaga ekosistem laut atau life below water adalah upaya untuk
melestarikan kehidupan makhluk-makhluk yang tinggal di laut.
Tindakan seperti perburuan ilegal dan pencemaran laut terus dikurangi
untuk menjaga kehidupan di laut.

15. Ekosistem Darat


Ekosistem Darat atau life on land adalah tujuan ke-15 dalam program
sustainable development goals dari PBB. Hal ini dilakukan dengan
mengelola hutan secara berkelanjutan untuk menjaga biodiversitas atau
keanekaragaman hayati.

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat


Peace, Justice and Strong adalah upaya untuk mendorong kehidupan
masyarakat yang damai, adil, dan institusi yang inklusif. Tujuan ini
dilakukan dengan mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi
semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua level.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan


Menciptakan kehidupan yang lebih baik tentu membutuhkan andil dari
semua pihak.Partnership for the goals adalah upaya untuk menyatukan
berbagai pihak untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Target capaian untuk bidang kesehatan (SDG’S no.3)

 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi


kurang dari 70 per 100.000 kelahiran.

 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi
baru lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk
mengurangi kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12
per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah 25 per
1000 kelahiran.

11
 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria,
dan penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang
ditularkan lewat air dan penyakit menular lainnya.

 Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang


disebabkan oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan
pencegahan dan pengobatan serta menaikkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

 Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat


berbahaya, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan
yang berbahaya dari alkohol.

 Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka


kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas.

 Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan


kesehatan sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan,
informasi, dan pendidikan keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

 Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan


resiko finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang
berkualitas dan akses terhadap obat-obatan dan vaksin yang aman,
efektif, berkualitas dan terjangkau bagi semua.

 Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan


penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga
polusi dan kontaminasi udara, air dan tanah.

4. Keterkaitan pembiayaan dan penganggaran kesehatan

Secara pengertian, pembiayaan adalah kegiatan menyediakan sejumlah


uang yang dibutuhkan, dengan persetujuan atau kesepakatan antara suatu
pihak dengan pihak lainnya. Di Indonesia pembiayaan
kesehatan merupakan sub sistem dalam SKN. Subsistem pembiayaan
kesehatan merupakan pengelolaan upaya-upaya penggalian, pengalokasian,
dan pembelanjaan dana kesehatan untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

12
Pembiayaan kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu (Indrayathi PA.,
Hardy PDK., 2018):
1. Pemakai jasa pelayanan, yaitu besarnya dana yang dapat dimanfaatkan
untuk jasa pelayanan.
2. Pemberi layanan kesehatan, yaitu besarnya dana yang harus dialokasikan
untuk mampu menyelenggaran berbagai kegiatan kesehatan.

Sedangkan penganggaran kesehatan merupakan suatu konsep yang tidak


bisa terpisahkan dari pembiayaan kesehatan karena penganggaran
merupakan proses penyusunan anggaran biaya yang dibuat untuk mencapai
tujuan dari organisasi pelayanan kesehatan pada khususnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara
lain :

1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari


ekonomi kesehatan (healtheconomy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah,
anggaran masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta
gabungan dari anggaran pemerintah dan masyarakat
2. Inflasi biaya kesehatan merupakan salah satu aspek yang
mempengaruhi pembiayaan kesehatan
3. Ada empat langkah dalam mengatasi inflasi dalam pembiayaan
kesehatan. Agar tidak ada kesenjangan bagi setiap warga untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan
4. Dalam sustainable development goals terdapat poin mengenai
kesehatan yaitu di poin 3; Kehidupan sehat dan sejahtera.

3.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dalam makalah ini:

1. Diharapkan masyarakat bersedia untuk mengalokasikan sebagian


dana untuk kesehatan seperti ikut serta dalam program asuransi
kesehatan untuk meminimalisir kepanikan mencari dana
pengobatan yang tidak terduga
2. Diharapkan pemerintah memberikan pemerataan anggaran
kesehatan sehingga seluruh masyarakat bisa menikmati fasilitas
kesehatan yang sama disaat terjadi inflasi biaya kesehatan

14
DAFTAR PUSTAKA

17 Tujuan SDG’s Beserta penjelasannya. 15 Maret 2023.


https://www.detik.com/bali/berita/d-6448066/mengenal-sdgs-adalah-dan-
tujuan-di-baliknya. Di akses pada 15 Maret 2023

Depkes.2013. Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=85&Itemid=120. Di akses pada 14 Maret 2023

Sistem pembiayaan kesehatan. 15 Maret 2023.


https://www.readcube.com/articles/10.22219%2Fsm.v11i2.4206. Diakses
pada 15 Maret 2023

15

Anda mungkin juga menyukai