Anda di halaman 1dari 61

FISIKA DASAR Gerak Lurus

Beraturan/Berubah Beraturan [GLB & GLBB]


November 25, 2015 by rahayoedl Leave a Comment
Berikut, Jurnal GLB dan GLBB yang telah dikerjakan oleh kelompok saya.

Analisis GLBB dengan Hukum Newton


Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB) adalah gerak dengan bentuk lintasan lurus
dan mempunyai percepatan konstan. Persamaan posisi umum untuk gerak ini
dalam satu dimensi adalah :

X(t) = X0 + Vt + ()at2

V(t) = V0 + at

Dimana X0 adalah posisi awal dan V adalah kecepatan konstan benda.

Percepatan konstan benda didapat dengan :

a= dV/dt

Model Praktikum GLBB (Pesawat Attwood)

Kondisi dalam pesawat Attwood adalah m1 = m2. Posisi awal, m1 terjepit sehingga
sistem diam pada keadaan awal diam (V = 0). Ketika penjepit beban dilepas, maka
benda (m2 dan m3) akan bergerak dalam lintas A = B (dari posisi diam sampai
penyangkut beban).
Analisis GLBB pada PS Attwood dengan Hukum Newton

Jika memberikan gaya pada benda dimana resultan gaya yang bekerja tidak sama
dengan nol F 0 .

Akan tetapi sebanding dengan percepatannya, F a

Apabila kita tidak merubah besar resultan gaya tersebut, pada benda yang sama,
maka percepatan gerak benda akan kontan.

Sesuai definisi di atas, gerak benda dalam lintasan lurus dengan percepatan tetap
adalah GLBB. Dengan bahasa yang beda, dapat kita katakan bahwa GLBB adalah
gerak benda dengan lintasan lurus dimana resultan gaya yang bekerja padanya
tidak sama dengan nol bernilai tetap.

Pada posisi AB, untuk m1 bekerja gaya FA = m1 g

Sedangkan pada sisi yang berbeda (m2 + m3) bekerja gaya FB = (m2 + m3)g

Jika m1 = m2 maka F = FB FA 0

Dengan demikian, jika penjepit dilepas, benda akan bergerak dipercepat karena
resultan tidak sama dengan nol.

Dengan posisi awal benda diam, maka persamaan gerak benda dari A ke B adalah
: Y = a t2

Gerak ini termasuk gerak GLBB bukan gerak jatuh bebas (GJB) walaupun
memiliki kecepatan awal = 0, karena percepatan sistem bukanlah percepatan
gravitasi (g) akibat gaya penggerak tidak murni oleh gaya gravitasi (gaya berat)
bendanya sendiri.

Jadi dalam Pesawat Attwood, dengan didasari Hukum Newton, gerak GLBB dapat
diamati dengan memperhatikan gerak benda dari A ke B yaitu ketika resultan gaya
yang bekerja tidak sama dengan nol.
Analisis GLB dengan Hukum Newton
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak benda dalam lintasan lurus dengan
kecepatan yang konstan. Secara matematis, persamaan posisi benda tiap saat untuk
gerak beraturan pada satu dimensi adalah :

X(t) = X0 + Vt

Dimana X0 adalah posisi awal dan V adalah kecepatan konstan benda. Kecepatan
konstan berarti dalam gerak benda tidak terdapat percepatan.

a = dV/dt = 0

Model Praktikum GLB (Pesawat Attwood)

Kondisi dalam pesawat Attwood adalah m1 = m2 dan posisi awal, m1 terjepit


sehingga sistem pada keadaan awal diam (V = 0). Ketika penjepit beban dilepas,
maka benda akan bergerak dalam lintasan A B (dari posisi diam sampai
penyangkut beban). Setelah beban m3 tersangkut, sistem yang asih akan bergerak
sepanjang lintasan B C.

Dalam pengamatan GLB dengan Pesawat Attwood, kita harus mengamati


pergerakan beban m2 sepanjang lintasan BC karena pada daerah ini dimungkinkan
gerak benda dengan kecepatan konstan.

Analisis GLB pada PS Attwood dengan Hukum Newton


Kembali pada Hukum Newton, jika F = 0 maka benda akan seimbang. Benda
yang berada keadaan seimbang, berdasarkan Hukum ke-1 Newton merupakan
bentuk kerangka acuan inersia yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
Jadi jika benda bergerak dimana resultan gaya yang bekerja padanya = 9, sifat
gerak benda adalah GLB. Dengan bahasa yang berbeda GLB adalah GLBB dengan
a = 0 akibat dari F = 0 .

Sebelum bergerak dari B ke C, terlebih dahulu benda m3 tertahan di B sehingga


sistem bergerak hanyalah m1 dan m2 saja.

Karena m1 = m2 maka F = 0 .

Yang mengakibatkan gerak sepanjang lintasan BC memiliki percepatan a = 0.

Berarti gerak benda dari B ke C memenuhi persamaan Y = Vt (GLB).

Momen Inersia dan Momen Inersia Katrol pada Pesawat Attwood


Momen Inersia sebenarnya adalah sifat kelembaman (massa) untuk gerak
perputaran (rotasi). Setiap benda bermassa yang melakukan gerak rotasi, maka
massa bendanya akan mempengaruhi gerak benda dengan nilai
kelembaman/keengganan untuk berotasi sebesar momen inersianya. Dengan
demikian, momen inersia didefinisikan sebanding dengan massa benda dan
sebanding dengan kuadrat jari-jari rotasi benda.

I~M

I ~ R2

Perbedaan letak pusat massa dan perbedaan jarak poros putar dengan pusat massa
akan sangat mempengaruhi besarnya momen inersia pada benda tersebut. Artinya
nilai momen inersia tidaklah konstan (kekal) untuk semua benda, namun berubah-
ubah sesuai dengan jari-jari dan letak poros perputaran benda.

Menentukan Momen Inersia Katrol PS Attwood


Percobaan Pesawat Attwood dapat dimanfaatkan untuk menentukan besarnya
momen inersia katrol. Dalam gerak sistem di atas, gerak yang terjadi bukan hanya
gerak translasi (gerak searah gerak pusat massa) namun terdapat juga gerak rotasi
(berputar). Dalam gerak rotasi, sifat keengganan benda untuk bergerak atau
merubah posisinya dinamakan sebagai momen inersia (I).

Berikut adalah beberapa analisis gerak untuk menentukan besarnya momen inersia
katrol dari percobaan Pesawat Attwood.

Diagram benda bebas m1 (mengalami gerak translasi)

Diagram benda bebas m2 dan m3 (mengalami gerak translasi)

Diagram benda bebas untuk katrol (mengalami gerak rotasi)


Dengan melakukan substitusi persamaan (1) dan (2) dalam persamaan (3) akan
didapat :

Percepatan sistem telah diamati sewaktu mengamati GLB dan GLBB. Apabila
percepatan gravitasi bumi diketahui (biasanya diasumsikan), maka hasil praktikum
dapat memberikan nilai momen inersia katrol dengan persamaan :

I = [((m3 g)/a)-(m1+ m2+m3)] R2

Dari persamaan 2 kali dengan menggunakan massa (beban) tambahan yang


berbeda, maka kita dapat menentukan momen inersia rata-rata dari katrol yang
digunakan dalam sistem Pesawat Attwood.

Cara lain Menentukan Momen Inersia Katrol

Penentuan Momen Inersia Katrol dengan Mengamati Periode Satu


Putaran Katrol

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan mengukur kecepatan sudut rata-rata dalam
selang waktu T dari katrol yang digunakan. Jika kita ambil waktu (T) semakin
kecil, maka tingkat ketepatan pengamatan akan makin baik.

Penentuan Momen Inersia Katrol dengan Pengukuran Massa dan Jari-


jari Katrol
Dengan cara ini, kita dapat menggunakan tabel nilai-nilai momen inersia yang
sesuai. Akan tetapi cara ini memiliki kelemahan, karena dasar perumusan yang ada
di tabel adalah menggunakan katrol sebagai benda pejal yang berarti distribusi
massa persatuan volumenya tetap untuk seluruh permukaan katrol.

Apabila poros perputaran katrol bukan pada pusat massanya tetapi pada jarak
sejauh h dari pusat massa dengan sumbu yang sejajar terhadap pusat massa maka
momen inersia katrol haruslah memenuhi

I = IPM + M h2

Dimana IPM adalah nilai momen inersia katrol ketika poros putarnya adalah pusat
massa katrol ini didasarkan pada teorema sumbu sejajar untuk momen inersia.
Katrol pada dasarnya sama dengan tuas, oleh sebab itu dapat dimungkinkan mengangkat
benda-benda yang lebih berat dari kemampuan. Prinsip kerja katroladalah mengubah arah gaya
sehingga kerja yang dilakukan menjadi lebih mudah. Berdasarkan jumlah katrol yang digunakan,
pesawat sederhana dibedakan menjadi sistem katrol tunggal, sistem katrol ganda, dan sistem katrol
banyak atau dbiasa disebut takal. Selain itu, sistem katrol juga dapat dibedakan berdasarkan geraknya,
yaitu katrol tetap dan katrol bebas. Pada sistem katrol tetap, katrol tidak dapat begerak naik turun,
tetapi hanya berputar pada porosnya. Sedangkan, pada sistem katrol bebas, selain berputar pada
porosnya katrol pun dapat bergerak naik turun. Katrol dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui
pada sumur konvensional. Macam-macam katrol di antaranya katrol tetap, katrol bergerak, katrol
ganda.

Macam-Macam Katrol

Macam-Macam Katrol

Katrol dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Katrol Tetap

2. Katrol Bergerak

3. Katrol Ganda (Katrol Kombinasi)

Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang penempatannya tetap di suatu tempat, berikut adalah gambar
katrol tetap.

Keterangan:

W = beban

O = penumpu

AO = lengan kuasa (lF)

F = kuasa

OB = lengan beban (lw)

A = titik beban

B = titik kuasa

Untuk mengangkat beban seberat w, maka kita harus menarik tali dengan gaya F. Gaya berat
w besarnya sama dengan besar gaya tarik (F). Maka rumus yang berlaku pada katrol tetap adalah :

w=F

Katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa, sehingga keuntungan yang diperoleh saat
menggunakan hanya untuk memudahkan mengangkat benda. Keuntungan mekanis katrol ini, yaitu:

Katrol Bergerak
Katrol bergerak adalah katrol yang bergerak jika sedang digunakan. Pada pemakaian katrol
bergerak, beban yang akan diangkat digantungkan pada katrol, Maka pada katrol bergerak berlau
rumus :

F lF = w lw

F = 2lB = w lw

Keterangan :

OB = lengan beban (lw)

AB = lengan kuasa (lw)

Keuntungan mekanis (KM) dengan menggunakan katrol bergerak, yaitu: 1/2. W

Katrol Ganda (Katrol Kombinasi)


Katrol ganda atau katrol kombinasi adalah gabungan beberapa katrol tetap dan katrol
bergerak. Katrol kombinasi sering disebut takal. Dalam sebuah sistem katrol ganda terdiri atas n buah
katrol, maka keuntungan mekanisnya dapat dicari dengan cara menghitung banyaknya gaya yang
bekerja. Maka rumus yang berlaku adalah :

F = 1/n. W

Keterangan :

F = Usaha (N)

N = Banyaknya tali pengait

W = Berat benda (N)

KM = n = banyaknya katrol yang digabung

Katrol ganda atau katrol kombinasi adalah beberapa katrol yang dirangkai dan pada umumnya
digunakan untuk mengangkat benda-benda yang berat
Pengertian, Jenis dan Keuntungan Mekanis Katrol
PESAWAT SEDERHANA

Pernakah anda melihat orang mengambil air di sumur dengan


menggunkan timba? Alat apa yang digunakan untuk mengambil air di
sumur yang kedalamannya mencapai puluhan meter? Ya benar sekali.
Orang akan menggunkan katrol untuk membantu mengangkat
atau memindahkan air dari dalam sumur. Nah, pada kesempatan ini
Mafia Online akan membahas lebih lengkap mengenai pengertian katrol,
jeni-jenis katrol dan keuntungan mekanis katrol.

Pengertian katrol adalah roda dengan galur yang


melingkar (seperti pelek sepeda). Seperti halnya tuas, katrol juga
memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol terdiri atas katrol tetap,
katrol bergerak, katrol kombinasi (takal), dan katrol (roda) bergandar.

Katrol Tetap

Sesuai dengan namanya, sistem katrol ini dibuat sedemikian rupa


sehingga katrol tersebut tetap pada posisinya. Katrol tetap adalah katrol
yang letaknya tetap (tidak bergerak). Katrol tetap sering digunakan pada
sumur timba (contohnya coba lihat gambar kartol tetap di bawah ini).
Seperti halnya tuas, titik A adalah titik tumpu, titik B adalah titik
beban, dan titik C adalah titik kuasa. Jarak AC adalah lengan
kuasa (lk) dan jarak AB adalah lengan beban (lb)

Setelah kita ketahui jarak lengan beban dan lengan kuasa maka
keuntungan mekanis (Km) katrol tetap dapat dicari. Sama halnya seperti
mencari keuntungan mekanis (Km) pada tuas, maka keuntungan
mekanis (Km) pada kartol tetap adalah sebagai berikut.

(Ingat)** Jarak lengan beban (AB) sama dengan jarak lengan kuasa (AC)
atau lb = lk atau AB = AC, oleh karena itu keuntungan mekanis katrol
tetap adalah 1.

Meskipun keuntungan mekanis menggunakan katrol ini sama dengan


satu, namun beban akan terasa lebih ringan daripada tanpa katrol
(langsung dengan tali). Hal ini disebabkan oleh gaya yang
dilakukan searah dengan berat badanmu. Akan tetapi dampak dari
keuntungan mekanis sama dengan 1 (satu) adalah gaya yang kita
keluarkan akan sama dengan berat benda, sehingga katrol tetapi tidak
bisa digunakan untuk mengangkat benda yang massanya besar. Coba
kamu bayangkan apa yang terjadi jika massa bandan kamu itu 50 kg lalu
menarik benda dengan katrol yang massanya 56 kg? anda tidak akan
mampu menarik benda tersebut justru anda yang tertarik oleh benda
tersebut.

Oleh karena itu pemanfaatan katrol tetap hanya bisa digunkan untuk
menarik atau mengangkat benda yang massanya kecil. Contoh
pemanfaatan katrol tetap adalah sebagai berikut.

1. Menarik air dari dalam sumur dengan timba


2. Menaikan bendera agar sampai dipuncak tiang bendera
3. Menaikan sangkar burung pada saat even lomba burung

Katrol Bergerak

Contoh gambar katrol bergerak dan skema prinsip kerja katrol bergerak

Katrol bergerak adalah katrol yang bergerak jika sedang


digunakan. Titik A adalah titik beban, titik B adalah titik kuasa, dan
titik C adalah titik tumpu. Jarak AC adalah lengan beban dan jarak BC
adalah lengan kuasa. Keuntungan mekanisnya sebagai berikut.
Karena BC = 2 AC, maka keuntungan mekanisnya:

Jadi, katrol bergerak mempunyai keuntungan mekanis 2, artinya


perbandingan antara berat beban dan gaya sama dengan dua. Jika kamu
mengangkat beban menggunakan katrol jenis ini, kamu hanya perlu
memberikan gaya sebesar setengah kali berat beban. Kenapa orang-
orang tidak menggunkan katrol bergerak untuk mengangkat air dari
dalam sumur? Kenapa orang-orang menggunakan katrol tetap untuk
mengangkat air dari dalam sumur yang keuntungan mekanisnya hanya
1? Apa bahaya dari katrol bergerak?

Ingat perlu diperhatikan, walaupun katrol bergerak memiliki


keuntungan mekanis 2 yang artinya untuk mengangkat benda
diperlukan gaya setengah dari berat benda tersebut, tidak bisa
diterapkan di dalam menaikan air dari dalam sumur dengan
menggunakan katrol bergerak karena gaya yang kita berikan arahnya
berlawanan dengan arah berat benda. Selain melawan berat benda kita
juga akan melawan berat tubuh kita sendiri. Jadi sangat berbahaya
menggunkan katrol bergerak, jika salah sedikit saja bisa-bisa kita yang
tercemplung ke dalam sumur. Jangan coba-coba menggunkan katrol
bergerak untuk mengangkat air dari dalam sumur.

Katrol Kombinasi (takal) atau Sistem Katrol

Katrol kombinasi merupakan gabungan katrol tetap dan katrol


bergerak yang juga disebut takal. Jadi pengertian takal adalah katrol
majemuk yang terdiri atas katrol-katrol tetap dan katrol-katrol bergerak.
Takal biasa digunakan untuk mengangkat beban yang massanya besar.
Biasanya, sistem katrol ini digunakan untuk mengangkat beban yang
massanya mencapai beberapa ton, misalnya kerangka jembatan dan peti
kemas. Dengan sistem katrol, kuasa yang diperlukan untuk mengangkat
beban tersebut dapat semakin diperkecil. Takal dapat menggunakan dua
katrol di mana satu sebagai katrol tetap dipasang di atas dan satu lagi
sebagai katrol bergerak. Takal juga dapat menggunakan tiga atau empat
katrol.

Keuntungan mekanik tergantung jumlah katrol dan tali yang


menanggung beban. Jika gaya gesekan katrol diabaikan, untuk sistem
katrol berlaku persamaan berikut:

w = 2nF

dengan:

w = beban (N)
F = gaya (N)

n = banyaknya katrol

Keuntungan mekanik dari sistem takal adalah:

Jadi keuntungan mekanik sistem katrol bergantung pada


banyaknya katrol yang ada.

Katrol (Roda) Bergandar

Katrol (roda) bergandar adalah beberapa katrol yang disatukan


sumbunya. Katrol besar untuk gaya yang bekerja, sedangkan katrol kecil
untuk beban. Keuntungan mekanis katrol bergandar adalah pada
perbandingan jari-jari roda besar (R) dan jari-jari roda kecil (r).
Soal dan Jawaban : Sistem katrol tetap atau pesawat attwood
Written By onfisika on Monday, January 6, 2014 | 7:22 AM

1 Soal
Sumbu dianggap licin tanpa gesekan

Jawaban
Massa = m
Jari-jari = R
Torsi = t
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g = m1a
+ m2g T2 = m2a

Gerak rotasi katrol :


t = I . alpha

(T2 T1) R = I

2 Soal

Pada puncak bidang miring

Jawaban
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g sin q f = m1a .......(i)
+ m2g T2 = m2a .......................(ii)

Gerak rotasi katrol :


t = I . alpha

(T2 T1) R = I ........................(iii)

3 Soal
Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol

Jawaban
Gerak translasi beban :
F=m.a
mg T = m . a .................(i)

Gerak rotasi katrol :


t = I . alpha

T.R=I. .................(ii)

4 Soal
Pesawat Atwood seperti pada gambar! Terdiri atas katrol silinder yang
masanya 4 kg (dianggap silinder pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5
kg dan 3 kg. jari- jari katrol = 50 cm. Tentukan:
a. percepatan beban,
b. tegangan tali!
Jawaban
a. Tinjau benda m1
F = m1 . a
w1 T1 = m1 . a
5 . 10 T1 =5 . a
T1 = 50 5a.

Tinjau benda m2:


F = m2 . a
T2 W 2 = m 2 . a
T2 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a

Tinjau katrol
= I . alpha
T1 . R T2 . R = m . R2 a/r
T1 T2 = . 4 . 2
50 5a 30 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2
a. T1 = 50 5 . 2 = 40 N
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N

5 Soal
Pesawat Atwood seperti pada gambar! Terdiri dari katrol silinder yang licin
tanpa gesekan Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan = 0,1. massa
katrol 10 kg. hitunglah:
a. percepatan sistem,
b. gaya tegang tali!

Jawaban
a. Tinjau m1:
F=m.a
T1 f 1 = m . a
Ti m k . N = m 1 . a
Ti 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a

Tinjau m2:
F=m.a
w2 T2 = m2 . a
m 2 . g T2 = m 2 . a
200 . 10 T2 =200 . a
T2 = 2000 200 . a

Tinjau katrol:
= I . Alpha
T2 . R T1 . R = m . r2 . a/R
T2 T1 = m . a
2000 200a 50 50 a = . 10 . a
1950 = 255 a

a= = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
T2 = 2000 200 . 7,65 = 470 N

6 Soal
Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas
tali melalui sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan
pada gambar. Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing-
masing benda bila:
a. katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol
b. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali

Jawaban
a. katrol licin (mk = 0), T1 = T2 = T

Tinjau m1 : F = m . a
T = m1 . a
T=3.a

Tinjau m2 : F = m . a
w2 T = m2 . a
m2 . g T = m2 . a
5 . 10 T = 5 . a
T = 50 5a
T=T
3a = 50 5a
3a + 5a = 50
8a = 50

a= = 6,25 2

b. katrol kasar
Katrol :
= I . alpha
T2 . R T1 . R = mk . R2 . a/r
50 5a 3a = . 1 . a
50 = a + 8a = 8,5 a

a = 50/8,5 = 5,88 2

7 Soal
Bidang miring dengan sudut kemiringan q = 30. Koefisien gesek 0,2.
Ujung bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari-
jari 10 cm (dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi
beban 4 kg. Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa
10 kg. Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!

Jawaban
Tinjau m1 F1 = m1 . a
T1 fk w1 sin 30 = m1 . a
T1 mk . N m1 g sin 30 = m1 . a
T1 mk . m1 . g . cos 30 m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 0,2 . 4 . 10 . - 4 . 10 . = 4 . a
T1 4 - 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a

Tinjau m2 F = m . a
w2 T2 = m2 . a
w2 . g T2 = m2 . a
10 .10 T2 = 10 .a
T2 = 100 10a

Tinjau katrol = I . alpha


T2 . R T1 . R = m . R2 . a/R
100 10a 26,928 4a = . 0,6 . a
100 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
T1 = 26,928 + 4 . 5,1
T1 = 47,328 N
T2 = 100 10 . 5,1
= 49 N

8 Soal
Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar.
Koefisien gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m,
massa B = 3m. Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.
Tentukan:
a. gaya tarik oleh tali
b. percepatan B

Jawaban
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak tempuh B berarti
sA = 2 sB atau aA = 2 aB

Tinjau benda A
wB 2T = mB . aB
3mg 2T = 3m aB

aB =
Tinjau benda B
T f = mA aA
T 0,5 NB = m . aA
T 0,5 m g = m aA

aA =
a. gaya tarik oleh tali

Substitusi
aA = 2 aB

=2( )
3 T m 1,5 m2 g = 6 m2 g 4 T m

:m

T=

b. percepatan B

aB =
=

= =

aB = g

Untuk menjawab soal ini Anda harus paham dengan jenis-jenis katrol,
karena tiap jenis katrol memiliki gaya angkat dan keuntungan mekanis
yang berbeda-beda. Kalau Anda sudah paham coba pelajari contoh soal
berikut ini.

Contoh Soal 1
Benda dengan massa 200 kg ditarik ke atas dengan menggunakan katrol
(anggap percepatan gravitasi ditempat tersebut 10 m/s). Hitunglah gaya
tarik dan keuntungan mekanisnya jika yang digunakan : (a) sebuah
katrol tetap, (b) sebuah katrol bergerak, dan (c) sebuah takal yang terdiri
dari empat buah katrol.

Penyelesaian:
Untuk menjawab soal tersebut Anda harus mencari berat beban
tersebut, yaitu:
w = m.g
w = 200 kg. 10 m/s
w = 2.000 N
(a) untuk katrol tetap (tidak bergerak) gaya yang diperlukan sama
dengan berat benda, dengan persamaan:
F=w
F = 2.000 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
katrol tetap adalah 2.000 N
Keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah
KM = w/F
KM = 2.000 N/2.000 N
KM = 1
Jadi keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah 1

(b) untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah
berat benda, dengan persamaan:
2F = w
2F = 2.000 N
F = 2.000 N/2
F = 1.000 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
katrol bergerak adalah 1.000 N

Keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah


KM = w/F
KM = 2.000 N/1.000 N
KM = 2
Jadi keuntungan mekanis untuk katrol bergerak adalah 2

(c) untuk sistem takal yang terdiri dari empat buah katrol (n = 4),
berlaku persamaan:
w = 2nF
F = w/2n
F = 2.000 N/2.4
F = 2.000 N/8
F = 250 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
sistem takal yang terdiri dari empat buah katrol adalah 500 N
Keuntungan mekanis untuk sistem takal yang terdiri dari empat buah
katrol adalah
KM = w/F
KM = 2.000 N/250 N
KM = 8
Jadi keuntungan mekanis untuk untuk sistem takal yang terdiri dari
empat buah katrol adalah 8

Contoh Soal 2
Bila berat beban 1.500 N ditarik ke atas dengan menggunakan katrol
bergerak. Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban
tersebut!

Penyelesaian:
Untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah
berat benda, dengan persamaan:
2F = w
2F = 1.500 N
F = 1.500 N/2
F = 750 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
katrol bergerak adalah 750 N

Contoh Soal 3
Perhatikan gambar di bawah ini. Jika massa benda 50 kg, hitunglah gaya
yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut (anggap percepatan
gravitasi ditempat tersebut 10 m/s)? Hitunglah keuntungan
mekanisnya?
Penyelesaian:
Untuk menjawab soal tersebut Anda harus mencari berat beban
tersebut, yaitu:
w = m.g
w = 50 kg. 10 m/s
w = 500 N
untuk katrol tetap (tidak bergerak) gaya yang diperlukan sama dengan
berat benda, dengan persamaan:
F=w
F = 500 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
katrol tetap adalah 500 N

Keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah


KM = w/F
KM = 500 N/500 N
KM = 1
Jadi keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah 1

Contoh Soal 4
Perhatikan gambar di bawah ini. Jika massa benda 50 kg, hitunglah gaya
yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut (anggap percepatan
gravitasi ditempat tersebut 10 m/s? Hitunglah keuntungan mekanisnya?
Penyelesaian:
Untuk menjawab soal tersebut Anda harus mencari berat beban
tersebut, yaitu:
w = m.g
w = 200 kg. 10 m/s
w = 2.000 N
untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah
berat benda, dengan persamaan:
2F = w
2F = 500 N
F = 500 N/2
F = 250 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan
katrol bergerak adalah 250 N

Keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah


KM = w/F
KM = 500 N/250 N
KM = 2
Jadi keuntungan mekanis untuk katrol bergerak adalah 2
Demikianlah beberapa contoh soal tentang katrol, semoga contoh soal di
atas mampu memantapkan pemahaman Anda mengenai jenis-jenis
katrol.

PESAWAT SEDERHANA

Pengertian Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah semua alat bantu yang susunannya sederhana dan dapat
memudahkan pekerjaan manusia.

Jenis / Macam Pesawat Sederhana dan Contohnya :

Pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya dibedakan menjadi : tuas/pengungkit, bidang


miring, katrol dan roda berporos/roda bergandar. Pesawat sederhana mempunyai keuntungan
mekanik yang didapatkan dari perbandingan antara gaya beban dengan gaya kuasa sehingga
memperingan kerja manusia. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.

a. Tuas/Pengungkit

Tuas/pengungkit berfungsi untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda yang berat.

Bagian-bagian pengungkit:

A = titik kuasa
T = titik tumpu
B = titik beban
F = gaya kuasa (N)
w = gaya beban (N)
lk = lengan kuasa (m)
lb = lengan beban (m)

Jenis-jenis tuas:

1) Tuas Jenis pertama

Yaitu tuas dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.

Contoh : pemotong kuku, gunting, penjepit jemuran, tang


2) Tuas Jenis kedua

Yaitu tuas dengan titik beban berada diantara titik tumpu dan titik kuasa.

Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup
botol. i

3) Tuas Jenis ketiga

Yaitu tuas dengan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.

Contoh :sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir.

Keuntungan Mekanik Tuas

Keuntungan mekanik pada tuas adalah perbandingan antara gaya beban (w) dengan gaya
kuasa (F), dapat dituliskan sebagai :
KM = w/F atau KM = lk/lb
Keuntungan mekanik pada tuas bergantung pada masing-masing lengan. Semakin panjang
lengan kuasanya, maka keuntungan mekaniknya akan semakin besar.

b. Bidang Miring

Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk
memindahkan benda dengan lintasan yang miring.

Bagian-bagian bidang miring:

Prinsip Kerja Bidang Miring

Keuntungan mekanik bidang miring

Keuntungan mekanik bidang miring bergantung pada panjang landasan bidang miring dan
tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan mekanisnya atau
semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan.

Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dengan perbandingan antara panjang (l) dan
tinggi bidang miring (h).
KM = l/h
Pemanfaatan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada tangga dan jalan di
daerah pegunungan.

c. Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali
atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis
pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu
katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

1) Katrol tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis
ini biasanya dipasang pada tempat tertentu.

Contoh : katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba

Keuntungan mekanik

Pada katrol tetap, panjang lengan kuasa sama dengan lengan beban sehingga keuntungan
mekanik pada katrol tetap adalah 1, artinya besar gaya kuasa sama dengan gaya beban.

2) Katrol bebas

Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak
dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang
kedudukannya dapat berubah. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang
lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat
pengangkat peti kemas di pelabuhan.

Keuntungan mekanik

Pada katrol bebas, panjang lengan kuasa sama dengan dua kali panjang lengan beban sehingga
keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 2, artinya besar gaya kuasa sama dengan
setengah dari gaya beban.

3) Katrol majemuk /takal

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini
dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu
ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban
akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.

Keuntungan mekanik

Keuntungan mekanik pada katrol majemuk adalah sejumlah tali yang digunakan untuk
mengangkat beban.

d. Roda Berporos/roda bergandar

Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar
bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak
ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor,
dan gerinda.

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal No. 1
Cermati gambar bidang miring berikut ini.
Jika besar gaya F dalah 60 Newton, tentukan:
a) keuntungan mekanik bidang miring
b) berat beban

Pembahasan
a) keuntungan mekanik bidang miring
KM = S/h
S belum diketahui, temukan dengan pythagoras

S =(42 + 32) = 25 = 5 meter

sehingga

KM = 5/3 = 1,67

b) berat beban
W = KM x F = 60 x 5/3 = 100 Newton

Soal No. 2
Seorang pekerja hendak menaikkan sebuah almari besi ke bak belakang truk dengan
menggunakan bidang miring seperti gambar.

Jika massa almari 120 kg, dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan:
a) gaya minimal yang diperlukan pekerja untuk menaikkan almari
b) keuntungan mekanik bidang miring

Pembahasan
a) gaya minimal yang diperlukan pekerja untuk menaikkan almari
F = h/S x W
dimana
h = tinggi bidang miring
S = panjang sisi miring
W = berat beban (Newton)

Temukan berat almari lebih dulu W = m x g = 120 x 10 = 1200 N


Sehingga
F = h/S x W
F = 1/2 x 1200 = 600 Newton

b) keuntungan mekanik bidang miring


KM = W /F = 1200/600 = 2
atau bisa juga
KM = S/h = 2/1 = 2
Soal No. 3
Seorang anak memodifikasi sebuah katrol dan bidang miring untuk menaikkan sebuah balok
seperti terlihat pada gambar berikut

Tentukan:
a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok
b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring

Pembahasan
a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok
F = h/S x W
F = 3/5 x 1200 = 720 Newton

Gaya F kemudian dibagi ke dua buah tali, satu dipegang anak dan satu lagi terikat pada
tonggak, sehingga F untuk anak saja adalah:
Fanak = F : 2 =720 : 2 = 360 Newton

b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring


KM = W : Fanak = 1200 : 360 = 3,33

Soal No. 4
Seorang pekerja pada bangunan menaikkan pasir dengan cara seperti terlihat pada gambar
berikut:

Tentukan gaya yang dikeluarkan oleh pekerja untuk beban seberat 50 N, dan keuntungan
mekanik dari katrol!

Pembahasan
Katrol tetap seperti gambar diatas mempunyai KM = 1, sehingga
F=W
F = 50 N
Keterangan : Kalo gaya yang diperlukan sama saja dengan berat benda yang diangkat, lantas
dimana untungnya menggunakan katrol tetap? Katrol tetap seperti gambar diatas berfungsi
untuk mengubah arah gaya, sehingga beban bisa naik ke atas dengan tarikan ke arah bawah. Di
lapangan, menarik beban ke arah bawah melalui katrol terasa lebih mudah dari menarik beban
langsung ke arah atas.

Soal No. 5
Sistem katrol digunakan pada suatu proyek bangunan seperti gambar berikut

Tentukan gaya yang diperlukan untuk menaikkan beban seberat 120 Newton!

Pembahasan
Perhatikan beban (katrol warna merah), 2 tali yang menariknya, sehingga
F = W : 2 = 120 : 2 = 60 Newton

Soal No. 6
Seorang anak sedang mengungkit sebuah batu.

Tentukan gaya yang diperlukan anak!

Pembahasan
Rumus untuk pengungkit atau tuas:

F x Lk = W x Lb

Dimana:
Lk = panjang lengan kuasa atau lengan gaya, dihitung dari titik kerja gaya ke tumpu
Lb = panjang lengan beban, dihitung dari titik beban hingga tumpu

sehingga:

F x Lk = W x Lb
F x 180 = 360 x 20
F = 40 Newton

Soal No. 7
Perhatikan tuas di bawah ini.

Untuk menahan beban 600 Newton agar berada pada posisi seimbang, tentukan besar gaya F
yang harus diberikan!

Pembahasan
Data dari soal:
Lb = 1/2 meter
Lk = 2 meter, perhatikan bukan 1 1/2 meter

F x Lk = W x Lb
F x (2) = 600 x (1/2)
F = 150 Newton

Soal No. 8
Lihat gambar disamping!

Berapakah gaya yang diperlukan untuk menarik beban?


A. 10
B. 20 N
C. 30 N
D. 40 N
(Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1995)

Pembahasan
Perhatikan katrol warna merah tepat di atas beban, ada 3 tali yang menarik beban, sehingga
F=W:3
F = 60 : 3
F = 20 Newton

Soal No. 9
Perhatikan gambar di samping!

Besar kuasa (F) adalah....


A. 200 N
B. 250 N
C. 500 N
D. 2000 N
(Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1994-Modificated)

Pembahasan
F x Lk = W x Lb
F x (2) = 1000 x (0,5)
F = 500 : 2 = 250 Newton

Soal No. 10
Perhatikan gambar!

Keuntungan mekanis dari tuas tersebut adalah....


A. 1
B. 1,5
C. 2,5
D. 10
(Dari Soal Ebtanas IPA Tahun 2002)

Pembahasan
Keuntungan mekanik dari sebuah tuas atau pengungkit bisa dicari dari dua cara sebagai berikut:
KM = W/F

atau dari rumus lainnya


KM = Lk/Lb
Jadi
KM = W/F = 75/7,5 = 10 atau KM = Lk/Lb = 50/5 = 10 juga hasilnya,....
Soal No. 11
Seorang pegawai ingin memindahkan kotak yang beratnya 500 N ke atas truk dengan
menggunakan bidang miring seperti gambar di bawah.

Bila tinggi truk 1,5 m, berapa besar gaya yang diperlukan untuk memindahkan kotak tersebut?
A. 125 N
B. 250 N
C. 500 N
D. 1500 N

Pembahasan
Data:
w = 500 N
h = 1,5 m
s=3m
F =.....

Menentukan gaya yang diperlukan pada bidang miring:

Soal No. 12
Suatu peti peralatan berat akan dinaikkan dengan menggunakan papan sebagai bidang miring
seperti pada gambar berikut.
Agar gaya dorong setengah dari berat peti sesungguhnya, harus disediakan papan dengan
panjang.....
A. 5,0 m
B. 7,5 m
C. 10,0 m
D. 12,5 m

Pembahasan
Data:
h = 2,5 m
F = 0,5 W
s =.....

dengan rumus bidang miring:

Contoh Soal 1
Perhatikan gambar di bawah ini!

Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mendorong beban pada sistem di


atas!

Penyelesaian:
Dari gambar di atas diketahui bahwa:
w = 4.000 N
s=3m
h = 75 cm = 0,75 m
w/F = s/h
4.000 N/F = 3 m/0,75 m
4.000 N/F = 4
F = 4.000 N/4
F = 1.000 N

Contoh Soal 2
Sebuah bidang miring tingginya 1 m dan panjangnya 5 m. Bila berat
benda yan akan dipindahkan 1.880 N, hitunglah gaya yang diperlukan
untuk memindahkan benda tersebut!

Penyelesaian:
w = 1.880 N
s=5m
h=1m

w/F = s/h
1.880 N/F = 5 m/1 m
1.880 N/F = 5
F = 1.880 N/5
F = 376 N

Contoh Soal 3
Papan yang panjangnya 3,6 m disandarkan pada bak mobil yang berada
80 cm dari tanah. Papan tersebut akan digunakan untuk mendorong peti
yang massanya 90 kg dari tanah ke bak mobil. Berapa keuntungan
mekanis dan gaya dorongnya jika percepatan gravitasi ditempat tesebut
10 m/s2?

Penyelesaian:
s = 3,6 m
h = 80 cm = 0,8 m
m = 90 kg
g = 10 m/s2

KM = s/h
KM = 3,6 m/0,8 m
KM = 4,5

w/F = s/h
m.g/F = s/h
90 kg.(10 m/s2)/F = 3,6 m/0,8 m
900 N/F = 4,5
F = 900 N/4,5
F = 200 N

Contoh Soal 4
Perhatikan gambar di bawah ini!

Seseorang mendorong benda seperti pada gambar di atas. Jika benda


tersebut massanya 20 kg dan percepatan gravitasi ditempat tersebut 10
m/s2, berapa keuntungan mekanis bidang miring tersebut? Berapa gaya
yang diperlukan untuk mendorong benda tersebut? Berapa usaha yang
dikeluarkan untuk mendorong benda tersebut?

Penyelesaian:
s = 15 m
h = 2,25 m
m = 20 kg
g = 10 m/s2

KM = s/h
KM = 15 m/2,25 m
KM = 20/3

w/F = s/h
m.g/F = s/h
20 kg.(10 m/s2)/F = 15 m/2,25 m
200 N/F = 20/3
F = 200 N/(20/3)
F = 30 N

W = F.s
W = 30 N . 15 m
W = 450 J

Contoh Soal 5
Sebuah benda dengan berat 1800 N akan dinaikkan ke ketinggian 2,5 m.
Jika keuntungan mekanis yang diharapkan adalah 6, berapakah jarak
yang ditempuh benda pada bidang miring dan kuasa yang diperlukan
untuk mendorong benda tersebut?

Penyelesaian:
w = 1.800 N
h = 2,5 m
KM = 6

KM = s/h
6 = s/2,5 m
s = 6 . 2,5 m
s = 15 m

KM = w/F
6 = 1.800 N/F
F = 1.800 N/6
F = 300 N

Contoh Soal 6
Dengan menggunakan papan yang panjangnya 4 m, pekerja
mengerahkan gaya 1.250 N untuk memindahkan kotak ke langit-langit
yang tingginya 2 m. Berapakah berat kotak itu?

Penyelesaian:
s = 15 m
F = 1.250 N
h=2m

w/F = s/h
w/1250 N = 15 m/2 m
w/1250 N = 7,5
w = 7,5 . 1250 N
w = 9375 N

Demikianlah beberapa contoh soal tentang bidang miring, semoga


contoh soal di atas mampu memantapkan pemahaman Anda mengenai
bidang miring.

MATERI DINAMIKA GERAK


Hukum 1 Newton

Berarti jika resultan gaya pada benda nol, maka:

Jika awalnya diam, benda akan tetap diam.


Jika awalnya bergerak, benda akan terus bergerak dengan kecepatan yang
konstan (Gerak berupa gerak lurus beraturan).

Hukum II Newton
Berarti jika resultan gaya pada benda tidak nol maka
benda bergerak dengan kecepatan yang tidak
konstan/mengalami percepatan (gerak berupa gerak lurus
berubah beraturan).

Hukum III Newton


Faksi = - Freaksi

Berarti gaya yang bekerja pada benda terjadinya selalu


berpasangan. Arah gaya reaksi berlawanan dengan arah
gaya aksi.

JENIS-JENIS GAYA
Gaya berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada
sebuah benda. Gaya berat merupakan besaran vektor
yang arahnya selalu menuju pusat bumi (ke bawah).

Gambar diatas adalah penggambaran arah gaya berat


benda yang diletakkan pada bidang datar dan bidang
miring.

w=m.g

Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang timbul akibat adanya
interaksi antar partikel-partikel. Gaya normal umumnya
terjadi pada dua benda yang bersentuhan dan memiliki
arah yang tegak lurus bidang sentuh.

Gambar di atas adalah penggambaran arah gaya normal


benda yang diletakkan pada bidang datar dan bidang
miring.

Gaya gesekan
Gaya gesekan adalah gaya yang berarah melawan
gerak benda atau arah kecenderungan gerak benda.

Gaya gesek ada 2 macam:

1. Gaya gesek statis yaitu gaya gesekan antaran dua


benda yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya.

Fs = s . N

Fs = gaya gesek statis (N)


s = koefisien gesek statis
N=gaya normal (N)

2. Gaya gesek kinetis yaitu gaya gesek yang terjadi pada


dua benda yang bergerak relatif satu sama lainnya.

Fk =k . N

Fk = gaya gesek kinetis (N)


s = koefisien gesek kinetis
N=gaya normal (N)

PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON


Benda yang diletakkan pada
bidang datar yang ditarik dengan
sebuah gaya.

Maka berlaku:

F fg = m . a

Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg = gaya gesekan (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)

Dua Benda yang diletakkan pada


bidang datar yang ditarik dengan
sebuah gaya.

Dari hukum II Newton:

F fg1 fg2 = (m1 + m2) . a

Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg1 = gaya gesekan benda 1 (N)
fg2 = gaya gesekan benda 2 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)
Dua Benda yang salah satunya
menggantung (dihubungkan dengan
katrol).
Dari hukum II Newton:

Maka berlaku:

w2 fg = (m1 + m2) . a

Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N).
fg = gaya gesekan benda 1 (N).
m1 = massa benda 1 (kg).
m2 = massa benda 2 (kg).
a = percepatan (m/s2).

Dua benda yang dihubungkan


dengan katrol.

Berlaku:
w2 w1 = (m1 + m2) . a

Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N)
w1 = berat benda 1 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)

Benda yang diletakkan pada


bidang miring.

Dari hukum II Newton:

w sin fg = m . a

Keterangan:
w = berat benda (N).
= sudut kemiringan bidang.
fg = gaya gesekan (N).
m = massa benda (kg).
a = percepatan benda (m/s2).

Gerak dalam lift

Jika lift diam atau bergerak dengan kecepatan konstan


maka berlaku hukum I Newton:

N-w=0

Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan a maka


berlaku hukum II Newton:

N-w=m.a

N positif karena searah dengan gerak lift yaitu ke atas dan


w negatif karena berlawanan dengan gerak lift.

Jika lift bergerak ke bawah dengan percepatan a maka:

w-N=m.a

w positif karena searah dengan gerak lift dan N negatif


karena berlawanan dengan gerak lift. Ini kebalikan dari
gerak lift yang ke atas.

Contoh soal dinamika gerak dan pembahasan


Pembahasan soal hukum Newton
Nomor 1
Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

Berdasar gambar diatas, diketahui:


1) percepatan benda nol
2) bergerak lurus beraturan
3) benda dalam keadaan diam
4) benda akan bergerak jika berat benda lebih kecil dari
gaya tariknya
Pernyataan yang benar adalah....
A.1 dan 2 saja
B.1 dan 3 saja
C.1 dan 4 saja
D.1, 2, dan 3 saja
E.1, 2, 3, dan 4

Nomor 2
Sebuah mobil truk yang massanya 10.000 kg bergerak
dengan kecepatan 20 m/s. Mobil direm dan dalam waktu
20 sekon mobil tersebut berhenti. Gaya rem yang bekerja
pada mobil tersebut hingga berhenti adalah...
A.10.000 N
B.20.000 N
C.30.000 N
D.40.000 N
E.50.000 N
Contoh soal gaya normal dan pembahasan
Besar gaya normal yang dialami balok bermassa 3 kg
(g = 10 m/s2) pada gambar dibawah adalah...

A.44 N
B.42 N
C.30 N
D.16 N
E.14 N
Contoh soal penerapan hukum-hukum Newton dan
pembahasan
Nomor 1
Apabila sistem pada gambar dalam keadaan seimbang,
maka besar T1 dan T2 adalah...

A. 2 3 N dan 12 N
B. 2 N dan 12 3 N
C. 12 3 N dan 24 N
D. 24 N dan 12 3 N
E. 28 N dan 12 3 N

Pembahasan
Nomor 2
Sebuah sistem terdiri dari balok A dan B seperti gambar.

Jika gaya F = 10 N, massa balok A 2 kg dan massa balok B


3 kg serta permukaan lantai licin maka percepatan sistem
adalah...
A.6 m/s2
B.5 m/s2
C.4 m/s2
D.2 m/s2
E.1 m/s2
Nomor 3
Dua benda m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg terletak pada bidang
datar yang licin. Kedua benda dihubungkan dengan tali
kemudian ditarik dengan gaya F = 10 3 N seperti gambar
di bawah.

Besar tegangan tali T antara kedua benda adalah...


A. 4 3 N
B. 6 N
C. 3 3 N
D. 2 3 N
E. 3 N
Contoh soal dua benda yang dihubungkan dengan katrol
dan pembahasan
Nomor 1
Dari gambar berikut balok A mempunyai massa 2 kg dan
balok B mempunyai massa 1 kg.

Jika gaya gesekan antara benda A dengan permukaan


bidang 2,5 N dan gaya gesekan antara tali dengan katrol
diabaikan, maka percepatan kedua benda adalah...
A. 20,0 m/s2
B. 10,0 m/s2
C. 6,7 m/s2
D. 3,3 m/s2
E. 2,5 m/s2
Nomor 2
Dua benda A dan B masing-masing 2 kg dan 3 kg
dihubungkan dengan tali melalui katrol seperti gambar (g
= 10 m/s2).

Jika lantai dan gesekan antara tali dengan lantai diabaikan


dan B bergerak turun, maka besar tegangan tali adalah...
A.10 N
B.12 N
C.15 N
D.20 N
E.28 N
Nomor 3
Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 6
kg diikat dengan tali melalui sebuah katrol yang licin
seperti gambar.

Mula-mula benda B ditahan kemudian dilepaskan. Jika g =


10 m/s2 maka percepatan benda B adalah...
A.8,0 m/s2
B.7,5 m/s2
C.6,0 m/s2
D.5,0 m/s2
E.4,0 m/s2

Contoh soal benda pada bidang miring dan pembahasan


Nomor 1
Perhatikan gambar!

Sebuah balok mula-mula diam lalu ditarik dengan gaya F


ke atas sejajar bidang miring. Massa balok 8 kg, koefisien
gesekan 0,5 dan = 45o. Agar balok tepat akan bergerak
ke atas, gaya F harus sama dengan...
A. 40 N
B. 60 N
C. 60 2 N
D. 80 N
E. 80 2 N

Pembahasan:
Diketahui:
m = 8 kg
= 0,5
= 45 derajat
a = 0 (tepat akan bergerak)
Ditanya: F = ...
Jawab:

Dengan menggunakan hukum II Newton.


F w sin fg = m . a
F m . g sin . N = m . 0
F m.g sin . w cos = 0

Ingat!
N = w cos . Ini adalah besar gaya normal benda yang diletakkan pada
bidang miring.

F = m .g sin + m .g cos
F = 8 kg.10 m/s2.sin 45 + 8 kg.10 m/s2 cos 45
F = 80 N . 2 + 80 N . 2
F = 40 2 N + 40 2 N = 80 2 N
Jawaban: E

Nomor 2
Perhatikan gambar!

Sebuah balok berada pada bidang kasar miring ditarik


dengan gaya F = 200 N. Jika massa balok 18 kg dan
percepatan 3 m/s2 maka gaya gesekan yang dialami balok
terhadap bidang miring adalah...
A. 180 N
B. 126 N
C. 90 N
D. 56 N
E. 54 N

Pembahasan:
Diketahui:
F = 200 N
m = 18 kg
a = 3 m/s2
Ditanya: fg = ...
Jawab:
F w sin fg = m . a
fg = m . a + w sin F
fg = 18 kg . 3 m/s2 + 18 kg . 10 m/s2 sin 300 200 N
fg = 54 N + 180 N . 200 N
fg = 56 N (negatif menunjukkan arah gaya gesekan
berlawanan dengan arah gerak benda).
Jawaban: D

Contoh soal gerak dalam lift dan pembahasan


Nomor 1
Seseorang dengan massa 60 kg berada dalam lift yang
sedang bergerak ke bawah dengan percepatan 3 m/s2.
Jika g = 10 m/s2, maka desakan kaki orang pada lantai lift
adalah...
A. 420 N
B. 570 N
C. 600 N
D. 630 N
E. 780 N

Pembahasan:
Diketahui:
m = 60 kg
a = 3 m/s2

g = 10 m/s2
Ditanya: N = ...(desakan kaki = gaya normal).
Jawab: (gunakan rumus lift bergerak ke bawah)
wN=m.a
N = w m . a = m . g m . a = 60 kg . 10 m/s2 60 kg . 3
m/s2
N = 600 N 180 N = 420 N
Jawaban: A

Nomor 2
Sebuah elevator massa 400 kg bergerak vertikal ke atas
dari keadaan diam dengan percepatan tetap sebesar 2
m/s2. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 maka tegangan
tali penarik elevator adalah...
A. 400 N
B. 800 N
C. 3120 N
D. 3920 N
E. 4720 N

Pembahasan:
Diketahui:
m = 400 kg
a = 2 m/s2
g = 9,8 m/s2
Ditanya: T = N = ...
Jawab: (gunakan rumus lift bergerak ke atas).
Nw=m.a
Tw=m.a
T=w+m.a=m.g+m.a
T = 400 kg . 9,8 m/s2 + 400 kg . 2 m/s2
T = 3920 N + 800 N = 4720 N
Jawaban: E

Anda mungkin juga menyukai