Gambar 1.1
Gambar 1.1a. menunjukan bahwa arus listrik harus mengalir masuk ke kutub
positif (tanda “+” merah) dan keluar melalui kutub negarif (tanda “-“ hitam).
Gambar 1.1b, menunjukan bahwa untuk memasang amperemeter seri dengan
komponen yang akan diukur kuat arusnya, rangkaian kabel harus dipotong
agar dapat menyisipkan amperemeter.
(a) (b)
Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan DC.
Batas ukur arus : 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
Batas ukur tegangan : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V
(a) (b)
Gambar 1.4
Jadi, hasil pengukuran kuat arus diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 = 𝑥 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
72
I0 = x 1 A = 0,72 A (dua angka desimal)
100
Nilai ketidakpastian kuat arus yang diperoleh sebelumnya sebesar ∆I =
0,01 A (dua angka desimal). Sehingga hasil pengukuran kuat arus (I) dilaporan
sebagai berikut :
I = (I0 ± ∆I)
I = (0,72 ± 0,01) A
Telah diketahui pula bahwa jarak antar gores panjang 0 dan 10 menunjukan
10 100
= 𝑥 10 𝑉𝑜𝑙𝑡 = = 2 𝑉𝑜𝑙𝑡.
50 50
Antara gores panjang 0 dan 10 terdapat 10 skala seperti gambar 1.6. Hal ini
1
menunjukan bahwa skala terkecil basicmeter adalah = 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 0,2 𝑉𝑜𝑙𝑡.
10
Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0 – 10 Volt adalah setengan dari skala
terkecilnya, yaitu sebagai berikut :
c. Hukum Ohm
1. Arus Listrik
Rangkaian listrik dibedakan atas 2 (dua), yaitu
a. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum
dihubungkan dengan sumber tegangan, seperti gambar (1.7a)
b. Rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah
dihubungkan dengan sumber tegangan, seperti gambar (1.7b)
𝐐
𝐈=
𝐭
Contoh Soal
Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar adalah
sebesar 3 Ampere
2. Hukum Ohm
Perhatikan rangkaian listrik pada gambar berikut ini !
V
I= atau V = IR
R
Contoh Soal
d. Hambatan Listrik
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik, bahan dibagi atas
4 (empat) kelompok, antara lain :
1) Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik karena
memiliki hambatan listrik rendah, contohnya tembaga, tungsten,
konstantan (logam paduan), dan nikhrom (logam paduan). Konduktor
seperti kawat tembaga yang memenuhi hukum ohm disebut konduktor
ohmik, sedangkan konduktor-konduktor yang tidak memenuhi hukum
ohm disebut konduktor nonohmik, contohnya filamen lampu, termistor,
dan semikonduktor.
2) Isolator adalah bahan yang sangat sukar menghantarkan arus listrik
karena memiliki hambatan listrik yang sangat besar, contoh udara, kaca,
kayu, ebonit, polythene, plastik, dan perspex.
Gambar 1.9
Dengan demikian, hambatan listrik seutas kawat (R) dengan hambatan jenis
kawat (𝜌), panjang kawat (L), dan luas penampang kawat (A), seperti gambar
1.9 dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
L
R=𝜌
A
Keterangan :
R = Hambatan listrik (Ω)
𝜌 = Hambatan jenis kawat (Ω.m)
𝐿 = Panjang kawat (m)
𝐴 = Luas penampang kawat (m2)
Hambatan jenis kawat (𝜌), merupakan sifat khas bahan kawat yang
tidak bergantung pada ukuran atau bentuk kawat. Artinya untuk jenis kawat
Contoh Soal
Penyelesaian:
Diketahui : L = 15 cm = 0,15 m
A = Luas Penampang P
A = (1,2 x 10-2 m) x (1,0 x 10-2 m) = 1,2 x 10-4 m2
𝜌𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 = 2,8 𝑥 10−8 Ω𝑚
Ditanyakan: R = ........ ?
Dijawab:
L
R=𝜌
A
−8 0,15
R = 2,8 𝑥 10
1,2 x 10−4
0,42 x 10−8
R=
1,2 x 10−4
R = 0,35 x 10−4 Ω
Jadi, hambatan balok aluminium adalah 0,35 x 10−4 Ω
∆L = 𝛼𝐿0 ∆T
∆R = 𝛼𝑅0 ∆T
Keterangan :
∆𝐿 = Perubahan panjang (m)
𝐿0 = Panjang mula-mula (m)
∆𝑅 = Perubahan hambatan listrik (Ω)
𝑅0 = Hambatan listri mula-mula (Ω)
𝛼 = Nilai koefisien
∆𝑇 = Perubahan suhu (0C)
Contoh Soal