Anda di halaman 1dari 21

MakalahFilsafat Pendidikan

“Aliran Filsafat”

(Realisme, Idealisme, Pragmatisme dan Materialisme)

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

- Chintya Mei Sony Nababan (5223143036)


- FirdaArtauli Melina Br Sianturi (5223143046)
- Nita OktariaTumangger (5223343019)
- Rincawani Sidabalok (5223143035)
REGULER C 20222

Dosen Pengampu:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukyur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah “Filsafat Pendidikan” yang berjudul Aliran Filsafat(
Realisme, Idealisme, Materialisme, dan Prakmatisme)dengan tepat waktu.

Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Pendidikan, serta , wawasan dalam membaca.

Sebelumnya, izinkan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih


kepada semua pihak, karena berkat merekalah kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah profesi Pendidikan Bapak Dosen Sudirman


dan Ibu Dosen Dwi Maya.
2. Ibu dan Ayah kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material kepada kami, dan doa-doa mereka yang selalu menyertai
kami.
3. Teman-temankelas C Reguler Pendidikan Tatabusana yang memberikan
semangat dan motivasi untuk kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik itu dari bentuk penyusunannya maupun materi yang kami
sampaikan dan juga dari argument-argumen yang kami berikan. Oleh sebab itu,
segala kritikan dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kami dapat
membuat laporan yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga laporan makalah
kami ini bermanfaat bagi semua kalangan.

Medan,5 September 2022

Penulis
Anggota kelompok 3

DAFTAR ISI

2
COVER ....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 4

1.1 Pendahuluan ............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5

1.3 Tujauan dan Manfaat ............................................................. 5

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 6

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan .............................................. 6

2.2 Realisme .................................................................................... 6

2.3 Idealisme ................................................................................... 9

2.4 Pragmatisme ............................................................................ 13

2.5 Materialisme ............................................................................ 16

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 20


3.2 Saran .............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan


pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberi argumentasi dan alasanya yang tepat
untuk solusi tertentu. Akhirnya dari proses-proses itu dimasukkan kedalam
sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika Bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-
sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat
menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak disamping
nuansa khas filsafat, yaitu spekualisasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang
paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain
dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Mula-mula filsafat berarti sifat seseorang berusaha menjadi bijak,


selanjutnya filsafat mulai menyempit yaitu lebih menekankan pada Latihan
berpikir untuk memenuhi kesenangan intelektual, juga filsafat pada masa
ini ialah menjawab pertanyaan yang tinggi yaitu pertanyaan yang tidak
dapat dijawab sains. Secara termilogi, filsafat banyak diartikan secara
berbeda, perbedaan konotasi filsafat disebebkan oleh pengaruh lingkungan
dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu
sendiri.Voedjawijatna (1974;11) menhaden filsafat diartikan ingin
mencapai pandai, cinta, kebijakan, dan sebagai jenis pengetahuan yang

4
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan belaka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian realisme, idealisme, materialisme, pragmetisme?
2. Siapakah tokoh aliran realisme, idealisme, materialisme, pragmatisme?
3. Apa jenis realisme, idealisme, pragmatism, materialisme?
4. Apa tujuan realisme, idealisme, materialisme, pragmatisme?
5. Apa contoh aliran filsafat realisme, idealisme, materialisme, dan
pragmatisme?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Agar mahasiwa dapat mengetahui tentang perkembangan aliran filsafat
2. Agar para mahasiswa memahami aliran-aliran filsafat dalam kehidupan
3. Untuk lebih memahami aliran filsafat dalam Pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Filsafat

Filsafat Pendidikan adalah teori atau ideologi Pendidikan yang


muncul dari sifat filsafat , seoranng pendidik , dari pengalaman-pengalaman
nya dalam Pendidikan ,kehidupan dan kajiantentang berbagai ilmuyang
berhubungan dengan, dan berdasar pendidik dapat mengetahui sekolah
berkembang.

2.2 Realisme

2.2.1 Pengertian Realisme

Pengertian filsafat realisme ialah pandangan bahwa objek-objek


indera adalah real dan berada sendiri tanpa disandarkan, tanpa pengetahuan
lain atau kesadaran akal. Realisme merupakan salah satu pemikiran aliran
klasik yang disandarkan kepada Aries Toteles yang memandang dunia
dalam tema material. Realisme berpandangan bahwa hakikatt realitas ialah
fisik. Pada prinsipnya realisme memandang hakikat wujud/nyata/realitas
terdiri atas dunia fisik dan rohani (dualitas). Realisme didalam dunia
pendidikan memiliki prinsip dan tujuan untuk memberikan perhatian
kepada peserta didik yang apa adanya, untuk menyesuaikan hidup dan
tanggung jawab sosial.

Realisme sangat memandang dalam sebuah pendidikan, karena


realisme sendiri memiliki tujuan didalam pendidikan yaitu dengan
mengembangkan kemampuan intelektual, dan ingin memfokuskan
pendidikan oada pencarian kebenaran melalui persamaan terhadap dunia
fisik atau informasi yang berubah-ubah. Agar dapat mengatasi situasi terkini

6
dengan membekali kemampuan agar dapat memecahkan masalah yang ada
saat ini.

2.2.2 Tokoh Aliran Realisme

1. John Amos Comenius ia memiliki pemikiran terhadap pendidikan dan


dapat digolongkan pada realisme relegius yaitu manusia harus mencapai
2 tujuan dalam masa hidupnya yaitu keselamatan dan kebahagiaan,
keadaan dan kehidupan yang sejahtera saat manusia masih hidup.
2. Francis Bacon ia adalah seorang ahli filsuf negarawan dan juga penulis
terkenal di Inggris, ia sangat terkenal. Francis Bacon juga seorang
kritikus yang hebat dalam kekeliruan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Ia adalah ahlifilsuf yang menyatakan suatu kebenaran pada objek yang
dapat diukur dan diuji. Semua kebenaran yang didapatkan pasti tidak
keliru.
3. John Locke ia adalah seorang ilmuan anti metafisika yang memaparkan
bahwa suatu kebenaran tidak bersifat metafisik dan universal. Metafisik
adalah suatu cabang ilmu yang membahas suatu permasalahan yang
sifatnya ada. Sedangkan universal bisa dikatakan umum, jadi kebenaran
yang bisa didapat dan diterima oleh khayalan umum. Ia berkeyakinan
bahwa suatu dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-
pengalaman indrawi yang sifatnya induksi, maksudnya adalah
pengalaman tersebut bersifat real.

2.2.3 Jenis-Jenis Realisme


- Realisme Ekstrem Atau Primitif
Realisme ekstrem, yang berpendapat bahwa abstraksi itu ada sebagai entitas
riil dalam dimensi lain realitas dan bahwa konkret yang kita persepsi
hanyalah merupakan cerminan yang tidak sempurna, namun konkret
tersebut menyebabkan timbulnya abstraksi dalam pikiran kita. Mazhab
realisme ekstrem, pada hakikatnya, berusaha untuk memelihara keunggulan
eksistensi (realitas) dengan melepaskan kesadaran yaitu dengan

7
memasukkan konsep ke dalam yang ada konkret dan mereduksi kesadaran
pada tingkat perseptual, yaitu pada fungsi otomatis pemahaman persep
(dengan sarana adikodrati, karena persep seperti itu tidak ada).

Kelemahan realisme ekstrem adalah ada pengalaman universal


kekeliruan menilai persepsi; tidak ada penjelasan mengenai objek
khayalan/halusinasi; semua persepsi tergantung konteks visual.

- Realisme Akal Sehat


Pada awalnya, realisme akal sehat tampaknya memperlunak masalah-
masalah realisme ekstrem, tetapi menghindari kepalsuan yang segera
dirasakan orang dengan adanya dualisme dan idealisme. Realisme akal
sehat sepakat dengan realisme ekstrem atau primitif bahwa obyek-obyek
fisik tidak bergantung pada pikiran atau berada di luar pikiran, walaupun
obyek-obyek itu secara langsung dan seketika dapat diobservasi oleh
pikiran. Hal yang membedakan dua pandangan ini adalah pemahaman
realisme akal sehat tentang obyek yang tidak nyata, yang khayalan atau
yang merupakan halusinasi. Persepsi semacam ini bersifat subyektif, dan
obyek-obyeknya seluruhnya terdapat di dalam pikiran.
Realisme akal sehat memiliki kelebihan dalam mengatasi kritik kedua yang
diajukan terhadap realisme ekstrem atau primitif. Menurut realisme akal
sehat, obyek yang khalayan tidak berdiri sendiri dan berada di luar pikiran,
tetapi dalam beberapa hal merupakan produk pikiran

2.2.4 Tujuan Realisme


Realisme sangat memandang dalam sebuah pendidikan, karna realisme
sendiri memiliki memiliki tujuan didalam pendidikan yaitu dengan
mengembangkan kemampuan intelektual, dan ingin memfokuskan
pendidikan pada pencarian kebenaran melalui persamaan terhadap dunia
fisik atau informasi yang berubah-ubah. Agar dapat mengatasi situasi terkini
dengan membekali kemampuan agar dapat memecahkan masalah yang ada
saat ini.

8
2.2.5 Contoh Realisme
Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang
ditangkap pancaindra dan yang konsepnya ada dalam budi itu memang
nyata ada.
Contohnya:
1. Kaki yang tersandung batu yang ada di jalan yang baru dialami memang
ada.
2. Bunga mawar yang bau harumnya merangsang hidung sungguh-sungguh
3. nyata ada bertengger pada ranting pohonnya di taman bunga.
4. Kucing yang dilihat mencuri lauk di atas meja makan betul-betul ada dan
hidup dalam rumah keluarga itu.

2.3 Idealisme

2.3.1 Pengertian Idealisme

Idealisme adalah sebuah doktrin metafisika dan epistemologis yang


beranggapan bahwa ide atau pemikiran merupakan unsur yang membentuk
realita secara fundamental. Aliran filsafat idealisme merupakan suatu aliran
filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia ide.

Pokok pemikiran idealisme ialah


• Meyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam
semesta ini.
• Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat
spiritual.
• Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah suatu yang muncul
dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia.
• Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual.

9
Aliran Filsafat Idealisme juga merupakan salah satu aliran filsafat yang
berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi yaitu ide. Semua
bentuk realita adalah manifestasi dalam ide.

Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut


sebagai lawan dari aliran realisme, secara logika idealisme dan realisme
tidak bisa di pertentangkan, idealisme mengangggap bahwa yang konkrit
hanyalah bayang-bayang yang terdapat dalam akal pikiran manusia, kaum
idealisme sering menyebut ide/gagasan.

2.3.2 Tokoh Aliran Idealisme

1. Plato

Menurutnya cita adalah gambaran asli semata mata bersifat rohani


dan jiwa terletak di antara gambaran asli dengan bayangandunia yang
ditangkap oleh panca indera dan pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan
oleh akal dan berkaitan juga dengan ide atau gagasan mengenaikebenaran
tertinggi dengan doktrinyang di kenal dengan istilah ide, Plato
mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya itu satu , sedangkan ide
tertinggi adalah kebaikan.

2. Immanuel Kant

Ia menyebut filsafat idealis adalah idealis kritis , diamana paham ini


menyatakan bahwa pengalaman langsung yang kita peroleh tidak dianggap
sebagai pemiliknya sendiri , melainkan ruang dan waktu adalah forum
intuisi kita, dengan demikian ruang dan waktu kita yang dimaksud adalah
sesuatu yang dapat membantu kita mengembangkan intuisi kita.

3. GWF Hegel

Idealis Jerman yang yang berpendapat bahwa setiap doktrin yng


menyatakan bahwa kualitas-kualitas terbatas sepenuhnya nyata adalah
salah, karena kualitas-kualitas terbatas bergantung pada kualitas-kualitas
terbatas lainnya untuk menentukan mereka.

10
4. Goerge Berkeley

George berkeley kerap kali di sebut bapak idealisme. Ia


merumuskan salah satu bentuk idealisme paling murni awal abad ke-18. Dia
berpendapat bahwa pengetahuan kita harus didasarkan pada persepsi kita
dan bahwa memang tidak ada objek ‘nyata’ yang dapat diketahui dibalik
persepsi seseorang karena pada dasarnya apa yang dianggap ‘nyata’
sebenarnya adalah persepsi itu sendiri.

5. Rene Descartes

Rene Descartes adalah salah satu filsuf pertama yang mengklaim bahwa
semua yang kita benar benar tahu adalah apa yang ada dalam kesadaran kita
sendiri, dan bahwa seluruh dunia hanyalah sebuah ide atau gambaran dalam
pikiran kita.

2.3.3 Jenis-jenis Idealisme


1 Idealisme Subjektif
Idealisme Subjektif yaitu doktrin bahwa pikiran dan gagasan adalah satu
satunya hal yang dapat diketahui dengan pasti atau memiliki kenyataan, dan
bahwa pengetahuan tentang apapun di luar pikiran tidak dapat di benarkan.
2 Idealisme Transendental
Idealisme Transendental adalah doktrin bahwa pengalaman kita tentang
sesuatu adalah tentang bagaimana mereka tampak bagi kita (representasi),
bukan tentang hal-hal itu sebagaimana adanya dan tentang diri mereka
sendiri.
3 Idealisme Objektif
Idealisme objektif adalah pandangan bahwa dunia “di luar sana”
sebenarnya adalah pikiran yang berkomunikasi dengan pikiran
manusia.Pandangan ini mendalilkan bahwa ada satu yang mempresepsikan,
dan bahwa yang mengamati ini adalah satu dengan apa yang dipresepsikan.
4 Idealisme Mutlak

11
Idealisme mutlak adalah pandangan yang pada awalnya dirumuskan
oleh GWF Hegel, bahwa agar akal manusia dapat mengetahui dunia
makadunia harus ada dalam arti tertentu seperti identitas pemikiran dan
keberadaan karena jika tidak, kita tidak akan pernah memiliki sarana akses
kedunia, dan kita tidak akan memiliki kepastian tentang pengetahuan kita.
2.3.4 Tujuan Idealisme

Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan


yang sebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan
adalah mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia
mampu berbuat selaras dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini
dapat dicapai dengan cara mengekspresikan dirinya secara positif, dengan
mempergunakan metode dialektis untuk mengembangkan kemampuan
menilai dan menalar, yang bisa dicapai melalui pengajaran.

Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme


sebagai berikut.
1. Tujuan Pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
2. Kedudukan Siswa
Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/
bakatnya.
3. Peranan Guru
Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama
bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
4. Kurikulum
Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan
pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
5. Metode
Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan

12
2.3.5 Contoh Idealisme
- Pers
Pengertian pers adalah penyebaran informasi yang menghubungkan antara
peranan pemerintah terhadap masyarakat. Baik pada prosesi kebijakan,
perjanjian, ataupun kerjasama kedua belah pihak. Setiap pers harus
memiliki prinsip idealisme hal ini dikarenakan akan berdampak pada nilai
keaktualan sebuah berita.
Contohnya, penerapan dalam prinsip idealisme oleh pers ini seperti tidak
menerima sogokan yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu untuk tidak
mempublikasikan perbuatan negatif, padahal apa yang dilakukannya
merugikan masyarakat.

- Personalk
Contoh penerapan nilai idealisme yang inividu ini misalnya saja saat
melakukan kegiatan tepat waktu dan konsisten menjalan rutinitas yang baik,
seperti mengaji, belajar, dan lain sebaginya. Penarapan kedisiplinan tersebut
akan membuat seseorang memiliki karakter, yang mana serangkaian
pembentukan karakter inilah menjadi dorongan untuk bersikap idealisme.

- Mahasiswa
Contoh dalam prilaku idealisme mahasiswa misalnya saja saat melakukan
protes kepada kebijakan, seperti demontrasi. Saat terjadi demontrasi oleh
mahasiswa disinilah letak idealisme diterpakan, dengan tidak terpengaruh
lingkungan, bayaran, ataupun peranan yang lainnya
- Kehidupan Sehari-Hari
Penarapan nilai idealisme dalam keseharian bisa dilakukan dengan adanya
pembentukan pada progress ketika ingin mencontek hasil ujian teman di
sekolah. Melalui keyakinan tinggi bahwa jawaban kita menjadi jawaban
terbaik atas hasil belajar, dengan menghindari contekan merupakan bagian
idealisme.

13
2.4 Pragmatisme

2.4.1 Pengertian Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata bahasa yunani yaitu pragma yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki
kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi
relatif tidak mutlak. Suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak
memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna
bagi masyarakat. Aliran pragmatisme adalah aliran yang bersedia menerima
segala hal, asalkan hal tersebut berakibat baik atau berguna. Aliran ini
mementingkan kegunaan suatu pengetahuan dan bukan kebenaran objektif
dari pengetahuan. Pragmatisme akan menguji suatu pengetahuan dan akan
mengetahui kebenaran pengetahuan tersebut melalui konsekuensi dari
pelaksanaan pengujiannya. Dengan demikian, aliran pragmatisme tidak
mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyan seputar kebenaran yang
bersifat metafisik.

2.4.2 Tokoh Aliran Pragmatisme


• Charles sandre piere (1839)
Charlesberpendapat bahwa apapun yang berpengaruh bila dikatan praktis.
Dibeberapa waktu yang lain ia juga mengutarakan bahwa pragmatisme
bukanlah sebuah filsafat, bukan teori kebenaran, dan bukan metafisika,
melainkan adalah suatu cara untuk manusia dalam memecahkan masalah.
Dari dua pendapat diatas bisa disimpulkan bahwasannya pragmatisme
bukan hanya sekedar teori pembelajaran filsafat dan mencari kebenaran,
akan tetapi pragmatism lebih kearah pada tataran ilmu kepraktisan guna
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia.
• John Dewey (1859-1952)

14
Dewey berpendapat bahwasannya berfilsafat guna memperbaiki kehidupan
manusia dan lingkungannya atau mengatur kehidupan manusia. Ia juga
menyatakan bahwa filsafat memberikan pengarahan dan filsafat tidak
diperkenankan kebawa arus dalam ide-ide metafisis yang tidak praktis.
• William James
Dia mengatakan secara singkat bahwa pragmatism adalah realitas yang
sudah kita ketahui berguna untukmengukur suatu kebenaran konsep
seseorang yang harus mempertimbangkan konsekuensi yang akan
diterapkan pada konsep tersebut.
• Implementasi pragmatisme dalam pendidikan

Proses pendidikan dalam pragmatisme bertujuan memberikan


pengalaman empiris kepada anak didik sehingga terbentuk suatu pribadi
yang belajar, berbuat (learning by doing). Proses demikian berlangsung
sepanjang hayat. Dalam pandangan filsafat pragmatisme, anak didik
memiliki akal dan kecerdasan. Artinya anak didik secara naluriah dan
amaliah memiliki kecenderungan untuk tetus berkreatif dan dinamis dalam
perkembangan zaman. Anak didik memiliki bekal untuk menghadapi dan
memecahkan problematika-problematika. Maka dalam pembelajarannya,
pendidikan pragmatisme selalu menekankan pada pengalaman hidup dan
cara menghadapi masalah dimanapun peserta didik itu tinggal, agar
nantinya peserta didik dapat berfikir kritis dan berhasil beradaptasi dengan
perubahan-perubahan kehidupan dunia. Peranan guru dalam pendidikan
pragmatisme adalah sebagai pengawas dan pembimbing dalam
pembelajaran pengalaman tanpa mengganggu minat kebutuhan siswa. Dan
sekolah harus mampu menyesuaikan segala aspek, karena perannya sebagai
tempat untuk mengajarkan pengalaman kehidupan yang terus berubah-ubah
dan seharusnya sekolah juga lebih mengedepankan muatan penglaman
pembelajaran dibanding muatan materi dan nilai akhir.

2.4.3 Tujuan Pragmatisme

15
Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan pragmatisme adalah memberikan
pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.

2.4.4 Contoh Pragmatisme

Contoh pragmatisme bisa terlihat pada konsep permainan bola, yaitu


permainan bola yang hanya bertujuan untuk menghasilkan skor atau gol
tanpa mempertimbangkan metode ataupun teknik bermain seperti
menyerang atau bertahan. Namun, teknik bermain yang bagus menjadikan
peluang yang lebih besar dalam mencetak sekor atau gol.

Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari dari pragmatisme adalah


dalam bidang pendidikan, seorang guru yang pragmatisme hanya
memikirkan bagaimana caranya mengajarkan siswanya sesuai dengan
kurikulum yang ada tanpa memikirkan apakah siswanya menangkap
pelajaran yang diberikan atau tidak yang penting guru tersebut mendapat
gaji.

2.5 Materialisme
2.5.1 Pengertian Materialisme

Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat
dipahami sebagai bahan, benda, segala sesuatu yang tampak. Materialisme
adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan
mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara
itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung ajaran materialisme atau
juga orang yang mementingkan kebendaan semata.

2.5.2 Tokoh-tokoh Aliran materialisme

• Demokritos

Demokritos menyatakan bahwa tidak ada yang lain selain materi.


Aliran ini mengemukakan tentang kepercayaan bahwa jiwa atau nyawa

16
manusia berasal dari materi halus. Menurut nya "Dalam udara terdapat
atom-atom jiwa maka jika kita tidak bernafas, maka kita akan mati"

• Ludwing feurbach

Ludwing feurbach menyatakan bahwa tidak mempercayai adanya


Tuhan menurutnya, agama hadir karena aspirasi manusia.

• Implementasi Aliran Materialisme Dalam Dunia Pendidikan

Pandangan Materialisme Mengenai Belajar Positivisme

Materilisme maupun positivisme, pada dasarnya tidak menyusun


konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1956).
Materialisme belum pernah menjadi penting dalam menentukan sumber
teori pendidikan. Menurut Waini Rasyidin (1992), filsafat positivisme
sebagai cabang dari materialism lebih cenderung menganalisis hubungan
faktor-faktor yang mempengaruhi upaya dan hasil pendidikan secara
factual. Memilih aliran positivisme berarti menolak filsafat pendidikan dan
mengutamakan sains pendidikan. Dikatakan positivisme, karena mereka
beranggapan bahwa yang dapat kita pelajari hanyalah yang mendasarkan
fakta-fakta, berdasarkan data-data yang nyata, yaitu yang mereka namakan
positif

Pandangan Materialisme Mengenai Belajar Behaviorisme

Menurut behaviorisme, apa yang disebut dengan kegiatan mental


kenyataannya tergantung pada kegiatan fisik, yang merupakan berbagai
kombinasi dan materi dalam gerak. Gerakan fisik yang terjadi dalam otak,
kita sebut berpikir, dihasilkan oleh peristiwa lain dalam dunia materi, baik
material yang berada dalam tubuh manusia maupun materi yang berada
diluar tubuh manusia. Pendidikan, dalam hal ini proses belajar, merupakan
proses kondisionaisasi lingkungan. Misalnya, dengan mengadakan
percobaan terhadap anak yang tidak pernah takut pada kucing, akhirnya ia
menjadi takut pada kucing. Menurut behaviorisme, perilaku manusia adalah

17
hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan (seperti contoh anal dan
kucing diatas). Yang dimaksud dengan perilaku adalah hal-hal yang
berubah, dapat diamati, dan dapat diukur (materialisme dan positivisme).
Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan (proses belajar)
menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademis yang
empiris sebagai hasil kajian sains, serta perilaku sosial sebagai hasil belajar.

2.5.2 Jenis-Jenis Materialisme


- Materialisme Mekanis
Materialisme mekanis adalah aliran filsafat yang memiliki pandangan
materialis dengan metode atau caranya adalah mekanisAliran ini
menganggap bahwa matri itu akan senantiasa dalam keadaan bergerak
secara mekanis dan berubah. Gerak mekanis disini berarti gerak yang tetap
dan terus berulang tanpa ada perkembangan atau perubahan
kualitatif.Menurut filsafat materialisme mekanis, segala macam perubahan
dan gejala alam itu terjadi dengan otomatis melalui pola gerakan mekanika
yang bersifat pasti.
- Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik adalah aliran materialisme yang menyatakan bahwa
materi itu senantiasa dalam keadaan statis atau diam dan terpisah-pisah
antara satu dengan lainnya. Adapun perubahan materi itu terjadi karena
adanya faktor atau pengaruh luar.
- Materialisme Dialektis
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat materialisme yang bersandar
pada benda (matter) dengan menggunakan metoda dialektis.
Aliran ini menganggap bahwa antar materi itu memiliki keterkaitan dan
hubungan yang saling mempengaruhi dan bergantung antara satu dengan
lainnya.Meski nampak diam, materi itu pada kenyataannya selalu bergerak,
berubah, dan berkembang.Metoda dialektis artinya bahwa gerakan mateeri
itu bersifat dialektis atau bergerak dan berubah menuju bentuk yang lebih
maju, lebih tingga sebagaimana bentuk spiral.
- Materialisme Historis

18
Filsafat materialisme historis sebetulnya adalah penerapan pandangan dari
filsafat materialisme dialektis pada gejala-gejala sosial yang ada di
masyarakat.

Dalam pandangan materialisme historis, manusia akan dapat dipahami


ketika ia diletakkan dalam konteks sejarah sebab manusia pada hakikatnya
adalan insan bersejarah yang mana setiap kejadian atau peristiwa sejarah
akan selalu berkaitan dengan manusia.

2.5.3 Tujuan Materialisme

Tujuan materialisme adalah perubahan perilaku, mempersiapkan manusia


seduai dengan bakat dan kapasitasnya, dan menjadikan manusia yang
bertanggung jawab untuk social dan dirinya sendiri.

2.5.5 Contoh materialisme

• Berteman dengan teman yang lebih kaya


• Senang menggunakan barang barang bermerk
• Suka pergi jalan jalan ke mall mewah
• Tidak mau masuk ke tempat yang lebih sederhana contohnya pasar
tradisional
• Boros

19
\

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat Pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang


menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelesaikan , dan
memudahkan proses Pendidikan . Ruang lingkup filsafat adalah semua
lapangan pemikiran manusia yang komprehensif . Segala sesuatu yang
mungkin adaa dan benar-benar ada(nyata), baik material konkret maupun
nonmaterial (abstrak). Jadi filsafat Pendidikan maerupakan jiwa dan
pedoman dasar Pendidikan

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku peyusun tentunya


mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan,
pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang
kurang dipahami untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,
dikarenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bernadib. 1987. Filsafat Pendidikan:Sistem dan Metode,Yogyakarta:IKIP


Djumberansyah,H.M. 1994.Filsafat Pendidikan.Surabaya:Karya Aditama
Bkry,A. dan Zuber,A.C.1992,Sistematika Filsafat.Jakarta:Wijaya

21

Anda mungkin juga menyukai