Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Novidarti (21210001)
Dengan mengucap syukur alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai syarat mengikuti mata kuliah
Pengantar Filsafat dengan tema yaitu Pemikiran, Ciri-ciri dan Kegunaan Filsafat. Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan
semangat ingin belajar dan terus belajar, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak
Waspada S.Ag, M.M selaku dosen mata kuliah Pengantar Filsafat yang telah membantu
mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada
seluruh pihak baik yang secara langsung ataupun yang tidak langsung telah memberikan
konstribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penyusun sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan agar dalam
penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bermanfaat juga bagi yang membacanya.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir, sehinggga ingin mengetahui segala sesuatu
yang belum diketahui. Hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk
hidup lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya
mampu mengembangkan pengetahuan, mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,
mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus
manusia diberikan berbagai pilihan, dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada
pengetahuan.
Berfikir memang merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya
dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tetapi tidak semua dari mereka
yang berfikir filsafat dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal berfikir filsafat sangatlah
penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari
solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat,
serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan jawabannya.
Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Beberapa manfaat berfikir filsafat, yaitu mengajarkan cara berpikir kritis, sebagai
dasar dalammengambil keputusan, menggunakan akal secara proporsional, membuka
wawasan berpikir menuju kearah penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya
mengapa setiap orang diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan
dalam situasi apapun ia berada.
Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Dengan berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk
medapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika
disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap suatu objek. Filsafat ilmu
memiiliki ciri-ciri dan jika dipelajari memiliki manfaat yang amat berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pemikiran Filsafat
Berpikir menjadi salah satu karakateristik kehidupan manusia, dengan berpikir manusia
akan eksis dalam kehidupannya, oleh sebab itu agar manusia senantiasa keberadaanya diakui
oleh lingkungan maka dia harus berpikir mengenai dirinya dan lingkunganya. Ada 4 (empat)
jenis berpikir yang dilakukan manusia (Toenlioe, 2016), yaitu berpikir awam, berpikir ilmiah
berpikir filsafat dan berpikir religi. Yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berpikir filsafat,
namun sekilas akan dijelaskan tiga jenis berpikri lainnya selain filsafat. Berpikir awam yaitu
berpikir yang dilakukan oleh orang kebanyakan, tanpa menggunakan kerangka teori atau ilmu
tertentu. Kemudian berpikir ilmiah yaitu berpikir secara keilmuan. Berikutnya berpikir religi
yaitu cara berpikir yang berbasis pada suatu yang diyakini sebagai kebenaran hakiki.
1. Bersifat menyeluruh maksudnya seorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya
megenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin mengetahui hakikat ilmu
dari sudut pandang yang lain, kaitanya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu
ini membawa kebahagiaan dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak akan merasa
sombong dan mengangkuk paling hebat atau diatas langit masih ada langit,
sebagaimana Socrates yang meyatakan tidak tau apa-apa.
2. Bersifat mendasar, maksudnya sifat yang tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu
benar, mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria
dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti suatu
pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3
3. Bersifat spekulatif, maksudnya menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal
sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik, akhirnya dibutuhkan suatu sifat
spekulatif baik dari segi proses, analisis maupun pembuktiannya, sehingga dapat
dipisahkan mana yang logis atau tidak.
Lebih rinci bagaimana cara berpikir filsafat dikemukakan oleh (Achamadi, 2003), yaiyu
sebagai berikut:
1. Harus sistematis, pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu
pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur saling
berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
2. Harus konsepsional, secara umum konsepsional berkaitan dengan ide atau
gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran
tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan nilainya.
3. Harus koheren, koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian-uraian yang bertentangan satu sama lainnya. Koheren atau runtut
didalamnya memuat suatu kebenaran logis.
4. Harus rasional, yaitu unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya pemikiran
filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis.
5. Harus sinoptik, yaitu pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh
atau dalam keadaan kebersamaan secara integral.
6. Harus mengarah kepada pandangan dunia. Pemikiran filsafat sebagai upaya untuk
memahami semua realitas kehidupan dengan jalan meyusun suatu pandangan
(hidup) dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal
yang berada didalamnya (dunia).
Karakteristik berfikir filsafat juga dikemukakan oleh (Nasution, 2016), yaitu sebagai berikut:
4
5. Sistematik, yaitu berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah (step by step)
penuh kesadaran, berurutan dan penuh rasa tanggung jawab.
Berpikir filosofis yaitu berpikir untuk memahami hakikat dari kenyataan dalam rangka
menemukan kebenaran sejati. Kalau berpikir ilmiah adalah berpikir yang menggunakan hasil
penelitian ilmiah sebagai acuan, maka pada berpikir filosofis sang pemikir tidak lagi tergantung
pada hasil penelitian ilmiah. Hasil penelitian ilmiah berupa teori masih tetap digunakan dalam
berpikri filosofis, namun kesimpulannya tidak lagi ilmiah dan dapat dibuktikan secara empiris,
melainkan bersifat holistic, radikal, dan spekulatif (Toenlioe, 2016). Pada berpikir filosofis,
sang pemikir berusaha mendapatkan jawaban tentang makna di balik sesuatu yang ilmiah dan
juga segala hal yang nyata ada dan mungkin ada namun tidak atau belum terjangkau kajian
ilmiah. Oleh karena itu, filsafat antara lain disebut metafisika atau makna dibalik obyek-obyek
yang dapat diindera, mapun yang diduga ada, namun tidak terindera. Untuk sampai pada
berpikir filosofis, maka ada obyek yang menjadi focus berfiksi. Obyek berfikir filosofis adalah
sesuatu dibalik hal-hal yang ada dan yang mungkin ada. Sesuatu di balik hal-hal yang ada
adalah hal-hal yang dapat diamati, maupun hal-hal dibalik hasil kajian ilmiah. Sedangkan hal-
hal dibalik sesuatu yang mungkin ada adalah hal-hal yang dipikirkan ada berdasarkan
kenyataan yang ada, namun tidak mungkin ada atau belum dapat dijelaskan secara ilmiah.
Kenyataan yang ada namun tidak atau belum dapat dijelaskan secara ilmah tersebut, misalnya
hal-hal yang nyata dan diyakini dalam religi, termasuk agama.
Berdasarkan penjelasan dari ketiga sumber tersebut diatas, jelas bahwa kegiatan
berpikir filsafat tidak sama dengan kegiatan berpikir sehari-hari yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan orang pada umumnya. Berfikir filsafat memiliki karakteristik tersendiri dan ada
kaidah-kaidah didalamnya yang harus diikuti sehingga proses berpikir yang diakukan oleh
seseorang itu masuk dalam kategori berfikir filsafat. Karakteristik berpikir filsafat berdasarkan
5
ketiga sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik berpikir filsafat meliputi harus
1. Bersifat sangat umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek
khusus tetapi berkaitan dengan ide-ide besar.
2. Tidak menyangkut fakta, artinya lebih bersifat spekulatif. Contohnya ilmuwan
memikirkan peristiwa alam yang berupa hujan, tetapi dalam filsafat akan memikirkan
kekuatan atau tenaga apa yang dapat menimbulkan hujan atau apakah tenaga atau
kekuatan itu berwujud materi atau bukan materi. Pemikiran inilah yang bersifat
spekulatif.
3. Bersangkutan dengan nilai-nilai, pertanyaan filsafat berkaitan dengan hakikat nilai-
nilai. Misalnya pertanyaan “Apakah Tuhan itu?”
4. Bersifat kritis, artinya filasafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsep-konsep
dan arti-arti yang biasanya diterima begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan
secara kritis. Salah satu tugas filsafat adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi
tersebut.
5. Bersifat sinoptik, yaitu persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara
keseluruhan.
6. Bersifat imflikatif, artinya jika persoalan kefilsafatan sudah di jawab maka akan
memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan. Jawabannya mengandung
akibat lebih jauh yang menyentuh kepentingan-kepentingan manusia.
b. Kegunaan Filsafat
Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa
adanya.
Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat
mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
6
Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang
mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya
merupakan sebagian dari kebenaran.
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
-menalar secara jelas
-membedakan argumen yang baik dan yang buruk
-menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
-melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
-melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
7
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang
dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa,
ilmu mendidik, dan sebagainya.
Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian
penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan
agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup
yang sejahtera.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat banyak
karakterisrik berpikir filasat yang dikemukakan dari beberapa tokoh ilmiah. Selain itu, ada juga
ciri-ciri persoalan filsafat yang perlu kita ketahui serta terdapat kegunaan mempelajari ilmu
filsafat terutama bagi kehidupan sehari-hari untuk memperluas cara berpikir dan sudut pandang
kita.
9
DAFTAR PUSTAKA
10