Anda di halaman 1dari 29

Universitas Negeri Yogyakarta

2018
MODUL MATA KULIAH
LITERASI SOSIAL DAN
KEMANUSIAAN
KEGIATAN BELAJAR 4

MANUSIA DAN PERADABAN

TIM PENULIS
Siti Irene Astuti Dwiningrum
Poerwanti Hadi Pratiwi
Aris Martiana
Nur Endah Januarti
Grendi Hendrastomo

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya tim


penulis dapat menyelesaikan MODUL MATA KULIAH LITERASI SOSIAL DAN
KEMANUSIAAN. Modul ini disusun untuk mempermudah proses pembelajaran dan
mendukung penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya bagi
mahasiswa yang berasal dari fakultas-fakultas exacta, seperti Fakultas Teknik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Fakultas Ilmu Keolahragaan. Literasi Sosial
dan Kemanusiaan (LSK) bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan
hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang
terwujud daripadanya.
Modul Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) dirancang dengan
pendekatan “Problem Solving” dan “Analisis Kasus” dengan tujuan agar dalam proses
pembelajaran mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan personal, kemampuan
akademik dan kemampuan profesional secara seimbang. Di sisi lain, dengan belajar Literasi
Sosial dan Kemanusiaan (LSK) mahasiswa dapat mengembangkan dinamika kelompok dan
meningkatkan kepekaan sosial, berpikir kritis, dan kreatif sehingga setiap lulusan memiliki
kemampuan-kemampuan baik hard skills maupun soft skills yang cendekia, mandiri, dan
berhati nurani.
Paparan materi Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) terdiri dari: Literasi Sosial
dan Kemanusiaan (LSK) di Perguruan Tinggi; konsep literasi dan tujuan pendidikan;
manusia dan kebudayaan; manusia dan peradaban; manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial; manusia, nilai, moral dan hukum; manusia, keragaman dan kesederajatan;
manusia, sains, teknologi, dan seni; serta manusia dan lingkungan hidup. Semoga Modul ini
dapat membantu mahasiswa dalam proses perkuliahan dan menambah referensi dalam Mata
Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK).

Yogyakarta, Agustus 2020


Tim Penulis Modul

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………….. iv

KEGIATAN BELAJAR 4
MANUSIA DAN PERADABAN …………………...……………..………………… 1
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………… 1
B. Capaian Pembelajaran ……………………………………………………………. 2
C. Sub Capaian Pembelajaran ……………………………………………………….. 2
D. Uraian Materi …………………………………………………………………….. 2
I. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban ………………………………………... 2
II. Peradaban Manusia ……………………………………………………………. 6
III. Dinamika Peradaban Global …………………………………………………... 12
IV. Problematika Manusia di Era Global …………………………………………. 16
E. Rangkuman ………………………………………………………………………. 21
F. Tes Formatif ……………………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
A. Modul ini ditujukan untuk membantu mahasiswa memahami lebih lanjut
materi-materi dalam Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK).
B. Kegiatan belajar dalam modul ini terdiri dari: uraian materi, tugas individu,
tugas kelompok, rubrik ‘mari bereksplorasi,’ dan tes formatif, mahasiswa
diharapkan dapat mempelajarinya secara klasikal, individu (mandiri), ataupun
berkelompok.
C. Modul ini akan lebih bermakna jika mahasiswa melakukan pengayaan materi
dari berbagai sumber belajar.
D. Modul ini disusun untuk kegiatan perkuliahan selama 1 (satu) semester, yang
terdiri atas 9 (sembilan) modul kegiatan belajar (KB) untuk 14 x pertemuan,
dengan rincian sebagai berikut.

Sumber Belajar Keterangan


Modul 1 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 1
Modul 2 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 2
Modul 1 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 3
Modul 1 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 4
Modul 1 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 5
Modul 2 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 6
Modul 2 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 7
Modul 2 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 8
Modul 2 x Pertemuan
Kegiatan Belajar 9

iv
Kegiatan Belajar (KB) 4 ini membahas tentang manusia dan peradaban. Secara
khusus, ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa agar
memiliki pemahaman yang tepat tentang peradaban. Istilah peradaban seringkali disamakan
dengan pengertian kebudayaan. Setelah memahami dengan tepat istilah peradaban, maka
mahasiswa dapat menggunakan konsep itu untuk memahami kerangka pemikiran yang lebih
luas, yaitu hakikat manusia dan peradaban. Untuk memudahkan Kalian dalam mempelajari
materi tentang manusia dan peradaban dalam mata kuliah ini, maka Kegiatan Belajar 4 (KB-
4) ini disusun dalam beberapa sub materi, yaitu:
1) Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban
2) Peradaban Manusia
3) Dinamika Peradaban Global
4) Problematika Manusia di Era Global
Pada akhir kegiatan belajar disediakan Tes Formatif (dalam bentuk pilihan ganda dan
essay) dan rubrik tugas yang harus Kalian kerjakan. Dengan demikian, Kalian dapat menilai
atau mengukur kemajuan belajar secara mandiri. Pelajari Kegiatan Belajar 4 ini secara
bertahap, sehingga seluruh kegiatan belajar dapat Kalian kuasai dengan tuntas. Apabila
Kalian masih belum paham, pelajari kembali materi yang ada dengan lebih cermat, atau
diskusikan dengan teman dan dosen Kalian.

Selamat belajar, semoga sukses !

1
Mahasiswa memiliki kemampuan dalam memahami dan menjelaskan kaitan antara manusia
dan peradaban.

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 (KB-4) ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Membedakan pengertian kebudayaan dan peradaban
2. Menjelaskan pengertian peradaban manusia
3. Menjelaskan dinamika peradaban global
4. Mendeksripsikan berbagai problematika manusia di era global

I. PERBEDAAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN


Pemahaman tentang peradaban dapat dilakukan dengan melihatnya sebagai
„sebuah hasil pencapaian kebudayaan‟. Sekelompok manusia membentuk masyarakat dan
melahirkan kebudayaan yang berkembang menjadi peradaban – sehingga dapat dikatakan
bahwa peradaban merupakan puncak pencapaian kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009).
Kebudayaan menjadi salah satu pendorong terjadinya peradaban, bukan sebaliknya.
Peradaban atau civilization dipakai untuk menyebut bagian-bagian dari kebudayaan yang
halus, maju, dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan. Bahkan istilah peradaban sering dipakai
untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni
bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju dan
kompleks. Peradaban merupakan sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat
kerumitan tertentu. Umumnya menyangkut perkembangan perkotaan kelembagaan.
Peradaban dapat dipahami sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from
other species (Huntington, 1996). Huntington mencatat ada sembilan peradaban besar
manusia di dunia, yaitu: Barat, Konfusius, Jepang, Islam, Hindu, Cina, Amerika Latin,

2
Kristen Ortodoks, dan Afrika. Istilah "peradaban" dapat digunakan dalam konteks luas
untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya
(peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban juga sering digunakan
sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan
akademis. Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat
diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan
kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat".

Sumber: https://kumparan.com/peradaban-inca-penguasa-amerika-selatan
Gambar 1.
Reruntuhan Kota Machu Picchu merupakan bagian dari
Peradaban Inca di Amerika Selatan

Gambar 1 di atas menunjukkan Kota Machu Picchu di wilayah Cusco, Peru


(Amerika Selatan) yang merupakan peradaban bangsa Inca. Kota ini berada di ketinggian
2.430 m dpl., sehingga dapat dikatakan berada di atas gunung. Kota tersebut memiliki
struktur perkotaan yang kompleks dan unik, serta memiliki ciri-ciri peradaban seperti yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat di atas. Peradaban Inca pernah hidup eksis sekitar
abad 13 – 16 M di Peru, Amerika Selatan. Kehancuran peradaban ini masih menjadi
misteri, namun diperkirakan musnah karena invasi atau pendudukan bangsa Spanyol ke
Amerika Selatan.

3
(a) (b)
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Gambar 2.
Candi Prambanan (a) dan Candi Ratu Boko (b)
merupakan Peninggalan Kerajaan Mataram Hindu

Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko seperti terlihat pada Gambar 2 di atas,
merupakan contoh peradaban Mataram Hindu Kuno yang ada di Indonesia. Kerajaan
Mataram Hindu Kuno berbeda dengan kerajaan Mataram Islam yang dikenal dengan
Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Kerajaan Mataram Hindu Kuno telah eksis di abad 6-
10 Masehi. Banyak prasasti yang menunjukkan akan keberadaan kerajaan itu. Namun saat
ini, kita hanya bisa menemui bangunan fisik dan prasasti atau artefak hasil peradaban
mereka. Diperkirakan peradaban ini hilang karena adanya letusan dahsyat Gunung Merapi.
Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa peradaban suatu bangsa bisa hilang atau
hancur karena berbagai sebab. Misalnya, peperangan, bencana alam, bahkan penyakit.
Melihat bukti-bukti sejarah, sebuah peradaban dapat menunjukkan tingkat kehidupan
masyarakatnya yang kompleks. Mengulang pendapat Koentjaraningrat di atas, peradaban
digunakan untuk menjelaskan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang
maju dan kompleks. Namun, ada suatu masa di mana peradaban itu bisa tidak dikenali
atau hilang dalam sejarah.
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayan. Ia memiliki banyak
definisi dalam berbagai variasinya, tergantung dari sudut mana kata „peradaban‟ itu
didefinisikan. Konsep mengenai peradaban biasanya selalu dipertentangkan dengan
konsep „barbarisme‟ atau dalam bahasa Islam disebut „zaman jahiliyah‟. Peradaban juga
sering dikaitkan dengan „tidak tersosialisasikannya nilai-nilai yang merangsang timbulnya
pencerahan dalam suatu masyarakat‟. Antitesis dari peradaban ternyata bukanlah konsep

4
mengenai sebuah “masyarakat atau negara yang tak tercerahkan,” melainkan lebih
merupakan fenomena etnis dan antropologis yang terjadi pada suatu masyarakat, baik pada
masyarakat primitif atau yang terjadi pada masyarakat modern.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hasil pengembangan pemikiran
manusia (budi: akal/pikiran; daya: kemampuan) dan mendapat imbuhan ke-an sehingga
menjadi kebudayaan (kata benda) yang berarti segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia
yang mereka gunakan untuk kehidupannya. Sedangkan peradaban berasal dari kata adab
yang berarti baik (kata sifat), mendapat imbuhan pe-an sehingga menjadi peradaban (kata
benda) yang berarti segala sesuatu yang dihasilkan manusia/kebudayaan yang bersifat baik
atau dapat memajukan kehidupan dan hal semacam ini hanya berlangsung sementara dan
dalam kurun waktu tertentu. Jadi dengan kata lain, peradaban merupakan hasil/puncak
perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks. Kebudayaan ini berakar
pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan
agama suatu masyarakat sedangkan peradaban berakar pada ide tentang kemajuan material
(ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain.
Kebudayaan merupakan segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan
untuk kelangsungan hidupnya yang sifatnya dinamis, artinya berkembang terus
menerus/terus berlanjut sampai sekarang. Sedangkan peradaban merupakan puncak dari
suatu kebudayaan itu sendiri yang berkembang dalam suatu masyrakat dan dalam kurun
waktu tertentu. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan,
perkembangan (progress dan development). Tetapi dalam peradaban tidak adanya
keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam kurun waktu tertentu
serta bersifat monumental dimana peradaban merupakan bukti kebesaran dari suatu
masyarakat yang hidup dalam suatu daerah (misalnya: Peradaban Yunani Kuno,
Peradaban Lembah Sungai Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Sungai Eufrat dan
Tigris, dan lain-lain).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan
dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya
perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau
paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai yang berkembang terus. Untuk
membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan
pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-
produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.

5
Hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat Oswald Spingler yang
dikutip dari Hungtington (1996) bahwa Kebudayaan adalah untuk menunjukan upaya
manusia yang masih terus berlanjut, sedangkan peradaban untuk menunjukan titik akhir
dari kegiatan. Peradaban mengandung pengertian yang lebih luas sebagaimana puncak,
spirit keseluruhan, dan bersifat universal, sebagai karakter umum dari sebuah zaman dan
titik akhir dari berbagai proses kebudayaannya. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan
tentang semangat mendalam suatu masyarakat, sedangkan manifestasimanifestasi
kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan
lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, peradaban
terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.

DISKUSI INDIVIDU
“Berpikir Kritis dan Kreatif”

1. Pilih salah satu peradaban yang manarik untuk Anda pelajari !


2. Setelah Anda baca dengan cermat, coba analisis dari aspek perkembangan sosial-
ekonomi-budaya.
3. Berikan satu gagasan dari kajian Anda, bahwa hasil peradaban tersebut akan
memberikan inspirasi perkembangan kehidupan manusia!

II. PERADABAN MANUSIA


Manusia yang hakikatnya merupakan makhluk individu dan makhluk sosial dapat
memungkinkannya melakukan interaksi sosial sehinga membentuk masyarakat yang
beradab. Salah satu hal pokok yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sebuah
peradaban bisa tetap eksis atau hancur, sehingga tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan
sebuah bangsa? Hal ini dapat dijawab dengan cara mengenali bahwa kehidupan sebuah
bangsa memiliki dinamika. Dinamika masyarakat merupakan sebuah proses yang sedang
berjalan dan bergeser. Proses ini dipahami sebagai sebuah perubahan atau pergeseran
masyarakat dan kebudayaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perpindahan manusia
dari suatu tempat ke tempat lainnya, adanya penyebaran kebudayaan, adanya
percampuran antara kebudayaan satu dengan lainnya, dan adanya pembaruan dari bentuk-
bentuk yang sederhana menjadi lebih kompleks. Kebudayaan memiliki sifat yang lentur
sehingga dapat menyerap dan menyeleksi apa saja yang datang dari luar dan kemudian
menjadikannya milik diri, baik melalui proses akulturasi ataupun asimilasi, melalui dialog

6
atau pergulatan secara damai. Kesemuanya ini menunjukkan adanya proses atau gejala
perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
Dalam pandangan sosiologis, masyarakat mengalami sebuah perubahan sosial
budaya. Masyarakat manusia mengalami perubahan yang menghubungkan struktur
masyarakat dengan perkembangan ekonomi dan dinamika masyarakat. Sebagaimana
manusia yang memiliki karakteristik dinamis, peradaban tentu saja juga akan bersifat
dinamis, dan bukan merupakan sesuatu yang statis, namun terus berkembang seiring
dengan perkembangan manusia. Toffler (1981) menganalisis gejala-gejala perubahan dan
pembaharuan peradaban manusia akibat kemajuan ilmu dan teknologi. Dalam bukunya
“The Third Wave” (1981), Toffler menyatakan bahwa ada tiga gelombang atau tiga
peradaban umat manusia yang terjadi di dunia ini. Gelombang pertama adalah peradaban
pertanian. gelombang kedua adalah peradaban industri, dan peradaban yang ketiga adalah
teknologi informasi.
Era gelombang pertama, dimulai pada suatu masa sekitar tahun 8000 SM
sampai suatu waktu pada tahun 1650 – 1750 M. Peradaban yang hidup pada gelombang
pertama dimulai dengan kehidupan manusia yang hidup dalam kelompok-kelompok yang
berpindah-pindah dan mencari makanan dengan berburu, memancing, dan
mengumpulkan bahan makanan. Kehidupan beralih dari berpindah-pindah ke kehidupan
yang menetap. Kehidupan menetap dalam pemukiman-pemukiman memungkinkan
manusia hidup dengan bercocok tanam dan dalam masa inilah berkembang peradaban
pertanian. Gelombang pertama belum berakhir namun gejala gelombang kedua sudah
nampak. Hal ini terjadi pada abad ke 17, ketika revolusi industri pecah di Eropa.
Dampak revolusi industri begitu kuatnya sehingga dampak perubahannya bukan hanya
terjadi di Eropa, namun diikuti perubahan-perubahan ekonomi sosial di belahan dunia
lain. Jadi, ada dua gelombang atau proses perubahan yang berbeda di setiap daerah secara
sporadis dan sedang menggulung bumi secara bersamaan namun dengan kecepatan yang
berbeda.
Gelombang ketiga sudah mulai menampakkan sebuah perubahan setelah
teknologi komputer tersebar secara meluas di dunia, komunikasi antar manusia yang
mudah, industri automotif yang memungkinkan manusia berpindah tempat secara cepat,
dan strategi pengendalian populasi umat manusia (melalui perencanaan keluarga dengan
kontrasepsi). Gelombang ketiga mulai hadir dalam kehidupan manusia ketika manusia
mampu berkomunikasi melalui teknologi. Informasi menjadi santapan setiap hari
manusia, yaitu dengan adanya media elektronik dan interkoneksi melalui jaringan

7
internet. Terjadi inovasi terhadap jejaring komunikasi melalui alat komunikasi yang
semakin canggih. Perangkat lunak, perangkat keras, jasa finansial, jasa pendidikan,
manajemen, perawatan medis dan informasi dikemas sehingga terjadi perubahan, baik
secara evolutif maupun revolusioner. Terjadi demikian karena setiap daerah memiliki laju
kecepatan dan arah perubahan yang berbeda-beda.
Secara kritis, adanya gelombang kedua menunjukkan superioritas masyarakat
yang telah memiliki teknologi terkini yang didominasi oleh masyarakat Eropa dan
Amerika. Pada saat yang sama, masyarakat Asia dan Afrika masih berkutat untuk
mempertahankan hidupnya (survive) di tengah „ganas‟nya alam sekitar, perang antar
suku, dan teknologi sederhana. Pada zaman yang sama, terjadi perbedaan peradaban
antara belahan dunia Barat dan dunia Timur. Dunia Timur dikatakan masih melakukan
gelombang pertama di saat Eropa Amerika telah menikmati kenyamanan hadirnya
gelombang kedua.
Dalam gelombang ketiga, berkembang ekonomi baru berkekuatan produksi secara
bersistem yang membawa manusia hidup bergantung dengan teknologi. Pendidikan bukan
hanya dilakukan dengan pertemuan antara guru dan murid secara langsung. Pendidikan
dimungkinkan tanpa tatap muka. Materi pendidikan bisa ditemui melalui perangkat lunak
dan keras tanpa adanya pengajar. Informasi akan segala hal baik di bidang pendidikan,
militer, kesehatan, perbankan, pertanian, rumah tangga, fashion, automotif, dan ragam
bidang lainnya bisa ditemui melalui jejaring internet dan komunikasi melalui satelit.
Komunikasi ini memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain dari
beda negara dan wilayah untuk saling berkomunikasi dan bekerjasama. Melalui perantara
teknologi, terjadilah komunikasi antar budaya yang tidak dibatasi oleh wilayah atau
territorial. Manusia yang hidup dalam sebuah territorial yang disebut negara akhirnya
tidak dibatasi secara kaku oleh definisi wilayah. Pembatasan atau pemetaan terhadap
eksistensi dunia Timur dan Barat seperti dalam pertemuan gelombang pertama dan kedua
akhirnya cair pada saat gelombang ketiga itu tiba. Seperti sebuah gelombang, kekuatan
teknologi informasi ini seperti menenggelamkan manusia untuk mengikuti arus
perubahan terkini.

8
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_dunia#Kemunculan_peradaban

Gambar. 3
Perkiraan Garis Waktu Peradaban Manusia
Hadirnya gelombang ketiga membawa perubahan manusia di dunia secara
holistik. Hadirnya teknologi informasi telah menembus jarak dan waktu sehingga
komunikasi dan informasi antar negara bisa terjadi pada waktu yang sama. Kehidupan
yang tidak terlepas dari teknologi informasi ini menawarkan kesejahteraan, demokratis
dan sebuah masa depan yang menjanjikan. Berkaitan dengan tema „peradaban manusia‟,
khususnya di era gelombang ketiga ini, muncul istilah „modernisasi‟ – yang dimaknai
sebagai upaya suatu bangsa untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan konstelasi
dunia pada zaman bangsa itu hidup. Jadi, modernisasi bukan hanya mengenai teknologi
yang serba canggih, namun lebih pada keinginan bangsa itu untuk hidup sejajar dengan
konstelasi dunia di sekitarnya.

DISKUSI KELOMPOK
“Berpikir Kritis dan Kreatif”

1. Jelaskan hasil peradaban manusia yang berdampak bagi kesejahteraan hidup!


2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada gaya hidup karena pengaruh revolusi
teknologi dan tranformasi?
3. Kemukakan ide kreatif, inovatif dan proaktif agar sektor pertanian tetap eksis
ditengah revolusi industri!

Pada abad ke-2 SM sampai abad ke-2 M, keberadaan bangsa Romawi menentukan
konstelasi dunia, maka banyak kerajaan di sekitar Laut Mediterania, seperti kerajaan di
Eropa Tengah dan Utara sadar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dunia yang
ditentukan oleh kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan dari bangsa Romawi.
Sejarah menunjukkan, sistem politik dunia selalu ditentukan oleh kekuatan-kekuatan
besar ekonomi dunia.
Dalam abad ke-21 ini, konstelasi dunia ditentukan oleh negara-negara besar yang
telah mencapai kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik yang didominasi oleh negara-
negara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Jepang. Pengendali ekonomi dan politik dunia
dipegang oleh negara-negara G-7, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang,
Perancis, Jerman, Kanada, dan Italia. Negara-negara yang berada di Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan belum mencapai kemajuan yang sama dengan negara di Eropa dan
Amerika Serikat, sehingga hampir semua negara yang berlokasi di tempat tersebut disebut
sebagai the third world country. Bahkan menurut John Naisbitt (1982) dalam bukunya
yang berjudul “Megatrends: Ten New Directions Transforming our Lives”, konstelasi
dunia juga memperhitungkan kekuatan Asia, terutama Jepang dan Cina.

10
Tabel 1.
Kluster DMC (Developing Member Countries) – Anggota Negara Berkembang
Grup Grup Grup Grup Grup Grup Grup 7
1 2 3 4 5 6
RRC Hongkong, Indonesia Bangladesh Afganistan Kazakhstan Kepulauan
China Cook
India Republik Pakistan Mongolia Bhutan Republik Kepulauan
Korea Kirgistan Fiji
Malaysia Filipina Myanmar Kamboja Uzbekistan Kiribati
Singapura Sri Lanka Vietnam RDRL Maladewa
Taiwan, Thailand Nepal Kepulauan
China Marshall
Federasi
Mikronesia
Nauru
Papua
Nugini
Kepulauan
Solomon
Tonga
Tuvalu
Vanuatu
Samoa
RRC = Republik Rakyat Cina Sumber: Adams (2002: 16)
RDRL = Republik Demokratik Rakyat Laos

Kategori anggota negara berkembang (Developing Member Countries/DMCs)


seperti terlihat pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui melalui beberapa indikator seperti
yang dikemukakan Asian Development Bank (ADB, 1991) dan Lewin (1996), yaitu:
faktor demografi, faktor ekonomi, faktor tenaga kerja, tingkat literasi, dan Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI). Klasifikasi ini tidaklah baku,
namun biasanya dijadikan instrumen untuk memfasilitasi komparasi pembangunan
pendidikan dan menemukan variasi hubungan eksternal pendidikan dengan faktor
lainnya.
Lebih lanjut Naisbitt (1982) menyatakan bahwa perkembangan manusia terkini
akan membawa pada sebuah peradaban manusia yang penting dalam sejarah. Era ini
ditandai dengan hadirnya inovasi teknologi, sistem dan peluang ekonomi yang tak
terbayangkan sebelumnya, serta reformasi politik yang radikal dan berdampak global.
Ada sepuluh tren yang terjadi dalam peradaban ini, yaitu: (1) perubahan dari masyarakat
industri ke masyarakat informasi, (2) teknologi berkembang ke high-tech, (3)
perkembangan nasional negara menuju ke perekonomian dunia, (4) perencanaan meluas

11
dari jangka pendek menuju jangka panjang, (5) perubahan dari sentralistik menuju
desentralistik, (6) perubahan bantuan kelembagaan ke bantuan swakarsa, (7) terjadi
demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipasi, (8) birokrasi secara hierarkis menuju ke
jaringan kerja (networking), (9) condong melihat dunia dari Utara ke Selatan, dan (10)
hadirnya banyak pilihan dari pilihan terbatas. Pandangan John Naisbitt ini menunjukkan
bahwa perubahan sosial mengarah pada sebuah modernisasi. Modernisasi yang terjadi
karena adanya keterkaitan sosial, politik, budaya, dan ekonomi dunia.

DISKUSI KELOMPOK
“Berpikir Kritis dan Kreatif”

1. Menurut kelompok kalian, bagaimana bangsa Indonesia menghadapi peradaban


dunia yang bercirikan pada kecanggihan teknologi informasi yang
memungkinkan masuknya unsur-unsur asing?
2. Dalam konteks Indonesia, bagaimana peradaban yang kita yakini itu tetap
berlandaskan nilai ideologi bangsa, yaitu Pancasila?

III. DINAMIKA PERADABAN GLOBAL

Pada akhir abad ke-20, umat manusia dihadapkan pada gejala yang semakin masif,
yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses sejarah yang muncul sebagai konsekuensi
logis dari kemajuan dan inovasi teknologi, serta perkembangan komunikasi dan informasi.
Giddens (2001) memandang globalisasi sebagai sebuah proses sosial yang ditandai dengan
semakin tingginya intensitas hubungan sosial yang mengglobal dimana kehidupan
manusia di suatu wilayah akan berpengaruh pada kehidupan manusia di wilayah lain dan
begitu pula sebaliknya. Di sisi lain, Wallerstein memandang bahwa globalisasi tidak lebih
sebagai wujud dari kejayaan ekonomi kapitalis dunia yang digerakkan oleh logika
akumulasi capital (Holton, 1998).
Globalisasi sendiri merupakan proses yang panjang dalam sejarah dan telah
mengalami setidaknya 3 (tiga) fase. Fase pertama, globalisasi era modern telah dimulai
sejak abad ke-16, seiring dengan pertumbuhan kapitalisme dan ekspansi bangsa Eropa ke
wilayah benua lain melalui penjelajahan samodra. Akibat ekspansi bangsa Eropa ini
terjadi penaklukan atas Asia, Afrika, dan Amerika Latin juga pendudukan bangsa Eropa
atas tanah di Amerika Utara dan Australia. Fase kedua dari globalisasi dibangun pada era
inter imperial trade atau perdagangan antar kaum penjajah. Perdagangan antarnegara di

12
Eropa, yang selanjutnya dengan Amerika merupakan serangkaian kerja sama lokal dalam
satu kawasan untuk mendukung kekuatan dominan dalam kawasan tersebut. Dalam
konteks ini, globalisasi telah melibatkan kompetisi dan kolaborasi antara perusahaan
multinasional di suatu negara untuk merebut pasar dunia. Fase ini berlangsung pada abad
18- abad 19.
Pada tahapan ketiga, globalisasi masuk ke dalam fase international trade atau
perdagangan internasional. Perdagangan internasional atas komoditas dan jaringan pasar
global maupun regional telah memberi karakter kelas dalam globalisasi, di mana
globalisasi menjadi arena bagi konflik kelas dan konflik perdagangan. Fase ini mulai
berlangsung di abad 20. Berikut ini disajikan bagan/alur perdagangan internasional.

Sumber: https://itsheysilviana.wordpress.com/2016/01/08/international-trade/

Bagan 1.
Contoh Skema Perdagangan Internasional

Dewasa ini globalisasi telah menjadikan perpindahan arus yang amat cepat dalam
berbagai hal. Dalam pandangan Appadurai (2006), globalisasi memiliki 5 (lima) arus
budaya global yang beragam, saling terkait, namun terpisah yakni:

13
a. Etnoscape; yang ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran,
turis, pengungsi, tenaga kerja, pendatang illegal dan aktivitas perpindangan individu
lainnya. Arus manusia ini telah melewati batas-batas teritorial negara.
b. Technoscape; yang ditandai dengan mobilitas teknologi munculnya multinational
corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-
batas negara.
c. Financescape; yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi,
pembelian melalui internet dan penyimpanan uang di bank–bank a`sing.
d. Mediascape; yang ditandai dengan makin kuatnya distribusi kemampuan elektronik
dalam menyebarkan informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Berbagai
peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya
informasi.
e. Ideoscape; yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu
negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat
internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di
suatu wilayah nasional negara.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan seperti politik, ekonomi,
dan sosial budaya. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang
ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap
bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta
nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain ada
pula masuknya pengaruh ideologi lain seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur
Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi
dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan
pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan
transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan
semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas.
Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi
asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen
yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur
kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.

14
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari
peradaban lain. Hal ini berakibat pada timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu
bangsa, yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media
informasi dan komunikasi seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku dan
kelembagaan masyarakat. Contohnya, di Indonesia sekarang ini marak budaya K-Pop
dalam pergaulan anak muda. Budaya K-Pop asal Korea ini selanjutnya dapat
mempengaruhi kehidupan generasi muda dalam banyak hal, misal dalam hal pakaian, gaya
hidup, dan penampilan fisik.

Globalisasi telah memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan


seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya di masyarakat.
Globalisasi dapat dilihat dari dua sisi, pertama sebagai
ancaman dan yang kedua sebagai peluang. Globalisasi akan
menimbulkan ancaman yang ditengarai bisa berdampak negatif
bagi bangsa dan negara. Namun di sisi lain, globalisasi
memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi
kemajuan suatu bangsa

Agar kalian lebih mengetahui bagaimana sejarah masuknya globalisasi


ke Indonesia, kalian dapat mengunjungi link video berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=YhTAAdi7iBg

Jika Kalian ingin mengetahui lebih


banyak tentang globalisasi melalui link:
http://www.globalization101.org/

15
F. PROBLEMATIKA MANUSIA DI ERA GLOBAL
Globalisasi diyakini berpengaruh besar terhadap terhadap kehidupan suatu bangsa
dan nasionalisme sebagai penopangnya. Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan
tantangan yang ditengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun juga di
sisi lain globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan
suatu bangsa.
Oleh karena itu, dalam era global ini perlu kita ketahui ancaman atau tantangan
apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi negara-bangsa. Perlu disadari bersama
bahwa globalisasi menghadirkan fenomena-fenomena baru yang sebelumnya belum
pernah dihadapi oleh negara bangsa. Fenomena baru itu misalnya hadirnya perusahaan
multinasional, semakin luasnya perdagangan global, dan persoalan lingkungan hidup.
Kondisi negara-bangsa dalam dunia global dewasa ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.
Kondisi Negara dalam Dunia Global
(Sumber: Winarno, 2017: 115)

16
Dinamika masyarakat global biasanya ditandai dengan kehidupan masyarakat
modern. Menurut Alex Inkeles, Guru Besar Sosiologi Universitas Harvard, jawabannya
bisa ya, bisa juga tidak. Kita memenuhi satu tanda khas dari manusia modern, yakni ciri
luar dari manusia modern. Ciri luar itu berkaitan dengan keterlibatan kita dalam
urbanisasi, pendidikan, politisasi, industrialisasi, dan komunikasi massa. Juga ditandai
dengan terlepasnya individu-individu dari jaringan-jaringan keluarga dekat; orang
semakin impersonal dalam berhubungan dengan orang lain. Ciri-ciri itu adalah ciri-ciri
keadaan lingkungan bagi manusia modern, yang tidak cukup untuk mengatakan orang-
orang yang terlibat dalam ciri-ciri itu sebagai manusia modern. Sebagai manusia modern,
seseorang harus memenuhi ciri dalam yang berkaitan dengan semangat, cara merasa, cara
berpikir, dan cara bertindak modern.
Deskripsi tentang manusia modern terus berubah dalam masyarakat yang terus
berhadapan dengan tantangan global. Ada kecenderungan bahwa manusia modern telah
semakin terasing dari hubungan-hubungan karib dengan sesama manusia. Keluarga besar
yang akrab tidak lagi mudah ditemui, keluarga pun berkembang menjadi keluarga-
keluarga kecil yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak. Demikian pula pola-pola hubungan
antar sesama berubah dari hubungan-hubungan yang personal: akrab, dekat, dan hangat,
menjadi impersonal, dimana orang berhubungan karena adanya kepentingan-kepentingan
ekonomi atau kekuasaan belaka. Akibatnya, manusia-manusia modern mengalami
masalah-masalah psikologis yang jarang dijumpai pada masyarakat tradisional. Masalah-
masalah itu berkisar pada pengingkaran kecenderungan manusia sebagai makhluk sosial,
dimana orang semakin menjauh dari pergaulan sosial.
Sebagaimana digambarkan oleh Victor Frankl, salah seorang tokoh psikologi
eksistensial terkemuka, mengatakan bahwa manusia modern mengalami masalah frustrasi
eksistensial (frustrasi dalam pemenuhan keinginan kepada makna) dan kehampaan
eksistensial (merasa kehidupan tidak memiliki makna) yang semakin meluas.
Selanjutnya, individu pada masyarakat modern cenderung dilanda keraguan atas makna
kehidupan yang mereka jalani. Hilangya tradisi dan nilai-nilai sebagai salah satu sumber
utama kemunculan frustrasi eksistensial dan kehampaan eksistensial. Akibat dari hal itu,
individu melakukan kompensasi-kompensasi melalui berbagai aktivitas, seperti:
menyibukkan diri dalam pekerjaan, berjudi, alkoholisme, obat bius, dan seks. Frankl
berpendapat pada manusia modern sekarang ini dijumpai suatu fenomena umum yang
mirip dengan kondisi neurosis, tetapi tidak bisa di kategorikan ke dalam suatu bentuk

17
patologi. Fenomena itu dinamakannya neurosis kolektif dengan empat gejala sebagai
berikut:
a. Sikap pesimistis terhadap hidup. Individu-individu yang mengalami gejala ini
menjalani hidup seakan-akan tidak ada hari esok. Karenanya tidak ada perencanaan-
perencanaan untuk masa depan.
b. Sikap fatal terhadap hidup. Individu yang terlanda gejala ini melihat rencana masa
depan sebagai kesia-siaan. Mereka bertingkah laku seolah-olah bukan dari dirinya
sendiri dan bukan untuk dirinya sendiri. Mereka cenderung mendevaluasi dirinya
sendiri dan kehidupannnya.
c. Konformisme dan kolektivisme. Terlihat pada individu yang meleburkan diri ke
dalam massa, kehilangan kepribadiannya dan bertingkah laku seakan-akan mereka
adalah fungsi atau alat belaka dari massa, atau di negara-negara totaliter dari negara.
d. Fanatisme. Individu yang terlanda fanatisme mengingkari kepribadian orang lain.
Mereka hanya mau mendengar opini-opini mereka sendiri yang pada hakikatnya
bukan opini-opini pribadi mereka, melainkan opini-opini penguasa, opini-opini partai,
atau opini-opini publik.
Pendapat lain dikemukan oleh Rollo May, tokoh psikologi eksistensial lainnya
menyoroti permasalahan manusia-manusia modern pula. Ia menyatakan ada tiga masalah
utama manusia modern, yaitu kekosongan, kesepian, dan kecemasan.
a. Kekosongan
Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak lagi mengetahui apa yang
diinginkannnya, dan tidak lagi memiliki kekuasaan terhadap apa yang terjadi dan
dialaminya. Kekosongan telah mengarahkan individu-individu menjadi outer directed
yakni mengarahkan diri pada orang lain dalam rangka mencari pegangan dan petunjuk
untuk menentukan hidup. Ciri pertama kekosongan adalah bisa merespon tapi tidak
bisa memilih sendiri respon apa yang paling baik bagi masalah-masalahnya. Ciri
kedua adalah pasivitas terhadap lingkungan sosial. Ciri ketiga adalah apatis terhadap
dunia sekitar, atau tidak peduli.
b. Kesepian
Kesepian dialami individu-individu dalam masyarakat sebagai akibat langsung dari
kekosongan, keterasingan dari diri sendiri dan sesama. Individu dalam masyarakat
modern mengalami ketakutan akan kesepian. Mereka memiliki hasrat yang kuat untuk
diterima orang lain, dan memiliki ketakutan yang dalam akan ditolak. Kegiatan

18
menciptakan kebersamaan dengan orang-orang dilandasi oleh ketakutan diisolasi oleh
orang lain bukan untuk menciptakan hubungan yang akrab dan hangat.
c. Kecemasan
Ketidakmenentuan yang semakin besar dari hari ke hari, telah meningkatkan
kecemasan individu dalam masyarakat modern. Kecemasan timbul karena perubahan
traumatik yang dialami sebelumnya, yakni hilangnya nilai-nilai persaingan individu
yang ditujukan kepada kesejahteraan bersama yang digantikan oleh persaingan antar
individu yang eksploitatif, hilangnya penghargaan atas keutuhan pribadi yang
digantikan oleh pembagian pribadi menjadi rasionalitas dan emosionalitas (berpikir
dianggap baik, mengalami emosi dianggap buruk), hilangnya rasa berharga, rasa
bermartabat, dan rasa diri dari individu-individu. Individu yang cemas bingung siapa
dirinya dan apa yang harus diperbuatnya.

Salah seorang tokoh psikologi yang paling terkenal dalam menyoroti persoalan-
persoalan masyarakat adalah Erich Fromm. Gagasannya mencakup masalah yang luas di
masyarakat. Ia melihat bahwa masyarakat modern sekarang ini telah semakin terisolasi
dan mengalami kesepian karena dipisahkan oleh alam dan dari orang-orang lain. Dalam
sejarah manusia, dari waktu ke waktu manusia semakin bebas dalam menentukan apapun
mengenai hidupnya, akan tetapi mereka juga semakin merasa kesepian. Tercerabutnya
manusia modern dari hubungan-hubungan akrab dan hangat atas dasar kemanusiaan
belaka, telah menjadikan manusia menjadi mesin-mesin hidup. Tapi itulah konsekuensi
yang harus dibayar dari pola kehidupan sekarang, yang terlalu „teratur‟ dan tanpa warna.
Jangan heran jika suatu saat (kini sudah) terjadi anti-modern, suatu gerakan yang bukan
tanpa dasar tentunya.

DISKUSI KELOMPOK
“Problem-Solving”

1. Identifikasilah 3 masalah yang terkait dengan globalisasi di Indonesia!


2. Buatlah diagram “mengapa-mengapa”, analisislah sebab pokok terjadinya
masalah tersebut!
3. Buatlah diagram “bagaimana-bagaimana”, analisislah secara kritis dan kreatif
solusi terhadap masalah tersebut!
4. Bagaimana peran generasi muda dalam menghadapi dampak globalisasi yang
negatif?

19
Lembar kerja kelompok ini dapat digunakan untuk
membantu Kalian menjawab pertanyaan pada kolom
Diskusi Kelompok di atas!

A. Diagram “mengapa” – “mengapa”

MASALAH

B. Diagram “bagaimana” – “bagaimana”

Bagaimana?

PEMECAHAN

Bagaimana? Bagaimana?

Bagaimana?

20
Kehidupan manusia memiliki peradaban. Peradaban yang memberikan warna dalam
dinamika kehidupan manusia. Bahkan hasil peradaban manusia sebagian dipertahankan, di
tengah-tengah gelombang peradaban manusia yang terus berubah. Siklus peradaban manusia,
memberikan dasar bagi perkembangan sejarah umat manusia, dalam mengembangkan
kebudayaannya. Peradaban tumbuh dan runtuh tergantung dari sikap dan perilaku manusia
terhadap dinamika peradaban.
Eksistensi manusia berusaha bertahan dalam fase peradaban, dan berjuang untuk
tetap eksis dalam perkembangan peradaban. Karena gelombang peradaban memberikan efek
sosial dan psikologis pada kehidupan manusia. Manusia harus beradaptasi terhadap
perkembangan peradaban untuk terhindar dari berbagai gejala penyakit manusia modern.

Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini yang tidak termasuk definisi peradaban adalah … .


a. perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya.
b. peradaban digunakan untuk menjelaskan bagian dan unsur kebudayaan yang halus,
maju, dan indah.
c. peradaban berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa masyarakat yang
mempraktikkan pertanian secara intensif
d. peradaban merupakan kesatuan ide/gagasan, aktivitas, dan hasil karya atau artifak
yang diperoleh melalui proses belajar

2. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan. Pernyataan berikut ini yang menunjukkan kaitan antara
kebudayaan dan peradaban adalah … .
a. Peradaban merupakan tahap non-linier dari kebudayaan masyarakat pada tahapan
tertentu
b. Peradaban merupakan bagian-bagian serta unsur dari kebudayaan yang sifatnya,
halus, statis, dan indah
c. peradaban digunakan untuk menyebut kebudayaan yang memiliki sistem teknologi
dan ilmu pengetahuan sederhana
d. peradaban merupakan hasil/puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat
kompleks

21
3. Dua pilar “peradaban” manusia paling dasar adalah … .
a. rasionalisme dan idealisme
b. rasionalisme dan empirisme
c. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. estetika dan etika

4. Bahasa dapat menjadi salah satu ciri tingkat peradaban suatu masyarakat. Hal ini
dikarenakan … .
a. bahasa terdapat pada semua kebudayaan
b. bahasa yang terdapat pada kebudayaan modern
c. bahasa hanya digunakan oleh makhluk manusia
d. bahasa hanya digunakan setelah dikenalnya tulisan

5. Fenomena neurosis kolektif dalam konteks masyarakat modern ditandai dengan empat
gejala sebagai berikut ini, kecuali … .
a. Sikap pesimistis terhadap hidup
b. Sikap optimis terhadap hidup
c. Konformisme dan kolektivisme
d. Individu yang terlanda fanatisme

6. Dalam bukunya The Third Wave, Alvin Toffler menyatakan bahwa gelombang perubahan
peradaban umat manusia melalui tiga gelombang berikut, kecuali … .
a. Gelombang peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 500SM-800SM
b. Gelombang peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800SM-1500M
c. Gelombang peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970M
d. Gelombang peradaban informasi berlangsung mulai 1970-sekarang

7. Pernyataan berikut ini yang merupakan contoh dari gelombang kedua perubahan
peradaban manusia adalah … .
a. Penggunaan mesin industri, mesin uap dan mesin pemintal dalam industri garmen dan
tambang telah memajukan kesejahteraan/kemakmuran bangsa Eropa
b. Manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil
pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan
c. Pasar dan produksi ekonomi dinegara-negara yang berbeda menjadi saling tergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional
d. Peningkatan pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi semacam
World Trade Organization (WTO)

8. Perhatikan beberapa contoh peradaban manusia berikut ini!


(1) Peradaban Hindu di India
(2) Peradaban Budha di Mongolia
(3) Peradaban Asia Tenggara
(4) Peradaban Afrika
(5) Peradaban Asia Timur

22
Peradaban manusia yang dikemukakan Huntington ditunjukkan oleh nomor … .
a. (1), (2), (3)
b. (1), (2), (4)
c. (2), (3), (5)
d. (3), (4), (5)
9. Perhatikan tabel berikut!
No. Bidang Dampak Positif Dampak Negatif
1. Politik Hubungan diplomatik antar Meningkatnya persaingan
Negara terpelihara politik yang tidak
mengedepankan kepentingan
rakyat
2. Sosial budaya Kehidupan masyarakat Meningkatnya eksploitasi
semakin maju sumber daya alam secara
berlebihan
3. Ekonomi Pasar produksi menjadi lebih Muncul organisasi yang
luas mendominasi perdagangan
dunia, misalnya WTO (World
Trade Organization)
4. Lingkungan Muncul berbagai organisasi Muncul fenomena
atau gerakan internasional imperialisme modern
dalam bidang kepedulian
lingkungan
5. Pendidikan Terjadi pertukaran pelajaran Masyarakat dapat mengenal
antar negara berbagai kebudayaan
Dampak positif dan negatif globalisasi ditunjukkan oleh nomor … .
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)

10. Globalisasi mendorong maraknya investor dari negara maju berinvestasi di negara-
negara berkembang. Salah satu faktor penarik fenomena tersebut adalah … .
a. negara berkembang memiliki sumber daya alam yang melimpah
b. meningkatnya permintaan barang/pasar di berbagai negara
c. adanya keinginan mengembangkan usaha secara global
d. persaingan antar perusahaan multinasional meningkat

Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat!


1. Apakah yang dimaksud dengan peradaban ?
2. Apakah perbedaan kebudayaan dan peradaban ?
3. Bagaimana kaitan antara kebudayaan dan peradaban ?
4. Berilah contoh wujud peradaban global saat ini dalam bidang sosial budaya!
5. Adakah dampak negatif peradaban global saat ini bagi bangsa Indonesia? Jelaskan!

23
DAFTAR PUSTAKA

Adams, Don. 2002. Education and National Development: Priorities, Policies, and Planning.
Education in Developing Asia Volume 1. Asian Development Bank and Comparative
Education Research Centre, The University of Hong Kong.
Appadurai, A. 2006. The right to research, Globalisation, Societies and Education, 4:2, 167-
177, DOI: 10.1080/14767720600750696
Asian Development Bank (ADB). 1991. Education and Development in Asia and the Pacific.
Second Edition. Manila: ADB.
Giddens, A. 2001. Runaway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Holton, R.J. 1998. Globalization and Nation State. London: Macmillan Press, Ltd.
Huntington, S. P. 1996. The Clash of Civilization and Remarking of World Order. New York:
Simon & Schuster.
Koetjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lewin, K.M. 1996. Access to Education in Emerging Asia: Trends, Challenges and Policy
Options. Manila: ADB.
Naisbitt, J. 1982. Megatrends. New York: Warner Books.
Toffler, A. 1981. The Third Wave. London: Pan Books Ltd.
Winanti, Poppy S. 2002. Globalisasi dan Negara Bangsa: Kompetesi Perspektif Globalis dan
Skepstis dalam Studi Hubungan Internasional, Jurnal Ketahanan Nasional, VI(1),
49-63.
Winarno. 2017. Dinamika Global dan Pengaruhnya terhadap Negara-Bangsa. Prosiding
Seminar Nasional PKn-Unnes: “Penguatan Spirit Kebangsaan di Tengah Tarikan
Primordialisme dan Globalisme. Hal, 111-120.

24

Anda mungkin juga menyukai