Disusun Oleh:
KELOMPOK B
PSPF 2020 B
PRODI S-1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayahnya, tugas Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini di disusun untuk
melatih keraktifitas para Mahasiswa. Semoga Makalah yang telah Kami selesaikan ini dapat
dinilai dengan baik. Dalam Makalah ini diadakan pembahasan mengenai yang dapat
mendukung dalam kegiatan Fisika Dalam Interdisiplin Ilmu menjelaskan tentang
pembelajaran fisika mengenai Konsep Pendekatan Pemecahan Masalah (Mono-multi-Inter-
Trans disiplin).
Pada kesempatan ini Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak
Satria Mihardi, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat membuat
makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.
Penulis
Kelompok B
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat .................................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Pendekatan Monodisipliner ................................................................................................... 5
2.2 Pendekatan Multidisipliner .................................................................................................... 6
2.3 Pendekatan Interdisipliner ..................................................................................................... 8
2.4 Pendekatan Transdisipliner.................................................................................................. 10
BAB IV ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................... 12
3.1Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri kehidupan di era global dan digital saat ini adalah kompleksitas
persoalan. Misalnya ketika berbicara tentang kebersihan maka tidak hanya bisa diselesaikan
dari aspek agama melalui dakwah dan khotbah, tetapi juga memerlukan ilmu lain seperti
kesehatan, lingkungan, ekonomi, social dan lain sebagainya. Maka watak dari era digital
multidisiplin bahkan interdisiplin dan juga transdisiplin. Salah satu bentuk usaha problem
solving untuk menjawab permasalahan global diatas adalah pembelajaran dengan pendekatan
inter-multi-trans-disipliner. Pembelajaran inter-multi-trans-disipliner itu bersifat fleksibel dan
mampu menjangkau hampir seluruh subyek pengetahuan. Sehingga, kesempatan untuk
mendapatkan solusi dari beragam permasalahan dalam ilmu social dan sains semakin terbuka
dan lebih efektif. Sebagai suatu keunggulan pengetahuan multidisipliner, interdisipliner
bahkan transdisipliner sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi pembangunan di segala
bidang karena studi-studi miltidisipliner, interdisipliner dan juga transdisipliner lebih utuh dan
juga integrative, sangat terbuka terhadap perkembangan terbaru dari perkembangan ilmu
pengetahuan, metedologi, dan juga kemungkinan besar akan melahirkan hibrida-hibrida ilmu
pengetahuan baru.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah Fisika Dalam Interdisiplin Ilmu.
2. Untuk mengetahui bagaimana Pendekatan Monodisipliner, Pendekatan
Multidisipliner, Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Transdisipliner dalam
Pendidikan Terutama dalam Pendidikan Fisika.
3. Untuk mengetahui penerapan Pendekatan Monodisipliner, Pendekatan Multidisipliner,
Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Transdisipliner dalam Penddikan Fisika di
Indonesia.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan sedikit informasi
dan pengetahuan bagi pembaca tentang penerapan Pendekatan Monodisipliner, Pendekatan
Multidisipliner, Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Transdisipliner dalam Pendidikan
Fisika di Indonesia dalam materi Fisika Dalam Interdisiplin Ilmu.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Entitas, watak, dan sifat objek ilmu-ilmu sosial atau ilmu emansipatoris dan apalagi ilmu-ilmu
kemanusiaan atau ilmu hermeneutis yang sesungguhnya amat hidup, cair-lunak, dan mudah
bergerak pun harus dimatikan suspaya memperoleh status keilmiahan yang kokoh.
6
taught courses in which faculty provide serial lectures are often multidisciplinary. In a
multidisciplinary team dealing with pediatric undernutrition, members function as
independent specialists rather than interactive team members. The child or the family is
assessed individually by several professionals (such as nursing, social work, psychiatry,
nutrition, education, etc) but generally at the discretion of the team leader, usually a
physician in medical settings’’.
Dengan demikian, maka para ahli memilki teknik dan cara masing-masing untuk
mengamati perilaku dan aktivitas terkait dengan suatu disiplin tertentu. Misalnya ilmu
sosiologi yang menyoroti masalah perilaku manusia, sementara antropologi mengamati
terbentuknya pola-pola perilaku. Karakter studi multidisipliner adalah utuh, holistik, dan
sangat terbuka perkembangan terbaru dan terakhir dari berbagai ilmu dan metodologi dari
berbagai disiplin ilmu yang menghasilkan hibrida ilmu-ilmu baru dari lintas disiplin. Jika
multi-disiplin diterapkan dalam kurikulum, maka akan menghasilkan novelty atau kebaruan
teori dan metodologi yang dapat menjawab tantangan global, dan memberi saran strategis
terhadap masalah kemanusiaan dan kemasyaratakan. Berikut ini penulis gambarkan tentang
pendekatan multidispliner dalam pembelajaran.
7
1. Kajian Berbagai Disiplin Mengenai Pendidikan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pendidikan dalam pendekatan
multidisipliner, namun akan dikhususkan pada pendidikan Islam. Sebelumnya, akan
dipaparkan terlebih dahulu mengenaipengertian pendidikan Islam. Azyumardi Azra
mengutip pendapat Endang Saifudin Ansori tentang konsep pendidikan Islam, yakni
proses bimbingan oleh peserta didik terhadap perkembangan jiwa (pemikiran,
kemauan, perasaan, intuisi dan lain sebagainaya) dengan bahan-bahan tertentu pada
jangka waktu tertentu dengan berbagai perangkat yang mengarah pada terciptanya
pribadi yang selaras dengan ajaran Islam. Definisi lain juga dikemukakan oleh
Muhammad S. A. Ibrahimy bahwasanya pendidikan Islam yaitu: “Islamic education in
the true sense of learn, is a system of education wich enables a man to lead his life
according of the Islamic ideology, so that he may easily mould his life accordence
with tenets of Islam’’. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwasannya
pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memberikan bimbingan kepada
peserta didik pada aspek jiwa dan raganya berlandaskan ajaran Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
8
Pengertian lain dari Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach)
ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan
berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu (Rohmatika, Ratu
Vina. 2019). Yang dimaksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yang berada
dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu
Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) sebagai alternatif. Ilmu yang
relevan maksudnya ilmuilmu yang cocok digunakan dalam pemecahan suatu masalah.
Adapun istilah terpadu, yang dimaksud yaitu ilmu ilmu yang digunakan dalam
pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secara tersirat
(implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau uraian termasuk
dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub
uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah inter
(terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu.
9
Sebagai contoh, saling silang dan kerja sama ilmu biologi dan teknologi melahirkan
bioteknologi, saling silang dan kerja sama antara antropologi dan psikologi
menghasilkan antropologi psikologi. Hal ini menegaskan bahwa gerak konvergensi
menjadikan disiplin-disiplin ilmu (yang spesialitis) dan metodemetode yang dulu
terpisah-pisah (yang partikular) mulai bertemu dan menyatu lagi; dalam hal ini
berbagai disiplin dan metode digunakan secara serempak dalam kegiatan keilmuan
terutama kegiatan penelitian tanpa harus disebut eklektivisme, melainkan kombinasi,
percampuran [mixing], dan penyematan [blending].
10
tersurat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut.
Pendekatan ini dahulu kurang diterima karena dianggap melanggar etika keilmuan oleh para
ahli ilmu terutama oleh mereka yang ilmunya digunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu.
Akan tetapi, dewasa ini hal itu dimungkinkan karena pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula kompleksnya permasalahan yang pada
umumnya sulit dipecahkan oleh hanya dengan pendekatan satu ilmu (pendekatan
monodisipliner) saja. Bahkan pada saat yang sama diterima baik oleh kalangan ilmuan
termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan dalam pemecahan suatu masalah itu menunjukkan
kualitas dan kebenaran yang memadai. Dengan demikian, seseorang yang menggunakan
pendekatan transdisipliner harus pula dipenuhi syarat sebagai berikut:
a) Menggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan
suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu;
b) Ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu yang sama dengan ilmu keahlian
utamanya;
c) Memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu;
d) Menunjukkan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok
pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama)
atau melintasnya
11
BAB IV
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dapat disimpulkan dalam pendekatan inter-multi-transdisipliner dalam pembelajaran
yang telah dikemukakan oleh Rosenfield yang menjelaskan bahwa klasifikasi dan level
pendekatan interdisipliner tergantung pada tingkat pengaruh yang diberikan dalam kerjasama
masing-masing disiplin ilmu. Jika satu disiplin pengaruhnya dominan, maka itu berarti kurang
baik, akan tetapi jika pengaruhnya itu seimbang, berarti kualitasnya baik. Rosenield
mengemukakan contoh bahwa : “ilmu biologi, ekonomi dan sosia bisa berdiri sendiri-sendiri
dan bisa salling bersinggungan serta saling melengkapi menjadi sebuah definisi baru
mengenai kebijakan solutif (policy solution) dari sebuah permasalahan”. Pendekatan
interdisipliner ini mengacu pada situasi dimana model dan konsep-konsep telah
dikembangkan dalam satu disiplin dan kemudian digunakan untuk melengkapi penelitian
dalam disiplin lain atau bahkan menggantikan model dan konsep yang ada. Implementasi
konsep dari bidang atau disiplin lain yang saat ini yang harus dilaukan menjadi alasan untuk
mengembangkan ide-ide yang belum dikembangkan.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan, tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ni’mawati, dkk. 2020. Kajian Riset Monodisipliner dan Interdisipliner Dalam Pendidikan
Islam Menghadapi Isu Nasional dan Global: Studi Kasus terhadap Isu Covid-19.Misykat.Vol
05 (01).
Rohmatika, Ratu Vina. 2019. Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Dalam Studi
Islam. Jurnal Al-Adyan. Vol 14 (1).
13