2.1. Definisi-definisi
Dengan perkataan lain ada simetri translasi yang menghubungkan antara satu atom dan atom-
atom yang lain (lebih tepat satu titik kisi dan titik kisi yang lain). Apabila T merupakan
vektor penghubung satu atom dengan atom lainnya, maka terdapat persamaan berikut:
a
2a
3a
Kisi kristal:
Pola-pola geometri dari susunan atom-atom.
Vektor basis: vektor-vektor elementer yang dapat menunjukkan posisi kisi. Semua titik kisi
dapat direproduksi dari kombinasi linear vektor-vektor.
R = n1 a + n2 b
(contoh 2 dimensi)
b
Ada tujuh macam sistem Kristal. Pembagian ini berdasarkan dimensi dan posisi sudut vektor-
vektor basis (a, b, c, α, β, γ)
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 9
c
α
β
b
γ
a
Catatan:
1. Kisi simple artinya mempunyai titik pada sudut-sudutnyaa saja.
2. Kisi body-centered mempunyai satu titik tambahan pada pusat.
3. Kisi face-centered mempunyai tambahan 6 titik pada setiap permukaan.
4. Kisi base-centered mempunyai tambahan 2 titik pada dua permukaan yang saling
berhadapan (atas - bawah).
5. Sumbu rotasi Cn artinya bila unit sel dirotasi 360/n pada sumbu itu, maka posisi unit
masih tetap.
Triklinik
120o
Trigonal Heksagonal
Orientasi bidang kristal dalam suatu kisi dapat dispesifikasi dengan indeks Miller.
Illustrasi:
c
y
b
a
xr ,yr ,zr
dibentuk triplet:
⎡ xr yr zr ⎤
⎢a , b , c⎥
⎣ ⎦
lalu dibalik:
⎡a b c⎤
⎢ , , ⎥
⎣ xr yr zr ⎦
kemudian triplet ini dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi bilangan bulat hkl. Ketiga set
bilangan ini disebut indeks Miller.
z z z 121
010 111
y y y
x x x
x x
Latihan:
1. Gambarkan bidang-bidang 123, 400, 110, 210 dan 222
2. Carilah indeks Miller bidang berikut:
1
juga d111 = a 3 y
3
x
Secara umum (dibuktikan dengan argumentasi geometri)
a
d hkl =
h2 + k 2 + l 2
Sebelum menghitung jarak antar bidang, terlebih dahulu didefinisikan vektor balik :
b×c
a* =
a•b×c
c×a
b* =
b•c×a
a×b
c* =
c•a×b
Dengan analisa geometri dapat diperoleh perumusan jarak antar bidang hkl dan
volume unit sel untuk berbagai jenis kristal:
a. Triklinik
dhkl = 1 / Qhkl
dengan
Qhkl = h2 a*2 + k2 b*2 + l2 c*2 + 2 k l b* c* cos α*
+ 2 l h c* a* cos β* + 2 h k a* b* cos γ*
b. Monoklinik
dhkl = 1 / √(Qhkl)
dengan
Qhkl = h2 a*2 + k2 b*2 + l2 c*2 + 2 l h a* c* cos β*
Volume = a b c sin β
c. Ortorombik
a b c
dhkl =
h 2b 2 c 2 + k 2 c 2 a 2 + l 2 a 2b 2
Volume = a b c
d. Tetragonal
ac
dhkl =
{(h 2 + k 2 )c 2 + l 2 a 2}
Volume = a2 c
e. Kubus
a
dhkl =
h2 + k 2 + l 2
Volume = a3
g. Heksagonal
ac 3
dhkl =
4(h 2 + k 2 + hk )c 2 + 3l 2 a 2
3 2
Volume = a c = 0,86603 a2c
2
Catatan:
Beberapa buku teks membedakan antara arah orientasi bidang dan bidang itu sendiri dengan
simbol kurung [] untuk arah dan kurung biasa () untuk bidang:
z [111] z
(111) (200)
y
y
x
x
[100]
Kurung kurawal {hkl} digunakan untuk pengelompokan bidang-bidang sejenis.
Konvensi ini tidak terlalu rigid, kita bisa menggunakan hkl saja (tanpa kurung) untuk merujuk ke
bidang.
Untuk memperjelas posisi bidang-bidang, pada sistem heksagonal terkadang digunakan empat
indeks Miller (hkil). Ketentuan ini tidaklah mutlak.
a2
120o
a1
Namun bisa juga ditambah satu sumbu tambahan a3 koplanar dengan a1 dan a2 sehingga unit sel
seperti gambar di atas. Jadi pengindeksan sistem heksagonal menggunakan 4 indeks (hkil) yang
disebut Miller-Bravais.
[001]
c
(0001)
( 1 2 1 0)
[ 1 1 0] a3
(1 1 00)
[010]
a2
a1
(10 1 1)
[100]
Indeks i ditentukan dari nilai kebalikan titik potong bidang dengan sumbu a3. Karena a1 , a2
dan a3 sebidang maka nilai i tergantung pada nilai h dan k:
Oleh karena itu simbol i sering juga ditulis sebagai dot sbb: (hk•l)
[001]
c
(0001)
( 1 2 1 0)
[ 1 1 0] a3
(1 1 00)
[010]
a2
a1
(10 1 1)
[100]
Arah orientasi kristal paling baik dinyatakan dalam tiga vektor basis a1 , a2 dan c
Latihan:
1. Gambarkan bidang-bidang (10 1 0), ( 1 100), (0 1 10) dan (2 1 1 0) pada kisi
heksagonal.
2. Dalam sebuah sel satuan tetragonal gambarkan bidang-bidang (001), (011), (113) dan
arah [110], [201],[ 1 01]
3. Tunjukkan bahwa arah [111] tegak lurus pada bidang (111) pada sistem kubus, tetapi
tidak –secara umum– pada tetragonal!
Pada bagian sebelumnya telah dipelajari struktur geometri kristal tanpa melihat atom-atom
penyusunnya.
Sekarang akan kita lihat struktur kristal material secara lebih nyata pada kasus-kasus real.
Kristal tersederhana dapat dibayangkan kalau atom-atom sejenis tepat berada pada titik-titik
kisi Bravais.
Dua struktur yang umum yaitu BCC (kubus body centered) dan FCC (kubus face centered).
Contoh BCC:
α-Fe, Cr, Mo, V, Nb, Ba, Ta, etc.
Parameter kisi: a
Volume satu sel satuan: a3
Jarak ke nnn: a √2
Jenis Kisi
SC BCC FCC
Jumlah atom per-unit 1 2 4
sel
Posisi atom (0,0,0) (0,0,0); (½,½,½) (0,0,0); (½,½,0);
(½,0,½);(0,½,½)
Jumlah nn 6 8 12
Jumlah nnn 12 6 6
a a
Jarak nn a √3 √2
2 2
Jarak nnn a √2 a a
Packing fraction π π π
√3 √2
6 8 6
Packing fraction (fraksi pemadatan) adalah volume atom maksimum yang dapat ditempati
per volume sel satuan. Dalam hal ini atom-atom dianggap bola pejal.
Disamping sel satuan konvensional kadang-kadang dipakai juga istilah sel satuan ‘primitif’
yang berisi satu titik kisi per sel satuan.
Setelah kubus, struktur berikutnya yang lebih kompleks ditemui pada beberapa logam
adalah HCP.
Contoh HCP:
Zn, Mg, Be, α-Ti, Cd, etc.
.
Struktur semacam ini mendekati kenyataan yang sesungguhnya pada metal HCP.
Pada bagian ini akan dibicarakan beberapa struktur sederhana lainnya yakni: CsCl, NaCl,
Intan, dan ZnS
Disini ion Cesium tampak berada di (0,0,0) sedangkan ion Klorin berada di (½,½,½).
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 25
Tampak bahwa kisi Bravais yang terjadi bukan FCC, tetapi terlihat bahwa translasi ke
(½,½,½) tidak menghubungkan atom yang sama. Jadi CsCl bukan BCC juga.
Oleh karena itu dapat dipandang sebagai kubus sederhana (SC) dengan ‘titik kisi’ berada
diantara ion Cs dan Cl.
Na
Cl
Posisi atom:
Na: (0,0,0); (½,½,0); (½,0,½); (0,½,½)
Cl: (½ ,½,½); (0,0,½); (0,½,0); (½,0,0)
(Tentu saja posisi ini boleh ditukar)
Ion Natrium jelas face centered, dan bila translasi face centered diterapkan pada ion Klorin
(½ ,½,½) maka akan didapat semua posisi ion Klorin.
Posisi atom-atom:
(0,0,0) + translasi FC
( 14 , 14 , 14 ) + translasi FC
Latihan: tuliskan posisi atom-atom secara eksplisit dan carilah packing fraction!
Jawab: (0,0,0); (½,½,0); (½,0,½); (0,½,½);( 14 , 14 , 14 ); ( 14 , 34 , 34 ); ( 34 , 14 , 34 ); ( 34 , 34 , 14 )
π
Packing fraction: 3
16
Contoh struktur intan:
C (a=3,56 Å), Si (5,43 Å), Ge (5,65 Å) dan Sn (6,46Å)
Koordinat S:
( 14 , 14 , 14 ); ( 14 , 34 , 34 ); ( 34 , 14 , 34 ); ( 34 , 34 , 14 )
Ketika dua atom berbeda atau lebih bergabung menjadi senyawa kimia, fasa intermediate
atau solid solution. Disini struktur yang terbentuk tergantung pada ukuran relatif atom.
Kerapatan elektron berkurang pada ‘permukaan’ atom dan ada probabilitas kecil untuk
menemukan elektron pada jarak yang agak jauh dari inti.
Namun cara yang praktis untuk menentukan ukuran atom adalah dengan memandang kristal
sebagai kumpulan atom-atom rigid yang saling bersentuhan.
Tampak bahwa diameter (φ) atom besi adalah setengah dari diagonal.
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 29
a
φ besi = √3 = 2,48 Å
2
Jarak terdekat antara dua atom dapat dirumuskan:
a
BCC Æ √3
2
a
FCC Æ √2
2
HCP Æ a (antara atom-atom di bidang dasar)
a2 c2 (antara atom di bidang dasar dan tetangga di atas atau di
+
3 4
bawahnya)
Pada pendekatan pertama (meskipun tidak selalu benar) biasanya dianggap ukuran atom
konstan. Dengan perkataan lain diameter besi dianggap sama untuk besi murni, dalam fasa
intemediate dan dalam alloy.
Hal ini cukup berguna sebagai pendekatan pertama untuk mencari struktur kristal yang tidak
diketahui.
Ukuran atom tergantung pada bilangan koordinasi yakni jumlah atom tetangga terdekat yang
tentu saja tergantung pada struktur kristal.
Bilangan koordinasi
HCP : 12
FCC : 12
BCC : 8
Intan : 4
Semakin kecil bilangan koordinasi maka semakin kecil volume yang ditempati.
Besi (BCC) memiliki diameter 2,48 Å, apabila dilarutkan ke dalam tembaga (FCC) maka
diameter besi akan bertambah menjadi sekitar 2,56 Å.
Ukuran sebuah atom dalam kristal juga tergantung pada jenis ikatan: ionik, kovalen, metalik
dan van der Waals.
Hal yang sebaliknya, penambahan elektron (menjadi ion negatif) akan mengakibatkan
diameter bertambah.
Banyak dikenal keindahan yang dipancarkan dari permukaan datar pada berbagai mineral
atau kristal buatan.
Pada kenyataannya, studi tentang muka-muka kristal dan sudut diantaranya inilah yang
memulai sains kristalografi
Namun demikian bentuk luar merupakan efek sekunder karena tergantung pada penyusunan
atom-atom di dalam.
Beberapa bentuk eksternal cukup jelas berhubungan dengan penyusun terkecilnya, tetapi
terkadang tidak.
Contoh:
• Kubus-kubus kecil pada butiran garam dapur berkaitan dengan NaCl yang memiliki
kisi kubus
• Prisma sisi-enam dari kristal kuarsa (kisi heksagonal)
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 31
Namun
Emas yang berkisi kubus memiliki bentuk alamiah oktahedral, yakni dibatasi bidang-
bidang {111}.
Contoh-contoh lain:
Jauh sebelum penemuan sinar-x untuk mengetahui struktur internal, orang sudah mampu
mengerti sifat-sifat kristal. Seperti tercermin dalam “hukum perbandingan indeks” yakni
indeks untuk kristal yang tumbuh alami selalu bilangan kecil.
Jadi dapat diobservasi permukaan {100}, {111}, {1 1 01}, {210} dll., tetapi jarang teramati
permukaan seperti {510}, {729} dll.
Sekarang kita ketahui bahwa bidang-bidang dengan indeks rendah memiliki kerapatan titik-
titik kisi terbesar sehingga pada penumbuhan kristal bidang-bidang tersebut terbentuk lebih
dahulu.
Who cares?
Bagi sebagian saintis, kristal biasanya merupakan butiran (grain) yang terlihat dengan
mikroskop.
Bila dia memiliki kristal tunggal (single crystal), maka akan ditumbuhkan secara artifisial
dengan peleburan, sehingga bentuknya akan mengikuti bentuk cawan atau dengan
rekristalisasi, maka bentuknya akan berupa lempengan, batangan atau kawat.
Bentuk butiran-butiran pada metal polikristal terjadi karena berbagai macam gaya yang
cukup kuat sehingga susah terjadi penumbuhan alamiah permukaan datar (flat face).
Beberapa kristal memiliki dua bagian yang secara simetri berkaitan satu sama lain.
Hal ini disebut twinned crystal suatu hal yang umum terjadi pada mineral, metal dan alloy.
B B
A
B
A A A A
Twin ini terkadang tidak dapat diamati dengan peralatan mikroskop dengan resolusi rendah.
Peralatan sinar-x dengan metode Laue dapat menunjukkan adanya twin kristal. Lihat kembali
proyeksi stereografik dan difraksi sinar-x
Pita Twin pada kisi FCC Pita Twin pada kisi HCP
Pada bab berikut tentang proyeksi stereografik, gejala twinning ini akan tampak pada film
hasil difraksi sinar-x. Namun untuk interpretasinya terkadang dibutuhkan metode yang agak
rumit.
Tinjau suatu eksperimen untuk mengetahui struktur kristal pada gambar berikut (Metode
Laue):
Kristal Film
Date tonight?
WHAT???
Contoh gambar di bawah ini adalah salah satu cara memproyeksikan bidang-bidang 001, 010,
100 etc. masing-masing pada kutub-kutubnya:
001
1 00
010 010
100
00 1
Pada kasus ini tampak terlihat sederhana karena yang diproyeksikan hanya beberapa bidang
tanpa komplikasi.
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 37
Analogi yang serupa (tetapi jelas tidak sama): peta dunia
digambar dengan sedapat mungkin luas negara/pulau
terkonservasi, dalam proyeksi stereografi pada kristal maka
sudut-sudut antar bidang yang dibuat terkonservasi selama
“pemetaan”.
Proyeksi Stereografik
Kemudian untuk mengukur sudut antar bidang, dapat dilakukan dengan bantuan Wuff Net.
Pada Wulff net dikenal great circle (radius sama dengan bola referensi) dan small circle yang
berada ada bola referensi.
Pada Wulff net proyeksi great circle menjadi garis-garis (lengkungan) bujur, sedangkan
small circle menjadi garis-garis lintang
Proyeksi Asli
Sudut Antar Bidang kelompok {h1k1l1} dan {h2k2l2} pada Sistem Kubus
{h1k1l1}
{h2k2l2} 100 110 111 210 211 221 310
100 0
90
110 45 0
90 60
90
111 54,7 35,3 0
90 70,5
109,5
210 26,6 18,4 39,2 0
63,4 50,8 75,0 36,9
90 71,6 53,1
Lebih lengkap sudut antar bidang lainnya untuk kubus dapat dirumuskan:
h1h2 + k1k2 + l1l2
cos φ =
(h12 + k12 + l12 )(h22 + k22 + l22 )
Gas-gas inert merupakan bentuk kristal yang paling sederhana. Distribusi elektron yang
dimiliki mendekati atom bebas.
Kristal ionik terdiri dari ion positif dan negatif. Ikatan ionik berasal dari interaksi
elektrostatik. Contoh ‘tradisional’ kristal ionik adalah NaCl dan CsCl.
Konfigurasi elektronik pada semua ion hampir serupa dengan atom-atom gas mulia (closed
shells).
Kalau dihitung secara elektrostatik, berdasarkan jarak terdekat ion positif dan ion negatif
2,81x10-8 cm, diperoleh potensial coulomb sebesar 5,1 eV
U = 5,1 eV
2,81x10-8 cm
Energi elektrostatik:
q2
Ue-statik = ±
r
(atraktif kalau muatan berbeda, repulsif kalau sama)
M. Hikam, Kristalografi: Aspek Geometri Kisi Kristal dan Struktur Kristal 43
Interaksi van der Waals dalam kasus ini dapat dikatakan kecil
Jika Uij merupakan energi interaksi ion i dan j maka semua interaksi pada ion ke i:
Ui = ∑ ' Uij
j
(sumasi untuk semua ion j kecuali j=i)
Kalau Uij dapat dinyatakan sebagai jumlah potensial gaya sentral λ exp (−r/ρ) dan gaya
coulomb, maka:
Energi total r
Energi coulomb
⎧ q2
⎪λ exp(− R / ρ ) − (tetangga terdekat)
⎪ R
Uij = ⎨ 2
⎪ 1 q
±
⎪⎩ pij R (di tempat lain)
Jadi
Ikatan kovalen adalah ikatan pasangan elektron atau homopolar dalam kimia, khususnya
kimia organik. Ikatan ini sangat kuat.
Contoh ikatan kovalen terjadi pada karbon, silikon dan germanium dengan struktur diamond.
Meskipun ada kemiripan antara karbon dan silikon namun jangan membuat penyederhaan
persamaan tentang hal ini. Karbon banyak berperan pada biologi, sedangkan silikon berperan
ada geologi dan teknologi semikonduktor.
Ikatan kovalen biasanya terbentuk dengan dua elektron (satu dari masing-masing atom).
Prinsip Pauli memberikan interaksi repulsif (tolak menolak) yang sangat kuat pada atom-
atom dengan kulit terisi penuh (filled shells).
filled shells
Namun apabila kulit-kulit tidak terisi penuh (partially filled shells) maka akan ada sharing
elektron sehingga jarak antar atom menjadi makin dekat dan atom-atom terikat kuat.
Salah satu karakteristik dominan dari logam adalah konduktivitas listrik yang tinggi dan
adanya sejumlah besar elektron bebas dalam logam Æ elektron konduksi.