CAHAYA
&
ALAT OPTIK
KOMPETENSI INTI
3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan
bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan
penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan
pada mata serangga, dan prinsip kerja alat optik
4.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai besaran
yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta
pentingnya perumusan satuan terstandar (baku)
dalam pengukuran
4.1 Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaranbesaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan
satuan baku
INDIKATOR
Mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya, membuat lukisan
bayangan pada cermin dan lensa, menjelaskan prinsip
terbentuknya bayangan pada mata dan kamera,
menganalisis jenis cacat mata dan menentukan jenis
kaca mata yang digunakan, serta menjelaskan prinsip
terbentuknya bayangan pada lup, mikroskop, teleskop,
dan periskop.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Merancang percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat
cahaya.
2. Menjelaskan
Hukum
Pemantulan
Cahaya
berdasarkan hasil percobaan.
3. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan
cermin cembung.
4. Menjelaskan Hukum Pembiasan Cahaya berdasarkan
hasil percobaan.
5. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung.
6.
A. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya memiliki sifat antara lain; dapat merambat lurus,
dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dapat dilenturkan,
dapat digabungkan, dapat merambat dalam ruang
hampa, dan memiliki kecepatan 300.000.000 m/s.
Sumber Cahaya (dapat
menghasilkan cahaya sendiri)
Benda
B. Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan Cahaya (Hukum Snellius)
O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus cermin
O = titik pusat optic
R = jari-jari cermin
f = jarak titik focus cermin
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus cermin cekung
R = jari-jari cermin cekung
Catatan: pada cermin cekung f dan R bernilai negatif (+)
O-F = ruang I
F-P = ruang II
P-tak terhiungga = ruang III
O-tak terhingga = ruang IV
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus cermin
O = titik pusat optic
R = jari-jari cermin
f = jarak titik focus cermin
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak focus cermin cembung
R = jari-jari cermin cembung
Catatan: pada cermin cembung f dan R bernilai negatif (-)
C. Pembiasan Cahaya
Hukum pembiasan
cahaya:
1.Sinar dating, sinar
bias, dan garis normal
terletak pada satu
bidang datar.
2.Perbandingan antara
proyeksi sinar dating
dan proyeksi sinar bias (
) selaluOR
tetap.
OS
(Tetapan ini disebut
indeks bias)
n
C
2 , karena
1
indeks bias udara nu = 1, maka:
n C
1
2
C
n 1
2 C
2
n 1
2
2
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan lensa
F = titik focus lensa
O = titik pusat optik
R = jari-jari lensa
f = jarak titik focus lensa
O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV
P 1
f
P = kekuatan lensa (dioptri)
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus lensa cembung
R = jari-jari lensa cembung
Catatan: pada lensa cembung f dan R bernilai positif (+)
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan lensa
F = titik fokus lensa
O = titik pusat optik
R = jari-jari lensa
f = jarak titik fokus lensa
O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV
Kekuatan lensa:
1
P
f
P = kekuatan lensa (dioptri)
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus lensa cekung
R = jari-jari lensa cekung
Catatan: pada lensa cekung f dan R bernilai negatif (-)
D. Mata
E. Cacat Mata
1. Hipermetropi
2. Miopi
3. Presbiopi
F. Mata Burung
G. Kamera
2. Teleskop (Teropong)
a. Teleskop Bumi (Teropong Medan)
Digunakan untuk mengamati
benda-benda di permukaan bumi
pada jarak jauh.
b. Teleskop Bintang
Digunakan untuk mengamati
benda-benda angkasa (di langit)
3. Periskop
Digunakan untuk mengamati bendabenda di permukaan laut. Alat ini pada
umumnya untuk perlengkapan kapal
selam.
TERIMA KASIH