Anda di halaman 1dari 45

BAB 11

CAHAYA
&
ALAT OPTIK

KOMPETENSI INTI
3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan
bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan
penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan
pada mata serangga, dan prinsip kerja alat optik
4.

Membuat laporan hasil penyelidikan tentang


pembentukan bayangan pada cermin, lensa, dan alat
optik

KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai besaran
yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta
pentingnya perumusan satuan terstandar (baku)
dalam pengukuran
4.1 Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaranbesaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan
satuan baku

INDIKATOR
Mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya, membuat lukisan
bayangan pada cermin dan lensa, menjelaskan prinsip
terbentuknya bayangan pada mata dan kamera,
menganalisis jenis cacat mata dan menentukan jenis
kaca mata yang digunakan, serta menjelaskan prinsip
terbentuknya bayangan pada lup, mikroskop, teleskop,
dan periskop.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Merancang percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat
cahaya.
2. Menjelaskan
Hukum
Pemantulan
Cahaya
berdasarkan hasil percobaan.
3. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan
cermin cembung.
4. Menjelaskan Hukum Pembiasan Cahaya berdasarkan
hasil percobaan.
5. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung.

6.

Menjelaskan peristiwa pembiasan, pemantulan


sempurna, dan disperse yang terjadi pada prisma.
7. Mendeskripsikan fungsi mata sebagai alat optik.
8. Menjelaskan tiga macam cacat mata yang dialami
oleh manusia.
9. Menjelaskan cara kerja beberapa alat optic, seperti
mata burung, kamera, lup, mikroskop, teleskop, dan
periskop.

A. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya memiliki sifat antara lain; dapat merambat lurus,
dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dapat dilenturkan,
dapat digabungkan, dapat merambat dalam ruang
hampa, dan memiliki kecepatan 300.000.000 m/s.
Sumber Cahaya (dapat
menghasilkan cahaya sendiri)
Benda

Benda Tembus Cahaya


Benda
Gelap

Benda tidak tembus cahaya


Benda bening

B. Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan Cahaya (Hukum Snellius)

1. Sinar dating, garis normal, dan sinar pantul terletak


pada satu bidang datar.
2. Sudut datang cahaya (i) sama dengan sudut
pantul cahaya (r), atau (<AON = <NOB)

1. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

Sifat bayangan pada cermin datar; maya, tegak, sama


besar, jarak bayangan sama dengan jarak benda, tinggi
bayangan sama dengan tinggi benda, dan posisi
bayangan berlawanan dengan posisi benda.

2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung


Bagian-bagian cermin cekung

O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV

SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus cermin
O = titik pusat optic
R = jari-jari cermin
f = jarak titik focus cermin

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung


1. Sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan melalui
titik focus
2. Sinar datang melalui titik
fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik
pusat cermin dipantulkan
kembali melalui titik pusat
cermin.

Lukisan bayangan pada cermin cekung:


Benda di ruang I di depan cermin cekung.

Sifat bayangan: maya, tegak, diperbesar, di ruang IV

Benda di ruang II di depan cermin cekung.


Sifat bayangan: nyata,
terbalik, diperbesar, di
ruang III

Benda di ruang III di depan cermin cekung.


Sifat bayangan: nyata,
terbalik, diperkecil, di
ruang II

Benda di titik fokus di depan cermin cekung.


Sifat bayangan: nyata, di
jauh tak terhingga

Benda di titik pusat di depan cermin cekung.


Sifat bayangan: nyata,
terbalik, sama besar, di
titik P

Rumus cermin cekung.

So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus cermin cekung
R = jari-jari cermin cekung
Catatan: pada cermin cekung f dan R bernilai negatif (+)

3. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung


Bagian-bagian cermin cembung.

O-F = ruang I
F-P = ruang II
P-tak terhiungga = ruang III
O-tak terhingga = ruang IV
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus cermin
O = titik pusat optic
R = jari-jari cermin
f = jarak titik focus cermin

Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung


1. Sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan seolaholah dari titik fokus
2. Sinar datang menuju titik
fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
3. Sinar datang menuju titik
pusat cermin dipantulkan
kembali seolah-olah dari
titik pusat cermin.

Lukisan bayangan pada cermin cembung

Sifat bayangan: maya, sama tegak,


diperkecil, di ruang I

Rumus cermin cembung

So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak focus cermin cembung
R = jari-jari cermin cembung
Catatan: pada cermin cembung f dan R bernilai negatif (-)

C. Pembiasan Cahaya
Hukum pembiasan
cahaya:
1.Sinar dating, sinar
bias, dan garis normal
terletak pada satu
bidang datar.
2.Perbandingan antara
proyeksi sinar dating
dan proyeksi sinar bias (
) selaluOR
tetap.
OS
(Tetapan ini disebut
indeks bias)

n1 dan n2 = Indek bias udara, dan indeks bias kaca

1. Indeks Bias Suatu Medium


Hubungan antara cepat rambat cahaya di udara (C1),
cepat rambat cahaya di dalam kaca (C2), indeks bias
udara (nu), dan indeks bias kaca (n2) dapat
dinyatakan dengan rumus:

n
C
2 , karena
1
indeks bias udara nu = 1, maka:
n C
1
2
C
n 1
2 C
2

Hubungan panjang gelombang cahaya di udara (1),


2 ( ), dan
panjang gelombang cahaya dalam kaca
indeks bias kaca (n2) dapat dinyatakan dengan rumus:

n 1
2
2

2. Pembiasan Cahaya pada Prisma


N1 & N2 = garis normal
EF = sinar datang
GH= sinar bias
i = sudut datang
r = sudut bias

= sudut pembias prisma


D = sudut deviasi, yaitu sudut yang dibentuk oleh
perpanjangan sinar dating dan sinar bias yang keluar dari
prisma.

Pemantulan sempurna pada prisma

Dispersi cahaya pada prisma

3. Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung

Bentuk lensa cembung ada 3 macam:


a.Cembung-cembung (bikonveks)
b.Cembung-datar (plan konveks)
c.Cembung-cekung (konkaf konveks)

Bagian-bagian lensa cembung

SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan lensa
F = titik focus lensa
O = titik pusat optik
R = jari-jari lensa
f = jarak titik focus lensa

O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


1. Sinar datang sejajar sumbu
utama dibiaskan melalui
titik focus F1
2. Sinar datang melalui titik
focus F2 dibiaskan sejajar
sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik
pusat
optik
akan
diteruskan.

Lukisan bayangan pada lensa cembung


Sifat bayangan:
Maya, tegak, diperbesar, di
ruang IV.
Nyata, terbalik, diperbesar,
di ruang III.
Nyata, di jauh tak hingga.

Nyata, terbalik, sama besar,


di titik P.

Rumus lensa cembung


Kekuatan lensa:

P 1
f
P = kekuatan lensa (dioptri)

So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus lensa cembung
R = jari-jari lensa cembung
Catatan: pada lensa cembung f dan R bernilai positif (+)

4. Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung

Bentuk lensa cekung ada 3 macam:


a.cekung-cekung (bikonkaf)
b.Cekung-datar (plan konkaf)
c.Cekung-cembung (konveks konkaf)

Bagian-bagian lensa cekung

SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan lensa
F = titik fokus lensa
O = titik pusat optik
R = jari-jari lensa
f = jarak titik fokus lensa

O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV

Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung


1. Sinar datang sejajar sumbu
utama dibiaskan seolaholah dari titik fokus F1
2. Sinar datang menuju titik
fokus F2 dibiaskan sejajar
sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik
pusat
optik
akan
diteruskan.

Lukisan bayangan pada lensa cekung

Sifat bayangan pada lensa cekung: maya, tegak,


diperkecil, di ruang I.

Rumus lensa cekung

Kekuatan lensa:

1
P
f
P = kekuatan lensa (dioptri)

So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus lensa cekung
R = jari-jari lensa cekung
Catatan: pada lensa cekung f dan R bernilai negatif (-)

D. Mata

Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih


secara otomatis sesuai dengan jarak benda yang dilihat
disebut daya akomodasi.
Titik dekat mata normal = 25 cm, sedangkan titik jauhnya =
tak terhingga.

Diagram mata normal

Lukisan bayangan pada


mata manusia:
Sifat bayangan: nyata,
terbaik, diperkecil, di
ruang II.

E. Cacat Mata
1. Hipermetropi

Lensa mata cenderung


memipih sehingga bayangan
jatuh di belakang retina.

2. Miopi

Lensa mata cenderung


menebal sehingga bayangan
jatuh di depan retina.

3. Presbiopi

Presbiopi dapat ditolong


dengan memakai kacamata
berlensa rangkap/ganda
(bifokal).
Lensa (+) untuk melihat
jarak dekat, dan lensa (-)
untuk melihat jarak jauh.

F. Mata Burung

Mata burung elang memiliki bidang pandang yang lebih


luas disbanding manusia, karena mata elang berada di
samping kanan dan kiri kepala, dan memiliki penglihatan
binokuler.
Kelebihan mata binokuler; dapat memandang
objek/benda dari jarak yang sangat jauh dengan jelas.

Lukisan bayangan pada mata burung


Lukisan bayangan pada
mata burung:
Sifat bayangan: nyata,
terbaik, diperkecil, di
ruang II.

G. Kamera

Sifat bayangan pada kamera;


nyata, terbaalik, diperkecil, di
ruang II

H. Lup (Kaca Pembesar)


Lup digunakan untuk mengamati
benda-benda yang berukuran kecil

I. Alat Optik yang Menggunakan Dua Lensa atau Lebih


1. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk
mengamati benda-benda yang
sangat kecil

Sifat bayangan: maya, terbalik, diperbesar.

2. Teleskop (Teropong)
a. Teleskop Bumi (Teropong Medan)
Digunakan untuk mengamati
benda-benda di permukaan bumi
pada jarak jauh.

b. Teleskop Bintang
Digunakan untuk mengamati
benda-benda angkasa (di langit)

3. Periskop
Digunakan untuk mengamati bendabenda di permukaan laut. Alat ini pada
umumnya untuk perlengkapan kapal
selam.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai