Anda di halaman 1dari 10

MATERI AJAR

A. Rangkaian Arus Searah


1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hambatan Penghantar
a. Mengukur Kuat Arus Listrik
Alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir melalui suatu
komponen listrik, misalnya resistor adalah amperemeter (simbol A).
Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen listrik yang akan diukur
arusnya (resistor), seperti gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1

Gambar 1.1a. menunjukan bahwa arus listrik harus mengalir masuk ke kutub
positif (tanda “+” merah) dan keluar melalui kutub negarif (tanda “-“ hitam).
Gambar 1.1b, menunjukan bahwa untuk memasang amperemeter seri dengan
komponen yang akan diukur kuat arusnya, rangkaian kabel harus dipotong
agar dapat menyisipkan amperemeter.

Skala terkecil dan ketelitian amperemeter

Umumnya, amperemeter yang biasa digunakan di laboratorium adalah


basicmeter, seperti gambar 2.1 berikut :

(a) (b)

Gambar 1.2 Gambar 1.3. Mengamati skala terkecil basicmeter


Basicmeter

Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan DC.
Batas ukur arus : 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
Batas ukur tegangan : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 1


Misalkan, anda menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara
20
gores panjang 0 dan 20 menunjukan = 𝑥 1 𝐴 = 0,2 𝐴 . Antara goresan
100

panjang 0 dan 20 terdapat 10 skala (Gambar 1.3b). Hal tersebut menunjukan


1
bahwa skala terkecil basicmeter = 𝑥 0,2 𝐴 = 0,02 𝐴.
10

Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0 - 1 A adalah setengah dari skala


terkecil, sebagai berikut :
1
∆I = x 0,02 A = 0,01 A
2

Cara Membaca Basicmeter dalam Mengukur Kuat Arus (I)

Misalkan anda mengukur dalam suatu rangkaian menggunakan basicmeter


dengan batas ukur 0 – 1 A dan menggunakan skala 0 – 100 A, memberikan
hasil seperti gambar 1.4b,. Jarum penunjuk menunjukan angka skala 72.
Laporkan hasil pengukuran kuat arus tersebut !

(a) (b)

Gambar 1.4

Jadi, hasil pengukuran kuat arus diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 = 𝑥 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
72
I0 = x 1 A = 0,72 A (dua angka desimal)
100
Nilai ketidakpastian kuat arus yang diperoleh sebelumnya sebesar ∆I =
0,01 A (dua angka desimal). Sehingga hasil pengukuran kuat arus (I) dilaporan
sebagai berikut :
I = (I0 ± ∆I)
I = (0,72 ± 0,01) A

b. Mengukur Tegangan Listrik

Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah voltmeter


(simbol V). Voltmeter harus dirangkai paralel dengan komponen listrik yang
akan diukur tegangannya (resistor). Untuk memasang voltmeter dalam suatu
rangkaian, perhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih tinggi harus
dihubungkan ke kutub positif (tanda “+” merah) dan titik yang potensialnya
lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (tanda “-“ hitam).
Perhatikan gambar 1.5 berikut ini :

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 2


(a) (b)
Voltmeter Gambar 1.5

Gambar 1.5a hubungan kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar.


Gambar 1.5b untuk mengukur tegangan listrik pada ujung-ujung resistor,
voltmeter dipasang paralel dengan resistor.

Cara Membaca Basicmeter Dalam Mengukur Tegangan

Sebuah basicmeter yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu


komponen memberikan hasil seperti ditunjukan pada gambar 1.6 berikut ini :

Gambar 1.6. Hasil Pengukuran Tegangan oleh Basicmeter

Untuk diketahui batas ukur basicmeter yang digunakan adalah 0 – 10 Volt.


Laporkan hasil pengukuran tegangan tersebut lengkap dengan
ketidakpastiannya !
Jadi, hasil pengukuran tegangan oleh basicmeter diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
14
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛(𝑉𝑜 ) = 𝑥 10 𝑉𝑜𝑙𝑡
50
14
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑉𝑜 = = 2,8 𝑉𝑜𝑙𝑡 (dua angka desimal)
5

Telah diketahui pula bahwa jarak antar gores panjang 0 dan 10 menunjukan
10 100
= 𝑥 10 𝑉𝑜𝑙𝑡 = = 2 𝑉𝑜𝑙𝑡.
50 50

Antara gores panjang 0 dan 10 terdapat 10 skala seperti gambar 1.6. Hal ini
1
menunjukan bahwa skala terkecil basicmeter adalah = 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 0,2 𝑉𝑜𝑙𝑡.
10

Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0 – 10 Volt adalah setengan dari skala
terkecilnya, yaitu sebagai berikut :

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 3


1
∆V = x 0,2 Volt = 0,1 Volt (dua angka desimal)
2

Jadi, Hasil pengukuran tegangan oleh basicmeter dengan batas ukur 0 – 10


Volt dengan ketidakpastiannya dilaporkan, sebagai berikut :
V = V0 ± ∆V
V = (2,8 ± 0,1) Volt

c. Hukum Ohm

1. Arus Listrik
Rangkaian listrik dibedakan atas 2 (dua), yaitu
a. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum
dihubungkan dengan sumber tegangan, seperti gambar (1.7a)
b. Rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah
dihubungkan dengan sumber tegangan, seperti gambar (1.7b)

Gambar 1.7a Gambar 1.7b

Arus listrik adalah aliran muatan listrik positif pada suatu


penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi
apabila ada perbedaan potensial. Selain aliran muatan positif, ada juga
arah muatan listrik negatif (aliran elektron) dari potensial rendah ke
potensial tinggi (berlawanan dengan arah aliran muatan positif).
Banyaknya elektron
Gambar suatu penghantar
(a)yang mengalir dalam Gambar (b) sama
dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya
arahnya yang berlawanan. Besarnya arus listrik yang mengalir
disebut dengan kuat arus listrik.
Kuat arus listrik (I) didefinisikan sebagai banyaknya muatan
listrik (Q) yang mengalir pada kawat penghantar setiap satu satuan
waktu (t). Kuat arus listrik dapat dirumuskan :

𝐐
𝐈=
𝐭

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 4


Keterangan :
I = Kuat arus listrik (A)
Q = Muatan listrik (C)
t = Selang waktu (s)

Contoh Soal

Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 90 Coulomb


selama 0,5 menit. Hitung besar arus listrik yang mengalir pada
penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 90 C
t = 0,5 menit x 60 = 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
Q
I=
t
90
I= = 3 Ampere
30

Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar adalah
sebesar 3 Ampere

2. Hukum Ohm
Perhatikan rangkaian listrik pada gambar berikut ini !

Gambar 1.8. Rangkaian listrik

Gambar 1.8 menunjukan eksperimen untuk mengukur hambatan


listrik (resistor) dari sebuah konduktor. Sebuah amperemeter (A) yang pasang
seri dengan resistor digunakan untuk mengukur kuat arus (I) dan sebuah
voltmeter (V) yang dipasang paralel dengan resistor digunakan untuk
mengukur tegangan (beda potensial). Sebuah Rheostat (hambatan geser)
digunakan untuk mengubah-ubah kuat arus (I) dalam rangkaian. Dari
eksperimen ini diperoleh rumus :

V
I= atau V = IR
R

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 5


Keterangan :
I = Kuat arus listrik (A)
V = Tegangan listrik (V)
R = Hambatan listrik (Ω)

Contoh Soal

Berapakah beda potensial antara kedua ujung seutas kawat yang


memiliki hambatan 130 ohm yang dialiri muatan 300 𝑚𝐶 dalam
waktu 1 menit ?
Penyelesaian:
Diketahui: R = 130 Ω
Q = 300 mC = 300 x 10-3 C
t = 1 menit x 60 = 60 sekon
Ditanyakan: V = ........ ?
Dijawab:
Q
V = IR = ( )R
t
300 x 10−3
V= x 130 = 5 x 10−3 x 130
60
V = 0,005 x 130 = 0,65 Volt
Jadi, beda potensial antar kedua ujung seutas kawat adalah 0,65
Volt.

d. Hambatan Listrik
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik, bahan dibagi atas
4 (empat) kelompok, antara lain :
1) Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik karena
memiliki hambatan listrik rendah, contohnya tembaga, tungsten,
konstantan (logam paduan), dan nikhrom (logam paduan). Konduktor
seperti kawat tembaga yang memenuhi hukum ohm disebut konduktor
ohmik, sedangkan konduktor-konduktor yang tidak memenuhi hukum
ohm disebut konduktor nonohmik, contohnya filamen lampu, termistor,
dan semikonduktor.
2) Isolator adalah bahan yang sangat sukar menghantarkan arus listrik
karena memiliki hambatan listrik yang sangat besar, contoh udara, kaca,
kayu, ebonit, polythene, plastik, dan perspex.

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 6


3) Semikonduktor adalah bahan yang hanya dapat digunakan sebagai
penyearah (rectifier), yaitu komponen listrik yang mengijinkan arus listrik
yang hanya mengalir dalam satu arah, contohnya germanium dan silikon.
4) Superkondutor adalah konduktor ideal, yaitu konduktor yang hambatan
listriknya nyaris nol. Penghantar superkonduktor sama sekali tidak
menghambat arus listrik yang melaluinya dan mampu mengirimkan energi
listrik tanpa kehilangan energi listrik sedikitpun berupa energi kalor
(panas), seperti pada konduktor tembaga.
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan penghantar
berupa seutas kawat (R), antara lain :
a. Hambatan listrik, dipengaruhi oleh jenis bahan kawat (𝜌). Semakin besar
hambatan jenis kawat (𝜌), semakin besar juga hambatan listriknya (R).
b. Hambatan listrik, dipengaruhi oleh panjang kawat (L). Semakin panjang
kawat (L) semakin besar pula hambatan listriknya (R).
c. Hambatan listrik, dipengaruhi oleh luas penampang kawat (A). Semakin
luas penampang kawat semakin kecil hambatan listriknya (R).
Perhatikan gambar 1.9 berikut ini !

Gambar 1.9

Dengan demikian, hambatan listrik seutas kawat (R) dengan hambatan jenis
kawat (𝜌), panjang kawat (L), dan luas penampang kawat (A), seperti gambar
1.9 dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

L
R=𝜌
A

Keterangan :
R = Hambatan listrik (Ω)
𝜌 = Hambatan jenis kawat (Ω.m)
𝐿 = Panjang kawat (m)
𝐴 = Luas penampang kawat (m2)

Hambatan Jenis Kawat (𝝆)

Hambatan jenis kawat (𝜌), merupakan sifat khas bahan kawat yang
tidak bergantung pada ukuran atau bentuk kawat. Artinya untuk jenis kawat

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 7


yang sama, 𝜌 selalu sama. Berikut ini beberapa hambatan jenis bahanyang
diketahui, antara lain :

1. 𝜌𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 = 1,72 𝑥 10−8 Ω𝑚

2. 𝜌𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 = 2,8 𝑥 10−8 Ω𝑚


3. 𝜌𝑘𝑎𝑐𝑎 = 1010 − 1014 Ω𝑚
4. 𝜌𝑠𝑖𝑙𝑖𝑘𝑜𝑛 = 6,40 𝑥 102 Ω𝑚, dll.

Contoh Soal

Sebuah balok aluminium memiliki dimensi seperti ditunjukan


pada gambar. Arus listrik dilewatkan melalui balok tegak lurus
terhadap permukaan P. Hambatan jenis aluminium (𝜌𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 =
2,8 𝑥 10−8 Ω𝑚). Hitunglah hambatan balok aluminium !

Penyelesaian:
Diketahui : L = 15 cm = 0,15 m
A = Luas Penampang P
A = (1,2 x 10-2 m) x (1,0 x 10-2 m) = 1,2 x 10-4 m2
𝜌𝑎𝑙𝑢𝑚𝑖𝑛𝑖𝑢𝑚 = 2,8 𝑥 10−8 Ω𝑚
Ditanyakan: R = ........ ?
Dijawab:
L
R=𝜌
A
−8 0,15
R = 2,8 𝑥 10
1,2 x 10−4
0,42 x 10−8
R=
1,2 x 10−4
R = 0,35 x 10−4 Ω
Jadi, hambatan balok aluminium adalah 0,35 x 10−4 Ω

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 8


Faktor lain yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor adalah
suhu. Perubahan suhu (∆𝑇) menghasilkan perubahan panjang (∆𝐿) sesuai
rumus :

∆L = 𝛼𝐿0 ∆T

Adapun perubahan panjang (∆𝐿) akan menghasilkan perubahan hambatan


listrik (∆𝑅). Perubahan hambatan listrik (∆𝑅) sebanding dengan perubahan
panjang (∆𝐿), sehingga ∆𝑅 dianalogikan dengan ∆𝐿 yaitu sebagai berikut :

∆R = 𝛼𝑅0 ∆T

Keterangan :
∆𝐿 = Perubahan panjang (m)
𝐿0 = Panjang mula-mula (m)
∆𝑅 = Perubahan hambatan listrik (Ω)
𝑅0 = Hambatan listri mula-mula (Ω)
𝛼 = Nilai koefisien
∆𝑇 = Perubahan suhu (0C)

Contoh Soal

Sebuah kumparan kawat mempunyai hambatan 2 ohm, 2,8 ohm,


dan 3,2 ohm, masing-masing pada suhu 00C, 1000C, dan t0C.
Tentukan nilai t !
Penyelesaian:
Diketahui :
T1 = 00C, dengan hambatan R1 = 2 ohm
T2 = 1000C, dengan hambatan R2 = 2,8 ohm
T3 = t0C, dengan hambatan R3 = 3,2 ohm
Ditanyakan: t = ........ ?
Dijawab:
ΔR 21 = 𝛼𝑅1 ΔT21
R 2 − R1 = 𝛼𝑅1 (T2 − T1 )
2,8 − 2 = 𝛼. 2(100 − 0)
0,8 = 200𝛼
0,8
𝛼= = 0,004
200

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 9


Jadi, untuk mengetahui nilai t adalah sebagai berikut :
ΔR 31 = 𝛼𝑅2 ΔT31
R 3 − R1 = 𝛼𝑅1 (T3 − T1 )
3,2 − 2 = 0,004.2(t − 0)
1,2 = 0,008𝑡
1,2
𝑡= = 1500 𝐶
0,008
Jadi, nilai t diperoleh sebesar 1500C

Materi Ajar Fisika XII.MIPA Oleh La Rahamani, S.Pd 10

Anda mungkin juga menyukai