Anda di halaman 1dari 44

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu dasar,memegang peranan penting yang


semakin dirasakan interaksinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi
dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan
peralatan yang digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan
dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan
di banyak bidang sosial maupun teknik.

Polinom atau suku banyak adalah bentuk suku- suku dengan banyak terhingga
yang disusun dari peubah atau variable dan konstanta. Operasi yang digunakan
hanya penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pangkat bilangan bulat tak
negative. Banyak cara menyelesaikan suku banyak salah satunya dengan
menggunakan rumus Cardano.

Pada tahun 1501, di sebuah kota kecil tidak jauh dari Milan, Italia bagian utara
lahirlah seorang anak bernama Girolamo Cardano. Anak Fazio, seorang intelektual
bungkuk, karena terlalu banyak membaca buku. Cardano membantu
mengembangkan aljabar di Eropa. Cardano juga menerbitkan dua buku tentang
matematika: Aritmatika dalam Praktik (The Practice of Arithmetic) dan Pengukuran
seherhana (Simple Mensuration). Ini adalah awal karir Cardano sebagai pengarang
sebelum menulis buku tentang pengobatan, filsafat, astronomi dan theologi selain
matematika. Selain mempercepat pengembangan aljabar di Eropa, Cardano
memberi sumbangsih pada perkembangan teori probabilitas, hidrodinamika,
mekanika dan geologi.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana algoritma pembagian suku banyak ?
2. Apa yang dimaksud dengan suku banyak ?
3. Bagaimana cara menentukan derajat suku banyak pada hasil bagi dan sisa
pembagian?
4. Bagaimana cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak ?
5. Bagaimana penggunaan teorema sisa dan teorema faktor?
6. Bagaimana cara menentukan akar – akar persamaan suku banyak ?
7. Bagaimana menentukan akar-akar rasional dari persamaan suku banyak ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana algoritma pembagian suku banyak.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan suku banyak.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan derajat suku banyak pada hasil
bagi dan sisa pembagian.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan hasil bagi dan sisa pembagian
suku banyak.
5. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan teorema sisa dan teorema faktor.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan akar-akar persamaan suku
banyak.
7. Untuk mengetahui bagaimana menentukan akar-akar rasional dari persamaan
suku banyak.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi
Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.

B. Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan konsep dan menganalisis sifat operasi aljabar pada polinomial
dan menerapkannya dalam menyelesaiakan masalah matematika.
2. Mendeskripsikan aturan perkalian dan pembagian polinomial dan menerapkan
teorema sisa dan pemfaktoran polinomial dalam menyelesaikan masalah
matematika.

C. Indikator
1. Menentukan derajat dan koefisien-koefisien tiap suku dari suku banyak.
2. Menentukan nilai dari suatu suku banyak dengan menggunakan cara substitusi
langsung dan skema.
3. Menyelesaikan operasi antar suku banyak yang meliputi penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian suku banyak.
4. Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak.
5. Menentukan penggunaan teorema sisa dan teorema faktor.
6. Menentukan akar-akar persamaan suku banyak.
7. Menentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak.
4

D. Algoritma Pembagian Suku Banyak


1. Pengertian dan Nilai Suku Banyak
a. Pengertian Suku Banyak
Suku banyak atau polinomial adalah suatu pernyataan aljabar yang
dibentuk dari variabel berpangkat cacah yang dikalikan dengan suatu
bilangan dan menggunakan operasi penjumlahan atau pengurangan. Suku
banyak dalam x berderajat n dinyatakan dengan:

𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0

Dengan syarat: n adalah bilangan cacah yang menyatakan derajat suku


banyak dan 𝑎𝑛 , 𝑎𝑛−1, 𝑎𝑛−2 , … , 𝑎1 𝑑𝑎𝑛 𝑎0 disebut koefisien-koefisien suku
banyak dimana 𝑎𝑖 ∈ ℝ untuk 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 yang berupa bilangan real,
x adalah variabel dan 𝑎0 disebut suku tetap atau konstanta dan 𝑎𝑛 ≠ 0.
Contoh :
i. 6x3 – 3x2 + 4x – 8 adalah suku banyak berderajat 3, dengan koefisien
x3 adalah 6, koefisien x2 adalah –3, koefisien x adalah 4, dan suku
tetapnya –8.
7
ii. 2x2 – 5x + 4 – adalah bukan suku banyak karena memuat pangkat
x
7
negatif yaitu atau 7x–1 dengan pangkat –1 bukan anggota bilangan
x
cacah.

b. Nilai Suku Banyak


Suku banyak adalah bentuk aljabar yang memuat peubah, maka suku
banyak dapat dituliskan dalam bentuk fungsi dari peubahnya. Misalnya
suatu suku banyak dalam peubah x dapat dituliskan sebagai fungsi x. Suku
5

banyak dengan derajat n dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi f(x) berikut
ini:

𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0

dimana n adalah bilangan cacah, 𝑎𝑖 ∈ ℝ untuk 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 dan an ≠ 0.


Nilai f(x) tersebut merupakan nilai suku banyak. Jika nilai x diganti k,
maka nilai suku banyak f(x) untuk x = k adalah
𝑓(𝑘) = 𝑎𝑘 3 + 𝑏𝑘 2 + 𝑐𝑘 + 𝑑 maka untuk menentukan nilai suku banyak
dapat dilakukan dengan dua cara berikut:
1. Cara substitusi
Misalkan suku banyak 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑. Jika nilai x
diganti k, maka nilai suku banyak f(x) untuk x = k adalah
𝑓(𝑘) = 𝑎𝑘 3 + 𝑏𝑘 2 + 𝑐𝑘 + 𝑑
Contoh soal:
Hitunglah nilai suku banyak berikut ini untuk nilai x yang diberikan.
A. f(x) = 2x3 + 4x2 – 18 untuk x = 3
Penyelesaian:
f(x) = 2x3 + 4x2 – 18
f(3) = 2 . 33 + 4 . 32 – 18
= 2 . 27 + 4 . 9 – 18
= 54 + 36 – 18
= 72

Jadi, nilai suku banyak f(3) = 72.

B. f(x) = x4 + 3x3 – x2 + 7x + 25 untuk x = –4


Penyelesaian:
f(x) = x4 + 3x3 – x2 + 7x + 25
6

f(–4) = (–4)4 + 3 . (–4)3 – (–4)2 + 7 . (–4) + 25


= 256 – 192 – 16 – 28 + 25
= 45

Jadi, nilai suku banyak f(-4) = 45.

2. Cara Horner/bagan/skema/sintetik
Misalkan suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d. Jika akan ditentukan
nilai suku banyak x = k, maka:
f(x) = ax3 + bx2 + cx + d
f(x) = (ax2 + bx + c)x + d
f(x) = ((ax + b)x + c)x + d
Sehingga f(k) = ((ak + b)k + c)k + d.
Dengan membalik proses di atas, maka kita dapat membentuk
ak3 + bk2 + ck + d dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Kalikan a dengan k dan tambahkanlah b sehingga diperoleh ak + b.
b. Kalikan ak + b dengan k dan tambahkanlah c sehingga diperoleh
𝑎𝑘 2 + 𝑏𝑘 + 𝑐
c. Kalikan 𝑎𝑘 2 + 𝑏𝑘 + 𝑐 dengan k dan tambahkanlah d sehingga
diperoleh 𝑎𝑘 3 + 𝑏𝑘 2 + 𝑐𝑘 + 𝑐

a b c d

k
* ak ak 2 + bk 𝑎𝑘 3 + bk 2 + ck
+
a ak + b ak 2 + bk + c 𝑎𝑘 3 + bk 2 + ck + d
+C+
Contoh soal: Type equation here.
Hitunglah nilai suku
c banyak untuk nilai x yang diberikan berikut ini.
7

A. f(x) = x3 + 2x2 + 3x – 4 untuk x = 5


Penyelesaian :

Jadi nilai suku banyak f(5)= 186.

1
B. f(x) = 2x3 – 3x2 + 9x + 12 untuk x =
2
Penyelesaian

1
Jadi, nilai suku banyak 𝑓 (2) = 16.

2. Teorema Hasil Bagi dan Sisa Pembagian Pada Suku Banyak


Derajat merupakan pangkat tertinggi dari variabel yang terdapat pada suatu
suku banyak. Jika suku banyak ditulis anxn + an – 1xn – 1 + … + a1x + a0, maka
derajat dari suku banyak tersebut adalah n.
Perhatikanlah uraian berikut ini:
Misalkan, suku banyak 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑 dibagi oleh (x – k). Dengan
pembagian cara susun, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
8

Dari perhitungan tersebut diperoleh ax2 + (ak + b)x + (ak2 + b + c) sebagai


hasil bagi. Maka, dapat diketahui dari ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh (x – k) hasil
baginya berderajat 2. Selain itu, dari perhitungan di atas diperoleh
ak3 + bk2 + ck + d sebagai sisa pembagian.
Jika terdapat suku banyak f(x) dibagi (x – k) menghasilkan h(x) sebagai hasil
bagi dan f(k) sebagai sisa pembagian, sedemikian hingga
f(x) = (x – k) h(x) + f(k).
Perhatikanlah penentuan nilai suku banyak dengan cara Horner berikut ini:

Jika kita bandingkan hasil di atas dengan pembagian cara susun, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:

a. ak3 + bk2 + ck + d merupakan sisa pembagian.

b. a, ak + b, dan ak2 + bk + c merupakan koefisien hasil bagi berderajat 2.

Dengan demikian, menentukan nilai suku banyak dengan cara Horner dapat
juga digunakan untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dengan pembagi
9

(x – k). Berdasarkan uraian yang telah kita pelajari maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

Jika suku banyak f(x) berderajat n dibagi oleh fungsi berderajat satu

akan menghasilkan hasil bagi berderajat (n – 1) dan sisa pembagian


yang berbentuk konstanta.

berbentuk konstanta.
Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat
hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak.
Contoh soal:
Tentukanlah derajat dari hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak berikut.
1. 2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3.
Penyelesaian:
1. 2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3.
a. Dengan cara susun

b. Dengan cara Horner

+
10

Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + 10x + 30 sebagai hasil bagi


berderajat 2 dan 72 sebagai sisa pembagian.

2. 2x3 + 3x2 + 5 dibagi x + 1

a. Dengan cara susun

b. Dengan cara Horner

Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + x – 1 sebagai hasil bagi


berderajat 2 dan 6 sebagai sisa pembagian.

3. Hasil Bagi dan Sisa Pembagian Suku Banyak

a. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linear (ax + b)

Pembagian suku banyak dengan pembagi (x – k) yang telah kamu


pelajari, dapat dijadikan dasar perhitungan pembagian suku banyak dengan
11

pembagi (ax + b). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah uraian berikut ini.
Suku banyak f(x) dibagi (x – k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan f(k)
sebagai sisa pembagian, sedemikian sehingga f(x) = (x – k) h(x) + f(k).
Pembagian suku banyak f(x) dibagi (ax + b), dapat diubah menjadi bentuk
 b b
f(x) dibagi x –    . Berarti, nilai k =  , sehingga pada pembagian suku
 a a
banyak f(x) tersebut dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.

𝑏 𝑏
𝑓(𝑥) = (𝑥 − (− )) . ℎ(𝑥) + 𝑓 (− )
𝑎 𝑎

𝑏 𝑏
= (𝑥 + 𝑎) . ℎ(𝑥) + 𝑓(− 𝑎)

1 𝑏
↔ 𝑓(𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). ℎ(𝑥) + 𝑓 (− )
𝑎 𝑎

ℎ(𝑥) 𝑏
↔ 𝑓(𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). + 𝑓 (− )
𝑎 𝑎

ℎ(𝑥)
Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan sebagai hasil bagi dan
𝑎
𝑏 ℎ(𝑥) 𝑏
𝑓 (− 𝑎) sebagai sisa pembagian, sehingga 𝑓(𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). + 𝑓 (− 𝑎)
𝑎

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal berikut ini:


Contoh soal:
Tentukanlah hasil bagi dan sisanya jika memakai cara horner.
1. f(x) = 2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (2x – 1)

Penyelesaian:

f(x) = 2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (2x – 1) dengan cara horner sebagai berikut:


12

 1 1
Karena pembaginya 2x – 1 = 2  x   . Faktor pengalinya adalah .
 2 2

2x2  2x  6
Hasil baginya =
2
= x2 + x + 3
Maka sisa pembagian = 2.

 1
 
f ( x)   x   2 x 2  2 x  6  2
 2


2 x  1 2 x 2  2 x  6  2
 
2
 
 2 x  1 x 2  x  3  2
Jadi, (x2 + x + 3) merupakan hasil bagi dan 2 merupakan sisa pembagian.

2. f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3)


Penyelesaian

f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3) dengan cara horner sebagai berikut:


13

 3 3
Karena pembaginya 2x – 3 = 2  x   . Faktor pengalinya adalah  .
 2 2

2x2  2x  4
Hasil baginya =
2

= x2 - x + 2

Maka sisa pembagian = 4.

Jadi, (x2 – x + 2) merupakan hasil bagi dan 4 merupakan sisa pembagian.

b. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat (ax2 + bx + c)

Pembagian suku banyak dengan 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐, di mana a ≠ 0 dapat


dilakukan dengan cara biasa apabila 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 tidak dapat difaktorkan,
sedangkan jika ax2 + bx + c dapat difaktorkan dapat dilakukan dengan cara
Horner.
Misalkan, suatu suku banyak f(x) dibagi 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 dengan a ≠ 0 dan
dapat difaktorkan menjadi 𝑎(𝑥 − ℎ1 )(𝑥 − ℎ2 ). Maka, pembagian tersebut
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1) f(x) dibagi (𝑥 − ℎ1 ), sedemikian hingga f(x) = (𝑥 − ℎ1 ). H1(x) + S1

2) H1(x) dibagi (𝑥 − ℎ2 )sedemikian hingga H1(x) = (𝑥 − ℎ2 )H2(x) + S2

3) Substitusikan H1(x) = (𝑥 − ℎ2 )H2(x) + S2 ke


f(x) = (𝑥 − ℎ1 ). H1(x) + S1
Dihasilkan f(x) = (𝑥 − ℎ1 ). ((𝑥 − ℎ2 )H2(x) + S2 )+ S1
f(x) = (𝑥 − ℎ1 ). (𝑥 − ℎ2 )H2(x) + S2(𝑥 − ℎ1 ) + S1
𝐻2 (𝑥)
f(x) = a(𝑥 − ℎ1 ). (𝑥 − ℎ2 ) + S2(𝑥 − ℎ1 ) + S1
𝑎
14

Karena a(𝑥 − ℎ1 ). (𝑥 − ℎ2 )= ax2 + bx + c, maka dapat ditulis sebagai


berikut:
𝐻2 (𝑥)
f(x) = (ax2 + bx + c ) + S2(𝑥 − ℎ1 ) + S1
𝑎
𝐻2 (𝑥)
Dimana: • merupakan hasil bagi
𝑎

• S2(𝑥 − ℎ1 ) + S1 merupakan sisa pembagian


Contoh soal:
Tentukanlah hasil bagi dan sisa pembagian jika:
A. 3x4 + 4x3 – 5x2 – 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
Penyelesaian:
3x4 + 4x3 – 5x2 – 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
Karena 𝑥 2 + 2𝑠 + 3 tidak dapat difaktorkan, maka dilakukan pembagian cara
susun.

Jadi, 3𝑥 2 − 2𝑥 − 10 merupakan hasil bagi dan 24x + 35 merupakan sisa


pembagian.

B. 2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (x2 – 1)

Penyelesaian :
Karena (x2 – 1) dapat difaktorkan menjadi (x + 1)(x – 1), maka
pembagian tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara.
15

a. Cara susun

b. Cara Horner
x2 – 1 difaktorkan menjadi (x + 1)(x – 1)

Jadi, (2x + 1) merupakan hasil bagi dan 7x merupakan sisa


pembagian.

E. Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor


1. Penggunaan Teorema Sisa
a. Menentukan Sisa Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linear
Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear, kita
dapat menggunakan teorema sisa.
Teorema Sisa 1
16

Jika suku banyak f(x) dibagi (x – k), maka sisa pembagiannya adalah f(k).

Bukti :
Teorema sisa 1 menyatakan bahwa jika f(x) dibagi (x – k), maka sisa
pembagiannya adalah f(k). Perhatikanlah uraian berikut untuk
membuktikan kebenaran teorema tersebut.
Diketahui f (x) = (x – k) h(x) + S. Derajat S lebih rendah satu daripada
derajat (x – k), sehingga S merupakan konstanta. Karena f(x) = (x – k) k(x)
+ S berlaku untuk semua x, maka jika x diganti k akan diperoleh:
f (k) = (k – k) h(k) + S
= 0 . h(k) + S
=0+S
=S
Jadi, f (k) = S → S merupakan sisa pembagian (terbukti).

Contoh soal:
1. Jika f(x) dibagi oleh x2 – 5x + 6 sisanya 2x + 1. Tentukan sisanya jika f(x)
dibagi oleh x – 3.
Penyelesaian:
f(x) = (x2 – 5x + 6) h(x) + S
f(x) = (x – 3)(x – 2) h(x) + 2x + 1
f(3) = (3 – 3)(3 – 2) h(3) + 2 . 3 + 1
f(3) =0+6+1
Jadi, sisanya adalah 7.

2. Tentukanlah sisa pembagian dari f(x) = x3 + 4x2 + 6x + 5 dibagi (x + 2).


Penyelesaian:
Cara 1: Cara subtitusi
f(x) = x3 + 4x2 + 6x + 5
f(–2) = (–2)3 + 4 . (–2)2 + 6 . (–2) + 5
17

= –8 + 4 . 4 – 12 + 5
= –8 + 16 – 12 + 5
=1
Jadi, sisa pembagiannya 1.

Cara 2: Sintetik (Horner)

Jadi, sisa pembagiannya 1.

Cara 3 : Pembagian Bersusun


𝑥 2 + 2𝑥 + 2

x+2 x3 + 4x2 + 6x + 5
𝑥 3 + 2𝑥 2 −
2𝑥 2 + 6𝑥 + 5

2𝑥 2 + 4𝑥 −
2𝑥 + 5

2𝑥 + 4 −
1 Sisa Pembagian

Teorema Sisa 2

 b
Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b), maka sisa pembagiannya adalah f   
 a

Bukti :
18

Teorema sisa 2 menyatakan bahwa jika f(x) dibagi (ax + b), maka sisa
 b
pembagiannya adalah f   . Perhatikanlah uraian berikut untuk
 a
membuktikan kebenaran teorema tersebut.

h( x )
Diketahui f(x) = (ax + b) . + S.
a
h( x )
Karena pada f(x) = (ax + b) . + S berlaku untuk semua nilai x, maka jika
a
b
nilai x =  akan diperoleh:
a
h( x )
f ( x)  (ax  b) S
a
 b
h 
 b     b    a S
f     a. 
  b
 a   a   a
 b
h 
 
f     (b  b) 
b a 
S
 a a

 b
h 
 b
f     (0) 
a 
S
 a a
 b
f    0  S
 a
 b
f    S
 a

 b
Jadi, terbukti bahwa sisa pembagian adalah f   
 a

Contoh soal:
19

1. Jika f(x) habis dibagi (x – 2) dan jika dibagi (2x + 1) sisanya 5.


Tentukan sisanya jika f(x) dibagi 2x2 – 3x – 2.
Penyelesaian:
Misalkan 𝑓(𝑥) dibagi (2x2 – 3x – 2), hasil baginya ℎ(𝑥) dan sisanya 𝑎𝑥 + 𝑏.
f(x) = (2x2 – 3x – 2) h(x) + S
f(x) = (x – 2)(2x + 1) h(x) + ax + b
f(2) = (2 – 2) (2 . 2 + 1) h(2) + 2a + b
f(2) = 0 . h(2) + 2a + b
0 = 2a + b ⇔ 2a + b = 0 ….. (1)

 1  1   1    1   1 
f        2  2    1h    a    b
 2  2   2    2   2 
 1  1   1 1
f        2 (1  1)h    a  b
 2  2   2 2
 1 1
5  0 h    a  b
 2 2
1
5   a  b  a  2b  10.........(2)
2

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:


2a + b = 0 | ×1 | ⇒ 2a + b =0
–a + 2b = 10 | ×2 | ⇒ –2a + 4b = 20 +
0 + 5b = 20
b =4
b = 4 disubstitusikan ke persamaan (1)
2a + b =0
2a + 4 =0
2a = –4
20

a = –2
Jadi, sisanya adalah –2x + 4.

2. Tentukan sisa pembagian dari f(x) = 5x3 + 21x2 + 9x – 1 dibagi (5x + 1).
Penyelesaian:

Cara 1: Cara subtitusi


f ( x)  5 x 3  21x 2  9 x  1
3 2
 1  1  1  1
f     5.    21.    9.    1
 5  5  5  5
 1   1  9
 5.    21.    1
 125   25  5
5 21 9
   1
125 25 5
1 21 45
    1
25 25 25
25
  1
25
 2

Jadi, sisanya 2.

Cara 2: Cara sintetik (Horner)

Jadi, sisanya 2.

Cara 3 : Pembagian Bersusun


𝑥 2 + 4𝑥 + 1
21

5x + 1 5x3 + 21x2 + 9x – 1
5𝑥 3 + 𝑥 2 −
2
20𝑥 + 9𝑥 – 1

20𝑥 2 + 4𝑥 −
5𝑥 − 1

5𝑥 + 1

-2 Sisa Pembagian
Type
b. Menentukan Sisaequation here.Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat
Pembagian
Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat, kita
dapat menggunakan teorema sisa berikut ini.
Teorema Sisa 3
Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x – a)(x – b), maka sisanya adalah
px + q di mana f(a) = pa + q dan f(b) = pb + q.
Bukti :
Diketahui 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏)ℎ(𝑥) + 𝑆f (x) = (x – a)(x - b) h(x) + S .
Perhatikan bahwa(𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) sehingga sisanya maksimum berderajat 1.
Itu terjadi karena jika derajat S lebih dari 1 maka masih dapat dilakukan
pembagian terhadap (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏). Selanjutnya misalkan 𝑆 = 𝑝𝑥 + 𝑞,
dengan demikian persamaan sebelumnya dapat dituliskan
𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏)ℎ(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞). Karena 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 −
𝑏)ℎ(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞) berlaku untuk semua nilai x, maka jika x diganti dengan
a dan b , maka akan diperoleh:
 jika x diganti dengan a
𝑓(𝑎) = (𝑎 − 𝑎)(𝑎 − 𝑏)ℎ(𝑎) + (𝑝𝑎 + 𝑞)
= 0 . ℎ(𝑎) + (𝑝𝑎 + 𝑞)
= 𝑝𝑎 + 𝑞
22

 jika x diganti dengan b


𝑓(𝑏) = (𝑏 − 𝑎)(𝑏 − 𝑏)ℎ(𝑏) + (𝑝𝑏 + 𝑞)
= 0 . ℎ(𝑏) + (𝑝𝑏 + 𝑞)
= 𝑝𝑏 + 𝑞

Untuk lebih memahami mengenai penerapan teorema tersebut,


perhatikanlah contoh soal berikut ini:

Contoh soal:
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 −2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 dibagi 𝑥 2 + 𝑥 − 2, tentukanlah sisa
pembagiannya.
Penyelesaian:
Pada f(x) = x3 – 2x2 + 3x – 1 dibagi x2 + x – 2, bentuk x2 + x – 2 dapat
difaktorkan menjadi (x + 2)(x – 1). Berdasarkan teorema sisa 3, maka dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
(x + 2)(x – 1) ⇔ (x – (–2))(x – 1)
maka nilai a = –2 dan b = 1.
f (a) = pa + q
f (–2) = –2p + q
(-2)3 – 2(-2)2 + 3(-2) – 1 = –2p + q
–8 – 8 – 6 – 1 = –2p + q
–23 = –2p + q ……… (1)

f (b) = pb + q
f (1) =p+q
(1)3 – 2(1)2 + 3(1) – 1 = p+q
1–2+3–1 = p+q
1 = p + q ……… (2)
23

Nilai p dapat dicari dengan mengeliminasi q dari persamaan (1) dan (2).
–2p + q = –23
p+q =1
–3p = –24
p =8
Nilai p disubtitusikan ke persamaan (2).
p+q =1
8+q =1
q = –7
Jadi, sisa pembagiannya = px + q
= 8x – 7

2. Penggunaan Teorema Faktor


Teorema faktor dapat digunakan untuk menentukan faktor linear dari suku
banyak. Perhatikan teorema faktor berikut ini:

Jika f(x) suatu suku banyak, maka (x – k) merupakan faktor dari f(x)
jika dan hanya jika f(x) = 0 maka sisa pembagiannya adalah 0.

Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak, maka x –
h merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h) = 0. Perhatikanlah uraian
berikut ini untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut.
Diketahui menurut teorema sisa f(x) = (x – k) . h(x) + f(k). Jika f(k) = 0, maka
f(x) = (x – k) . h(x). Sehingga x – k merupakan faktor dari f(x). Sebaliknya, jika
x – k merupakan faktor dari f(x), maka f(x) = (x – k) . h(x)
Jika x = k, maka:
f (k) = (k – k) . h(k)
= 0 . h(k)
=0
Jadi, f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) merupakan faktor dari f(x) (terbukti).
24

Contoh soal:
1. Hitunglah p jika 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1.
Penyelesaian:
Karena 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1 maka sisanya 0, sehingga:
f(x) = 2x3 – 5x2 – 4x + p
f(–1) = 2 (–1)3 – 5 (–1)2 – 4 (–1) + p
0 = –2 – 5 + 4 + p
0 = –3 + p
p =3
Jadi, p = 3.

2. Tentukanlah faktor-faktor dari:


A. 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2
B. 2𝑥 3 + 7𝑥 2 + 2𝑥 − 3
Penyelesaian:
A. Jika (x – k) merupakan faktor suku banyak 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2 maka k
merupakan pembagi dari 2, yaitu ± 1 dan ± 2. Kemudian, dicoba nilai-
nilai tersebut. Misalkan, dicoba cara Horner dengan pembagi (x – 1).

𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2 = (𝑥 − 1)(𝑥 2 − 𝑥 − 2)

= (𝑥 − 1)(𝑥 − 2)(𝑥 + 1)

Jadi,faktor-faktornya adalah (x – 1)(x – 2)(x + 1).

B. Jika (x – k) merupakan faktor suku banyak 2𝑥 3 + 7𝑥 2 + 2𝑥 − 3, maka


k merupakan pembagi dari 3, yaitu ± 1 dan ± 3. Kemudian, dicoba nilai-
25

nilai tersebut.
Misalkan, dicoba cara Horner dengan pembagi (x + 1).

2x3 + 7x2 + 2x – 3 = (x + 1)(2x2 + 5x – 3)

= (x + 1)(x + 3)(2x – 1)

Jadi, faktor-faktornya adalah (x + 1)(x + 3)(2x – 1).

3. Akar - Akar Persamaan Suku Banyak


Mencari penyelesaian persamaan suku banyak sama halnya dengan
menentukan akar-akar persamaan yang memenuhi f(x) = 0. Kita dapat
menyelesaikan persamaan suku banyak dengan menentukan faktor linear.

Jika f(x) suatu banyak, maka (x – k) merupakan faktor dari f(x) jika dan
hanya jika k akar persamaan f(x) = 0

Contoh soal:
Tentukanlah himpunan penyelesaian dan faktor linear dari
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2.
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2
f(x) dibagi (x – 1)

Karena f(1) = 0, maka (x – 1) merupakan penyelesaian dari x3 – 2x2 – x + 2.


26

Sedangkan, penyelesaian yang lain x2 – x – 2.


x3 – 2x2 – x + 2 = (x – 1) (x2 – x – 2)
= (x – 1) (x + 1) (x – 2)
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {–1, 1, 2} dan faktor dari x3 – 2x2 – x + 2
adalah (x – 1) , (x + 1) , dan (x – 2)
1
2. Jika merupakan akar-akar persamaan 2x3 + x2 – 13x + 6= 0, tentukanlah
2
a dan faktor linier yang lain.
Penyelesaian:
2
1 1 1 1
Untuk x =  2 13     13   a  0
2
2 2 2
1 1 13
2.    a  0
8 4 2
1 1 1
 6 a  0
4 4 2
6a  0
a6

Jadi suku banyaknya f(x) = 2x3 + x2 – 13x + 6

2x3 + x2 – 13x + 6 =0

(2x – 1) (x – 2) (2x – 6) =0
27

(2x – 1) (x – 2) (x – 3) =0

Jadi, akar-akar yang lain adalah x = 2 dan x = 3.

F. Akar-Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak


1. Pengertian Akar Rasional
Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x – a) adalah faktor dari f(x),
maka a adalah akar dari persamaan f(x) atau f(a) = 0.
𝑏 𝑏
i. Apabila sebuah bilangan rasional pecahan dalam suku terendah, maka
𝑐 𝑐

adalah sebuah akar persamaan suku banyak :

𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 = 0,

𝑎𝑖 ∈ ℝ untuk 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 yang berupa bilangan real, x adalah


variabel dan 𝑎0 disebut suku tetap atau konstanta dan 𝑎𝑛 ≠ 0.
Dengan koefisien – koefisien bulat, dimana b adalah faktor bulat dari 𝑎0
dan c adalah faktor bulat dari 𝑎𝑛
ii. Mengikuti ketentuan bahwa apabila persamaan P(x) = 0 mempunyai
koefisien – koefisien bulat dengan koefisien pangkat tertinggi adalah satu
dan lainnya dalam bentuk p seperti berikut.

𝑥 𝑛 + 𝑝1 𝑥 𝑛−1 + 𝑝2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑝𝑛−1 𝑥 + 𝑝𝑛 = 0,

Maka setiap akar rasional dari P(x) = 0 adalah sebagai bilangan bulat dan
sebuah faktor dari 𝑝𝑛 .
2. Menentukan Akar- Akar Rasional Persamaan Suku Banyak
Alogaritma penentuan akar-akar rasional persamaan polinom P(x) = 0.
Langkah (1) : Selidiki apakah jumlah koefisien – koefisien P(x) = 0 ?
 Jika ya, maka x = 1 merupakan akar dari P(x) = 0
 Jika tidak, lakukan langkah (2)
Langkah (2) : Periksa apakah jumlah koefisien – koefisien variabel
28

berpangkat genap sama dengan jumlah koefisien berpangkat


ganjil ?
 Jika ya, maka x = -1 merupakan akar dari P(x) = 0
 Jika tidak, lakukan langkah (3)
Langkah (3) : Tentukan faktor-faktor dari nilai mutlak 𝑎0 (𝑎0 ≠ 0), lakukan
cara dengan coba satu persatu
3. Sifat-Sifat Akar Persamaan Suku Banyak
a. Untuk Suku Banyak Berderajat Dua: ax2 + bx + c = 0
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 maka:
𝑏
a. 𝑥1 + 𝑥2 = − 𝑎

c
b. 𝑥1 𝑥2 =
a
b. Untuk Suku Banyak Berderajat Tiga: ax3 + bx2 + cx + d = 0
Jika x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan ax3 + bx2 + cx + d = 0,
maka:
𝑏
1. 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = − 𝑎
𝑐
2. 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 = 𝑎

d
3. 𝑥1 𝑥2 𝑥3 = 
a
c. Untuk Suku Banyak Berderajat Empat: ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0
Jika x1, x2, x3, dan x4 adalah akar-akar persamaan suku banyak ax4 +
bx3 + cx2 +dx + e = 0, maka:
𝑏
1. 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = − 𝑎

c
2. 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 + 𝑥1 𝑥4 + 𝑥2 𝑥4 + 𝑥3 𝑥4 =
a
𝑑
3. 𝑥1 𝑥2 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 𝑥4 + 𝑥3 𝑥4 𝑥1 + 𝑥1 𝑥2 𝑥4 = − 𝑎

e
4. 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 =
a
29

d. Untuk Suku Banyak Berderajat n:


𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 = 0,
Mempunyai akar – akar : 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶
𝑎𝑛−1
 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + … + 𝑥𝑛 = − 𝑎𝑛
𝑎𝑛−2
 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 + … + 𝑥𝑛−1 𝑥𝑛 = 𝑎𝑛
𝑎𝑛−3
 𝑥1 𝑥2 𝑥3 + 𝑥1 𝑥2 𝑥4 + … + 𝑥𝑛−2 𝑥𝑛−1 𝑥𝑛 = − 𝑎𝑛
𝑎
 𝑥1 𝑥2 𝑥3 … … 𝑥𝑛 = (−1)𝑛 . 0
𝑎𝑛

Contoh soal:
1. Jika salah satu akar dari suku banyak x3 + 4x2 + x – 6 = 0 adalah
x = 1, tentukanlah akar-akar yang lain.

Penyelesaian:

karena f(1) = 0, maka x = 1 adalah akar persamaan f(x) = 0


x3 + 4x2 + x – 6 =0
(x – 1)(x2 + 5x + 6) =0
(x – 1)(x + 2) (x + 3) = 0
Jadi, akar yang lain adalah x = –2 dan x = –3.
2. Diketahui x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan
2x3 – bx2 – 18x + 36 = 0.
Tentukan:
a. 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3
b. 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3
c. 𝑥1 𝑥2 𝑥3
30

d. Nilai b, jika 𝑥2 adalah lawan dari 𝑥1


e. Nilai masing-masing 𝑥1, 𝑥2 𝑑𝑎𝑛 𝑥3 untuk b tersebut

Penyelesaian
a. 2x3 – bx2 – 18x + 36 = 0
a=2 c = –18
b = –b d = 36
𝑏 𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = − 𝑎 = − 2 …………..(1)
𝑐 18
b. 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 = 𝑎 = − = −9 ……….. (2)
2
𝑑 36
c. 𝑥1 𝑥2 𝑥3 = − 𝑎 = − = −18 ……….. (3)
2
31

d. Dari (1)
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = −
2
𝑏
𝑥1 + (−𝑥1 ) + 𝑥3 = −
2
𝑏
𝑥3 = −
2
Dari (2)
𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 = −9
𝑥1 (−𝑥1) + 𝑥1 𝑥3 + (−𝑥1 )𝑥3 = −9
−𝑥1 2 + 𝑥1 𝑥3 − 𝑥1 𝑥3 = −9
𝑥1 2 =9
𝑥1 = 3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥1 = −3

Dari (3)
𝑥1 𝑥2 𝑥3 = 18
Untuk 𝑥1 = 3, maka 𝑥2 = −3
𝑥1 𝑥2 𝑥3 = −18
3 . −3 . 𝑥3 = −18
𝑥3 = 2
32

𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = −
2
𝑏
3 + (-3) + 2 = − 2
b
2 = 
2
4 = −𝑏 ⇒ 𝑏 = –4

Untuk 𝑥1 = −3, maka 𝑥2 = 3


𝑥1 𝑥2 𝑥3 = −18
−3 . 3 . 𝑥3 = −18
𝑥3 = 2
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = −
2
𝑏
−3 + 3 + 2 = −
2
𝑏 = −4
Jadi, 𝑥1 = 3 , 𝑥2 = −3 , 𝑥3 = 2 untuk b = -4 dan 𝑥1 = −3 , 𝑥2 = 3 , 𝑥3 = 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏 = 4
33

G. Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan:


1. (Soal UN)
Diketahui suku banyak P(x) = 2𝑥 4 + a𝑥 3 − 3𝑥 2 + 5𝑥 + 𝑏. Jika P(x) dibagi (𝑥 −
1) sisa 11, dibagi (𝑥 + 1) sisa -1 maka nilai (2𝑎 + 𝑏) =…
Pembahasan:
Diketahui :
P(x) = 2𝑥 4 + a𝑥 3 − 3𝑥 2 + 5𝑥 + 𝑏
 P(x) dibagi (𝑥 − 1) sisa 11 maka:
P(1) = 11
→ 2. 14 + a. 13 − 3. 12 + 5.1 + 𝑏 = 11
→ 2 + a – 3 + 5 + b = 11
→ a + b = 11
→ a + b = 7…….(1)
 P(x) dibagi (𝑥 + 1) sisa -1 maka:
P(-1) = -1
→ 2. (−1)4+ a. (−1)3 − 3. (−1)2 + 5. (−1) + 𝑏 = -1
→ 2 – a – 3 – 5 + b = -1
→ -a + b = -1 + 6
→ -a + b = 5……(2)

Dari (1) dan (2), dengan menggunakan metode eliminasi:

a+b=7
-a + b = 5

2a = 2
a=1

Substitusi a = 1 ke persamaan (1), maka diperoleh:

→1+b=7
34

b=6

Jadi, 2a + b = 2.1 + 6 = 8

2. (Soal UN)
Diketahui g(x) = 2𝑥 3 + 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 6 dan h(x) = 𝑥 2 + 𝑥 − 6 adalah faktor dari
g(x). Nilai a yang memenuhi adalah …
Pembahasan:
Diketahui:
g(x) = 2𝑥 3 + 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 6

h(x) = 𝑥 2 + 𝑥 − 6 adalah faktor dari g(x)

→ h(x) = (𝑥 + 3)(𝑥 − 2)

Diperoleh x = -3 dan x = 2

Karena h(x) adalah faktor dari g(x) maka:

 g(-3) = 0
→ 2(−3)3 + 𝑎(−3)2 + 𝑏(−3) + 6 = 0
→ -54 + 9a – 3b + 6 = 0
→ 9a – 3b = 48
→ 3a – b = 16…….(1)
 g(2) = 0
→ 2(2)3 + 𝑎(2)2 + 𝑏(2) + 6 = 0
→ 16 + 4a + 2b + 6 = 0
→ 4a + 2b = -22
→ 2a + b = -11……(2)
Dari (1) dan (2) maka diperoleh:
3a – b = 16
35

2a + b = -11
5a = 5
a=1

3. (Soal UAN)
Salah satu faktor dari (2𝑥 3 −5𝑥 2 − 𝑝𝑥 + 3) adalah (𝑥 + 1). Faktor yang lain dari
suku banyak tersebut adalah …
Pembahasan:
Misalkan : f(x) = (2𝑥 3 −5𝑥 2 − 𝑝𝑥 + 3)
Dan (𝑥 + 1) merupakan salah satu faktornya maka:
f(-1) = 0
→ 2(−1)3 −5(−1)2 − 𝑝(−1) + 3 = 0
→ -2 − 5 + p + 3 = 0
→p=4
Sehingga, f(x) = (2𝑥 3 −5𝑥 2 − 4𝑥 + 3)
= (𝑥 + 1)(2𝑥 2 − 7𝑥 + 3)
= (𝑥 + 1)(2𝑥 − 1)(𝑥 − 3)

Jadi, faktor lainnya adalah (2𝑥 − 1) dan (𝑥 − 3)

4. (Soal UN)
Suatu suku banyak P(x) dibagi oleh (𝑥 2 − 1) sisanya (12𝑥 − 23) dan jika dibagi
oleh (𝑥 − 2) sisanya 1. Sisa pembagian suku banyak oleh (𝑥 2 − 3𝑥 + 2)
adalah …
Pembahasan:
P(x) dibagi (𝑥 2 − 1) sisa 12𝑥 − 23
→ P(x) = 𝐻(𝑥)(𝑥 + 1)(𝑥 − 1) + (12𝑥 − 23)
x = -1 → sisa = 12(−1) − 23 = −35
36

x = 1 → sisa = 12(1) − 23 = −11


P(x) = dibagi (𝑥 − 2) sisa 1
x = 2 → sisa = 1
P(x) = 𝐻(𝑥)(𝑥 2 − 3𝑥 + 2) + (𝑝𝑥 + 𝑞)

= 𝐻(𝑥)(𝑥 − 1)(𝑥 − 2) + (𝑝𝑥 + 𝑞)

 x = 1 → 𝑝 + 𝑞 = −11
 x = 2 → 2𝑝 + 𝑞 = 1
−𝑝 = −12
𝑝 = 12

→ p = 12 dan q = -23

Jadi, sisa pembagian P(x) oleh 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 adalah 12𝑥 − 23

5. Suku banyak f(x) = 𝑥 3 + a𝑥 2 – bx – 5 dibagi dengan (x-2) memberikan hasil bagi


𝑥 2 + 4x + 11 dan sisa 17. Nilai a + b = …
Pembahasan:
Diketahui :
f(x) = 𝑥 3 + a𝑥 2 – bx – 5
f(x) = H(x).P(X) + sisa maka :
f(x) = (x-2)( 𝑥 2 + 4x + 11) + 17
f(x) = 𝑥 3 + 4𝑥 2 + 11x -2 𝑥 2 – 8x-22+17
f(x)= 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 3x – 5
sehingga, diperoleh nilai dari :
a = 2; b = -3
jadi, nilai dari a+b = 2 + (-3) = -1
37

6. Fungsi f(x) dibagi (x-1) sisanya 3, sedangkan jika dibagi (x-2) sisanya 4. Jika dibagi
dengan 𝑥 2 -3x+ 2 maka sisanya adalah…
Pembahasan:
𝑓(𝑥) 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 (𝑥 − 1) 𝑠𝑖𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 3 → 𝑓(1) = 3
𝑓(𝑥) 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 (𝑥 − 2) 𝑠𝑖𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 4 → 𝑓(2) = 4
Misalkan, ax+b adalah sisa jika f(x) dibagi dengan 𝑥 2 -3x + 2 = (x-2) (x-1) maka
𝑓(1) = 𝑎 + 𝑏 = 3
𝑓(2) = 2𝑎 + 𝑏 = 4
dieliminasikan akan menghasilkan a = 1 dan b = 2
jadi, sisanya adalah ax + b = x + 2

7. Salah satu faktor dari (2𝑥 3 -5 𝑥 2 –px + 3 adalah (x+1). Faktor yang lain dari suku
banyak tersebut adalah…
Pembahasan:
Misalkan :
F(x) = (2𝑥 3 -5 𝑥 2 –px + 3 )
Dan (x+1) merupakan salah satu faktornya
Maka:
F(-1) = 0 → 2(−1)3 – 5(−1)2 → - 2 – 5 + p + 3 = 0
P= 4
Sehingga, f(x) = (2𝑥 3 -5 𝑥 2 –px + 3)
𝑓(𝑥) = (𝑥 + 1)(2𝑥 − 1)(𝑥 − 3)
jadi, faktor yang lainya adalah (2𝑥 – 1)dan (𝑥 – 3).

8. Tiga kali nilai suku banyak 𝑥 3 - 𝑥 2 +kx – 2 pada x = 1 sama dengan nilai suku
banyak pada x = 2. Nilai k yang memenuhi adalah…
Pembahasan:
38

Tiga kali nilai suku banyak 𝑥 3 - 𝑥 2 +kx – 2 pada x = 1 sama dengan nilai suku
banyak pada x = 2, artinya :
3𝑓(𝑥) = 𝑓(2)
3(1 − 1 + 𝑘 − 2) = 8 − 4 + 2𝑘 − 2
3𝑘 − 6 = 2𝑘 + 2
𝑘 = 8

9. (Soal UN)
Persamaan 2𝑥 3 + 𝑝𝑥 2 + 7𝑥 + 6 = 0 mempunyai akar 𝑥 = 2. Jumlah ketiga
akar persamaan itu adalah ....
Pembahasan:
Diketahui:
Persamaan 2𝑥 3 + 𝑝𝑥 2 + 7𝑥 + 6 = 0 mempunyai akar 𝑥 = 2 maka:
2(2)3 + 𝑝(2)2 + 7(2) + 6 = 0
→ 16 + 4𝑝 + 14 + 6 = 0
→ 𝑝 = −9
Sehingga, persamaannya adalah:
2𝑥 3 − 9𝑥 2 + 7𝑥 + 6 = 0
Misal, akar-akarnya 𝑥1 , 𝑥2 𝑑𝑎𝑛 𝑥3 maka:
(−9) 1
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = − = 4
2 2

10. (Soal UN)


Suku banyak f(x) dibagi (𝑥 + 5) memberikan sisa (2𝑥 − 1) dan dibagi oleh
(𝑥 − 3) memberikan sisa 7. Sisa pembagian f(x) oleh (𝑥 2 + 2𝑥 − 15) adalah ....
Pembahasan:
𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 5) bersisa (2𝑥 − 1) maka:
𝑓(−5) = 2(−5) – 1 = −11
39

𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 − 3) bersisa 7 maka:


𝑓(3) = 7
𝑓(𝑥) = 𝐻(𝑥). (𝑥 2 + 2𝑥 − 15) + (𝑝𝑥 + 𝑞)
= 𝐻(𝑥) (𝑥 + 5) (𝑥 − 3) + (𝑝𝑥 + 𝑞)
𝑓(−5) = −5𝑝 + 𝑞
→ −11 = −5𝑝 + 𝑞 . . . . . . . . . . (1)
𝑓(3) = 3𝑝 + 𝑞
→ 7 = 3𝑝 + 𝑞 . . . . . . . . . . (2)
Dari (1) dan (2):
−5𝑝 + 𝑞 = −11
3𝑝 + 𝑞 = 7

−8𝑝 = −18
𝑝 = (−18)/(−8)
9
𝑝 =
4
1
𝑞 =
4
9 1
Jadi, pembagian f(x) oleh 𝑥 2 + 2𝑥 – 15 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑎 4 𝑥 + 4
40

H. Latihan Soal
1. (Soal SPMB)
Jika 𝑃(𝑥) = 𝑥 4 + 5𝑥 3 + 9𝑥 2 + 13𝑥 + 𝑎 dibagi dengan (x + 3) bersisa 2
maka P(x) dibagi (x + 1) akan bersisa ....
2. (UN 2010)
Suku banyak 𝑥 3 + 2𝑥 2 − 𝑝𝑥 + 𝑞, jika dibagi (2𝑥 − 4) bersisa 16 dan jika
dibagi (𝑥 + 2) bersia 20, nilai dari 2𝑝 + 𝑞 = . . ..
3. (Soal SPMB)
Banyaknya akar-akar real dari: 𝑥 4 − 3𝑥 3 − 3𝑥 2 + 7𝑥 + 6 = 0 adalah ....
4. (Soal UM-UGM K.IPA)
Suku banyak berderet tiga 𝑃(𝑥) = 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 𝑚𝑥 + 𝑛 dibagi dengan
𝑥 2 − 4𝑥 + 3 memiliki sisa 3𝑥 + 2 Maka nilai n =….
5. Jika suku banyak 2𝑥 3 − 𝑝𝑥 2 + 𝑞𝑥 + 6 dan 2𝑥 3 + 3𝑥 2 – 4𝑥 − 1
mempunyai sisa yangsama apabila dibagi oleh (𝑥 + 1) Maka nilai
(𝑝 + 𝑞) = ⋯
6. Diketahui suku banyak 𝑃 (𝑥) = 2𝑥 4 + 𝑎𝑥 3 − 3𝑥 2 + 5𝑥 + 𝑏. Jika 𝑃(𝑥)
dibagi (𝑥 − 1) sisa 11, dibagi (𝑥 + 1) sisa (-1) maka (2𝑎 + 𝑏) = ….
7. UN 2011 PAKET 46
Diketahui suku banyak 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 3 + 2𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 5, 𝑎 ≠ 0 dibagi oleh
(𝑥 + 1) sisanya 4 dan dibagi oleh (2𝑥 – 1) sisanya juga 4. Nilai dari 𝑎 + 2𝑏
adalah …
8. UN 2011 PAKET 46
Faktor–faktor persamaan suku banyak 𝑥 3 + 𝑝𝑥 2 – 3𝑥 + 𝑞 = 0 adalah (𝑥 +
2) dan (𝑥 – 3). Jika 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 adalah akar–akar persamaan suku banyak
tersebut, maka nilai 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = ….
41

9. UN 2010 PAKET A
Diketahui (𝑥 – 2) adalah faktor suku banyak 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 + 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 – 2.
Jika 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 3), maka sisa pembagiannya adalah –50. Nilai (𝑎 + 𝑏)
adalah …
10. UN 2007 PAKET A
Suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1) sisanya 10 dan jika dibagi (2𝑥 – 3) sisanya
5. Jika suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 2 – 𝑥 – 3), sisanya adalah …
42

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nilai suku banyak P(x) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
untuk x = h, dengan h bilangan real, ditentukan oleh :
P(x) = 𝑎𝑛 ℎ𝑛 + 𝑎𝑛−1 ℎ𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 ℎ𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 ℎ + 𝑎0
2. a. Pembagian suku banyak P(x) dengan pembagi Q(x) = x – h menghasilkan
hasil bagi H(x) dan sisa S(x) berderajat nol atau H(x) = konstanta, dituliskan
sebagai berikut :
P(x) = (x – h) H(x) + S(x)
Penentuan hasil bagi H(x) dan sisa S(x) dari pembagian P(x) dengan (x-h)
dapat dilakukan dengan cara :
i. Pembagian bersusun biasa
ii. Pembagian sintetik atau metode Horner

a b c d

h
* ah ah2 + bh 𝑎ℎ3 + bh2 + ch

+
a ah + b ah2 + bh + c 𝑎ℎ3 + bh2 + ch + d
+C+
Koefisien hasil bagiType
H(x)equation
= 𝑎𝑥 2 +here.
(𝑎ℎ + 𝑏)𝑥 + (𝑎ℎ2 + 𝑏ℎ + 𝑐)
c
Sisa S(x) = P(h) = 𝑎ℎ3 + bh2 + ch + d
iii. Koefisien tak tentu
b. Pembagian suku banyak P(x) dengan (ax-b) diselesaikan dengan metode
Horner :
𝐻(𝑥) 𝑏
𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 − 𝑏) ( ) + 𝑃( )
𝑎 𝑎
43

𝑏
𝐻(𝑥) hasil bagi dan sisanya 𝑃(𝑎)

c. Pembagian suku banyak P(x) dengan pembagi (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐) dapat


diselesaikan dengan :
(i) Cara pembagian bersusun
(ii) Metode Horner
3. Teorema Sisa
a. Pembagi berbentuk (x-h): jika suku banyak P(x) berderajat n dibagi (x-h),
maka sisa pembaginya adalah P(h).
b. Pembagi berbentuk (ax-b): jika suku banyak P(x) berderajat n dibagi (ax-b),
𝑏
maka sisa pembaginya adalah S = 𝑃(𝑎)

c. Pembagi berbentuk (x-ℎ1 ) (x-ℎ2 ): jika suku banyak P(x) berderajat n dibagi
(x-ℎ1 ) (x-ℎ2 ), maka sisa pembaginya adalah:
𝑃(ℎ1 )−𝑃(ℎ2 ) ℎ1 𝑃(ℎ1 )−ℎ2 𝑃(ℎ2 )
𝑆(𝑥) = + dengan ℎ1 ≠ ℎ2, ℎ1 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 ℎ2 ≠ 0.
ℎ1− ℎ1 ℎ1 −ℎ2

4. Teorema Faktor
Misalkan P(x) suatu suku banyak, (x-h) merpakan factor dari P(x) jika dan
hanya jika P(h) = 0
5. Persamaan Suku Banyak
Jika P(x) suku banyak, maka (x-h) adalah factor dari P(x) jika dan hanya jika h
merupakan akar persamaan P(x) = 0
6. Teorema akar – akar untuk Suku Banyak Berderajat n:
𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 = 0,
Mempunyai akar – akar : 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶
𝑎
 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + … + 𝑥𝑛 = − 𝑎𝑛−1
𝑛
𝑎𝑛−2
 𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + 𝑥2 𝑥3 + … + 𝑥𝑛−1 𝑥𝑛 = 𝑎𝑛
𝑎𝑛−3
 𝑥1 𝑥2 𝑥3 + 𝑥1 𝑥2 𝑥4 + … + 𝑥𝑛−2 𝑥𝑛−1 𝑥𝑛 = − 𝑎𝑛
𝑎
 𝑥1 𝑥2 𝑥3 … … 𝑥𝑛 = (−1)𝑛 . 0
𝑎𝑛
44

DAFTAR PUSTAKA
.

Nugraha, P.S dkk. 2018. Top Update Big Bank Matematika SMA/MA 1,2, dan 3.
Jakarta : PT.Bintang Wahyu

Sembiring, S dkk. 2015. Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan


Matematika dan Ilmu Alam. Bandung : PT.Sewu

Sukino. 2013. Matematika Jilid 2 untuk SMA/ MA Kelas XI Kelmpok Peminatan


Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai