Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI

SANDRO JHONWIKS SIBUEA


CAA 117 084
KELOMPOK X

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI

Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten praktikum pada


Hari :
Tanggal :

ASISTEN PRAKTIKUM

RIBKA SUSANTI BARUS


CAA 116 046
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Dasar Teori ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan .............................................................................................. 2
II. BAHAN DAN ALAT ........................................................................... 3
2.1. Waktu Dan Tempat ........................................................................ 3
2.2. Alat Dan Bahan ............................................................................... 3
2.3. Cara Kerja........................................................................................ 4
III.HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 5
3.1. Hasil Pengamatan ............................................................................ 5
3.2. Pembahasan ..................................................................................... 6
IV. PENUTUP ........................................................................................... 8
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 8
4.2. Saran ................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar teori


Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kaloryang dimiliki oleh suatu benda yaitudengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu tersebut tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda semakin besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung oleh benda sedikit. cara Perpindahan kalor dapat
terjadi melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.cara pepindahan
kalor secara Konduksi adalah perpindahan kalor/panas melalui perantara, di mana
zat perantaranya tidak ikut berpindah. Dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu
perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel-
partikelnya. Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran, di mana zat
perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor
merambat, maka terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas
udara/angin dan Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor yang
tidak memerlukan perantara apapun. Contohnya: ketika kita duduk dan
mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan
dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi
perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut
dengan Radiasi.
Koduktivitas Termal adalah suatu besaran intensif benda yang menunjukkan
kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduksi termal adalah suatu
fenomena transport di perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal
dari satu daerah benda panas ke daerah yang sama temperaturnya yang lebih
rendah. Pengaruh konduktivitas termal pada perpindahan kalor adalah tekanan
udara terhadap titik didih dan titik lebur, yaitu: Semakin tinggi tekanan udara
maka titik didihnya semakin tinggi. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi
karena perbedaan suhu tanpa diikuti perpindahan materi Konduktivitas termal
besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor), seperti besi, seng, dan
aluminium.
Perbedaan bahan berdasarkan konduktivitas adalah Isolator, Konduktor dan
Semikonduktor : a) Isolator adalah bahan yang menghambat aliran jenis energi
tertentu, dengan mencegah proses konduksi. Kaca dan kayu keduanya isolator,
arus listrik tidak dapat mengalir melalui mereka. Pegangan di wajan, misalnya,
sering dirancang dari bahan yang merupakan isolator panas (seperti plastik),
sehingga panas tidak membakar tangan kita saat menyentuh pegangan, b)
Konduktor adalah bahan yang memungkinkan untuk konduksi energi dengan
mudah melalui materi. Penggunaan paling umum dari istilah ini adalah konduktor
listrik, seperti logam, yang memungkinkan dengan mudah aliran arus listrik,
istilah ini dapat diterapkan untuk bentuk-bentuk energi. Secara umum istilah
konduktor digunakan dalam fisika adalah konduktor listrik. Semikonduktor adalah
zat yang memiliki konduktivitas listrik di antara konduktivitas tinggi konduktor
dan konduktivitas rendah isolator, c) Semikonduktor yang paling berguna
memiliki sifat konduktif yang berubah di bawah kondisi yang berbeda, seperti
ketika zat terkena medan listrik atau perubahan suhu. Konfigurasi yang dirancang
khusus dari bahan semikonduktor memungkinkan penciptaan transistor dan
komponen elektronik lainnya yang berguna yang membentuk dasar elektronik.
Pengertian Kalor dapat dibagi 2 jenis, yaitu kalor yang digunakan untuk
menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten).
Persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam yaitu :
Q = m.U dan Q = m.L
Dimana :
Q = Jenis kalor ( j )
m = Massa Benda ( kg )
U = Kalor Uap ( j/kg )
L = Kalor Lebur ( j/ kg )
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Fisika Dasar dengan materi Perpindahan Panas Secara
Konduksi yaitu :
a. Mengamati adanya perpindahan kalor pada benda secara konduksi.
b. Mengamati perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam.
II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisika Dasar dengan materi Perpindahan Panas Secara Konduksi
dilaksanakan pada hari Rabu, 15 November 2017 pada pukul 15.00-16.40 WIB.
Bertempat di Laboratorium Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Palangka Raya.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada Pratikum Fisika Dasar dengan materi Perpindahan
Panas Secara Konduksi adalah Penjepit kayu, korak api, Stopwatch dan bulsen.
Sedangkan bahan yang pakai adalah sebatang seng, besi, kaca, tembaga, plastisin
dan plastisin.

2.3. Cara kerja


Cara kerja yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar dengan Materi
Perpindahan Panas Secara Konduksi adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan.
2. Membuat bulatan plastisin dan meletakkan pada jujung tembaga.
3. Memanaskan tembaga tersebut dalam pemanas spiritus.
4. Mengamati bulatan plastisin dan mencatat waktu yang diperlukan sampai
bulatan plastisin tersebut jatuh.
5. Membersihkan Alat dan Bahan yang digunakan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatatan perpindahan panas secara konduksi
No Konduktor T (s) K (j/m ̊c)
1 Besi ( paku ) 300 40
2 Kaca >300 0,84
3 Tembaga 120 380
4 Seng >11,6 11,6

3.2. Pembahasan
Dalam percobaan mengamati perpindahan panas secara konduksi besi (paku)
yang dipanasi dengan menggunakan spritus dengan ujung ditempel plastisin
waktu T (s) yang diperlukan untuk menjatuhkan plastisin sama dengan 586 dan
kalor (j/m ̊ c) sama dengan 40. Kaca yang dipanasi dengan spritus dengan waktu T
(s) sama dengan > 600 dan kalor (j/m ̊ c) adalah 0,84. Tembaga yang dipanasi
dengan waktu T (s) sama dengan 216 dan kalor (j/m ̊ c) adalah 380. dan Seng
yang dipanasi dengan waktu T (s) sama dengan > 600 dan kalor (j/m ̊ c) adalah
11,6.
Alasan mengapa tiap plastisin jatuhnya berbeda pada tiap benda karena ada
benda yang bisa menghantarkan panas dengan secara mudah dan ada juga yang
menghantarkan panas dengan secara sulit. Contohnya seperti tembaga. Tembaga
termasuk benda yang mudah menghantarkan panas dengan mudah sehingga
plastisin jatuh tidak memerlukan waktu lama. Sedangkan kaca adalah salah satu
benda pengantar panas yang kurang baik atau sulit. Untuk menjatuhkan plastisis
harus membutuhkan waktu yang lama karena kaca sulit untuk menghantarkan
panas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor adalah suhu, ketebalan
dinding, luas permukaan dan konduktivitas termal. Semakin besar suhu, maka
semakin cepat perpindahan kalor, semakin tebal dinding maka makin lambat pula
perpindahan kalornya, semakin luas permukaan maka semakin cepat perpindahan
kalor dan konduktivitas termal merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan
kalor, makin besar nilai kalornya, makin cepat perpindahannya.
IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Perpindahan kalor secara konduksi umumnya terjadi pada zat padat. Gejala
konduksi biasanya dimanfaatkan pada alat-alat memasak. Setiap zat padat
mengalami konduksi dengan proses yang berbeda-beda. Beberapa zat padat
mengalami konduksi dengan mudah, benda ini selanjutnya disebut konduktor
panas. Selain itu terdapat benda-benda yang sulit mengalirkan kalor secara
konduksi,benda ini disebut isolator panas. Contoh dari konduktor adalah
alumunium, besi dan logam. Sedangkan contoh dari Isolator adalah salah satunya
kayu dan plastik.
Perpindahan kalor secara konduksi pada tembaga adalah dengan sebatang
tembaga dimasukkan kedalam api atau dipanaskan, ujung batang yang lainnya
akan ikut menjadi panas, walaupun tidak ikut dimasukkan kedalam api. Sebatang
besi yang dipanaskan dengan api kemudian dipegang pada ujung yang lain, pasti
lama kelamaan ujung besi yang kamu pegang juga terasa panas, hal tersebut
karena secara otomatis kalor mengalir dari api (suhu tinggi) menuju bagian
sebatang besi tersebut (suhu rendah). Walaupun hanya salah satu bagian sebatang
besi yang bersentuhan dengan nyala api, semua bagian besi. kaca merupakan
penghantar panas konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara
konduksi. Dan seng merupakan penghantar panas yang disebut pengantar panas
konduktor karena Panas suatu benda tergantung pada suhu benda tersebut.
Semakin tinggi suhu benda, maka benda semakin panas. Panas berpindah dari
tempat yang bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah.

4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Daton.Goris Seran, 2006. Fisika X SMA. Erlanga. Bandung.


Intan Nurul Rokhimi. Pujayanto. 2015. Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran
Kalor Konduksi. Volume 6. 1-5. Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS
Surakarta. Sutami 36A Surakarta
Kamajaya.2007. Fisika. Grafindo. Bandung.
Novitasari.Asih, 2015. Pintar Fisika. Grasindo. Yogyakarta.
Zuhdi Ma’sum. Made Arsana. Fathurrahman Malik. Wahyudi Priyono. Ali
Altway. 2012. Analisis Perpindahan Panas Dengan Konduksi Bebas. Vol.7,
1-3. Jurnal Teknik Kimia. ITS Keputih Sukolilo, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai