Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“Pengukuran Berulang“
“Laporan Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah
Fisika Umum ”
Dosen pengampu:Irham Ramadhani S.Pd,M.Pd

OLEH :
Nama :Tara amalya
Kelas : fisika dik b
Nim :4203121033

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
I. Judul : percobaan pengukuran berulang

II. TUJUAN :
1.Dapatmemahamitentangpengukurandanteoriralat
2.Dapatmemahamidanmenggunakanalatukurdenganbenar
3.Mampumenentukanketidakpastianpadapengukuranberulang
4.Dapatmenentukannilaidaripengukuranberulang

III. TINJAUAN TEORITIS

Pengukuran tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, karena kita sering menjumpai
pengukuran dan bahkan kita pun juga terkadang melakukan pengukuran. Tahukah kamu kalau
pengukuran itu ada 2 macam yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Pada
pembahasan ini kami akan membahas secara rinci apa itu pengukuran berulang.

Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang. Biasanya jenis
pengukuran berulang dipakai untuk mengukur sesuatu yang sering kali hasilnya berbeda apabila
diukur pada bagian yang berbeda. Semisal mengukur kelereng. Di dalam pengukuran berulang,
nilai suatu kepastian bisa diperoleh dari simpangan baku nilai rata-rata yang diperoleh dari
pengukuran.

Pada pengukuran berulang nilai x ditentukan dari nilai rata-rata sampel. Misal suatu besaran
fisis yang diukur N kali pada kondisi yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran X1, X2, X3,
. . ., XN, maka nilai rata-ratanya dicari dengan persamaan berikut:

rumus Pengukuran berulang

Ketidakpastian ∆x dapat dinyatakan oleh simpangan baku nilai rata-rata sampel.

rumus Pengukuran berulang

Banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang mengikuti aturan berikut:

a. Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka.

b. Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka.

c. Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka.

Kelebihan Pengukuran Berulang:

Kelebihan pengukuran berulang jika dibandingkan pengukuran tunggal yaitu


pengukuran berulang hasilnya lebih mendekati niai sebenarnya.Ketidakpastian dalam
pengukuran berulang lebih kecil jika dibandingkan dengan ketidakpastian pengukuran tunggal.
.JENIS KESALAHAN DAN SUMBERNYA

Jenis kesalahan sebagai penyebab ketidakpastian hasil pengukuran adalah:Kesalahan


sistematis (systematic errors)Adalah ketidak-akuratan hasil pengukuran akibat alat, kalibrasi
atau teknik ukur yang salah. Misalnya:Kesalahan alat:kesalahan nol (zero error) akibat tidak
berimpitnya titik nol skala dengan titik nol jarum penunjuk.kelelahan (fatigue) alat karena
misalnya pegas yang dipakai telah lembek.gesekan antar bagian yang bergerak.dan sebagainya.

 
Kesalahan ini bisa dihindari bila alat ukur diganti dengan yang lebih baik
jikamungkin.Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alat
dibuat. Bisa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku
(standar).Kesalahan pribadi pengamat:Kesalahan parallax yaitu kesalahan akibat posisi mata
saat pembacaan skala tidak tepat tegak lurus di atas jarum.Kesalahan interpolasi yaitu salah
membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat.Penguasaan prosedur dan
ketangkasan penggunaan alat. Beberapa peralatan membutuhkan prosedur yang
rumit, misalnya osiloskop, yang membutuhkan ketrampilan pemakaian yang cukup.Sikap
pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat.Sumber kesalahan ini dapat
dihindari dengan sikap pengamatan yang baik, memahami sumber kesalahan dan berlatih
sesering mungkin.Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, yaitu pada
kondisisuhu, tekanan atau kelembaban yang berbeda. Itulah sebabnya perlu dicatat
nilaivariabel atau kondisi lingkungan saat eksperimen dilakukan, misalnya suhu dan tekanan
udara di laboratorium.Kesalahan Rambangan (random errors)Walupun kesalahan sistematis
sudah berusaha dihindari, namun masih ada sumber kesalahan lain berasal dari luar sistem dan
tak dapat dikuasai sepenuhnya.

IV. IV. ALAT DAN BAHAN :

ALAT
- Jangka Sorong
- Neraca Ohauss
- Alattulis
BAHAN
- Tabung
- Kelereng
- Kertas/Buku
- Kelereng

V. PROSEDUR PERCOBAAN :

Kegiatan 1.

1.Menyiapkan alat dan bahan

2.Mengambil alat ukur yang akan digunakanya itu micrometer sekrup

3.Lalu menentukan masing-masing NST nya

4.Mengukur diameter tabung menggunakan micrometer sekrup

5.Melakukan pengukuran diameter sebanyak 5 kali pengulangan

6.Mengamati lalu mencatat setiap hasill pengukuran


Kegiatan 2

1.Menyiapkan alat dan bahan

2.Mengambil alat ukur yaitu neraca

3.Lalu menentukan masing-masing NST nya

4.Mengukur berat kelereng menggunakan neraca ohauss

5.Melakukan pengukuran berat sebanyak 6 kali pengulangan

6.Mengamati lalu mencatat setiap hasil pengukuran

VI. HASILPENGAMATAN DAN PEMBAHASAN:

Dalam percobaan yang telah dilakukan,saya mengikuti langkah-langkahsesuai prosedur


percobaan.Dalam melakukan pengukuran ini saya menggunakan micrometer sekrup dan
neraca.Dalam melakukan pengukuran sebelumnya saya telah menentukan NST nya masing-
masing.

Berikut adalah hasil pengukuran dan pengamatan yang telah saya lakukan terhadap tabung
dan kelereng.

1.Hasil Pengukuran Berulang Diameter dalam Tabung I )

1 3,13 0.02 0.0004

2 3,11 0.00 0.0000

3 3,12 0.01 0,0001

4 3,10 -0,01 0.0001

5 3,12 0,01 0,0001

Σ 15,58 0,03 0,0009

Berikut hasil perhitungan dari data diatas,yang mana disini saya menentukan
nilai dari Hasil Pengukuran(HP)dan nilai Ralatnya(KTPR)

=15,5820=3,116=3,11
=0,0059=0,0060

=(3,11±0,006)

2.Hasil Pengukuran Berulang Massa Pada Kelereng

1 12,3 -0,1 0,01

2 12,4 0,0 0,00

3 12,6 0,2 0,04

4 12,5 0,01 0,01

5 12,4 0,0 0,00

6 12,5 0,1 0,01

Σ 74,7 0,3 0,07

Berikut hasil perhitungan dari data diatas,yang mana disini saya menentukan
nilai dari HasilPengukuran(HP)dan nilai Ralatnya(KTPR)

=74,76 =12,45=12,4

=0,479=0,48
=(12,4±0,48)

Dari kedua data diatas,sudah dapat ditentukan nilai dari hasil pengukuran beserta
nilai ralatnya.Yang mana pada pengukuran diatas sudah dilakukan seakurat
mungkin.Sehingga hasil yang diperoleh jugadikatakan akurat.

VII. KESIMPULAN

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat
ukur yang digunakan sebagai satuan.

Jenis kesalahan sebagai penyebab ketidakpastian hasil pengukuran adalah:Kesalahan


sistematis (systematic errors)Adalah ketidak-akuratan hasil pengukuran akibat alat, kalibrasi
atau teknik ukur yang salah. Misalnya:Kesalahan alat:kesalahan nol (zero error) akibat tidak
berimpitnya titik nol skala dengan titik nol jarum penunjuk.kelelahan (fatigue) alat karena
misalnya pegas yang dipakai telah lembek.gesekan antar bagian yang bergerak.dan
sebagainya.

 
VIII.DAFTAR PUS😊TAKA
1. https://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-pengukuran-
berulang.html
2. https://www.academia.edu/17275703/Teori_ralat
3. Unitedscience.wordpress.com

Medan,28 september 2020

Dosen/Asisten PRAKTIKAN

TARA AMALYA

NIP/NIM Nim 4203121033

Anda mungkin juga menyukai