Setelah mengikuti perkuliahan pada BAB V ini, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami perhitungan jenis gejala Pemusatan.
A. PENDAHULUAN
Sebagaimana yang telah disinggung pada bab IV, bahwa selain dalam bentuk tabel,
diagram maupun grafik, ukuran pemusatan kerap disajikan sebagai bahan informasi
penelitian. Ukuran pemusatan adalah pengukuran yang menunjukan adanya
kecenderungan berkumpulnya data dengan nilai-nilai tertentu dari gugusan data-data
yang tersebar. Nilai-nilai tertentu inilah yang merupakan nilai pusat. Pengukuran gejala
terpusat dapat berupa nilai tunggal dan dapat juga berupa nilai yang lebih dari satu.
2. Median
Adalah ukuran pemusatan yang menunjukan nilai tengah dari nilai-nilai yang
tersebar atau nilai yang dapat membagi data menjadi 2 (dua) bagian yang sama
besarnya. Adapun istilah lain yang berhubungan dengan median adalah sebagai
berikut :
Bila data yang didapat tidak telampau banyak atau tidak terlampau bervariasi, maka
data tersebut tidak dikelompokan menjadi beberapa kelas, maka cara menghitungnya
terlebih dahulu mengambil contoh fiktif penelitian sederhana berikut ini :
Seorang mahasiswa STIEPAN ingin meneliti rekan-rekannya yang gemar sekali
berpergian ke mall-mall yang di Balikpapan. Penelitian dilakukan terhadap 10 mahasiswa
STIEPAN dengan mengajukan pertanyaan berapa kali ke Mall dalam bulan yang lalu.
Misalnya data yang dihasilkan sebagai berikut :
8, 10, 11, 8, 12, 9, 13, 9, 14, 9
Dari data tersebut, kita dapat menghitung ukuran-ukuran pemusatan sebagai berkut :
1. Untuk mencari Mean (rata-rata hitung suatu data) di gunakan rumus berikut ini :
∑ xᵢ
µ (populasi) = N
Keterangan :
μ = Rata-rata hitung populasi, bila rata-rata hitung sampel dilambangkan
dengan dengan x
xi = Nilai-nilai data yang diamati dalam suatu populasi / sampel
8 + 10 + 11 + 8 + 12 + 9 + 13 + 9 + 14 + 9
μ =
10
103
μ = = 10,3
10
2. Untuk mencari modus (nilai pengamatan yang memiliki frekuensi terbanyak) adalah
sebagai berikut :
Di-urutkan terlebih dahulu data “jumlah kunjungan mahasiswa ke mall”, yaitu dari
jumlah yang terendah ke jumlah yang tertinggi, :
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
Dari data yang telah diurutkan, terlihat bahwa nilai 9 yang paling banyak
dibandingkan nilai lainnya (angka 9 memiliki frekuensi terbanyak), dengan demikian
modus (Mo) pada data diatas adalah 9.
3. Untuk ukuran median (nilai yang dapat membagi data menjadi dua bagian yang
sama besarnya) dengan rumus Me = ½ (n +1), dimana n = banyaknya data yang
diamati :
Dari pengurutan diatas, terlihat nilai pengamatan yang dapat membagi data
populasi atau sampel menjadi 2 (dua) bagian yang sama besar ada diantara angka 9
dan 10 yaitu pada urutan data ke 5,5 karena dari rumus posisi median = ½ (10 + 1)
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
Median
4. kuartil adalah angka yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama. Pada
pengamatan suatu data, terdapat 3 posisi kuartil yaitu; Kuartil pertama (K-1),
kuartil kedua (K-2) dan kuartil ketiga (K-3). Adapun rumus yang dipakai untuk
mengetahui ke-3 posisi kuartil tersebut adalah sebagai berikut :
K-1 = 2,75, artinya terletak pada posisi data diurutan ke-2,75, dari
contoh diatas posisinya terletak diantara data ke-2 dan ke-3 tepatnya di
0,75 nilai data kedua dan ketiga
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
K-1
Untuk mencari nilai K-1 dengan cara :
K-1 = Data kedua + 0,75 (data ke-3 – data ke-2), dalam persoalan ini
nilai K-1 adalah 8 + 0,75 (9 - 8) = 8,75.
b. Kuartil kedua (K-2), terletak pada 50% dari data yang diamati, rumus yang
dipergunakan mencari posisi K-2 adalah sebagai berikut :
Dari contoh maka letak K-2 ada pada pada posisi data ke ½. (10 + 1) = 5,5
yaitu terletak diantara data ke-5 dan ke-6 (terletak antara nilai 9 dan 10).
Adapun nilai K-2 adalah 9 + 0,5 (10 - 9) = 9,5. Dengan demikian kuartil kedua
(K-2) sama dengan median (me)
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
K-2 = Median
c. Kuartil ketiga, terletak pada 75% dari keseluruhan data yang diamati, rumus
yang dipergunakan mencari posisi K-3 adalah sebagai berikut :
K-3 = ¾. (n + 1) n = jumlah data
Pada contoh pengamatan diatas, maka posisi data teletak pada data ke ¾.(10 +
1) = 8,25, yaitu diantara nilai 12 dan 13. Dan nilai K-3 didapat dengan
perhitungan 12 + 0,25 (13-12) atau K-3 sama dengan 12,25
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
K-3
5. Desil (nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama). Untuk
menentukan posisi dan nilai desil hampir sama dengan mencari niliai kuartil, bila
kuartil data di bagi 4 bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang
Mencari posisi desil untuk data yang tidak dikelompokan dilakukan dengan rumus :
Bila kita ingin mencari letak Ds-1 dan Ds-5, dari contoh data pengamatan diatas,
maka didapat hasilnya sebagai berikut :
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
DS-1
Dengan demikian nilai desil ke-1 atau DS-1 = 8 + 0,1.(8 – 8) = 8
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14
D S-5
Berarti didapat nilai DS-5 = 9 + 0,5 (10 – 9) = 9,5
Dengan demikian nilai desil ke-5 adalah 9,5 yaitu sama dengan nilai kuartil
ke-2 dan nilai median.
1. Mean
Untuk memperoleh nilai rata-rata (mean) dipergunakan rumus :
Σ fi xi
μ =
n
Keterangan
60 - 64 10
65 - 69 15
70 - 74 18
75 - 79 20
80 - 84 15
85 - 89 11
90 - 94 9
95 - 99 2
Jumlah 100
Sumber : Fiktif
Untuk mencari mean (rata-rata hitung) nilai statistik mahasiswa ASMI pada
tahun 2012, maka perlu dicari komponen-komponen dalam menghitung
mean untuk data yang dikelompokan. Untuk itu perhatikan rumus mean :
Maka komponen yang perlu dilengkapi dalam tabel, adalah kolom nilai
tengah xi dan kolom perkalian fi . xi
Tabel
Nilai Ujian Statistik Mahasiswa ASMI-Airlangga 2012
Frekuensi Titik Tengah
Nilai Ujian fi . Xi
fi xi
60 - 64 10 62 620
65 - 69 15 67 1.005
70 - 74 18 72 1.296
75 - 79 20 77 1.540
80 - 84 15 82 1.230
85 - 89 11 87 957
90 - 94 9 92 828
95 - 99 2 97 194
Jumlah (Σ) 100 7.670
7670
μ =
100
μ = 76,7
2. Modus
Nilai modus didapat dengan mempergunakan rumus berikut ini :
Sumber : Fiktif
Mengacu dari rumus modus, maka dari tabel dapat kita ketahui :
Bbmo = 74,5
imo = 5
F1mo = 20 - 18 = 2
F2mo = 20 - 15 = 5
2
Mo = 74,5 + 5
7
M0 = 74,5 + 1,4
Mo = 75,9
3. Median
Mencari nilai median untuk data yang dikelompokan dipergunakan rumus
berikut ini :
( 1/2 n - Fsb )
Me = Bbme + ime
Fme
Keterangan
Sumber : Fiktif
Dari tabel dapat diketahui :
Bbme = 74,5
ime = 5
Fsb = 43
Fme = 20
n = 100
n = Jumlah data
Dengan tabel data yang sama, apabila kita ingin mencari nilai kuartil ke-1 dan
kuartil ke-2, komponen data yang dapat diketahui dari tabe, sebagai berikut :
a) Kuartil ke 1
Untuk kuartil ke-1 diketahui
BbQTi = 64,5 (karena terletak di posisi 1/4 n atau 1/4 x 100 = 25)
iQTi = 5
FSQTi = 10
FQTi = 15
n = 100
Didapat nilai Qt-1 adalah :
( 1/4 100 -- 10 )
Qt-1 = 64,5 + 5
15
Qt-1 = 64,5 + 5,0
Qt-1 = 69,5
5. Desil
( i/10 n +─FSDsi )
Dsi = BbDsi + iDsi
FDsi
Keterangan
n = Jumlah data
Misalnya kita ingin mengetahui desil ke-2 (Ds- 2) dan desil ke-5, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut :
a) Desil ke-2
Dari tabel diketahui :
b) Desil ke-5
Diketahui :
BbDs5 = 74,5 (karena terletak di posisi 5/10 n atau 5/10 x 100 = 50)
iDs5 = 5
FSDs5 = 43
FDs5 = 20
n = 100
Berarti Nilai Ds-5 = Nilai Qt-2 = Nilai Me, dalam persoalan ini = 76,3
Dengan demikian pada desil k-5, kuartil ke 2 dan median, menunjukan
bahwa terdapat 50% nilai mahasiswa paling tinggi 76,3, selebihnya
diatas 76,3.
a. Hitunglah rata-rata hitung (mean) dan modus dari data tabel tersebut
b. Carilah juga nilai Median, Kuartil dan desilnya.
DAFTAR PUSTAKA