Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

UKURAN PENYEBARAN

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menghitung median data tunggal dan data berkelompok
2. Menghitung Kuartil data tunggal dan data berkelompok
3. Menghitung Desil data tunggal dan data berkelompok
4. Menghitung Persentil data tunggal dan data berkelompok

Pada bab ini kita akan pelajari tentang median, kuartil, desil dan persentil. Median
mengelompokan data menjadi dua bagian yang sama. Nilai yang mengelompokan data
menjadi 4 bagian disebut Kuartil (K), 10 bagian disebut Desil (D) dan 100 bagian disebut
persentil (P).

A. MEDIAN

Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data disusun menurut urutan
nilainya (diurutkan dari yang terkecil) sehingga data akan terbagi menjadi dua bagian yang
sama banyak. Hal ini berarti bahwa jika nilai median kita sebut Me maka terdapat 50% data
yang nilainya paling tinggi atau sama dengan Me dan 50% lagi paling rendah atau sama
dengan Me.

Kelompok A Me Kelompok B

50% 50%

Nilai tertinggi untuk kelompok A = Me


Nilai terendah untuk kelompok B = Me

60
dengan kata lain Me berfungsi sebagai nilai tertinggi dari kelompok A dan juga sebagai nilai
terendah dari kelompok B. Banyak anggota kelompok A sama dengan banyak anggota
kelompok B.
Jika banyaknya suatu data adalah n maka Median data tunggal adalah
𝑛+1
Me = data ke- 2

Oleh karena itu, jika 𝑛 ganjil maka Me merupakan nilai yang terletak di tengah-tengah atau
data paling tengah. Tetapi jika 𝑛 genap maka nilai mediannya diambil rata-rata hitung dari
dua data tengah.

Contoh 6.1.
1. Sampel dengan data: 4, 12, 5, 7, 8, 10, 10 setelah disusun menurut nilainya menjadi:
4, 5, 7, 8, 10, 10, 12
Dari data ini diketahui 𝑛 = 7 maka mediannya adalah
7+1
Me = data ke- = data ke-4 = 8
2

2. Sampel dengan data: 12, 7, 8, 14, 16, 19, 8,10,12,13 setelah disusun menurut nilainya
menjadi:
7, 8, 8, 10, 11,12,13, 14, 16, 19
Dari data ini diketahui 𝑛 = 10 maka mediannya adalah
10+1 1
Me = data ke- 2
= data ke-5 2
1
Data ke-5 artinya median terletak antara data ke-5 dan ke-6
2
1
Me = data ke-5 + 2 (data ke-6 – data ke-5)
1 1
Me = 11 + 2 (12– 11) = 11 + 2 = 11,5

Karena data berukuran genap maka nilai 11,5 membagi data menjadi dua bagian yang
sama

Median untuk data berkelompok dihitung menggunakan rumus:


𝑛
−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (2 )
𝑓𝑚

61
dengan, b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = ukuran sampel atau banyak data
𝑓𝑚 = frekuensi kelas median (kelas interval yang memuat median)
F = frekuensi kumulatif (jumlah semua frekuensi) sebelum kelas median

Contoh 6.2.
Diberikan data hasi ujian 40 mahasiswa seperti Tabel 6.1 berikut:
Tabel 6.1 Nilai Ujian Tengah Semester 40 mahasiswa
Nilai Frekuensi (f)
61 − 65 4
66 − 70 9
71 − 75 11
76 − 80 2
81 − 85 4
86 − 90 7
91 − 95 3
Jumlah 40

Untuk menghitung Median, maka kita harus menentukan kelas median. Kelas median adalah
𝑛
kelas yang memuat data ke-2 yaitu data ke-20.

Jika kita menjumlahkan frekuensi 4 + 9 + 11 = 24 jadi data ke-20 berada pada kelas
interval ketiga yaitu 71 − 75, sehingga:
𝑏 = 70,5, 𝑝 = 5, 𝑛 = 40, 𝑓𝑚 = 11 dan 𝐹 = 4 + 9 = 13.
40
− 13 35
𝑀𝑒 = 70,5 + 5 ( 2 ) = 70,5 + = 70,5 + 3,18 = 73,68
11 11

𝑀𝑒 = 70,68 artinya 50% data bernilai kurang dari 70,68 dan 50% lagi nilainya lebih dari
70,68

62
Berdasarkan data dan hasil perhitungan mean, modus dan median adalah nilai yang
berbeda. Ketiga nilai tersebut akan bernilai sama jika kurva halusnya simetrik yang disebut
kurva normal, tetapi jika ketiga nilai berbeda maka kurva mungkin positif atau juga negatif.
Hubungan empirik ketiga besaran pusat kecenderungan itu:
𝑥̅ − 𝑀𝑜 = 3(𝑥̅ − 𝑀𝑒) atau 𝑀𝑜 + 2𝑥̅ = 3𝑀𝑒
Pada rata-rata, kita dapat menentukan rata-rata gabungan dari beberapa sampel namun pada
median hal itu tidak dapat dilakukan karena urutan nilai data sampel-sampel akan berubah
ketika menjadi data gabungan. Selain itu, rata-rata sampel bersifat lebih stabil dibanding
dengan median sampel. Dengan demikan, jika dari sebuah populasi diambil semua sampel
yang mungkin lalu dari tiap sampel dihitung rata-rata dan mediannya, maka nilai-nilai
median bervariasi lebih besar dibandingkan dengan rata-rata. Karena sifat stabil inilah
maka statistik rata-rata lebih sering digunakan untuk analisis lebih lanjut dibandingkan
dengan statistik lainnya.

Aktivitas 6.1
Selesaikan masalah berikut, bersama teman dalam kelompok!
Diberikan data hasil sebuah pengamatan sebagai berikut:
15 25 21 16 20 19 19 25 21 15 17 16
19 20 17 20 15 25 16 21 19 16 17 25
19 21 20 19 19 21 17 20 16 21 20 21
16 20 17 19 20 19 17 21 19 20 16 19
19 17 20 21 19 19 21 19 17 20 19 15

Berdasarkan data di atas:


1. Median
2. Ubahlah data tunggal tersebut menjadi data berkelompok kemudian hitunglah median
lalu bandingkan hasilnya dengan hasil pada 1.

63
B. KUARTIL
Menurut pengertiannya, kuartil membagi data menjadi 4 bagian maka terdapat 3 buah
kuartil, yaitu kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2) dan kuartil ketiga (K3). Kuartil pertama
sering disebut juga kuartil bawah, kuartil kedua disebut kuartil tengah dan kuartil ketiga
disebut kuartil atas.

K1 K2 K3

Jika banyak data (𝑛 ≥ 4) maka banyak data yang terletak di bawah (atau nilai kurang
dari) K1 adalah 𝑛1 . Banyak data yang terletak antara K1 dan K2 adalah 𝑛2 , banyak data yang
terletak antara K2 dan K3 adalah 𝑛3 dan banyak data yang terletak di atas (atau nilai lebih
dari) K3 adalah 𝑛4 dengan 𝑛1 = 𝑛2 = 𝑛3 = 𝑛4 dan 𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 + 𝑛4 = 𝑛.

Langkah-langkah menentukan nilai kuartil adalah:

1) Susun data menurut urutan nilainya


2) Tentukan letak kuartil
3) Tentukan nilai kuartil
Letak kuartil ke-i dilambangkan dengan Ki. Nilai Kuartil tengah sama dengan nilai
median. Untuk data tunggal, letak Ki ditentukan dengan rumus:

𝑖(𝑛 + 1)
Letak K i = data ke , dengan 𝑖 = 1,2,3
4

Contoh 6.3
Sampel dengan data: 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70.
Setelah disusun menjadi:
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94.
Banyaknya data (n) = 12
1(12+1) 1
Letak K1 = data ke- = data ke-3
4 4

yaitu antara data ke-3 dan data ke-4 seperempat jauhnya dari data ke-3.
1
Letak K1 = data ke-3 + 4 (data keempat − data ketiga)
1 3
Nilai K1 = 57 + (60 − 57) = 57 4
4

64
3(12+1) 3
Letak K3 = data ke- = data ke-9 4
4

yaitu antara data ke-9 dan data ke-10 tiga perempat jauhnya dari data ke-9.
3
Letak K3 = data ke-9 + 4 (data kesepuluh − data kesembilan)
3
Nilai K3 = 4 (86 − 82) = 82 + 3 = 83

Untuk K2 gunakan rumus median yang telah dipelajari sebelumnya.

Jika data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (data berkelompok) maka Ki (𝑖 = 1,2,3)
dihitung dengan rumus:
𝑖
𝑛−𝐹
𝐾𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( 4 )
𝑓𝑘

Dengan
b = batas bawah kelas kuartil (Ki)
p = panjang kelas kuartil (Ki)
n = ukuran sampel atau banyak data
𝑓𝑘 = frekuensi kelas kuartil (Ki) (kelas interval yang memuat Ki)
F = frekuensi kumulatif (jumlah semua frekuensi) sebelum kelas kelas kuartil Ki
𝑖𝑛
= letak Ki
4

Contoh 6.4
Perhatikan kembali Tabel 6.1 tentang data nilai ujian 40 mahasisw:
Tabel 6.1 Nilai Ujian Tengah Semester 40 mahasiswa
Nilai Frekuensi (f)
61 − 65 4
66 − 70 9
71 − 75 11
76 − 80 2

65
81 − 85 4
86 − 90 7
91 − 95 3
Jumlah 40

40
Karena 𝑛 = 40 maka letak K1 = data ke- = data ke-10.
4

Dengan menjumlahkan frekuensi 4 + 9 = 13 diperoleh K1 terletak pada kelas interval ke-2


yaitu 66 − 70, sehingga
𝑏 = 65,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 9; 𝐹 = 4
1
40 − 4
𝐾1 = 65,5 + 5 (4 ) = 65,5 + 5(0,67) = 68,85
9

3(40)
Letak K3 = data ke- = data ke-30.
4

Dengan menjumlahkan frekuensi 4 + 9 + +11 + 2 + 4 = 30 diperoleh K3 terletak pada


kelas interval ke-5 yaitu 81 − 85, sehingga
𝑏 = 80,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 4; 𝐹 = 26
3
40 − 26
𝐾1 = 80,5 + 5 (4 ) = 80,5 + 5(1) = 85,5
4

Ingat!
Letak Ki tidak sama dengan Ki. Kita harus menentukan letak Ki sebelum menentukan
Ki

Aktivitas 6.2
1. Diberikan data: 9, 9, 10, 13, 14, 17, 19, 19, 21, 22, 23, 25, 25, 29, 33, 35, 35, 39, 43, 47
Tentukanlah K1, K2 dan K3
2. Diberikan nilai ujian siswa SMA “Unggul dalam tabel berikut

66
Nilai Ujian Frekuensi (fi)
31-40 1
41-50 2
51-60 5
61-70 15
71-80 25
81-90 20
91-100 12
Jumlah 80

Tentukanlah K1, K2 dan K3

C. DESIL

Jika kumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama banyak maka tiap bagian disebut
“persepuluhan” atau “desil”. Seperti halnya dengan kuartil, karena data ternagi 10, maka
terdapat 9 desil, desil pertama sampai desil kesembilan yaitu D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8
dan D9.

Langkah-langkah menentukan nilai desil adalah:


1) Susun data menurut urutan nilainya
2) Tentukan letak desil
3) Tentukan nilai desil
Letak desil ke-i dilambangkan dengan Di. Nilai desil ke-5 (D5) sama dengan nilai median.
Untuk data tunggal, letak Di ditentukan dengan rumus:
𝑖(𝑛 + 1)
Letak Di = data ke , dengan 𝑖 = 1,2,3,4,5,6,7,8,9
10

Contoh 6.5
Untuk data yang telah tersusun pada Contoh 6.3, yaitu:
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94

67
maka
7(12+1) 1
a) letak 𝐷7 = data ke- = data ke-9 10
10
1
Nilai 𝐷7 = data ke-9 + (data ke-10 − data ke-9)
10
1
Nilai 𝐷7 = 82 + 10 (86 − 82 ) = 82,4
4(12+1) 2
b) Letak 𝐷4 =data ke- = data ke-510
10
2
Nilai 𝐷4 = data ke-5 + (data ke-6 − data ke-5)
10

2
Nilai 𝐷4 = 64 + 10 (66 − 64 ) = 64,8

Untuk data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, nilai desil dihitung dengan
rumus:
𝑖
𝑛−𝐹
𝐷𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( 10 ) , 𝑖 = 1,2, … ,9
𝑓𝑘

Dengan
b = batas bawah kelas desil (Di)
p = panjang kelas desil (Di)
n = ukuran sampel atau banyak data
𝑓𝑘 = frekuensi kelas desil (Di) (kelas interval yang memuat Di)
F = frekuensi kumulatif (jumlah semua frekuensi) sebelum kelas kelas desil Di
𝑖𝑛
= letak Di
10

Contoh 6.6
Jika kita akan menghitung D3 untuk Tabel 6.1 maka kita harus menentukan dulu letak kelas
desil.
3
Letak D3 = 40 = 12 artinya data ke-12.
10

Dengan menjumlahkan frekuensi 4 + 9 = 13


diperoleh D3 terletak pada kelas interval ke-2 yaitu 66 − 70, sehingga
𝑏 = 65,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 9; 𝐹 = 4

68
3
40 − 4
𝐷3 = 65,5 + 5 ( 10 ) = 65,5 + 5(0,88) = 69,9
9

Perhatikan bahwa kelas 𝐷3 sama dengan kelas 𝐾1 tapi nilai 𝐷3 berbeda dengan nilai 𝐾1
3 1
karena yang berbeda: pada 𝐷3 , 40 sedangkan pada 𝐾1 , 4 40. Inilah yang menyebabkan
10

nilai keduanya berbeda walau beada pada kelas interval yang sama

Jika kita akan menghitung 𝐷9 untuk Tabel 6.1 maka letak kelas 𝐷9 adalah
9
Letak 𝐷9 = 10 40 = 36 yaitu data ke-36 dan berada pada kelas ke-6 yaitu 86 − 90 sehingga

𝑏 = 85,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 7; 𝐹 = 30
9
40 − 30
𝐷9 = 85,5 + 5 ( 10 ) = 85,5 + 5(0,85) = 89,75
7

Aktivitas 6. 4
1. Silahkan menentukan nilai Desil yang lain
2. Dari soal pada Aktivitas 6.2, tentukanlah semua nilai desilnya

D. PERSENTIL
Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama akan menghasilkan 99 pembagi
yang berturut-turut dinamakan persentil pertama, persentil ke-2,..., persentil ke-99 dengan
simbol yang digunakan berturut-turut adalah P1, P2, ...., P99. Cara menghitung Persentil sama
dengan cara menghitung desil tetapi pembaginya 100 bukan 10. Oleh karena itu, akan
diberikan rumus untuk menentukan persentil.

𝑖(𝑛+1)
Letak Pi = data ke- 100

Contoh 6.7
Untuk data yang telah tersusun pada contoh6.3, yaitu:
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94
a) Jika kita akan menentukan 𝑃90 maka:
90(12+1) 117 7
Letak 𝑃90 = data ke- = data ke-100 = data ke- 11100
100

69
7
Nilai 𝑃90 = data ke-11 + 100 (data ke-12 – data ke- 11)
7 7
Nilai 𝑃90 = 92 + 100 (94 − 92) = 92 + 100 (2) = 92,14

b) Jika kita akan menentukan 𝑃20 maka:


20(12+1) 260 60
Letak 𝑃20 = data ke- = data ke-100 = data ke-2 100
100

60
Nilai 𝑃20 = data ke-2 + 100 (data ke-3 – data ke- 2)

60 60
Nilai 𝑃20 = 56 + 100 (57 − 56) = 56 + 100 (1) = 56,6

Sedangkan nilai Pi untuk data dalam tabel distribusi (data berkelompok) dapat ditentukan
dengan:
𝑛
𝑖−𝐹
𝑃𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( 100 ) , dengan 𝑖 = 1,2,3 … . ,99
𝑓

Contoh 6.8
Jika kita ingin menghitung nilai 𝑃35 dan 𝑃68 dari data pada Tabel 6.1
Maka:
35
a) Letak 𝑃35 adalah data ke- 100 (40) = data ke-14 yang berada pada kelas ketiga yaitu

71 − 75, sehingga:
𝑏 = 70,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 11; 𝐹 = 13
35
40 − 13
𝐷9 = 70,5 + 5 ( 100 ) = 70,5 + 5(0,09) = 70,95
11

68
b) Letak 𝑃68 adalah data ke- 100 (40) = data ke-27,2 yang berada pada kelas kelima yaitu

81 − 85, sehingga:
𝑏 = 80,5 ; 𝑝 = 5; 𝑓𝑘 = 4; 𝐹 = 26
68
40 − 26
𝐷9 = 80,5 + 5 ( 100 ) = 80,5 + 5(0,3) = 82
4

70
Aktivitas 6.5
1. Tentukan P5, P20, P60 dan P85 dari Tabel 6.1
2. Dari soal pada Aktivitas 6.2, tentukanlah: 𝑃13, 𝑃27 , 𝑃48 , 𝑃64 dan𝑃92

71

Anda mungkin juga menyukai