Anda di halaman 1dari 23

Statistika | Menyajikan Data Dalam Bentuk Tabel Distribusi

Frekuensi
Selain dalam bentuk diagram, penyajian data juga dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Berikut ini akan dipelajari lebih jelas mengenai tabel distribusi frekuensi tersebut.
1.
Distribusi
Frekuensi
Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala dinyatakan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk
menyusun
5,
4,
6,

data
yang
7,
8,
8,

relatif
sedikit.
6,
4,
8,
6,
4,

8,

7,

9,

7,

8,

2.

5,

4,

10,

5,

6,

Distribusi

Perhatikan
6,
6,
7,

7,

6,

4,

5,

contoh
5,
5,
7,

7,

Frekuensi

data
berikut.
3,
4,
6,
6
4,

8,

7,

Bergolong

Tabel distribusi frekuensi bergolong biasa digunakan untuk menyusun data yang memiliki
kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama
panjang. Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa kelas XI
berikut
ini.
66
75

75
76

74
74

72
73

79
71

78
72

75
74

75
74

79
71

71
70

74
73

77
67

73
72

73
72

70
75

74
74

72
74

72
68

80
69

70
80

Apabila data di atas dibuat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal, maka
penyelesaiannya akan panjang sekali. Oleh karena itu dibuat tabel distribusi frekuensi bergolong
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut.
a. Mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang, misalnya 65 67, 68
70,

,
80

82.
Data
66
masuk
dalam
kelompok
65

67.
b. Membuat turus (tally), untuk menentukan sebuah nilai termasuk ke dalam kelas yang mana.
c. Menghitung banyaknya turus pada setiap kelas, kemudian menuliskan banyaknya turus pada
setiap kelas sebagai frekuensi data kelas tersebut. Tulis dalam kolom frekuensi.
d.

Ketiga

langkah

di

atas

direpresentasikan

pada

tabel

berikut

ini.

Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi bergolong atau
distribusi
frekuensi
berkelompok
antara
lain
sebagai
berikut.
a.
Interval
Kelas
Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kelas saja. Dalam
contoh
65

sebelumnya
67

memuat

68
71

70
73

Interval
Interval

kelas
kelas

kedua
ketiga

74
77

76
79

Interval
Interval

kelas
kelas

keempat
kelima

80

82

Interval

kelas

keenam

b.

enam
Interval

interval
kelas

ini.
pertama

Batas

Kelas

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80 merupakan batas
bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79, dan 82 merupakan batas atas
dari
c.
Untuk
Tepi

tiap-tiap
Tepi

Kelas

mencari
bawah

tepi

(Batas

kelas
=

dapat
batas

kelas.
Kelas)

Nyata

dipakai
rumus
bawah

berikut

ini.
0,5

Tepi
atas
=
batas
atas
+
0,5
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi bawah kelas
kedua
d.

67,5

Untuk
Lebar
Jadi,
e.

3.
Daftar
a.
b.
Untuk

dan

mencari
kelas
lebar

Daftar
Daftar

dari

Distribusi
kumulatif

distribusi
distribusi

lebih

atasnya
Lebar

lebar
tepi
tabel

ada

kumulatif
kumulatif

jelasnya,

70,5

kelas

kelas

distribusi

tepi

dapat
atas

diatas
Titik

dua
kurang
lebih

perhatikan

dan

67,5

Frekuensi
macam,
dari
dari

dipakai
tepi

adalah

yaitu

data

rumus:
bawah

64,5

sebagai

(menggunakan
(menggunakan

contoh

seterusnya.
kelas

=
3.
Tengah

Kumulatif
berikut.

tepi
tepi

atas).
bawah).

berikut

ini.

4.

Histogram

Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam
bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-batangnya
terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit. Histogram dapat disajikan dari
distribusi frekuensi tunggal maupun distribusi frekuensi bergolong. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut ini. Data banyaknya siswa kelas XI IPA yang tidak masuk sekolah dalam
8
hari
berurutan
sebagai
berikut.

5.
Poligon
Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya
dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon
frekuensinya
seperti
gambar
berikut
ini.

6.

Poligon

Frekuensi

Kumulatif

Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang disebut poligon frekuensi
kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif dihaluskan, diperoleh kurva yang disebut kurva ogive.
Untuk
lebih
jelasnya,
perhatikan
contoh
soal
berikut
ini.

b.
Ogive
naik
dan
ogive
turun
Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari dapat disajikan dalam bidang Cartesius. Tepi
atas (67,5; 70,5; ; 82,5) atau tepi bawah (64,5; 67,5; ; 79,5) diletakkan pada sumbu X
sedangkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari diletakkan pada
sumbu Y. Apabila titik-titik yang diperlukan dihubungkan, maka terbentuk kurva yang disebut
ogive. Ada dua macam ogive, yaitu ogive naik dan ogive turun. Ogive naik apabila grafik disusun
berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan ogive turun apabila
berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Ogive naik dan ogive turun data di atas
adalah

sebagai

berikut.

1. Menghitung Ukuran Pemusatan dan Ukuran Letak,


Ukuran pemusatan serta penafsirannya suatu rangkaian data adalah suatu nilai dalam rangkaian
data yang dapat mewakili rangkaian data tersebut. Ukuran statistik yang dapat menjadi pusat
dari rangkaian data dan memberi gambaran singkat tentang data disebut ukuran pemusatan
data.
1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data terdiri dari tiga bagian, yaitu mean, median, dan modus.
1)

Rataan Hitung (Mean )

Rataan hitung seringkali disebut sebagai ukuran pemusatan atau rata-rata hitung. Rataan hitung
juga dikenal dengan istilahmean dan diberi lambang x .
a)

Mean data tunggal

Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya
data.
Mean =
Keterangan: Sx = jumlah data
n = banyaknya data
xi = data ke-i
Contoh soal:
4
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 4, 5, 7, 4, dan 5. Tentukan rataan dari data
tersebut.
Penyelesaian:
= =5
Jadi rataannya adalah 5.
b)

Mean dari data distribusi frekuensi

Apabila data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka mean dirumuskan sebagai berikut:
=
Keterangan: fi = frekuensi untuk nilai xi
xi = data ke-i
Contoh soal:
Berdasarkan data hasil ulangan harian Matematika di kelas XII IPA, enam siswa mendapat nilai
8, tujuh siswa mendapat nilai 7, lima belas siswa mendapat nilai 6,tujuh siswa mendapat nilai 5,

dan lima siswa mendapat nilai 4. Tentukan rata-ratanilai ulangan harian Matematika di kelas
tersebut.
Penyelesaian:
Tabel nilai ulangan harian Matematika kelas XI IPA.
Nilai ()

Frekuensi ()

20

35

15

90

49

48

=
Jadi, mean nilai ulangan harian Matematika dikelas XI IPA adalah 6,05.
c)

Mean data bergolong

Rata-rata untuk data bergolong pada hakikatnya sama dengan menghitung rata-rata data pada
distribusi frekuensi tunggal dengan mengambil titik tengah kelas sebagai xi.
Contoh:
Tentukan mean dari data berikut:
Nilai ulangan Matematika

Frekuensi

40 44

45 49

50 54

11

55 59

60 64

Jawab:
Nilai MTK

Titik tengah ()

()

40 44

42

42

45 49

47

282

50 54

52

10

520

55 59

57

114

60 64

62

62

=
Jadi, mean nilai ulangan Matematika adalah 51.
2). Median
Median dari n pengukuran x1, x2 ,, xn adalah nilai pengukuran yang terletak di tengah data
setelah data tersebut diurutkan.

Prosedur untuk menentukan nilai median, pertama urutkan data terlebih dahulu, kemudian ikuti
salah satu prosedur berikut ini:

Banyak data ganjil mediannya adalah nilai yang berada tepat di tengah gugus data

Banyak data genap mediannya adalah rata-rata dari dua nilai data yang berada di tengah gugus
data

Ada dua jenis median yaitu :


a)

Median data tunggal

Untuk menentukan median dari data tunggal, terlebih dulu kita harus mengetahui letak/posisi
median tersebut. Posisi median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ,
untuk data ganjil
untuk data genap
n = banyaknya data pengamatan
Median apabila n ganjil:
Contoh :
Hitunglah median dari nilai ujian matematika berikut ini: 8; 4;
5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9; 10
Jawab:
data: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9; 10
setelah diurutkan: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7; 7; 8; 9; 10
banyaknya data (n) = 11
posisi Me = (11+1) = 6
jadi Median = 7 (data yang terletak pada urutan ke-6)
Nilai ujian

10

Urutan data

10

11

Median apabila n genap:


Contoh :
Hitunglah median dari nilai ujian matematika berikut ini: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9
Jawab:
data: 8; 4; 5; 6; 7; 6; 7; 7; 2; 9
setelah diurutkan: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7; 7; 8; 9
banyaknya data (n) = 10
posisi Me = (10+1) = 5.5
Data tengahnya: 6 dan 7
jadi Median = (6+7) = 6.5 (rata-rata dari 2 data yang terletak pada urutan ke-5 dan ke-6)
Nilai Ujian

Urutan Data ke-

10

b)

Median data kelompok

Formula untuk menentukan median dari tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
Tb = batas bawah kelas median dari kelas selang yang mengandung unsur atau memuat nilai
median
n = ukuran sampel/banyak data
fk = frekuensi kelas sebelum kelas yang dicari
f me

= frekuensi kelas median

F = frekuensi sebelum kelas median


Contoh : data nilai ulangan 2 kelas yaitu : 34, 36, 45, 44, 47, 53, 55, 54, 56, 58, 61, 62, 65, 63, 65, 65,
63, 67, 68, 67, 70, 68,70, 72, 72, 71, 73, 73, 75, 74, 76, 75, 78, 77, 76, 79, 80, 75, 73, 73, 74, 75, 76, 72,
71, 80,80, 81, 82, 85, 84, 86, 89, 87, 85, 87, 86, 83, 82, 84, 83, 82, 81, 89, 86, 87,93, 92, 94, 95, 96, 98, 99,
100, 96, 94, 93, 100.
Kelas ke-

Data

fi

fkum

31-40

41-50

51-60

10

61-70

13

23

71-80

24

47

81-90

21

68

91-100

12

80

Jumlah

80

Letak kelas median: Setengah dari seluruh data = 40, terletak pada kelas ke-5 (nilai ujian 71-80)
b = 70.5, p = 10
n = 80, f = 24
f = 24 (frekuensi kelas median)
F = 2 + 3 + 5 + 13 = 23
3)

Modus

Modus adalah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi teertinggi.
Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki dua modus
disebut bimodal, sedangkan jika memiliki lebih dari dua disebut multimodal. Modus
dilambangkan dengan Mo.
a) Modus data tunggal
Modus dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan frekuensi tertinggi.
Perhatikan contoh soal berikut ini :
Tentukan modus dari data di bawah ini.

i.

1, 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 5, 5, 6, 7, 8

ii.
Nilai

Frekuensi

Penyelesaian :
i.

1, 1, 3, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 8, 8, 9, 10.

Data yang sering muncul adalah 5. Jadi modusnya adalah 5.


ii.

Berdasarkan data pada tabel, nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah 8. Jadi

modusnya adalah 8.
b)

Modus data bergolong

Modus data bergolong dirumuskan sebagai berikut :


Keterangan : = tepi bawah kelas median
l = lebar kelas
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Perhatikan contoh berikut ini :
i.

Tentukan modus dari table di bawah ini :


Nilai

Frekeunsi

60 64

65 69

70 74

75 79

80 84

Penyelesaian :
Frekeunsi modusnya 8, kelas modusnya 70 74, dan tepi bawah frekeunsi modus(b) = 69,5
=85=3
=87=1
l = 74,5 69,5 = 5
Jadi modusnya adalah :
1. Ukuran Letak
Selain ukuran memusat, ada juga yang disebut ukuran letak. Adapun ukuran letak meliputi :
Kuartil (Q), desil (D), dan persentil (P).

1)

Kuartil (Q)

Kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
Keterangan :

Xmin = Data terkecil

Xmax = Data terbesar


Q1 = kuartil ke-1
Q2 = kuartil ke-2
Q3 = kuartil ke-3
a)

Kuartil data tunggal

Letak dari Qidirumuskan sebagai berikut :


Letak Qi
Keterangan Q1 = kuartil ke i
n = banyak data
contoh soal
Tentukan Q1, Q2 dan Q3 daridata : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Penyelesaian
Dari data telah diurutkan : 3, 3, 4, 4, 4, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
Letak Q1adalah = , sehingga :
Q1 = X3 + (X4 X3)
= 4 + (4 4) = 4
Letak Q2 adalah = , sehingga :
Q2 = X7 + (X7 X6)
= 7 + (7 7) = 7
Letak Q3adalah = , sehingga :
Q3 = X11 + (X11 X10)
= 8 + (8 8) = 8
b)

Kuartil data bergolong

Menentukan letak kuartil untuk data bergolong, caranya sama dengan data tunggal.
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut :
Qi = bi + l
Keterangan :
Qi = kuartil ke- i (1, 2 atau 3)
bi= tepi bawah kelas kuartil ke i
N = banyaknya data
F = frekuensi komulatif kelas sebelum kelas kuartil
l = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil

contoh :
Tentukan Q1 (kuartil bawah), Q2(median), dan Q3(kuartil atas) dari data tes matematika terhadap
40 siswa kelas XI AK berikut ini.
Nilai

Frekuensi

40 49

50 59

60 69

14

70 79

10

80 89

90 99

Penyelesaian :
Nilai

Frekuensi

FKomulatif

40 49

50 59

60 69

14

23

70 79

10

33

80 89

37

90 99

40

Letak Q1pada frekuensi =


Q1 = b1 + l= 59,5 + 10 = 59,5 + 10
= 59,5 + = 59,5 + 0,07 = 59,57
Letak Q2pada frekuensi =
Q2 = b2 + l= 59,5 + 10 = 59,5 + 10
= 59,5 + 7,86 = 67,36
Letak Q3pada frekuensi =
Q3 = b3 + l= 69,5 + 10 = 69,5 + 10
= 69,5 + 7 = 76,5
2)

Desil

Desil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita
selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N. jadi disini kita
jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana kesembilan buah titik desil itu membagi seluruh
distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar.
Lambang dari desil adalah D. 9 buah titik desil dimaksud diatas adalah titik-titik: D1, D2, D3, D4,
D5, D6, D7, D8, dan D9.
a)

Data Tunggal

Untuk mencari desil data tunggal, digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : i

= 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

= Desil ke- 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
n

= Jumlah data

Contoh :
Berikut ini data upah bulanan dari 13 karyawan dalam ribuan rupiah, yaitu:
30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 80, 85, 95, 100
Tentukan nilai D1, D2, dan D9
Penyelesaian :
b)

Data Kelompok

Untuk mencari desil data kelompok, digunakan rumus sebagai berikut :


Dimana :
=

desil ke-i (i = 1, 2, , 9)

tepi bawah kelas desil

c =

panjang kelas interval kelas desil

n =

banyaknya data pengamatan

F =

jumlah frekuensi sebelum kelas desil

frekuensi kelas desil

Contoh :
Diketahui besarnya tekanan darah dari 50 mahasiswa suatu universitas yang disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut. Tentukan besarnya D2 dan D9 dari data di bawah ini.
Frekuensi komulatif
Kelas

Frekuensi (fi)

(Xi)

93 97

98 102

10

12

103 107

12

24

108 112

10

34

113 117

41

118 122

45

123 127

48

128 132

49

133 137

49

138 142

50

Penyelesaian:
L0=

98 0,5 = 97,5

c =

98 93 = 5

n =

50

F =

f =

10

L0 =

118 0,5 = 117,5

c =

98 93 = 5

n =

50

F =

2+10+12+10+7 = 41

f =

STATISTIKA
PENGERTIAN
Statistika ialah ilmu tentang pengolahan data dan analisis suatu data hingga penarikan
kesimpulan dari data tersebut sedangkan statistik adalah hasil pengolahan data dan
analisis data tersebut (mean, median, kuartil, simpangan data dan sebagainya).
Berdasarkan kegiatannya statistika dibedakan menjadi 2 macam antara lain :

1. Statistika deskriptif adalah statistika tanpa penarikan kesimpulan


2. Statistika inferensi adalah statistika yang disertai penarikan kesimpulan dan
pengambilan keputusan.
Data ialah sekumpulan informasi yang diperoleh
sedangkandatum adalah elemen eleman dari data.

dari

suatu

pengamatan,

Contoh :

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain :


1. Bertanya langsung (wawancara)
2. Angket (kuesioner)
3. Pengamatan langsung (Observasi)
4. Percobaan (Eksperimen)
5. Mencari data dari sumber lain (studi literatur)

POPULASI DAN SAMPEL


-

Populasi : sekumpulan objek yang memiliki karakteristik yang sama yang dijadikan
sebagai sasaran penelitian

- Sampel : bagian populasi yang dijadikan sebagai objek yang diteliti langsung dan dapat
digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Contoh :
Penelitian 1
1
2
3

Populasi

Sampel

Seluruh air sungai Ciliwung

Beberapa gelas air ciliwung yng diteliti di


laboratorium

Nilai Matematika Siswa IPEKA

Beberapa nilai matematika siswa IPEKA PURI


dan TOMANG

Seluruh kepala keluarga di Jakarta Beberapa kepala


penghasilannya.

Jenis jenis Data


1. Data Tunggal
a. Data tunggal biasa
b. Data tunggal berbobot

: 4, 5, 6, 8, 4, 9, 8, 3, 7
:

keluarga

yang

dicatat

Nilai

7 8

Frekuensi

8 2

2. Data berkelompok
x

xi

51 60

55,5

12

61 70

65,5

18

71 80

75,5

13

81 90

85,5

91 100

95,5

Penyajian data :
Data dapat disajikan dalam bentuk :
1. Daftar distribusi frekuensi (tabel)
Contoh :
Banyak sepatu
yg catat

Jumlah

Frekuensi

10

12

40

2. Diagram, terdiri dari :


-

diagram batang

diagram garis

diagram lingkaran dan piktogram.

Pemusatan Data
-

MEAN (Rata rata)


Data Tunggal
Hasil bagi antara jumlah seluruh data dengan banyaknya data yang diamati.

Contoh soal :
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan 6. Tentukan
rata-rata dari data tersebut.
Penyelesaian :

Jadi rata-ratanya adalah 6,0

Data Tunggal berbobot


Apabila dalam data terdapat nilai yang berulang beberapa kali maka akan lebih mudah
jika data tersebut disajikan dalan tabel distribusi frekuensi. Sehingga untuk menentukan
mean atau rata-rata dapat ditentukan sebagai berikut :

Contoh :
Berdasarkan data hasil ulangan harian Matematika di kelas XI IPA, enam siswa
mendapat nilai 8, tujuh siswa mendapat nilai 7, lima belas siswa mendapat nilai 6, tujuh
siswa mendapat nilai 5, dan lima siswa mendapat nilai 4. Tentukan rata-rata nilai
ulangan harian Matematika di kelas tersebut.
Penyelesaian :

Jadi rata-rata nilai ulangan Matematika adalah 6,05


MEDIAN (Nilai Tengah)
Adalah datum atau nilai pengamatan yang paling tengah dari data yang telah diurutkan
dari nilai terkecil sampai yang terbesar.

Median data tunggal


-

Urutkan data dari nilai terkecil hingga terbesar kemudian tentukan nilai tengahnya.
Contoh soal :
Tentukan median dari data berikut : 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
Penyelesaian :
Data diurutkan menjadi :
Jadi mediannya 6

Median data berbobot

Untuk median data tunggal berbobot, kita dapat rumuskan sebagai berikut :

Contoh soal :
Tentukan median dari data berikut :

Penyelesaian :
Banyaknya datum n = 50 (genap), dapat dirumuskan :

MODUS
Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi
tertinggi. Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila
memiliki dua modus disebut bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari dua
disebut multimodal. Modus dilambangkan dengan Mo. Modus dari data tunggal
berbobot adalah data yang sering muncul atau data dengan frekuensi tertinggi.

Ukuran Letak Data / Penyebaran data

Kuartil
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah
diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data
yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
Cara menentukan kuartil pada data tunggal :
1. Urutkan data dari yang terkecil ke terbesar
2. Tentukan median/kuartil tengah (Q2 ), baru (Q1 ) dan (Q3 )

Contoh Soal:
Tentukan Q1, Q 2 , dan Q3 dari data : 4, 6, 7, 3, 5, 6, 4, 9, 7, 6, 4, 8
Penyelesaian :

Urutan data :
Q1 = 4

Q2 = 6

3, 4, 4, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 9
Q3 = 7

Untuk data tunggal berbobot digunakan aturan sebagai berikut :


1. Jika datanya berupa data yang genap, maka digunakan rumus :

2. Jika datanya berupa data yang ganjil, maka digunakan rumus :

Contoh soal :
Tentukan Q1, Q 2 , dan Q3 dari tabel distribusi frekuensi berikut :

Penyelesaian

Jumlah Frekuensi : 50

Jangkauan interkuartil dan semi interkuartil

Jangkauan adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, dilambangkan
dengan J.

Jangkauan interkuartil / Hamparan (H) adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil
pertama:

Jangkauan semi interkuartil (Qd) atau simpangan kuartil dirumuskan:

1. Rumus Rataan Hitung (Mean)


Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan dengan cara membagi
jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung disebut dengan
mean.
a) Rumus Mean dari Data Tunggal

b) Rumus Mean Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi.

Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian


xi = data ke-i

c) Rumus Mean Gabungan

2. Rumus Modus
a. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki
frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:

Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i =
Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sesudahnya
3. Rumus Median (Nilai Tengah)
a) Data yang belum dikelompokkan
Untuk mencari nilai median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari
yang terkecil sampai yang terbesar.

b) Rumus Data yang Dikelompokkan

Dengan : Qj = Kuartil ke-j


j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data
4. Rumus Jangkauan ( J )
Rumus jangkauan yaitu selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data
terkecil.

5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)


Rumus simpangan quartil yaitu:

6. Rumus Simpangan baku ( S )


Menentukan rumus simpangan baku yaitu dengan cara:

7. Rumus Simpangan rata rata (SR)

8. Rumus Ragam (R)

Contoh soal statistika


Tabel 1.1 dibawah ini:

Jawab :

Contoh soal sederhana:


Berikut ini terdapat data nilai matematika siswa kls VII.A,
andi 85
audi 90
dessy 75
fany 68
hariz 70

joko 80
sinta 75
umaima 74
zeckry 82
Tentukan nilai mean, median, dan modus dari data tersebut.?
Penyelesaian:
urutkan data-data tersebut terlebih dahulu berdasarkan nilai dari terendah
hingga teritnggi,
68
70
74
75
75
80
82
85
90
diketahui jmlh anak (n)= 9 org, maka
jumlah nilai= 68+70+74+75+75+80+82+85+90= 699
Mean= 699/9 = 77,667
Jadi, nilai rata-rata siswa kls VII.A untuk pelajaran matematika = 77,667
Median= nilai tengah dari kelompok data tersebut adalah nilai 75
Modus= terdapat 2 nilai 75 dalam kelompok data, sehingga modus= 75

Anda mungkin juga menyukai