Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT POSITIVISME DAN POSPOSITIVISME,

FILSAFAT EKSISTENSIALISME

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan yang diampu
oleh Dr. Haryanto M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Rahayuningtyas 21105241040
2. Ridwan Hadi Utomo 21105241052
3. Hanna Teresa Jesica 21105244045
4. Aril Zulkarnain 21105244032

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Memaknai Filsafat Positivisme dan Pospositivisme, Filsafat
Eksistensialisme” ini . Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan yang diampu oleh Dr. Haryanto M.
Pd. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang Filsafat
Positivisme dan Pospositivisme, Filsafat Eksistensialisme bagi pembaca dan
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Haryanto M. Pd. selaku
dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini dan juga
pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa
pikiran maupun materinya.
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian ................................................................................................ 3
B. Penerapan dalam Pendidikan .................................................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 7

Kesimpulan ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini, tidak hanya dilatar belakangi dengan
pendidikan untuk kebutuhan sekunder saja, melainkan pendidikan saat ini
juga sebagai kebutuhan primer. Perkembangan suatu bangsa serta kemajuan
suatu negara sangat didukung dengan kualitas penididikan yang mumpuni.
Suatu proses pendidikan dan kemampuan manusia dalam menuntut ilmu
dikatakan berhasil dengan baik jika terwujud tujuan pendidikan
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk menanamkan
pengetahuan, keterampilan, appresiasi, sikap, minat, pemikiran kritis dan
penyesuaian diri yang bersifat personal dan sosial. Pendidikan memiliki
unsur-unsur system yang idealnya merupakan sebuah hasil kajian sehingga
proses pendidikan itu dapat dikatakan maksimal ataupun tidak
Pendidikan sendiri tidak diperbolehkan untuk terjebak atau tetap
dalam teori-teori dimana manusia itu ditempatkan sebagai peraga atau alat
yang dipergunakan untuk memproduksi, namun hakikat manusia menjadi
penguasa terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi dan juga memiliki
tujuan untuk menopang kekuasaan dan kepentingan kapitalis. Dengan
adanya kurikulum 2013 kini, filsafat pendidikan dirasa menjadi asas atau
solusi terbaik untuk mengevaluasi serta dalam melakukan penilaian
pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian Pendidikan itu sendiri pada
dasarnya meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah
maupun institusi-institusi pendidikan lainnya yang terkait.
Oleh karena itu, makalah ini adalah sebagai upaya awal dalam
memaknai filsafat Pendidikan dimana filsafat positivisme dan
pospositivisme serta filsafat eksistensialisme tersebut ketika diaplikasikan
dalam dunia pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Filsafat positivisme, postpositivisme dan
eksistesialisme?
2. Bagaimana penerapan Filsafat postitivisme, postpositivisme dan
eksistesialisme dalam Pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian filsafat positivisme,
postpositivisme dan eksistesialisme dalam ilmu pendidikan.
2. Mengetahui penerapan Filsafat positivisme, postpositivisme dan
eksistesialisme dalam Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Pengertian Filsafat Positivisme
Dalam pengertian filsafat, positivisme berarti suatu aliran filsafat
yang berpangkal pada sesuatu yang pasti, factual, nyata, dari apa yang
diketahui dan berdasarkan data empiris. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, positivisme berarti aliran filsafat yang beranggapan bahwa
pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang
pasti. Sesuatu yang maya dan tidak jelas dikesampingkan, sehingga
aliran ini menolak sesuatu seperti metafisik dan ilmu gaib dan tidak
mengenal spekulasi.
Dalam penggunaan filsafat positivisme, filsafat ini menyakini
bahwa satu-satunya pengetahuan yang pasti adalah berdasarkan pada
pengalaman yang aktual. Pada dasarnya pengetahuan yang dimaksud
hanya dapat dihasilkan melalui penetapan teori-teori dengan metode
saintifik yang ketat.

2. Pengertian Filsafat Postpositivisme


Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-
1980an. Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya; Karl R.
Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend,
Richard Rotry). Paham ini Dlam gugatan ini mereka menentang
positivisme, alasannya ialah tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu
tentang manusia dengan ilmu alam, sebab dua hal tersebut merupakan
ilmu yang berbeda. Selain itu, tindakan manusia tidak ada yang bisa
memprediksi dengan suatu kejelasan yang pasti, dalam hal ini karena
sifat dan kepribadian manusia itu mudah berubah..
Post positivisme merupakan aliran filsafat yang ingin memperbaiki
kelemahan-kelemahan dari filsafat positivisme yang hanya
mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang

3
diteliti. Secara ontologis aliran ini bersifat critical realism yang
memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan, sesuai
dengan hukum alam, tetapi satu hal yang mustahil bila suatu
realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia. Oleh karena itu, secara
metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah
cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulation yaitu
penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori.
Aliran postpositivisme ini datang setelah positivisme dan memang
memiliki kedekatan dengan aliran filsafat positivisme. Namun kedua
aliran ini memiliki indikator yang menjadi pembeda diantara keduannya
yaitu post positivisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap
suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode. Dengan
demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah
diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara.

3. Pengertian Filsafat Eksistensialisme


Kata Eksistensialisme diambil dari kata eksistensi yang terdiri dari
dua kata yaitu eks yang artinya keluar dan sistensi yang berarti berdiri,
atau timbul. Secara bahasa eksistensi ialah membahas tentang
keberadaan manusia yang berdiri sendiri atau tanpa paksaan orang lain.
Sedangkan secara istilah, Eksistensialisme adalah aliran filsafat
yang berpendapat bahwa manusia sadar terhadap keberadaannya sendiri
bahwa setiap manusia bebas dalam bertindak, menciptakan, memilih
secara tanggung jawab.
Eksistensialisme salah satu aliran filsafat yang menyakini bahwa
kebenaran ada pada kebebasan dirinya dan menolak untuk mengikuti
aliran, kepercayaan, serta sistem. Sehingga, menurut Eksistensialisme
kebenaran itu bersifat relatif yang dapat berubah pada lain waktu.
Karena setiap individu bebas memilih apa yang menurutnya benar.
Dalam aliran eksistensialisme setiap individu didorong untuk
mengembangkan segala kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan

4
dirinya. Aliran ini juga memberikan bekal pengalaman yang luas juga
komprehensif dalam segala bidang kehidupan.

B. Penerapan dalam Pendidikan


1. Penerapan Positivisme dalam Pendidikan
Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari nilai
Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal
3, yang merumuskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Melalui filsafat positivisme, Pendidikan diarahkan kepada hal baik
dalam segi intelektual dan berbagai bidang kehidupan untuk
menciptakan anak didik yang sempurna baik lahir maupun batinnya.
Peserta didik diasah dalam kemampuannya melihat, menemukan fakta-
fakta, menganalisis sesuatu, serta mentransfer ilmu kepada
lingkungannya. Sehingga diharapkan dapat terbentuknya anak bangsa
yang kreatif, berkarakter, serta mampu berkontribusi dalam
pembangunan bangsa agar lebih baik dan mampu bersaing dengan
negara asing.

2. Penerapan Postpositivisme dalam Pendidikan


Dalam pendidikan Indonesia pospositivisme adalah suatu
pergerakan ide yang menggantikan ide-ide positivime. Post positivisme
memiliki cita-cita, ingin meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial,
kesadaran akan peristiwa sejarah dan perkembangan dalam bidang
pendidikan. Filsafat Pospositivisme mengarahkan agar pendidikan tidak
hanya dari kejadian atau hal-hal yang dapat dibuktikan secara empiris
atau dapat dilihat melainkan menggabungkan antara yang dilihat dan

5
dirasakan. Contoh: pendidikan berkarakter itu akan berjalan dengan
baik dan memberikan dampak yang positif, dilihat bukan hanya dari
materi dalam pembelajaran melainkan ada juga dari perilaku dari guru,
keluarga, dan lingkungan serta emosi anak.

3. Penerapan Eksistensialisme dalam Pendidikan


Filsafat eksistensialisme lebih menfokuskan pada pengalaman-
pengalaman manusia. Dengan mengatakan bahwa yang nyata adalah
yang dialaminya bukan diluar kita. Jika manusia mampu
menginterpretasikan semuanya terbangun atas pengalamannya. tujuan
pendidikan adalah memberi pengalaman yang luas dan kebebasan
namun memiliki aturan-aturan. Peranan guru adalah melindungi dan
memelihara kebebasan akademik namun disisi lain guru sebagai
motivator dan fasilitator.
Tujuan filsafat eksistensialisme dalam pendidikan ialah menjadikan
sekolah sebagai tempat yang memberikan kebebasan serta tidak
mengekang dan membelenggu keinginan atau kebutuhan
siswa. Kedudukan guru dalam aliran ini sebagai fasilitator yang
membimbing siswa dalam proses belajar. Yang dimana kurikulum yang
dirancang berpusat pada anak dan individualistik.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat Postivisme, Postpositivisme, Eksistensialisme, Tiga filsafat


dalam ilmu pendidikan dengan pokok penjelasan bahwa, Filsafat
Positivisme yang merupakan aliran yang menitikberatkan pada hal yang
pasti, fakta, dan data empiris. Filsafat Postpositivisme merupakan aliran
filsafat yang menitikberatkan pada penggunaan metode triangulation untuk
mencapai objektivitas pada suatu ilmu. Filsafat Eksistensialisme merupakan
filsafat yang membebaskan setiap individu, mempercayai suatu kebenaran
kajian ilmu yang menurutnya benar, serta membebaskan setiap individu
berkembang dalam segi apapun untuk kelangsungan hidupnya.

Tentu saja, dalam penerapan ketiga filsafat tersebut dalam dunia


ilmu pendidikan maupun penerapan dalam pendidikan itu sendiri terdapat
plus dan minus yang timbul. Namun apabila mensinergikan ketiga filsafat
tersebut dalam pendidikan, dapat menciptakan sistem penerepan pendidikan
yang seimbang seperti dalam segi pandangan, analisi, dan kebebasan pada
setiap individu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Nariska, dkk. (2020). Filsafat Eksistensialisme. Makalah.


Karmilah, Imroati. (2020). Filsafat Positivisme dan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jurnal Pendidikan Indonesia. DOI: 10.15548/mrb.v3i2.2014.
Thabrani, Ainur Muis. (2015). Filsafat Dalam Pendidikan. Jember: IAIN
Jember Press.
Umanailo, M Chairul Basrun. (2020). Neo Positivism-Positivism-Post
positivism. Universitas Iqra Buru. DOI:
https://doi.org/10.1002/oarr.10000356.1
Wahana, Paulus. (2016). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka
Diamond.

Anda mungkin juga menyukai