Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEHUMASAN

“Kehumasan atau Public Relations”

OLEH:
KELOMPOK 1

1. Nunung Malati 1811211017


2. Suci Dwi Setiawati 1811211025
3. Silvi Amelia 1811212015
4. Siti Mutiara A 1811212-41
5. Faiza Nabila Fitri 1811212017
6. Muhammad Iqbal 181121
7. Huriyah M 181121

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, S.K.M., M. Biomed

KELAS A1
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
Pembahasan

1. Penyimpulan Data Numerik (Nilai Tengah, Quartil, Desil dan


Persentil)
A. Nilai Tengah (Median)

Median adalah titik tengah dari semua nilai setelah nilai tersebut diurutkan dari nilai
terkecil ke nilai terbesar atau dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Terdapat jumlah
pengamatan yang sama di atas median maupun di bawah median. Median merupakan
suatu nilai yang membatasi 50 persen frekwensi distribusi bagian bawah dengan 50
persen frekwensi distribusi bagian atas. Nilai tengah juga sebagai ukuran pemusatan data
yang menimbang data menjadi dua kelompok data yang memiliki massa sama. Nilai
tengah dikatakan sebagai titik keseimbangan dari kumpulan data.
1. Median pada Data Tunggal
a. Data Ganjil
Jika pengamatannya ganjil maka banyaknya data ditambah 1 (satu)
kemudian dibagi 2 (dua).
𝑛+1
𝑀𝑒 =
2

Contoh:
Diketahui data 5, 7, 9, 10, 12, 12, 14, 16, 16
Hitunglah Median!
Penyelesaian:
Jika data berantakan, urutkan data terlebih dahulu dari yang terkecil ke
terbesar atau sebaliknya.
Urutan data 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Data 5 7 9 10 12 12 14 16 16
Jumlah data = 9
𝑛+1
𝑀𝑒 =
2
9+1
= =5
2

Jadi, median terdapat pada urutan data ke 5, yaitu 12.


b. Data Genap
Jika pengamatannya genap maka untuk mencari mediannya, jumlah
data dibagi 2 (dua).
𝑛 𝑛
𝑀𝑒 = + (1 + )
2 2

Contoh:
Diketahui data 1, 5, 10, 14, 7, 6, 9, 7, 15, 14
Hitunglah median!
Penyelesaian:
Jika data berantakan, urutkan data terlebih dahulu dari yang terkecil ke
terbesar atau sebaliknya.
Urutan Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data 1 5 6 7 7 9 10 14 14 15

𝑛 𝑛
𝑀𝑒 = + (1 + )
2 2

10 10
= + (1 + ) = 5+6
2 2

Mediannya terdapat pada data ke 5 dan 6. Untuk menentukan median, carilah


rata-rata dari data ke 5 dan 6.

𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 5 + 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 6 7+9


𝑀𝑒 = = =8
2 2

Jadi, median dari data tersebut adalah 8.

2. Median pada Data Kelompok


1
(2 𝑛 − 𝑓𝑘)
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 [ ]
𝑓

Keterangan :
Me = Median
b = Batas bawah dimana median terletak
p = Panjang atau lebar kelas
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas median
n = Data
f = Frekuensi median

Contoh :
Diketahui data :

Data Frekuensi

51 – 60 5

61 – 70 6

71 - 80 12

81 – 90 8

91 - 100 9

Tentukan median data tersebut!

Penyelesaian :

Data Frekuensi fk

51 – 60 5 5

61 – 70 6 11

71 – 80 12 23

81 – 90 8 31

91 - 100 9 40

Jumlah data : jumlah frekuensi = 40


Median terletak pada kelas interval ke 3
p : 70 – 10 = 10
fk = 11
f = 12
b = 71
1
(2 𝑛 − 𝑓𝑘)
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 [ ]
𝑓

1
(2 40 − 11)
= 71 + 10 [ ]
12

9
= 71 + 10 [ ] = 78,5
12
Jadi, mediannya adalah 78,5

B. Kuartil (Q)
Kuartil adalah nilai-nilai membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian
sama, sehingga dalam suatu gugus data terdapat 3 kuatil (kuartil 1, kuartil 2, dan kuartil
3). Kuartil dibagi dua yaitu kuartil data tunggal dan kuartil data yang sudah
dikelompokkan.
Langkah-langkah menentukan kuartil :
1. Susun data menurut nilainya.
2. Tentukan letak kuartil.
3. Tentukan nilai kuartil.

Pembagian Kuartil :

1. Kuartil Data Tunggal


a. Kuartil 1 (Q1)
1
𝑄1 = (𝑛 + 1)
4
b. Kuartil 2 (Q2)
Kuartil 2 disebut juga dengan median.

1
𝑄2 = (𝑛 + 1)
2

c. Kuartil 3 (Q3)
3
𝑄3 = (𝑛 + 1)
4
Contoh soal:
Diketahui data 2, 4, 6, 8, 10, 12, 16
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data tersebut!
Penyelesaian:
1
𝑄1 = (𝑛 + 1)
4
1
= (7 + 1) = 2
4
Jadi, nilai Q1 terdapat pada data kedua, yaitu 4
1
𝑄2 = (𝑛 + 1)
2
1
= (7 + 1) = 4
2
Jadi, nilai Q2 terdapat pada data keempat, yaitu 8
3
𝑄3 = (7 + 1) = 6
4
Jadi, nilai Q3 terdapat pada data keenam, yaitu 12
2. Kuartil Data kelompok
a. Kuartil 1 (Q1)
𝑛⁄ − 𝑓𝑘
𝑄1 = 𝐵 + 𝑖 [ 4 ]
𝑓
b. Kuartil 2 (Q2)

𝑛⁄ − 𝑓𝑘
𝑄2 = 𝐵 + 𝑖 [ 2 ]
𝑓

c. Kuartil 3 (Q3)

3𝑛⁄ − 𝑓𝑘
𝑄3 = 𝐵 + 𝑖 [ 4 ]
𝑓
Keterangan :
Q1 = Kuartil pertama
Q2 = Kuartil kedua
Q3 = Kuartil ketiga
B = Tepi bawah
i = Interval kelas
n = Data
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = Frekuensi kelas
Contoh soal :
Diketahui data distribusi frekuensi usia 80 karyawan PT Cihampel sebagai
berikut:

Kelas Frekuensi

20 – 29 7

30 – 39 8

40 – 49 10

50 – 59 15

60 – 69 25

70 – 79 10

80 - 89 5

jumlah 80

Tentukanlah Q1, Q2 dan Q3 dari data tersebut!


Penyelesaian :

Kelas Frekuensi Fk

20 – 29 7 7

30 – 39 8 15
40 – 49 10 25

50 – 59 15 40

60 – 69 25 65

70 – 79 10 75

80 - 89 5 80

jumlah 80

Titik kuartil pertama : 80/4 = 20


B = 40
i = 10
fk = 15
f = 10
𝑛⁄ − 𝑓𝑘
𝑄1 = 𝐵 + 𝑖 [ 4 ]
𝑓
80⁄ − 15
= 40 + 10 [ 4 ]
10
1
= 40 + 10 [ ] = 45
2
Jadi, nilai kuartil (Q1) dari data tersebut adalah 45
Titik kuartil kedua : 80/2 = 40
B = 50
i = 10
fk = 25
f = 15
𝑛⁄ − 𝑓𝑘
𝑄2 = 𝐵 + 𝑖 [ 2 ]
𝑓
80⁄ − 25
= 50 + 10 [ 2 ]
15
15
= 50 + 10 [ ] = 60
15
Jadi, nilai Q2 dari data tersebut adalah 60

Titik kuartil ketiga : 3(80)/4 = 60

B = 60
i = 10
fk = 40
f = 25
3(80)⁄
𝑄3 = 60 + 10 [ 4 − 40]
25

20
= 80 + 10 [ ] = 68
25
Jadi, nilai dari kuartil tiga (Q3) dari data tersebut adalah 68

C. Desil “ Ds”

Desil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi 10 kelompok
yang sama besar. Dengan kata lain desil merupakan nilai yang membagi tiap -tiap 10%
frekuensi dalam distribusi.

Desil ada 9, yaitu D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9

Desil pertama (D1) adalah suatu nilai yang membatasi 10% frekuensi bagian bawah
dengan 90% frekuensi bagian atas.

Desil keenam (D6) yaitu suatu nilai yang membatasi 60% frekuensi bagian bawah
dengan 40% frekuensi bagian atas.

Desil kedelapan (D8) yaitu suatu nilai yang membatasi 80% frekuensi bagian bawah
dengan 20% frekuensi bagian atas.

a. Desil data tunggal


1. langkah pertama menyusun data, dengan mengurutkan data dimulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
2. Menentukan letak desil yang diminta dengan menggunakan rumus:
Keterangan:

Di = desil ke –

n = jumlah data

i = urutan desil

Contoh desil data tunggal yaitu :

perumpaan nilai statistik I sebanyak 10 mahasiswa: 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 65, 70, 65.
Tentukanlah nilai desil Ds3

Penyelesaian :

Langkah penyelesaian

1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).

60, 65, 65, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95

2) Tentukan letak desil Ds3 dengan penjelasan seperti di bawah ini:

a) Menentukan Ds3,

Dari hasil di atas, maka data ke 3,3 berada di antara data 3 dan 4 sehingga menjadi seperti
berikut :

Ds3 = data ke- 3 + 0,30 (data ke- 4 – data ke- 3)


Ds3 = 65 + 0,30 (70 – 65)
Ds3 = 65 + 1,5
Ds3 = 66,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ds3 menunjukkan nilai 66,5.

b. Desil data berkelompok


Mencari desil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu dengan adanya tabel
distribusi frekuensi. Maka dilanjutkan dengan mencari nilai desil dengan rumus seperti
berikut:

Keteragan:

b = Tepi bawah interval kelas Dsi ( b = batas bawah - 0,5)

p = Panjang kelas interval

i = letak Dsi

n = Banyak data

F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Dsi

f = Frekuensi pada kelas Dsi

Berikut ini adalah contoh dari desil data berkelompok, buatlah tabel distribusi frekuensi dan
hitunglah desil Ds7 dari data nilai statistik di bawah ini:

Nilai
F F kumulatif
Statistik

29-38 1 1

39-48 3 4

49-58 3 7

59-68 12 19
69-78 22 41

79-88 23 64

89-98 16 80

Jumlah 80 -

Berdasarkan tabel di atas, maka letak Ds7 dapat dihitung seperti di bawah ini :
(1) Menentukan letak kelas interval

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 56 berada pada kelas 79-88 atau terletak pada
kelas interval ke- 6.

(2) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka


tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ds7
Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai desil Ds7 yang didapat adalah: 85

D. Persentil “Ps”

Persentil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi seratus
kelompok yang sama besar. Dengan kata lain persentil merupakan nilai yang membagi tiap-
tiap 1% frekuensi dalam distribusi

Persentil ada 99, yaitu P1-P9

Persentil pertama (P1) adalah suatu nilai yang membatasi 1% frekuensi bagian bawah dengan
99% frekuensi bagian atas.

Persentil ketiga puluh tujuh (P37) yaitu suatu nilai yang membatasi 37% frekuensi bagian
bawah dengan 63% frekuensi bagian atas.

Persentil kedelapan puluh enam (P86) yaitu suatu nilai yang membatasi 86% frekuensi bagian
bawah dengan 14% frekuensi bagian atas.

a. Persentil data tunggal

1) Langkah pertama menyusun data, dengan mengurutkan data dimulai dari yang terkecil
sampai yang terbesar.

2) Menentukan letak persentil yang diminta dengan menggunakan rumus:


Keterangan
Pi = persentil ke-
n = jumlah data
i = urutan persentil
Perhatikanlah contoh berikut ini tentang data tunggal :

Sebanyak 12 mahasiswa: 50, 55, 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 70, 70, 65. Tentukanlah nilai
persentil Ps22

Penyelesaian :

Langkah penyelesaian

1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).


50, 55, 60, 65, 70, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95
2) Tentukan letak persentil Ps22 dengan penjelasan seperti di bawah ini:
a) Menentukan Ps22,

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 2,86 berada di antara data 2 dan 3 sehingga
menjadi seperti berikut :

Ps22 = data ke- 2 + 0,86 (data ke- 3 – data ke- 2)


Ps22 = 55 + 0,86 (60 – 55)
Ps22 = 55 + 4,3
Ps22 = 59,3

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ps22 menunjukkan nilai 59,3.
b. Persentil data berkelompok
Mencari persentil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu dengan adanya tabel
distribusi frekuensi. Maka dilanjutkan dengan mencari nilai persetil dengan rumus :

Keterangan

b = Tepi bawah interval kelas Psi ( b = batas bawah - 0,5)

p = Panjang kelas interval

i = letak Psi

n = Banyak data

F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Psi

f = Frekuensi pada kelas Psi

Berikut ini adalah contoh dari persentil data berkelompok, buatlah tabel distribusi dan
hitunglah persentil Ps20 dari data nilai statistik dibawah ini:

Tabel Distribusi frekuensi nilai statistik

Nilai F
F
Statistik kumulatif

29-38 1 1

39-48 3 4

49-58 3 7

59-68 12 19

69-78 22 41
79-88 23 64

89-98 16 80

Jumlah 80 -

1. Langkah-langkah menentukan nilai Ps20


a) Berdasarkan tabel di atas, maka letak Ps20 dapat dihitung seperti dibawah ini :
 Menentukan letak kelas interval dari nilai Ps20

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 16 berada pada kelas 59-68 atau terletak pada
kelas interval ke- 4.

2) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka


tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ps20
Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai dari persentil Ps20 yang didapat adalah:
66.

2. Penyimpulan data kategorik


Data yang kita kumpulkan dapat berupa data kualitatif atau data kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dari hasil penghitungan dan tidak menyatakan kuantitas, tetapi
menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori. Oleh karena itu, data kualitatif sering
disebut juga data katagori dan individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama.
Data kualitatif selalu bilangan bulat dan jumlahnya dinyatakan dalam frekuensi, misalnya
sembuh atau tidak, baik atau buruk, laki-laki atau perempuan, dan sebagainya hingga data
yang dihasilkan termasuk dalam salah satu kategori. Data demikian disebut dichotom atau
binary.
Data kategorik disebut juga data nonmetric atau data yang bukan merupakan hasil
pengukuran. Klasifikasinya adalah :
1. Skala Nominal
Data dengan skala nominal sebenarnya tidak mempunyai jenjang, tetapi hanya
membedakan subkategori secara kualitatif, misalnya jenis kelamin walaupun dalam
penulisannya laki-laki diberi kode "1" dan wanita diberi kode "2", tetapi tidak berarti bahwa
wanita memiliki jenjang yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Di sini pemberian nomor
hanya sebagai kode dalam pengolahan. Keuntungan data dengan skala nominal antara lain,
mudah dijawab dan diolah, tetapi data dengan skala nominal juga mempunyai kekurangan,
yaitu informasi yang diperoleh tidak mendalam, tidak dapat dibedakan antardata secara
kuantitatif. Jumlah dalam subkategori dinyatakan dalam frekuensi dan perhitungan yang
dapat dilakukan hanya berupa proporsi atau persentase.
2. Skala Ordinal
Pada skala ordinal, subkategori telah memiliki urutan atau jenjang, tetapi masih
bersifat kualitatif seperti pada skala nominal. Ciri data dengan skala ordinal adalah adanya
perbedaan antar-subkategori, walaupun jarak perbedaan antar-subkategori tersebut tidak sama
dan tidak konstan. Jadi, dari data dengan skala ordinal hanya dapat diketahui bahwa satu
responden kondisinya lebih baik dari responden lain. Misalnya, tingkat pendidikan penderita
A lebih tinggi daripada penderita B dan tingkat pendidikan penderita B lebih tinggi daripada
penderita C. Dari data tersebut tidak dapat dinyatakan bahwa penderita A mempunyai
kepandaian dua kali lebih tinggi daripada penderita B dan tidak dapat dinyatakan bahwa
penderita B tiga kali lebih pandai dari pada penderita C karena pada data dengan skala
ordinal tidak mempunyai titik nol yang absolut.

3. Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

Penyajian data dalam bentuk tabel adalah penyajian dalam bentuk angka yang disusun
secara teratur dalam kolom dan baris.

Suatu tabel yang lengkap terdiri dari :


1. Nomor tabel

Jika tabel yang disajikan lebih dari satu maka sebaiknya diberi nomor agar mudah untuk
mencari kembali saat dibutuhkan. Biasanya nomor tabel ditempatkan di atas sebelah kiri
sejajar dengan judul tabel.
2. Judul tabel

Dari judul pada tabel orang dapat mengetahui tentang apa yang disajikan di dalam tabel.
Judul harus konsisten dan menggambarkan isi tabel.
3. Catatan pendahuluan

Biasanya diletakkan di bawah judul dan berfungsi sebagai keterangan tambahan tentang
tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.
4. Badan tabel

Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
5. Catatan kaki

Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang
digunakan. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel.
6. Sumber data

Penulisan sumber data harus jelas dan lengkap, seperti dimana data tersebut diambil, oleh
siapa, judul penyusunan dan penerbitnya serta tahun penerbitan. Diletakkan di bagian kiri
bawah (di bawah catatan kaki)

Contoh tabel
No. Judul Tabel
Catatan Pendahuluan
Judul Judul Kolom Jumlah
Kompartemen
Sel

Catatan kaki :
Sumber :

Bentuk-Bentuk Tabel
A. Tabel berdasarkan fungsinya

1. Tabel Sinopsis

Berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam kolom dan baris dengan
urutan yang sama.
Tabel sinopsis mempunyai arti penting dalam perencanaan suatu penelitian karena
dengan tabel ini dapat diketahui jumlah tabel yang dihasilkan dan variabel yang akan dicari
hubungannya sehingga memudahkan penulisan laporan.
Contoh tabel sinopsis :
2. Tabel Induk

Berfungsi sebagai referensi. Tabel induk sering disebut tabel referensi yang dapat
diambil sebagian dan disisipkan dalam penulisan laporan.
Pada tabel induk terdapat semua variabel yang dikumpulkan. Oleh karena itu tabel ini
tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. Biasanya ditempatkan di belakang
sebagai lampiran.
Contoh tabel induk :

3. Tabel Kerja (tabel teks)

Tabel kerja adalah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci. Berguna
untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil penelitian, mengadakan
perbandingan antar variabel atau untuk memberikan gambaran tentang adanya hubungan
antara dua variabel.
Biasanya tabel ini disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau bergantung pada
kebutuhan. Dari tabel teks dapat dibuat tabel silang (cross table) untuk mengetahui adanya
hubungan antara dua variabel.
Contoh tabel teks :

B. Tabel kontingensi
Tabel kontingensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Tabel ini disajikan untuk
memberikan gambaran hasil penelitian. Dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan
kolom hingga dikenal tabel 2 x 2 atau 2 x 3, dan lain-lain.
Contoh tabel kontingensi 2 x 2 :

C. Tabel berdasarkan penyusunan judul baris

1. Menurut abjad

2. Menurut geografis

3. Berdasarkan perkembangan waktu

4. Berdasarkan besarnya angka

5. Berdasarkan kelaziman

6. Berdasarkan tingkatan

4. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK

Manfaat grafik
1. Membandingkan beberapa variabel, kategori dalam variabel atau satu variabel pada waktu
dan tempat yang berbeda

2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu (time series)

3. Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih

4. Memberikan penerangan pada masyarakat

Macam - Macam Grafik


A. Grafik batang (Bar diagram)
Grafik batang adalah grafik yang berbentuk batang yang penilaiannya dilakukan berdasarkan
tinggi batang. Banyak digunakan di sarana pelayanan kesehatan karena pembuatannya mudah
dan sederhana.
1. Grafik batang proporsional

Grafik batang proposional menggambarkan grafik dari data dalam proporsi atau persen.
Grafik ini digunakan untuk membandingkan data secara relatif.
Contoh grafik batang proporsional:

2. Histogram

Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu
sama lain tanpa ruang antara.
Diperoleh dari data kuantitatif yang kontinu dalam bentuk tabel frekuensi. Lebar setiap
batang merupakan proporsi dari seluruh batang. Tinggi batang menyatakan frekuensi yang
terdapat dalam kelas interval.
Contoh grafik histogram:

3. Frekuensi poligon
Bila titik-titik tengah dari batang dalam histogram dihubungkan satu dengan yang lain
maka akan menghasilkan frekuensi poligon.
Contoh grafik frekuensi poligon:

B. Grafik lingkaran (Pie diagram)

Grafik lingkaran merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran. Grafik lingkaran
digunakan untuk membandingkan secara relatif kategori-kategori dalam satu variabel.
Contoh grafik lingkaran:

C. Grafik garis (Line diagram)

Grafik garis merupakan penyajian data dalam bentuk garis.


Contoh grafik garis:
D. Diagram pencar (Scattered diagram)

Grafik pencar dihasilkan dari titik-titik koordinat dan merupakan grafik korelasi atau grafik
kecenderungan karena digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang
berpasangan.
Contoh grafik pencar :

E. Grafik peta (Map diagram)

Grafik ini berupa peta, biasanya terdapat pada instansi yang mempunyai wilayah kerja,
seperti puskesmas, desa, dan kecamatan.
Grafik ini digunakan untuk mengetahui hal-hal berikut :
1. Batas desa

2. Lokasi, misalnya Puskesmas

3. Menyatakan letak suatu produksi daerah atau tempat pemukiman penduduk

4. Dan lain-lain
Contoh grafik peta :

F. Grafik model (Pictogram)

Grafik ini berbentuk gambar yang menyerupai bentuk aslinya. Oleh karena itu, disebut grafik
model.
Biasanya digunakan untuk memberi penerangan kepada masyarakat. Misalnya untuk
menggambarkan jumlah penduduk maka digambar bentuk orang.
Contoh grafik model :
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2014. Pengantar Statistik. Jakarta.


Hardjito, Koekoeh, S.Kep., Ns., M.Kes. 2012. Pengantar Biostatistika. Jawa Timur : Forum
Ilmiah Kesehatan (Forikes).
Nugroho, Sigit, Ph.D. 2008. Dasar-Dasar Metode Statistika. Jakarta : Grasindo.

Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistika untuk Teknik dan Sains. Jakarta : Erlangga

http://staffnew.uny.ac.id/upload/198503112008121002/pendidikan/pengantar-statistik.pdf

Widodo, Agus, Kwardiniya Andawaningtyas. 2017. Pengantar Statistika. Jawa Timur : UB


Press.

Budiarto, Eko.2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai