Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA FILSAFAT DAN BERFIKIR KEFILSAFATAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pengantar pendidikan yang diampu

oleh Bapak Drs.Agus Budi SantosaM.Pd

Disusun Oleh offering 2:

Mochamad Jamhari (2386206081)

Ikhsan Willy Ramadhan (2386206065)

Kiki Della Widiasari (2386206014)

Tsabita Suhaila Umrotin (2386206108)

1C

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP PGRI TRENGGALEK

2023

1
Kata pengantar

Puji enyus atas kehadirat Allah Swt. Atas segala enyus-Nya sehingga penulis makalah
dapat enyusun ini sampai selesai. Tidak lupa kami sebagai penulis sekaligus penyusun
mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Drs.Agus Budi SantosaM.Pd Selaku Dosen
pengampu Mata Kuliah Pengantar Pendidikan karena sudah membimbing sekaligus
mengarahkan dalam pembuatan ini mengenai “ Problematika Filsafat dan Kefilsafatan.

Dalam penugasan pembuatan makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun
mendapatkan banyak sekali pelajaran mengenai pembuatan serta mendapat pengetahuan baru
yang lebih luas. Tak luput dari kesalahan baik dalam dari penyususan ataupun kata – kata
yang kurang berkenan kami sebagai penyusun mengharapkan saran yang membangun
sehingga bisa menjadi benar. Walaupun tulisan ini tidak seluruhnya sempurna tapi kami
berharap semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Demikian kami ucapkan terimakasih.

TRENGGALEK, 28 SEPTEMBER 2023

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1 Problematika Filsafat..................................................................................3

2.2 Berpikir Kefilsafatan....................................................................................4

BAB III ....................................................................................................................5

PENUTUP................................................................................................................5

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Filsafat adalah hasil dari pemikiran manusia yang terus berevolusi untuk mencari kebenaran
yang sejati. Sebagai landasan ilmu pengetahuan, filsafat berubah seiring dengan perkembangan
masyarakat manusia, menjadi dinamis untuk menampung pengetahuan dan memfasilitasi sosialisasi.
Manusia menggunakan bahasa sebagai simbolisasi dari pemikiran mereka untuk mewujudkan
gagasan.

Bahasa adalah hasil dari pemikiran manusia yang tak dapat diabaikan. Plato menyatakan bahwa
kata-kata atau bahasa mencerminkan benda dan makna yang dimaksud. Namun, kaum
konvensionalis berpendapat bahwa makna bahasa berasal dari tradisi atau kebiasaan, dapat
berubah seiring perkembangan zaman, dan bukanlah pemberian Tuhan.

Filsafat bahasa, sebagai salah satu cabang ilmu filsafat, mulai berkembang di abad ke-20.Para
filosof menyadari bahwa analisis bahasa merupakan cara untuk menjelaskan konsep-konsep filsafat
yang baru karena bahasa adalah alat penting dalam filsafat. Bahasa filsafat diibaratkan sebagai dua
sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam sejarah filsafat. Kajian mengenai bahasa telah ada sejak
zaman Yunani dan Romawi pada abad ke-4 hingga ke-2 SM hingga era postmodern. Filsafat bahasa
memiliki peran besar dalam aliran-aliran filsafat seperti fenomenologi, eksistensialisme, filsafat
analitik, neopositivisme, hermeneutika, dan semiotik.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja problematika filsafat ?


2. Bagaimana cara berpikir kefilsafatan ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui problematika filsafat


2. Untuk mengetahui cara berpikir filsafat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Problematika Filsafat


Problematika filsafat adalah masalah-masalah yang dikaji oleh filsafat.
Problematika filsafat bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan pemikiran
yang kritis dan rasional untuk dipecahkan.
Problematika dalam filsafat mengacu pada tahapan awal dalam proses berfilsafat, di
mana individu mengidentifikasi masalah, pertanyaan, atau isu yang menjadi fokus
penelitian atau refleksi filosofis. Ini adalah tahap di mana seseorang mencoba
memahami, merumuskan, dan mempertanyakan asumsi, nilai, dan keyakinan yang
mendasari pemikiran mereka sebelum memasuki ranah filosofis lebih lanjut. Berikut
adalah problematika filsafat.
1. Problematika Epistemologi
Problematika epistemologi adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan hakikat
pengetahuan, seperti apa yang dimaksud dengan pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh pengetahuan, dan bagaimana kriteria kebenaran pengetahuan. Dalam
buku “Being and Nothingness” menjelaskan bahwa manusia memiliki kebebasan
untuk memilih. Kebebasan inilah yang membuat manusia merasa cemas dan kadang
sampai putus asa, karena manusia dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia
bertanggung jawab atas pilihannya. Dan nilai moral itu di ciptakaan oleh manusia
sendiri.
2. Problematika Metafisika
Realitas di balik realitas dengan mempertanyakan yang ada, alam ini berwujud
tidak?, siapakah kita?, Realitas sendiri itu terdiri dari dua hal yaitu ada (being) dan
tidak ada (nothingness). Ada (being) adalah segala suatu yang ada sedangkan tidak
ada (nothingness) adalah ketiadaan atau ketidakberadaan. Kita adalah makhluk yang
unik karena memiliki kesadaran. Kesadaran memungkinkan manusia untuk
melepaskan diri dari realitas dan mempertanyaakan keberadaannya. Metafisika
secara prinsip mengandung konsep kajian tentang suatu yang bersifat rohani dan
tidak dapat dijelaskan.
3. Problematika Metodologi
Metodologi ilmu merupakan penelahaan terhadap metode yang dipergunakan dalam
suatu ilmu untuk menentukan validitas dan reliabilitas dari hasil ilmu.
4. Problematika Logika
Membicarakan masalah berpikir yang tepat yaitu mengikuti kaidah – kaidah berpikir
yang logis.
5. Problematika Etis
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan moral.Etika berkaitan erat dengan berbagai masalah karena etika
membicarakan masalah predikat nilai susila dan tidak susila, baik dan buruk.
Sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip dasar pembenaran

3
dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia. Dan manusia itu harus
bertanggung jawab atas pilihan mereka.
6. Problematika Estetika
Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai
atas sesuatu yang indah dan tidak indah.

2.2 Berfikir Kefilsafatan


Berfikir kefilsafatan adalah proses reflektif yang mendalam dan analitis untuk
mempertimbangkan aspek-aspek filosofis seperti eksistensi, pengetahuan, etika, nilai,
dan tujuan hidup manusia. Ini melibatkan pertimbangan abstrak tentang asal-usul, sifat,
dan makna eksistensi manusia serta prinsip-prinsip yang mendasari realitas dan
kebenaran.
Cara berpikir ke filsafat menurut buku “Filosofi Teras” adalah cara berpikir yang
berfokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, menerima apa yang terjadi, bersikap
bijaksana dalam mengambil keputusan, dan melakukan yang terbaik. Cara berpikir ini
didasarkan pada prinsip-prinsip filsafat stoisisme, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan
tidak datang dari hal-hal eksternal seperti kekayaan, ketenaran, atau kesehatan, tetapi dari
cara kita berpikir dan bertindak. Berikut adalah beberapa tips untuk berpikir ke filsafat
menurut buku Filosofi Teras.
a) Identifikasi hal-hal yang dapat Anda kendalikan. Tidak semua hal dalam hidup
dapat kita kendalikan. Beberapa hal, seperti cuaca, ekonomi, atau tindakan orang
lain, berada di luar kendali kita. Fokuslah pada hal-hal yang dapat Anda
kendalikan, seperti pikiran, tindakan, dan sikap Anda.
b) Terima apa yang terjadi. Hidup itu penuh dengan ketidakpastian. Hal-hal yang
tidak diinginkan pasti akan terjadi. Belajarlah untuk menerima apa yang terjadi,
baik itu hal yang baik maupun hal yang buruk. Jangan terlalu terlarut dalam
emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kecemasan.
c) Bersikaplah bijaksana dalam mengambil keputusan. Jangan terburu-buru dalam
mengambil keputusan. Luangkan waktu untuk mempertimbangkan semua pilihan
Anda dan buatlah keputusan yang paling bijaksana. Ingatlah bahwa setiap
keputusan memiliki konsekuensi.
d) Lakukan yang terbaik. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika Anda tidak
sempurna. Lakukan yang terbaik dalam setiap situasi dan jangan terlalu khawatir
tentang hasil. Ingatlah bahwa Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda
bisa.
Dengan berpikir ke filsafat, Anda dapat belajar untuk mengendalikan emosi negatif,
menghadapi tantangan dengan lebih baik, dan menemukan kebahagiaan dalam hidup.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan cara berpikir ke filsafat.
a) Saat anda terjebak macet dalam perjalanan ke kantor. Anda tidak dapat
mengendalikan kemacetan tersebut. Namun, Anda dapat mengendalikan
bagaimana Anda bereaksi terhadap kemacetan tersebut. Anda dapat memilih
untuk marah dan kesal, atau Anda dapat memilih untuk menerima kemacetan
tersebut dan memanfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya, misalnya dengan
mendengarkan musik atau membaca buku.

4
b) Saat anda kehilangan pekerjaan. Anda tidak dapat mengendalikan apakah Anda
kehilangan pekerjaan Anda atau tidak. Namun, Anda dapat mengendalikan
bagaimana Anda bereaksi terhadap kehilangan pekerjaan Anda. Anda dapat
memilih untuk terpuruk dan bersedih, atau Anda dapat memilih untuk menerima
kehilangan pekerjaan Anda dan mulai mencari pekerjaan baru.
c) Saat anda menderita penyakit. Anda tidak dapat mengendalikan apakah Anda
menderita penyakit atau tidak. Namun, Anda dapat mengendalikan bagaimana
Anda bereaksi terhadap penyakit tersebut. Anda dapat memilih untuk menyerah
dan putus asa, atau Anda dapat memilih untuk menerima penyakit tersebut dan
berjuang untuk sembuh.
Dalam semua situasi tersebut, Anda dapat memilih untuk berpikir ke filsafat dan
menjalani hidup dengan lebih baik. Berikut terdapat ciri-ciri berpikir kefilsafatan.
a) Metodis, menggunakan metode atau cara yang lazim dalam berpikir.
b) Sistematis, berpikir dalam suatu keterikatan antara unsur-unsur yang ada sehingga
tersusun suatu pola pikir
c) Koheren, tidak terjadi suatu bertentangan antara unsur-unsur yang ada
d) Rasional, berdasar kaidah berpikir yang benar dan logis
e) Komprehensif, berpikir tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang
f) Radikal, berpikir secara mendalam
g) Universal, mengarah pada kehidupan manusia secara keseluruhan

5
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemikiran mengenai filsafat, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah hasil evolusi
pemikiran manusia yang terus berkembang untuk mencari kebenaran sejati. Problematika
filsafat adalah masalah-masalah yang dikaji oleh filsafat. Problematika filsafat bersifat
mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan pemikiran yang kritis dan rasional untuk
dipecahkan.
Untuk mengatasi problematika, kita perlu berfikir secara kefilsafatan. Berfikir
kefilsafatan adalah proses reflektif yang mendalam dan analitis untuk
mempertimbangkan aspek-aspek filosofis seperti eksistensi, pengetahuan, etika, nilai,
dan tujuan hidup manusia. Ini melibatkan pertimbangan abstrak tentang asal-usul, sifat,
dan makna eksistensi manusia serta prinsip-prinsip yang mendasari realitas dan
kebenaran.
Cara berpikir ke filsafat menurut buku “Filosofi Teras” adalah cara berpikir yang
berfokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, menerima apa yang terjadi, bersikap
bijaksana dalam mengambil keputusan, dan melakukan yang terbaik. Cara berpikir ini
didasarkan pada prinsip-prinsip filsafat stoisisme, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan
tidak datang dari hal-hal eksternal seperti kekayaan, ketenaran, atau kesehatan, tetapi dari
cara kita berpikir dan bertindak.

3.2 SARAN

Kami selaku penyusun makalah ini berterimakasih sangat kepada pihak – pihak
terkait dan terkhusus kepada Bapak Drs.Agus Budi SantosaM.Pd selaku dosen
pengampu matakuliah Pengantar Pendidikan yang sudah membimbing penyusun
sehingga mampu menyelesakan makalah dengan baik. Penyusun yakin masih terdadapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu penyusun mengharap masukan
atau kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah yang berjudul “
Konsep Bilangan, Sistem Numerasi, dan Nilai Tempat “ ini.

6
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai