Anda di halaman 1dari 20

PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN

"Sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan"

Dosen Pengampu:

Dra Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes

Oleh:

Kelompok 2:

1. Dimas nur agusti 1811211041


2. Nadyahtul sukma 1811211027
3. Mutia 1811211031
4. Auliya Rahma 1811211035
5. Ani Aguswita 1811211029
6. Alhabib Rahmanda Novta 1811211023
7. Suci Dwi Setiawati 1811211025
8. Meilisa 1811211033

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sumber-sumber
Pembiayaan Kesehatan”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat
memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Terima kasih.

Padang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Definisi Pembiayaan Kesehatan....................................................................3
B. Sumber Biaya Kesehatan..............................................................................5
C. Macam Biaya Kesehatan...............................................................................7
D. Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan........................................8
E. Masalah Pembiayaan Kesehatan.................................................................11
F. Model Sistem Pembiayaan Kesehatan........................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya
dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki
seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Begitu
pula dengan risiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak kita
harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat
menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya
kita kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.
Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organitation) untuk pertama
kalinya telah mengadakan analisis terhadap sistim kesehatan di 191 negara di
dunia, yang hasilnya telah dipublikasikan pada tanggal 21 Juni 2000 pada
"The World Health Report 2000 - Health Systems Improfing performance".
Analisis yang dilaksanakan dengan menggunakan 5 performance indecator
ini, menunjukkan bahwa Perancis mempunyai sistem kesehatan yang baik,
diikuti oleh Italia, Spanyol, Oman, Austria, dan Jepang. USA yang proporsi
biaya pelayanan kesehatan terhadap GDP-nya tinggi (dibanding negara lain)
hanya menduduki rangking ke 37, sedangkan biaya kesehatannya hanya 6
persen dari GDP, menduduki rangking ke 18.
Hal ini menunjukkan bahwa mutu sistem pelayanan kesehatan tidak
semata- mata ditentukan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pembiayaan kesehatan tersebut. Director General WHO Dr Gro Harlem
Brundtland menyatakan, pesan utama dari laporan ini adalah bahwa
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dunia sangat tergantung pada sistem
kesehatan yang diberlakukan bagi masyarakat. Walaupun perkembangan
telah terjadi dengan pesat dalam dekade terakhir ini, namun hampir di semua
negara terjadi underutilisasi dari resoucrces yang ada. Dampak dari sistem
kesehatan yang tidak tepat paling dirasakan oleh masyarakat miskin, yang
akan semakin terdorong kepada kemiskinan akibat tidak adanya perlindungan
finansial terhadap kesehatan.

1
Salah satu rekomendasi kunci dari laporan tersebut adalah agar negara-
negara mengembangkan asuransi kesehatan dengan cakupan populasi yang
luas. Agar dapat mempunyai cakupan populasi yang luas, maka sistem
kesehatan dalam suatu negara harus disusun dalam suatu tatanan yang
terintegrasi antara sistem pelayanan itu sendiri dengan sistem pembiayaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kesehatan?
2. Berasal dari mana sumber biaya kesehatan?
3. Apakah macam-macam biaya kesehatan?
4. Apa saja syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?
5. Bagaimana masalah pembiayaan kesehatan dan cara penyelesaiannya?
6. Bagaimana model sistem pembiayaaan kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pembiayaan kesehatan
2. Untuk mengetahui sumber biaya kesehatan
3. Untuk mengetahui macam-macam biaya kesehatan
4. Untuk mengetahui syarat dan fungsi pembiayaan kesehatan
5. Untuk mengetahui masalah pembiayaan kesehatan dan cara
penyelesaiannya.
6. Untuk mengetahui model sistem pembiayaaan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pembiayaan Kesehatan

Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu


dari ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari
batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yakni :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang
seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah
persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak
yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian
pertama, maka biaya kesehatan di sini menjadi persoalan utama para
pemakai jasa pelayanan.Dalam batas-batas tertentu, pemerintah juga turut
mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan
kesehatan (health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer). Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat

3
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan
terdapatnya perbedaan pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan
bahwa besarnya dana yang dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama
antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia pelayanan kesehatan.
Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk padaa seluruh biaya
investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost)
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan
besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah
uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka suatu
upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh
seluruh pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi
penyedia pelayan kesehatan (income) adalah lebih besar daripada yang
dikeluarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti
penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami keuntungan (profit).
Tetapi apabila sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan
tersebut mengalami kerugian (loss).
Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari
besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya
saja, karena pada umumnya pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama
yang diselenggrakan oleh ihak swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan
karena itu setiap pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan
yang akan diselenggarakan, maka perhitungan total biaya kesehatan akhirnya
lebih banyak didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para
pemakai jasa pelayanan kesehatan saja.
Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan
pemerintah, maka dalam memperhitungkan jumlah dana yang beredar di
sektor pemerintah. Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah selalu
ditemukan adanya subsidi, maka cara perhitungan yang dipergunakan
tidaklah sama. Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak dihitung

4
dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan karena itu
merupakan pendapatan (income) pemerintah, melainkan dari besarnya dana
yang dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total
biaya kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai.
Pertama, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
untuk sektor swasta. Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para
pemakai jasa pelayanan kesehatan untuk sektor pemerintah. Total biaya
kesehatan adalah hasil dari penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut.

B. Sumber Biaya Kesehatan

Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk


penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu
pemerintah (public) dan swasta (private).Kini masih diperdebatkan apakah
kesehatan itu sebenarnya barang public atau private mengingat bahwa
fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta (private)
cenderung bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor
swasta mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari setengah
rumah sakit yang tersedia merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50
persen segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan oleh pihak swasta (satu
dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini tentunya akan menjadi
kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Tingginya
biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-fasilitas
kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian
besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan
negara lain. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.Pelayanannya diberikan secara

5
cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang
kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena
memerlukan dana yang sangat besar. Contohnya dana dari pemerintah
pusat dan provinsi.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan.Sistem ini
mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri
dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.Hal ini memberikan
dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak
swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi
disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak
pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.Contohnya CSR atau Corporate
Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan
tunai atau melalui sistem asuransi.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan
penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak
lain, misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain.
Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus
H5N1 yang diberikan oleh WHO kepada negara-negara berkembang
(termasuk Indonesia).
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya.Tingginya biaya kesehatan yang
dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanan kesehatan bersubsidi.Sistem ini juga menuntut peran serta
masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan
mengeluarkan biaya tambahan.
Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
maka ditemukan pelayanan kesehatan swasta.Selanjutnya dengan

6
diikutsertakannya masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan
kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-cuma.Masyarakat
diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.
Sekalipun pada saat  ini makin banyak saja negara yang mengikutsertakan
masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu
negara pun yang pemerintah sepenuhnya tidak ikut serta. Pada negara yang
peranan swastanya sangat dominan pun peranan pemerintah tetap
ditemukan. Paling tidak dalam membiayai upaya kesehatan masyarakat,
dan ataupun  membiayai pelayanan kedokteran yang menyangkut
kepentingan masyarakat yang kurang mampu.

C. Macam Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari


jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan
kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara umum dapat dibedakan atas
dua macam yakni :
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni
yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-
masing biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari
sudut penyelenggara kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai
jasa pelayanan kesehatan (health consumer).

7
D. Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan

1. Syarat pokok pembiayaan kesehatan


Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok
yakni :
a. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang
cukup.Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan
semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
b. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika
dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan
menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
c. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan
banyak menimbulkan masalah, yang jika berkelanjutan akan
menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu


dilakukan beberapa hal, yakni :
a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang
dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya
kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya
mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang
dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:

8
1) Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari
pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang
sering dipergunakan yakni:
 standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah
sakit dan standar minimal laboratorium.
 standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan
perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja
pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan
ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
2) Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan
efisiensi ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai
sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan yakni:
 Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama
membeli peralatan kedokteran yang mahal dan jarang
dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian bersama
ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula
dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan
demikian efisiensi juga akan meningkat.
 Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya
hubungan kerjasama timbal balik antara satu sarana
kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.
2. Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :
a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik
pusat maupun daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan
dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain
untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat.
Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-

9
private patnership yang didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan.
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh
masyarakat sendiri guna membiayai upaya kesehatan masyarakat,
misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari
dana yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial
keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal
dari masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi
masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal
dari pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah
sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran
pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat
untuk UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai
dengan kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui
kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib
dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private
patnership digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana
Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan
kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan wajib.

10
E. Masalah Pembiayaan Kesehatan

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana


dikemukakan di atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah
semudah yang diperkirakan.Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan juga karena telah dipergunakarmya
berbagai peralatan canggih, menyebabkan pelayanan kesehatan semakin
bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak memang mendatangkan
banyak keuntungan yakni makin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
namun di pihak lain temyata juga mendatangkan banyak masalah. Adapun
berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembiayaan kesehatan
secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana
yang disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah
memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih
kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan pentingnya arti
kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap
pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat
konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan. Kita dapat mengambil
contoh di Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanya
berkisar antara 2 – 3% dari total anggaran belanja dalam setahun.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai,
karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika
ditinjau dari penyebaran penduduk, terutama di negara yang sedang
berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di daerah
pedesaan.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan
bahwa di banyak negara tenyata biaya pelayanan kedokterannya jauh
lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.Padahal semua

11
pihak telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurang
efektif dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan
dari pelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang
seperti ini sulit diwujudkan.Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi juga
ada kaitannya dengan sikap mental para pengelola.
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.

F. Model Sistem Pembiayaan Kesehatan

Terdapat beberapa model sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang


dijalankan oleh beberapa negara, berdasarkan sumber pembiayaannya, yaitu :

1. Direct payment by patients


Ciri utama model direct payment adalah setiap individu
menanggung secara langsung besaran biaya pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan
mendorong penggunaan pelayanan kesehatan secara hati-hati, serta adanya
kompetisi antara para provider pelayanan kesehatan untuk menarik
konsumen atau free market. Meskipun tampaknya sehat, namun transaksi
kesehatan pada umumnya bersifat tidak seimbang dimana pasien sebagai
konsumen tidak mempu mengenali permasalahan dan kebutuhannya,
sehingga tingkat kebutuhan dan penggunaan jasa lebih banyak diarahkan
oleh provider. Sehingga free market dalam pelayanan kesehatan tidak
selalu berakhir dengan peningkatan mutu dan efisien namun dapat
mengarah pada penggunaan terapi yang berlebihan.

12
2. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya
pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta. Perbedaannya dengan model informal adalah besaran dan
mekanisme pembayaran, juga kelompok yang menjadi pengecualian telah
diatur secara formal oleh pemerintah da provider. Bentuk yang paling
kompleks adalah besaran biaya yang berbeda setiap kunjungan sesuai
dengan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan (biasanya terjadi untuk
fasilitas pelayanan kesehatan swasta). namun model yang paling umum
digunakan adalah “flat rate” dimana biaya per-episode sakit bersifat tetap.
3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik “risk sperding” pada individu
namun tidak terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan
langsung, akan ditanggung oleh individu sesuai dengan tingkat
penggunaannya, namun individu tersebut mendappatkan bantuan dalam
mengelola pengumpulan dana dan penggunaannya apabila membutuhkan
pelayanan kesehatan. Biasanya model ini hanya mampu mencakup
pelayanan kesehatann primer dan akut, bukan pelayanan kesehatan yang
bersifat kronis dan kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung oleh
setiap individu meskipun dengan mekanisme saving. Sehingga model ini
tidak dapat dijadikan model tunggal pada suatu negara, harus didukung
model lain yang menanggung biaya kesehatan lain pada kelompok yang
lebih luas.
4. Informal
Ciri utama model ini adalah pembayaran yang dilakukan oleh
individu pada provider kesehatan formal, misalnya dokter, bidan tetapi
juga pada provider kesehatan lain, misalnya : mantri, dan pengobatan
tradisional, namun tidak dilakukan secara formal atau tidak diatur
besarann, jenis dan mekanisme pembayarannya. Besaran biaya biasanya
timbul dari kesepakatan atau banyak diatur oleh provider dan juga dapat
berupa pembayaran dengan barang. Model ini biasanya muncul pada
negara berkembang dimana belum mempunyai sistem pelayanan kesehtan

13
dan pembiayaan yang mampu mencakup semua golongan masyarakat dan
jenis pelayanan.
5. Insurance based
Sistem pembiayaan kesehatan dengan pendekatan asuransi
mempunyai perbedaan utama dimana individu tidak menanggung biaya
langsung pelayanan kesehatan. Konsep asuransi memiliki dua karakteristik
khusus yaitu pengalihan resiko kesakitan pada satu individu pada satu
kelompok individu mempunyai resiko kesakitan yang telah diperhitungkan
jenis, frekuensi dan besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko tersebut
diperhitungkan dan dibagi antar anggota kelompok sebagai premi yang
harus dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan biaya
pelayanan kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung dari
dana yang telah dikumpulkan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan
akan ditanggung serta mekanisme pembayaran ditentukan oleh organisasi
pengelola dana asuransi.

Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri yang tidak memungkinkan


setiap individu untuk menangggung pembiayaan pelayanan kesehatan pada
saat diperlukan, ciri tersebut diantaranya:

1. Kebutuhan pelayanan kesehatan mucul secara sporadik dan tidak dapat


diprediksikan, sehingga tidak mudah untuk memastikan bahwa setiap
individu mempunyai cukup uang ketika memerlukan pelayanan kesehatan.
2. Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga mahal, misalnya
pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan canggih
(operasi, dan tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan keadaan sakit
jangka panjang yang tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh
masyarakat umum.
3. Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau pelayanan kesehatan,
tetapi juga lebih membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan
terjangkit berbagai permasalahan kesehatan karena buruknya kondisi gizi,
lingkungan perumahan.

14
4. Apabila individu menderita sakit dapat mempengaruhi kemampuan untuk
beraktivitas termasuk bekerja, sehingga mengurangi kemampuan
pembiayaan.

(Departemen Kesehatan RI, 2004)

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya
dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki
seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Begitu
pula dengan risiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak kita
harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat
menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya
kita kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.

mutu sistem pelayanan kesehatan tidak semata- mata ditentukan oleh


besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan kesehatan tersebut.
Director General WHO Dr Gro Harlem Brundtland menyatakan, pesan utama
dari laporan ini adalah bahwa kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dunia
sangat tergantung pada sistem kesehatan yang diberlakukan bagi masyarakat.
Walaupun perkembangan telah terjadi dengan pesat dalam dekade terakhir
ini, namun hampir di semua negara terjadi underutilisasi dari resoucrces yang
ada. Dampak dari sistem kesehatan yang tidak tepat paling dirasakan oleh
masyarakat miskin, yang akan semakin terdorong kepada kemiskinan akibat
tidak adanya perlindungan finansial terhadap kesehatan.

B. Saran

Setelah mempelajari tentang hendaknya penulis dan pembaca dapat


lebih mengerti tentang Pembiayaan kesehatan, sumber biaya kesehatan,
prinsip pembiayaan kesehatan, macam-macam biaya kesehatan, syarat dan
fungsi pembiayaan kesehatan, masalah pembiayaan kesehatan dan cara
penyelesainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, La Ode.2013.Ekonomi Kesehatan.Kendari.

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan. .20 Mei 2013.

https://www.academia.edu/12159387/MAKALAH_PEMBIAYAAN_KESEHAT
AN. Diakses pada tanggal 6 februari 2020 Pukul 09.20 WIB

Setyawan,Febri Endra Budi. 2015. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Volume 11


no.2. Diakses melalui http://www.researchgate.net/publication/326348054.
Pada tanggal 09 Januari 2020. pukul 08.00WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai