Anda di halaman 1dari 5

UAS PENGANTAR ILMU POLITIK

Nama : Tara Rahmah


NIM : 20.11.423862
Kelas : KPT Semester I
Prodi : Administrasi Negara
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Laksminarti, S.S., M.H

1. Jelaskan pengertian Ilmu Politik dipandang dari sudut konsep-konsep pokok yang
terkandung di dalamnya :
a. Negara (state)
b. Kekuasaan (power)
c. Pengambilan keputusan (decision making)
d. Kebijaksanaan (policy)
e. Pembagian (distribution) atau alokasi

Jawaban :
a. Negara (state)
Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
b. Kekuasaan (power)
Kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku.
c. Pengambilan keputusan (decision making)
Keputusan (decision) adalah membuat pilihan di antara beberapa
alternative pengambilan keputusan (decision–making) menunjuk pada
proses yang terjadi sampai keputusan itu dicapai.
d. Kebijaksanaan (policy)
Kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh
kelompok politik dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai
tujuan. Pihak yang membuat kebijakan memiliki kekuasaan untuk
melaksanakannya.
e. Pembagian (distribution) atau alokasi
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik atau benar, sesuatu yang
diinginkan, sesuatu yang berharga. Pembagian dan penjatahan dari
nilai-nilai (values) dalam masyarakat. Pembagian ini sering tidak
merata dan karena itu menyebabkan konflik.

2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri periode dari Demokrasi Terpimpin. Jelaskan 6


(enam) peristiwa besar yang menandai berakhirnya masa Demokrasi Terpimpin
ini serta jelaskan pula secara komprehensif tentang Sistem Parlementer yang
pernah berlaku di Indonesia!

Jawaban :
Ciri-ciri periode dari Demokrasi Terpimpin
 Dominasi kekuasaan presiden
Dalam sistem demokrasi terpimpin menganut asas presidensil. Asas yang
mengedepankan presiden sebagai pemilik kekuasaan tertinggi. Dengan
diberlakukannya demokrasi terpimpin sejak Dekrit 5 Juli 1959, secara
otomatis negara Indonesia berada di bawah perintah presiden Soekarno pada
masa itu.
Hal ini memicu munculnya kesenjangan peran dari wakil rakyat dan
memengaruhi sistem kerja kabinet. Presiden yang memimpin segala
pergerakan pemerintahan sehingga dapat dengan mudah menyingkirkan
peran- peran yang dianggap tidak sesuai dengan kehendaknya, terutama
dalam bidang politik

 Peran Partai Politik Dibatasi


Memudarnya sistem partai politik bagi Indonesia pada masa demokrasi
terpimpin mengakibatkan pudarnya peran parpol saat itu. Keberadaan partai
politik bahkan tidak dilaksanakan untuk mengisi jabatan di pemerintahan,
melainkan untuk menjadi pendukung dari segala kebijakan presiden. Maka
dapat diartikan peran partai politik hanya akan segaris dengan keputusan
presiden tanpa adanya inovasi dalam pergerakan pemerintahan.

 Peran Militer Semakin Kuat


Dengan diberlakukannya demokrasi terpimpin, secara otomatis lembaga
pemerintahan seperti kursi DPR Gotong Royong (nama pada saat itu)
dikuasai oleh kaum militer. Masuknya beberapa anggota militer menjadi wakil
rakyat pada tahun 1959 tersebut menjadikan mereka juga turut serta dalam
partisipasi pemerintahan. beberapa peristiwa politik terjadi pada masa ini dan
mengakibatkan militer menjadi kekuatan politik yang dominan di Indonesia.
 Berkembangnya Paham Komunisme
Partai Komunis Indonesia mengalami perubahan dominan pada masa
demokrasi terpimpin. Hal tersebut disebabkan adanya hubungan timbal balik
antara presiden Soekarno dengan PKI. Hubungan tersebut terjadi karena
popularitas Soekarno yang sedang naik dimanfaatkan oleh PKI sebagai daya
tarik untuk memeroleh massa.

 Anti Kebebasan Pers


Pers berperan penting dalam sebuah negara sebagai penyalur aspirasi
masyarakat untuk sistem politik yang lebih baik. Namun, pada masa
demokrasi terpimpin kebebasan mengemukakan pendapat bagi insan pers
mulai dibatasi oleh oknum- oknum pendukung pemerintah dalam hal ini
presiden yang berkuasa. Kebijakan itu menyebabkan sebagian besar media
yang biasanya memberitakan segala hal dengan terbuka mulai menutup diri
bahkan tidak jarang beberapa surat kabar tidak berani beredar di masyarakat
karena takut dicekal.

 Sentralisasi Pihak Pusat


Penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan demokrasi terpimpin
mengakibatkan adanya kesenjangan antara PKI dan kaum borjuis Indonesia.
Keduanya berpengaruh besar dalam menekan pergerakan kaum buruh dan
petani dan mengakibatkan peristiwa politik semakin memanas. Pendapatan
ekspor menurun begitu juga dengan cadangan devisa yang membuat inflasi
semakin tinggi sehingga memicu banyaknya demonstrasi.

6 (enam) peristiwa besar yang menandai berakhirnya masa


Demokrasi Terpimpin
 Pembentukan MPRS
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dibentuk
berdasarkan Penpres No. 2 Tahun 1959. Para anggota MPRS ditunjuk dan
diangkat oleh presiden dengan sejumlah persyaratan : setuju kembali kepada
UUD 1945, setia kepada perjuangan RI, dan setuju pada manifesto politik

 Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung


Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasakan
Penpres No. 3 Tahun 1959. Lembaga tinggi Negara diketuai oleh presiden
dan Roeslan Abdulgani sebagai wakilnya. Tugas DPAS adalah member
jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.
 Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres No. 13 tahun 1959. Tujuan
dari Front nasional adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional
menjadi suatu kekuatan menyukseskan pembangunan. Front Nasional
dipimpin oleh Prsiden.

 Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)


Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan beranggotakan 50 orang.
Tugas Depernas adalah menyiapkan rancangan undang-undang
pembangunan nasional sekaligus menilai pelaksanaannya.

 Pembentukan DPR-GR
Pembubaran DPR hasil Pemilu 1955 disebabkan oleh penolakan DPR
terhadap RAPBN tahun 1960 yang diajukan oleh pemerintah. Presiden
kemudian mengeluarkan Penpres yang menyatakan DPR dibubarkan. Sebagai
gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-Royong
(DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh presiden.

 Pembubaran Masyumi dan PSI


Pada tanggal 17 Agustus 1960, pemerintah membubarkan Partai Masyumi
dan PSI. Pertimbangan pembubaran dua partai tersebut adalah dikarenakan
pemimpin-pemimpinnya turut serta memberikan bantuan terhadap
pemberontakan PRRI dan Permesta.

Sistem Parlementer yang pernah berlaku di Indonesia


Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan 1950. Banyak para ahli menilai bahwa demokrasi parlementer kurang
cocok untuk Indonesia. Karena lemahnya benih-benih demokrasi sistem
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlemen di


mana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara
konstitusional beserta menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab
politik. Karena fragmentasi partai-partai politik usai kabinet pada masa ini
jarang dapat bertahan lama. Koalisi yang dibangun dengan gampang pecah
hal ini mengakibatkan destabilisasi politik nasional.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ;


a. Demokrasi Konstitusional
b. Demokrasi Terpimpin
c. Demokrasi Parlementer
d. Demokrasi Pancasila

Jawaban :

a. Demokrasi Konstitusional, adalah demokrasi kekuasaan kaum


mayoritasnya dilakukan dalam memenuhi kerangka kerja konstitusi.
b. Demokrasi Terpimpin, adalah sistem pemerintahan di mana semua
kebijakan atau keputusan yang diambil atau dilaksanakan difokuskan pada
satu orang, yaitu kepala pemerintahan (presiden atau perdana menteri).
c. Demokrasi Parlementer atau demokrasi liberal, adalah pemerintahan
dimana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.
d. Demokrasi Pancasila, adalah suatu paham demokrasi yang berlandaskan
pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai