Anda di halaman 1dari 16

BAB V UKURAN PEMUSATAN

TUJUAN PEMBELAJARAN SECARA UMUM

Setelah mengikuti perkuliahan pada BAB V ini, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami perhitungan jenis gejala Pemusatan.

TUJUAN PEMBELAJARAN SECARA KHUSUS

Setelah mengkaji dan mengikuti perkuliahan ukuran pemusatan, mahasiswa


diharapkan memahami perhitungan dan mampu menjelaskan
1. rata-rata hitung (mean)
2. Median yang meliputi kuartil, desil dan modus
3. Ukuran Pemusatan dengan data yang tidak terlalu bervariasi
4. Ukuran Pemusatan dengan data yang sangat bervariasi

A. PENDAHULUAN

Sebagaimana yang telah disinggung pada bab IV, bahwa selain dalam bentuk tabel,
diagram maupun grafik, ukuran pemusatan kerap disajikan sebagai bahan informasi
penelitian. Ukuran pemusatan adalah pengukuran yang menunjukan adanya
kecenderungan berkumpulnya data dengan nilai-nilai tertentu dari gugusan data-data
yang tersebar. Nilai-nilai tertentu inilah yang merupakan nilai pusat. Pengukuran gejala
terpusat dapat berupa nilai tunggal dan dapat juga berupa nilai yang lebih dari satu.

Jenis-jenis pengukuran gejala pemusatan antara lain adalah :

1, Rata-rata hitung (Mean)


Merupakan nilai yang diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan nilai dibagi
dengan banyaknya nilai. Ukuran pemusatan ini menunjukan rata-rata hitung suatu
data.

2. Median
Adalah ukuran pemusatan yang menunjukan nilai tengah dari nilai-nilai yang
tersebar atau nilai yang dapat membagi data menjadi 2 (dua) bagian yang sama
besarnya. Adapun istilah lain yang berhubungan dengan median adalah sebagai
berikut :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 64


a. Kuartil
Adalah nilai yang membagi 2 median. Kuartil sendiri adalah nilai atau angka
yang membagi data menjadi 4 bagian. Dari pembagian data ini akan
menghasilkan 3 angka (nilai) kuartil yaitu,kuartil 1 sebesar 25%, kuartil 2
sebesar 50% dan kuartil 3 sebesar 75%.
b. Desil,
Adalah nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama atau membagi
median menjadi 5 bagian yang sama.
Median, kuartil dan desil dapat digunakan untuk skala pengukuran ordinal,
interval atau rasio.
c. Modus
Adalah ukuran pemusatan yang menunjukan pada nilai yang paling sering
muncul (nilai dengan jumlah / frekuensi terbanyak). Modus dapat
dipergunakan untuk semua skala pengukuran.

B. CARA MENGHITUNG UKURAN PEMUSATAN UNTUK DATA YANG TIDAK TERLALU


BANYAK (TIDAK TERLALU BERVARIASI)

Bila data yang didapat tidak telampau banyak atau tidak terlampau bervariasi, maka
data tersebut tidak dikelompokan menjadi beberapa kelas, maka cara menghitungnya
terlebih dahulu mengambil contoh fiktif penelitian sederhana berikut ini :
Seorang mahasiswa STIEPAN ingin meneliti rekan-rekannya yang gemar sekali
berpergian ke mall-mall yang di Balikpapan. Penelitian dilakukan terhadap 10 mahasiswa
STIEPAN dengan mengajukan pertanyaan berapa kali ke Mall dalam bulan yang lalu.
Misalnya data yang dihasilkan sebagai berikut :
8, 10, 11, 8, 12, 9, 13, 9, 14, 9
Dari data tersebut, kita dapat menghitung ukuran-ukuran pemusatan sebagai berkut :

1. Untuk mencari Mean (rata-rata hitung suatu data) di gunakan rumus berikut ini :

∑ xᵢ
µ (populasi) = N
Keterangan :
μ = Rata-rata hitung populasi, bila rata-rata hitung sampel dilambangkan
dengan dengan x
xi = Nilai-nilai data yang diamati dalam suatu populasi / sampel

RSK UKURAN PEMUSATAN - 65


N = Banyaknya keseluruhan data yang diamati dalam populasi (bila banyaknya
data yang diamati dari sebuah sampel dilambangkan dengan n)

Rata-rata mahasiswa berkunjung ke mall-mall balikpapan, adalah :

8 + 10 + 11 + 8 + 12 + 9 + 13 + 9 + 14 + 9
μ =
10

103
μ = = 10,3
10

2. Untuk mencari modus (nilai pengamatan yang memiliki frekuensi terbanyak) adalah
sebagai berikut :
Di-urutkan terlebih dahulu data “jumlah kunjungan mahasiswa ke mall”, yaitu dari
jumlah yang terendah ke jumlah yang tertinggi, :

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

Dari data yang telah diurutkan, terlihat bahwa nilai 9 yang paling banyak
dibandingkan nilai lainnya (angka 9 memiliki frekuensi terbanyak), dengan demikian
modus (Mo) pada data diatas adalah 9.

3. Untuk ukuran median (nilai yang dapat membagi data menjadi dua bagian yang
sama besarnya) dengan rumus Me = ½ (n +1), dimana n = banyaknya data yang
diamati :

Dari pengurutan diatas, terlihat nilai pengamatan yang dapat membagi data
populasi atau sampel menjadi 2 (dua) bagian yang sama besar ada diantara angka 9
dan 10 yaitu pada urutan data ke 5,5 karena dari rumus posisi median = ½ (10 + 1)

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

Median

Nilai median pada posisi tersebut adalah :


9 + 10
Me =
2
Me = 9,5

4. kuartil adalah angka yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama. Pada
pengamatan suatu data, terdapat 3 posisi kuartil yaitu; Kuartil pertama (K-1),
kuartil kedua (K-2) dan kuartil ketiga (K-3). Adapun rumus yang dipakai untuk
mengetahui ke-3 posisi kuartil tersebut adalah sebagai berikut :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 66


a. Kuartil pertama (K-1) karena posisinya terletak pada 25% dari data yang
diamati, maka rumus yang dipergunakan mengetahui posisi nilai adalah
K-1 = ¼.(n + 1), n = jumlah data
Pada contoh diatas posisi K-1 ada pada K-1 = ¼.(10 + 1) = 2,75

K-1 = 2,75, artinya terletak pada posisi data diurutan ke-2,75, dari
contoh diatas posisinya terletak diantara data ke-2 dan ke-3 tepatnya di
0,75 nilai data kedua dan ketiga
8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

K-1
Untuk mencari nilai K-1 dengan cara :

K-1 = Data kedua + 0,75 (data ke-3 – data ke-2), dalam persoalan ini
nilai K-1 adalah 8 + 0,75 (9 - 8) = 8,75.

b. Kuartil kedua (K-2), terletak pada 50% dari data yang diamati, rumus yang
dipergunakan mencari posisi K-2 adalah sebagai berikut :

K-2 = 2/4 (n + 1) n = jumlah data

Dari contoh maka letak K-2 ada pada pada posisi data ke ½. (10 + 1) = 5,5
yaitu terletak diantara data ke-5 dan ke-6 (terletak antara nilai 9 dan 10).
Adapun nilai K-2 adalah 9 + 0,5 (10 - 9) = 9,5. Dengan demikian kuartil kedua
(K-2) sama dengan median (me)

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

K-2 = Median
c. Kuartil ketiga, terletak pada 75% dari keseluruhan data yang diamati, rumus
yang dipergunakan mencari posisi K-3 adalah sebagai berikut :
K-3 = ¾. (n + 1) n = jumlah data
Pada contoh pengamatan diatas, maka posisi data teletak pada data ke ¾.(10 +
1) = 8,25, yaitu diantara nilai 12 dan 13. Dan nilai K-3 didapat dengan
perhitungan 12 + 0,25 (13-12) atau K-3 sama dengan 12,25

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

K-3
5. Desil (nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama). Untuk
menentukan posisi dan nilai desil hampir sama dengan mencari niliai kuartil, bila
kuartil data di bagi 4 bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang

RSK UKURAN PEMUSATAN - 67


sama. Berdasarkan pembagian data desil tersebut, maka posisi dan nilai desil dapat
dibedakan menjadi 9 bagian.

Mencari posisi desil untuk data yang tidak dikelompokan dilakukan dengan rumus :

DS-i = i/10 (n + 1) , dimana i = 1 s.d 9, bila dirinci didapat rumus :


Desil ke-1 (DS-1) = 1/10 (n + 1) Desil ke-6 (DS-6) = 6/10 (n + 1)
Desil ke-2 (DS-2) = 2/10 (n + 1) Desil ke-7 (DS-7) = 7/10 (n + 1)
Desil ke-3 (DS-3) = 3/10 (n + 1) Desil ke-8 (DS-8) = 8/10 (n + 1)
Desil ke-4 (DS-4) = 4/10 (n + 1) Desil ke-9 (DS-9) = 9/10 (n + 1)
Desil ke-5 (DS-5) = 5/10 (n + 1) n = Jumlah data

Bila kita ingin mencari letak Ds-1 dan Ds-5, dari contoh data pengamatan diatas,
maka didapat hasilnya sebagai berikut :

a. Untuk posisi dan nilai desil ke-1 (DS-1 )


DS-1 = 1/10 ( n + 1 )
= 1/10 (10 + 1)
= 1,1
Posisi , desil ke-1 terletak pada posisi ke 1,1 atau antara nilai data ke 1 dan ke
2 (nilai 8 pertama dan nilai 8 kedua)

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

DS-1
Dengan demikian nilai desil ke-1 atau DS-1 = 8 + 0,1.(8 – 8) = 8

b. Untuk posisi dan nilai Desil ke-5 (DS-5)


DS-5 = 5/10 ( n + 1 )
= 1/2 (10 + 1)
= 5,5
Posisi desil ke-5 terletak pada posisi ke 5,5 atau ada diantara angka 9 dan 10
dari data pengamatan :

8 8 9 9 9 10 11 12 13 14

D S-5
Berarti didapat nilai DS-5 = 9 + 0,5 (10 – 9) = 9,5

Dengan demikian nilai desil ke-5 adalah 9,5 yaitu sama dengan nilai kuartil
ke-2 dan nilai median.

RSK UKURAN PEMUSATAN - 68


C. CARA MENGHITUNG UKURAN PEMUSATAN UNTUK DATA YANG CUKUP BANYAK
DAN BERVARIASI (DATA YANG DIKELOMPOKAN)

1. Mean
Untuk memperoleh nilai rata-rata (mean) dipergunakan rumus :
Σ fi xi
μ =
n
Keterangan

μ = Mean (rata-rata hitung)

fi = Frekuensi kelas ke-i

xi = Titik tengah kelas ke-i


n = Jumlah data sampel, bila untuk populasi digunakan notasi N

Sebagai contoh persoalan, kita mempergunakan data yang telah tersusun


pada tabel 6 Bab IV yang lalu, sebagai berikut :
Nilai Ujian Statistik Mhs. ASMI Airlangga 2012

Nilai Ujian Frekuensi

60 - 64 10
65 - 69 15
70 - 74 18
75 - 79 20
80 - 84 15
85 - 89 11
90 - 94 9
95 - 99 2
Jumlah 100
Sumber : Fiktif

Untuk mencari mean (rata-rata hitung) nilai statistik mahasiswa ASMI pada
tahun 2012, maka perlu dicari komponen-komponen dalam menghitung
mean untuk data yang dikelompokan. Untuk itu perhatikan rumus mean :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 69


Σ fi xi
μ =
n

Maka komponen yang perlu dilengkapi dalam tabel, adalah kolom nilai
tengah xi dan kolom perkalian fi . xi
Tabel
Nilai Ujian Statistik Mahasiswa ASMI-Airlangga 2012
Frekuensi Titik Tengah
Nilai Ujian fi . Xi
fi xi

60 - 64 10 62 620
65 - 69 15 67 1.005
70 - 74 18 72 1.296
75 - 79 20 77 1.540
80 - 84 15 82 1.230
85 - 89 11 87 957
90 - 94 9 92 828
95 - 99 2 97 194
Jumlah (Σ) 100 7.670

Dengan demikian kita mudah menghitung rata-rata hitung μ sebagai


berikut :
Σ fi xi
μ =
n
Diketahui
n = 100 Σ fi xi = 7670

7670
μ =
100
μ = 76,7

2. Modus
Nilai modus didapat dengan mempergunakan rumus berikut ini :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 70


F1mo
Mo = Bbmo + imo ( )
F1mo + F2mo
Keterangan

Bbmo = Batas bawah kelas modus (kelas yang mengandung modus)

imo = Interval kelas


F1mo = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
F2mo = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Sebagai contoh mencari modus “nilai ujian statistik mahasiswa ASMI” dengan
rumus tersebut, maka pada tabel perlu dilengkapi lagi komponen pendukung
perhitungan modus yaitu kolom “batas kelas”

Nilai Ujian Statistik Mhs ASMI-Airlangga tahun 2012


Titik Tengah Frekuensi
Nilai Ujian Batas Kelas fi . Xi
xi fi

60 - 64 59,5 ≤ x < 64,5 62 10 620


65 - 69 54,5 ≤ x < 69,5 67 15 1005
70 - 74 69,5 ≤ x < 74,5 72 18 1296
75 - 79 74,5 ≤ x < 79,5 77 20 1540
80 - 84 79,5 ≤ x < 84,5 82 15 1230
85 - 89 84,5 ≤ x < 89,5 87 11 957
90 - 94 89,5 ≤ x < 94,5 92 9 828
95 - 99 94,5 ≤ x < 99,5 97 2 194
Jumlah (Σ) 100 7670

Sumber : Fiktif

Mengacu dari rumus modus, maka dari tabel dapat kita ketahui :
Bbmo = 74,5

imo = 5

F1mo = 20 - 18 = 2

F2mo = 20 - 15 = 5

Nilai modus dapat kita hitung :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 71


2
Mo = 74,5 + 5
( 2 + 5 )

2
Mo = 74,5 + 5
7
M0 = 74,5 + 1,4
Mo = 75,9

3. Median
Mencari nilai median untuk data yang dikelompokan dipergunakan rumus
berikut ini :
( 1/2 n - Fsb )
Me = Bbme + ime
Fme
Keterangan

Bbme = Batas bawah kelas median (kelas yang mengandung median)

ime = Interval kelas


Fsb = Frekuensi komulatif sebelum kelas median

Fme = Frekuensi kelas median


n = Jumlah data

Mencari median “nilai ujian statistik mahasiswa ASMI tahun 2012”


berdasarkan rumus diatas, maka komponen yang perlu dilengkapi pada tabel
adalah membuat kolom frekuensi komulatif.

RSK UKURAN PEMUSATAN - 72


Titik Tengah Frekuensi Frekuensi
Nilai Ujian Batas Kelas fi . X i
xi fi Kumulatif

60 - 64 59,5 ≤ x < 64,5 62 10 10 620


65 - 69 64,5 ≤ x < 69,5 67 15 25 1005
70 - 74 69,5 ≤ x < 74,5 72 18 43 1296
75 - 79 74,5 ≤ x < 79,5 77 20 63 1540
80 - 84 79,5 ≤ x < 84,5 82 15 78 1230
85 - 89 84,5 ≤ x < 89,5 87 11 89 957
90 - 94 89,5 ≤ x < 94,5 92 9 98 828
95 - 99 94,5 ≤ x < 99,5 97 2 100 194
Jumlah (Σ) 100 7670

Sumber : Fiktif
Dari tabel dapat diketahui :
Bbme = 74,5
ime = 5
Fsb = 43
Fme = 20
n = 100

Maka nilai median adalah :


( 1/2 100 - 43 )
Me = 74,5 + 5
20
Me = 74,5 + 1,8
Me = 76,3

4. Kuartil ke-I dihitung dengan rumus :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 73


( i/4 .n + FSQTi )
Qti = BbQTi + iQTi
FQTi
Keterangan

Qti = Nilai kuartil ke-i, i = 1,2 dan 3

BbQTi = Batas bawah kelas kuartil ke-i ,

iQTi = Interval kelas kuartil ke-i

FSQTi = Frekuensi komulatif sebelum kelas kuartil ke-i

FQTi = Frekuensi kelas kuartil ke-i

n = Jumlah data

Dengan tabel data yang sama, apabila kita ingin mencari nilai kuartil ke-1 dan
kuartil ke-2, komponen data yang dapat diketahui dari tabe, sebagai berikut :

a) Kuartil ke 1
Untuk kuartil ke-1 diketahui
BbQTi = 64,5 (karena terletak di posisi 1/4 n atau 1/4 x 100 = 25)
iQTi = 5
FSQTi = 10
FQTi = 15
n = 100
Didapat nilai Qt-1 adalah :
( 1/4 100 -- 10 )
Qt-1 = 64,5 + 5
15
Qt-1 = 64,5 + 5,0
Qt-1 = 69,5

b) Kuartil ke-2 (Qt-2)


Pada kuartil ke-2 dapat diketahui

RSK UKURAN PEMUSATAN - 74


BbQT2 = 74,5 (karena terletak di posisi 2/4 n atau 2/4 x 100 = 50)
iQT2 = 5
FSQT2 = 43
FQT2 = 20
n = 100
Maka didapat nilai Qt-2 :
( 2/4 100 - 43 )
Qt-2 = 74,5 + 5
20
Qt-2 = 74,5 + 1,8
Qt-2 = 76,3

Dengan demikian nilai Kuartil ke-2 sama dengan nilai median

5. Desil

( i/10 n +─FSDsi )
Dsi = BbDsi + iDsi
FDsi
Keterangan

Dsi = Nilai desil ke-i, i = 1, 2, .., 9.

BbDsi = Batas bawah kelas desil ke-i ,

iDs = Interval kelas desil ke-i

FSDsi = Frekuensi komulatif sebelum kelas desil ke-i

FDsi = Frekuensi kelas desil ke-i

n = Jumlah data

Misalnya kita ingin mengetahui desil ke-2 (Ds- 2) dan desil ke-5, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut :

a) Desil ke-2
Dari tabel diketahui :

RSK UKURAN PEMUSATAN - 75


BbDs2 = 64,5 (karena terletak di posisi 2/10 n atau 2/10 x 100 = 20)
iDs2 = 5
FSDs2 = 10
FDs2 = 15
n = 100

Nilai Ds-2 (desil ke 2) adalah sebagai berikut


( 2/10 100 - 10 )
Ds-2 = 64,5 + 5
15
Ds-2 = 64,5 + 3,3
DS-2 = 67,8

Dapat di-interpretasikan sebagai berikut :

Terdapat 20 % (karena pada desil ke-2) nilai statistik mahasiswa paling


tinggi adalah 67,8, sisanya 80% diatas 67,8

b) Desil ke-5
Diketahui :
BbDs5 = 74,5 (karena terletak di posisi 5/10 n atau 5/10 x 100 = 50)
iDs5 = 5
FSDs5 = 43
FDs5 = 20
n = 100

Maka nilai Ds-5 (desil ke 5) adalah sebagai berikut :


( 5/10 100 - 43 )
Ds-5 = 74,5 + 5
20
Ds-5 = 74,5 + 1,8
Ds-5 = 76,3

Berarti Nilai Ds-5 = Nilai Qt-2 = Nilai Me, dalam persoalan ini = 76,3
Dengan demikian pada desil k-5, kuartil ke 2 dan median, menunjukan
bahwa terdapat 50% nilai mahasiswa paling tinggi 76,3, selebihnya
diatas 76,3.

RSK UKURAN PEMUSATAN - 76


SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan yang dimaksud dengan ukuran pemusatan

2. Jelaskan apa saja yang merupakan jenis-jenis ukuran pemusatan

3. Diketahui data berikut ini

RSK UKURAN PEMUSATAN - 77


85 120 115 90 100 85 90 110 100 90 105
a. Temukan nilai rata-rata hitung (mean), Modus dan median
b. Temukan pula nilai kuartil dan desil data tersebut

4. Diketahui data yang dikelompokan pada tabel frekuensi berikut ini


Interval Kelas Frekuensi
10 - 14 8
15- 19 11
20 - 24 14
25 - 29 17
30 - 34 20
35 - 39 15
40 - 44 10
45- 49 5

a. Hitunglah rata-rata hitung (mean) dan modus dari data tabel tersebut
b. Carilah juga nilai Median, Kuartil dan desilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyoto, “Ringkasan Statistik Deskriptif, Teori, Soal dan Penyelesaian”:


Hanindita, Yoyakarta, 2002.

RSK UKURAN PEMUSATAN - 78


Furqon, Statistik Terapan Untuk Penelitian: Alfabeta, Bandung, 2009.

Hotman Simbolon, Statistika: Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Kusharianingsih Candrawita, Benri Sjach, Bambang Prasetyo, Enny Febriana,


Pengantar Statistik Sosial: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta,
2001.

Nining Martiningtyas, “Teori, Soal dan Pembahasan Statistika”, Prestasi Pustaka


Publisher, Jakarta, 2011.

Riduwan, Pengantar Statistik Sosial: Alfabeta, Bandung 2009.

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian: Alfabeta, Bandung, 1999.

RSK UKURAN PEMUSATAN - 79

Anda mungkin juga menyukai