Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Mata Kuliah : Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu : Laksana Tri Prasetya, M.Pd

Kelompok :

Muhammad Rifani (2022122651)

Muhammad Sirajul Huda(2022122667)

Widya Kartika Sari (2022122690)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK

2022/2023
KATA PENGANTAR

‫الر ِحْيم‬ ِ ‫بِس ِم‬


َّ ‫اهلل الرَّمْح ٰ ِن‬ ْ
Alhamdulillah, Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat rahmat hidayah dan inayah-Nya jualah akhirnya makalah ini
dapat disusun penulis sampai selesai. Tidak lupa pula shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang mana telah
membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman terang benderang. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Islam Dan Ilmu
Pengetahuan, selain itu adapun judul yang penulis angkat dalam pembahasan
makalah ini adalah ” SUMBER ILMU PENGETAHUAN (ONTOLOGI)
DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN BARAT ”.

Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-


teman serta pembaca sehingga dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya
wawasan pembaca. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.

Kandangan,16 Februari 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Ontologi Ilmu Pengetauan ............................................................... 3

B. Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Islam ....................................... 5

C. Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Barat .......................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................ 8


A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Melalui ilmu pengetahuan manusia dapat
menjalani hidup dengan layak dan bahagia. Manusia akan dipandang mulia jika
manusia tersebut berilmu dan dapat mengimplementasikan ilmunya, hal ini sesuai
dengan ayat suci Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat : 11.
Proses pendidikan yang ditujukan pada manusia adalah upaya untuk
mempengaruhi manusia, mengingat potensi dasar manusia sebagai makhluk yang
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi. Hal ini berimplikasi pada pemahaman
mengenai eksistensi manusia yakni untuk karya dan amalnya dimuka bumi ini.
Pendidikan telah dijadikan prioritas utama dan pertama oleh banyak
negara sebagai fondasi membangun masyarakat yang lebih demokratis, terbuka
bagi perubahan-perubahan global dan menghadapi masyarakat global.
Manusia yang cerdas tentunya pasti akan selalu berupaya agar bisa selalu
memproduktifitaskan dirinya dalam kehidupan dan berusaha mendedikasikan
dirinya dalam beragama dan bermasyarakat, mengamalkan ilmunya dan selalu 1
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-quran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sumber ilmu menurut islam?
2. Apa itu sumber ilmu menurut barat?
3. Bagaimana konsep ontologi islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber ilmu menurut islam
2. Untuk mengetahui sumber ilmu menurut barat
3. Untuk mengetahui konsep ontologi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.Ontologi Ilmu Pengetahuan
Istilah ontologi, secara bahasa berasal dari bahasa yunani, ontos dan logos.
Ontos berarti sesuatu yang berwujud, sedangkan logos berarti ilmu atau teori.
Dengan demikian secara bahasa ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori
tentang wujud, tentang hakikat yang ada.
Sedangkan yang dimaksud ontologi dalam pengertian terminologisnya
adalah kajian tentang hakikat segala sesuatu atau realitas yang ada yang memiliki
sifat universal, untuk memahami adanya eksistensi.
Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka ontologi adalah kajian
filosofis tentang hakikat keberadaan ilmu pengetahuan, apa dan bagaimana
sebenarnya ilmu pengetahuan yang ada itu.
Paradigma ilmu pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan fundamental
proses keilmuan manusia, yakni bagaimana, apa, dan untuk apa. Maka tiga
pertanyaan dasar tadi kemudian dirumuskan menjadi beberapa dimensi, dan salah
satunya ialah; dimensi ontologis, pertanyaan yang harus dijawab pada dimensi ini
adalah: apa sebenarnya hakikat dari sesuatu yang dapat diketahui, atau apa
sebenarnya hakikat dari suatu realitas. Dengan demikian dimensi yang
dipertanyakan adalah hal yang nyata.
Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang
objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup
penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan
pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
Ada beberapa aliran dalam ontologi, beberapa aliran tersebut yaitu;
1.Idealisme
Tokoh utama dalam aliran ini ialah Plato dengan ajarannya yang terkenal
yaitu; bahwa ia telah mengatakan seuatu yang nyata atau riil itu adalah sesuatu
yang berada di ruang idea. Menurutnya idea merupakan gambaran yang jelas
tentang dunia realita yang ditangkap oleh panca indra manusia.
Kaum idealisme berkayakinan, bahwa apa yang tampak dalam alam
realitas bukanlah merupakan sesuatu yang riil, tetapi lebih merupakan
bayangan atas apa yang bersemayam dalam alam pikiran manusia. Menurutnya
realitas kebenaran dan kebaikan sebagai idea telah dibawa manusia sejak ia
dilahirkan, dan karenanya bersifat tetap dan abadi.
Kaum idealis meyakini bahwa pengetahuan sesungguhnya adalah hasil
atau produk akal, karena akal merupakan seuatu kemampuan melihat secara
tajam bentuk-bentuk spritual murni dari sesuatu yang melampau bentuk
materialnya.
Pengetahuan yang dihasilka indra tidak akan pernah menjadi pengetahuan
yang hakiki atau sebenarnya tanpa pernah membiarkan akalnya untuk
menyusun pengetahuan yang memadai tentang apa yang dirasakan indara
tersebut.
2.Realisme
Realisme merupakan aliran filsafat yang memandang bahwa suatu yang
riil adalah sesuatu yang bersifat fisik dan psikis.
Dalam pemikiran filsafat, realisme berpandangan bahwa kenyataan
tidaklah terbatas pada pengalaman inderawi ataupun gagasan yang tebangun
dari dalam. Dengan demikian realisme dapat dikatakan sebagai bentuk
penolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan empirisme. Dalam
membangun ilmu pengetahuan, realisme memberikan teori dengan metode
induksi empiris. Gagasan utama dari realisme dalam konteks pemerolehan
pengetahuan adalah bahwa pengetahuan didapatkan dari dual hal, yaitu
observasi dan pengembangan pemikiran baru dari observasi yang dilakukan.
Tradisi realisme mengakui bahwa entitas yang bersifat abstrak dapat
menjadi nyata (realitas) dengan bantuan symbol-simbol linguistik dan
kesadaran manusia. Gagasan ini sejajar dengan filsafat modern dari pendekatan
pengetahuan versi Kantianism fenonomologi sampai pendekatan structural.
Realisme melihat adanya hubungan dealektik antara realitas subjek yang
menyadari dan mengetahui di satu pihak namun di pihak lain ada realitas lain
yang berada di luar dirinya sebagai sesuatu yangt dijadikan objek pengetahuan.
Sebuah pengetahuan baru dapat dikatakan benar apabila ada kesesuaian dengan
dunia faktual, dapat diamati, dan bersifat substantif. Aliran ini menekankan,
bahwa sesuatu dikatakan benar jika memang riil dan secara nyata memang ada
(Muhmidayeli, 2011; 95).
Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, pertama yaitu; subjek
sebagai realitas yang menyadari dan mengetaui di satu sisi, dan yang kedua
yaitu; realitas yang berada di luar diri manusia yang dapat dijadikan objek
pengetahuan di sisi lain.
3.Pragmatisme
Pragmatisme adalah mashab pemikiran filsafat ilmu yang dipelopori oleh
C.S Peirce, William James, John Dewey, George Herbert Mead, F.C.S Schiller
dan Richard Rorty. Tradisi pragmatism muncul atas reaksi terhadap tradisi
idealis yang dominan yang menganggap kebenaran sebagai entitas yang
abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatisme berargumentasi
bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan transendental
dan menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber pengetahuan. Bagi
para penganut mashab pragmatisme, ilmu pengetahuan dan kebenaran adalah
sebuah perjalanan dan bukan merupakan tujuan.
Kaum pragmatisme menyakini bahwa pikiran manusia bersifat aktif dan
berhubungan langsung dengan upaya penyelidikan dan penemuan. Pikiran
manusia tidak mengonfrontasikan dunia yang ianya terpisah dari aktivitas
pendidikan dan penemuan itu. Pengetahuan dunia dibentuk melalui pikiran
subjek yang mengetahuinya. Kebenaran itu tergantung sepenuhnya melulu
pada korespondensi ide manusia dengan realitas eksternal, karena realitas bagi
manusia tergantung pada bagian dalam ide yang menjelaskannya.
Menurut pragmatisme pengetahuan itu adalah produk dari proses interaksi
atau transaksi antara manusi dengan lingkungannya. Dan kebenaran adalah
suatu proferti bagi pengetahuan itu.
Bagi kelompok pragmatisme suatu ide itu dapat dikatakan benar jika ia
benar-benar berfungsi dan bisa diterapkan. Dengan kata lain sebuah
pengetahuan dikatakan benar apabila ia bernilai, bermanfaat, dan dapat
diterapkan.
4.Islam
Dalam dunia islam, secara nyata membedakan antara ‘ilmu dan ma’rifah.
Dua istilah mempunyai makna sendiri-sendiri bagi pengetahuan islam. Kata
‘ilmu lebih ditunjukkan untuk memaknai suatu pengetahuan yang didasarkan
pada nilai-nilai objektif empiris, ‘ilmu menunjukkan pemerolehan objek
pengetahuan melalui transformasi naql ataupun rasionalitas. Sementara kata
ma’rifah lebih diaksentuasikan pada pengetahuan yang bermuara pada yang
Transenden, Tuhan, dan ma’rifat ini berhubungan dengan pengalaman atau
pengetahuan langsung objek pengetahuan.
‘ilmu lebih memberi penekanan pemahaman pada persoalan ilmu fisika,
maka ma’rifah lebih mengarah kepada nilai-nilai Transendal. Kata ma’rifah
lebih ditunjukkan dalam wajana teologi pengetahuan tentang Allah SWT.
Seiring dengan berkembangnya doktrin ma’rifah yang diyakini sebagai
pengetahuan bathin, terutama tentang Tuhan, istilah tersebut digunakan untuk
membedakan antara pengetahuan yang diperoleh melalui indra dan akal atau
keduanya dengan pengetahuan yang diperoleh melalui kasf, ilham, ‘iyan atau
isyraq (Muhammad Muslih, 2005; 180).
Dalam epistemologi ma’rifah sumber pokoknya adalah pengalaman.
Pengalaman hidup yang otentik, yang sesungguhnya, yang merupakan
pelajaran tak ternilai harganya. Ketika manusia menghadapi alam semesta yang
cukup mengagumkan dalam lubuk hatinya yang terdalam telah dapat
mengetahui adanya Zat yang Maha Suci dan Maha Segalanya. Untuk
mengetahui Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang, orang tidak perlu
menunggu turunnya “teks”.1
B. Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Islam
Setiap umat islam menganut kepercayaan, bangsa, kebudayaan dan
peradaban sesuai dengan pandangan hidup masing-masing. Islam adalah nama
agama yang lahir dari sebab turunnya wahyu ilahi kepada Nabi Muhammad SAW.
Wahyu yang diturunkan ke Nabi Muhammad menjadi sebuah kitab suci yang
bernama Al-Qur'an dan as-Sunnah, wahyu terakhir yang kandungannya sempurna.
Kesempurnaannya dapat kita belajar dari ayat-ayat yang ada di dalam Al-
Qur'an meliputi tuhan (Allah), keimanan, manusia, kehidupan, alam semesta, ilmu
pengetahuan, akhlak. Hal ini menjadi sumber utama acuan manusia dalam
menjalankan kehidupan di dunia sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan
Allah SWT.
Ayat al-Qur'an yang pertama kali turun yakni perintah untuk "membaca",
yang memiliki arti sesungguhnya untuk mencari ilmu. Selain itu, Rasulullah saw.
juga memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu bahkan hingga ke negeri
China. Terbangunnya suatu peradaban terjadi karena kebudayaan suatu
masyarakat yang maju. Pada masa awal Islam perhatian Rasulullah saw. dan para
sahabat sepenuhnya kepada al-Qur'an dan Sunnah. Barulah kemudian di masa
setelahnya ilmu pengetahuan berkembang dengan luas. Perkembangan ilmu
pengetahuan dalam dunia Islam telah mencapai puncak kejayaannya beberapa
abad silam.
Ketika ingin mengetahui dan memperdalam suatu ilmu maka langkah
pertama yang harus kita lakukan adalah memahami hakikat sumber ilmu. Sumber
ilmu merupakan tanda-tanda yang ada di dalam alam semesta, yang ada dalam diri
manusia sendiri, atau di dalam aspek lainnya. Allah SWT sebagai pemberi ilmu
yang terbesar dan Allah SWT yang utama memberi ilmu kepada manusia. Sumber
ilmu memiliki tiga garis besar diantaranya adalah akal, wahyu, dan ilmu
pengetahuan.
Akal merupakan dianggap sebagai alat pengetahuan, akal lah yang
sebenarnya menjadi alat pengetahuan sedangkan indra hanya sebagai pembantu
saja. Akal mempunyai beberapa pengertian yang berbeda yaitu daya pikir, cara
melakukan sesuatu dan kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan.

1
https://www.kompasiana.com/aidilazmy/551aaf8ca333114c21b65947/ontologi-ilmu-pengetahuan
Akal digolongkan sebagai salah satu sumber ilmu karena akal yang mendorong
pada akhlak dan akal yang mendorong pada pengetahuan.
Akal yang mendorong pada pengetahuan terdiri dari aspek kognisi (daya
IQ) yang meliputi memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Sedangkan aspek afeksi (daya EQ) yang meliputi menghargai,
mengkarakterisasi, dan merespon. Dengan akal dapat menggabungkan dan
menyusun. Akal juga dapat memilah dan menguraikan. Selain itu, akan dapat
bersifat membangun dan mengeluarkan pendapat atau pemikiran dalam
mengefisienkan sesuatu. Akal dapat menarik kesimpulan, yang dimaksud dengan
menarik kesimpulan adalah dapat mengambil sebuah keputusan atas kasus
tertentu. Dan akal mempunyai kemampuan mengelompokkan segala yang ada di
alam realita ke beberapa kelompok.
Akal sebagai menyambungkan cepat respon- respon sesuatu yang harus
diberikan reaksi, berpikir yang cepat menyambungkan satu dengan yang lain.
Ketika fungsi itu bener di sesuaikan dengan tempatnya maka akal normal tapi
ketika responnya keluar dari ketentuan yang benar maka akal sedang bermasalah.
Wahyu merupakan pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus
ditunjukkan kepada orang yang diberi tahu tanpa di ketahui orang lain. Wahyu
juga merupakan firman (petunjuk) Allah yang disampaikan kepada para nabi. Dari
nabi kemudian di sampaikan kepada umatnya. Kepercayaan kepada Allah yang
merupakan sumber pengetahuan terhadap nabi sebagai perantara dan kepercayaan
terhadap wahyu sebagai cara penyampaian merupakan dasar dari penyusunan
pengetahuan ini. Wahyu terdiri dari dimensi (doktren), dibaca (inklusivsme
pemikiran) dalam shufi dan filsuf, wahyu dibaca dengan berbagai persektif
dengan open minded, ilmu pengetahuan, teknologi.
Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan kita sebagai manusia. Ilmu pengetahuan mencakup semua hal yang ada
di alam semesta, di mana semuanya adalah ciptaan Allah SWT. Ilmu pengetahuan
tidak dapat lepas dari pergerakan dan perkembangan manusia di muka bumi ini.
Hal ini dikarenakan ilmu sendiri berperan penting dalam peradaban manusia. Ilmu
pengetahuan pesat pada masa modern, di mana masyarakat dianggap telah
memasuki tahap berpikir rasional. Salah satu cara untuk menemukan kebenaran
dari temuan pengetahuan dengan berpikir. Kegiatan berpikir adalah usaha untuk
menghasilkan pengetahuan yang benar atau kriteria kebenaran. Islam mengajarkan
bahwa Allah SWT merupakan sumber dari segala sesuatu. Ilmu dan kekuasaan-
Nya meliputi bumi dan langit yang nyata maupun gaib, dan tidak ada segala
sesuatu pun hilang dari pengawasannya.2
C. Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Barat
2
https://www.kompasiana.com/isnamardotillah7239/5df33416d541df591e2b6cd4/sumber-ilmu-pengetahuan
Berbicara mengenai sumber ilmu pengetahuan. Manusia biasanya mencari
ilmu pengetahuan melalui indera dan akalnya untuk mencari suatu informasi /
ilmu pengetahuan yang ia butuhkan di dalam kehidupannya. Dari hal tersebut
dapat di katakan bahwa sumber ilmu pengetahuan secara umum di bagi menjadi
dua yaitu  empirisme (indera) dan rasionalisme (akal).
Secara pengertian Empirisme adalah pengetahuan yang diperoleh dengan
perantaraan panca indera. Maksudnya Paham empirisme ini berpendirian bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman yang ia alami. Menurut John Locke,
manusia itu ibarat kertas putih, dan pengamalan panca inderawinya yang akan
mengisi jiwa manusia dari yang awalnya hanya mempunyai pengetahuan yang
sederhana hingga menjadi pengetahuan yang kompleks. 
Maksudnya segala pengalaman yang terjadi di dalam kehidupan manusia
itu akan menjadi suatu ilmu pengetahuan baginya baik itu bersifat positif maupun
negatif. Ada pula menurut David Hume yang mengatakan bahwa manusia sejak
lahir tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, pengetahuannya didapatkan
melalui pengideraan. Hasil dari pengamatan melalui inderanya, maka
menghasilkan dua hal; kesan (impression) dan ide (idea).
Sedangkan Rasionalisme merupakan kebalikan dari empirisme yang
berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Akal memang
membutuhkan bantuan panca indera untuk memperoleh ilmu dari alam nyata,
tetapi hanya akal pula yang mampu menghubungkan ilmu tersebut satu sama
lainnya, sehingga terbentuklah ilmu  pengetahuan. 
Menurut Von Glasersfeld (Bakhtiar, 1997: 41), pengetahuan itu dibentuk
oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan dapat berarti dua macam. Pertama, lingkungan yang menunjuk pada
keseluruhan obyek dan semua relasinya yang diabstraksikan dari pengalaman.
Kedua, lingkungan yang menunjuk pada sekeliling hal itu yang telah diisolasikan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa sumber pengetahuan yang diakui
keabsahannya dalam perspektif Barat hanya ada dua yaitu rasionalisme dan
empirisme.3
Di dalam ilmu filsafat terdapat dua konsep berdasarkan aliran besar yang
dikenal dengan realisme dan idealisme. Kedua aliran ini menghadirkan cara
pandang masing-masing mengenai apa hakikat sebenarnya dari ilmu pengetahuan.

3
https://www.kompasiana.com/ahmadmaulana2340/5fa3e247d541df68fe6608d2/hakikat-dan-sumber-ilmu-
pengetahuan-melalui-perspektif-barat-dan-perspektif-islam?page=3&page_images=1
Bagi aliran idealis, hakikat dari pengetahuan adalah ide yang mendasari
asal segala ilmu menjadi tumbuh dan berkembang. Karena di dalam aliran idealis,
rasio atau pikiran merupakan satu-satunya sumber dan jaminan pengetahuan. 
Sehingga, dengan kata lain pengetahuan tentang sesuatu telah ada dalam dunia ide
yaitu rasio dan akal budi. Hakikat dunia fisik bagi aliran idealisme hanya dapat
dipahami dalam relasinya dengan jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil
dari kata ide, sesuatu yang hadir dalam jiwa. 
Realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) dan jiwa (self),
bukan berada pada hal yang bersifat materil. Dimana, material dipandang sebagai
hal yang yang akan senantiasa berubah, tidak tetap, dan tidak abadi.Sesuatu yang
tidak abadi dan mengalami perubahan tidak akan pernah menjadi sesuatu yang
hakiki.
Menurut idealis, ini bertentangan dari definisi hakikat yang merupakan
kebenaran mendalam, dimana dengan hakikat kebenaran tak diragukan lagi.
Mereka memandang bahwasaanya jiwa dikatakan sebagai hakikat sebenarnya dari
hal yang mendasari proses alam semesta. Itulah mengapa ide dikatakan sebagai
pengetahuan yang sebenarnya atau hakiki oleh aliran idealis ini.
Sedangkan bagi realis, hakikat pengetahuan adalah materi yang dengannya
ilmu pengetahuan menjadi ada, atau pengetahuan adalah benar apabila sesuai
dengan kenyataan. Hal ini di karenakan aliran ini memandang hakikat ilmu
pengetahuan sebagai hal yang bersifat materiel (real) dan sumber-nya berasal pada
pengalaman empiris (nyata). 
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Sesuatu yang
bersifat materi merupakan dasar kenyataan atau realitas. Karena ilmu pengetahuan
berasal dari gambaran sesungguhnya dari apa yang ada di alam nyata, yang telah
pasti kebenarannya sesuai dengan fakta kenyataan yang dapat di buktikan.4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4
https://www.kompasiana.com/ahmadmaulana2340/5fa3e247d541df68fe6608d2/hakikat-dan-sumber-ilmu-
pengetahuan-melalui-perspektif-barat-dan%20-perspektif-islam?page=1&page_images=1
B. Saran

DAFAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/aidilazmy/551aaf8ca333114c21b65947/ontologi-ilmu-pengetahuan
https://www.kompasiana.com/isnamardotillah7239/5df33416d541df591e2b6cd4/sumber-ilmu-pengetahuan

https://www.kompasiana.com/ahmadmaulana2340/5fa3e247d541df68fe6608d2/hakikat-dan-sumber-ilmu-
pengetahuan-melalui-perspektif-barat-dan-perspektif-islam?page=3&page_images=1

https://www.kompasiana.com/ahmadmaulana2340/5fa3e247d541df68fe6608d2/hakikat-dan-sumber-ilmu-
pengetahuan-melalui-perspektif-barat-dan%20-perspektif-islam?page=1&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai